266 1619 1 PB
266 1619 1 PB
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
ABSTRACT
The leadership of a ship captain is often a philosophy or role model that is ideally used
for professional leaders and family leaders. As we often hear, a leader is commonly
related to a boat captain who leads a fleet across a vast sea to the dock, with the power
to control the steering wheel. The purpose of this study is to explore the character of the
captain's leadership on a ship that can be taken as a leadership philosophy in general.
The research method used was a phenomenological approach since the problems
studied involve problems that developed in the life of the captain. The phenomenology
approach is one of the qualitative method approaches. Broadly speaking, leadership on
board represents the ability to gain respect and authority from the crew. On the ship,
leadership is a requirement for the growth of the organization of crew activities. In the
shipping industry, there is a constant need to identify and nurture future leaders who
have the potential to excel in critical leadership roles on board.
ABSTRAK
Kepemimpinan seorang nakhoda kapal sering kali menjadi filosopi/role model
kepemimpinan yang ideal dipakai untuk pemimpin profesional maupun pemimpin
keluarga, sering kita mendengar pemimpin diibaratkan seorang nakhoda kapal yang
memimpin armada mengarungi lautan luas menuju dermaga, di tangan nahkodalah
kendali kemudi. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi karakter kepemimpinan
nakhoda di atas kapal yang dapat menjadi filosofi kepemimpinan secara umum. Metode
penelitian yang digunakan dengan pendekatan fenomenologi karena masalah yang
dikaji menyangkut masalah yang berkembang dalam kehidupan nakhoda. Pendekatan
fenomenologi merupakan salah satu pendekatan metode kualitatif. Secara luas,
kepemimpinan di atas kapal mewakili kemampuan mendapatkan rasa hormat dan
otoritas di dalam awak kapal. Di atas kapal, kepemimpinan adalah persyaratan untuk
pertumbuhan organisasi kegiatan kru. Dalam industri pelayaran ada kebutuhan konstan
untuk mengidentifikasi dan membina pemimpin masa depan yang memiliki potensi
untuk unggul dalam peran kepemimpinan kritis di atas kapal.
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog 237
ISSN 2355-4721
Rini Setiawati, Aswanti Setyawati, Honny Fiva Akira
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
238 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Kepemimpinan Di Atas Kapal
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog 239
ISSN 2355-4721
Rini Setiawati, Aswanti Setyawati, Honny Fiva Akira
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
240 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237 Kepemimpinan Di Atas Kapal
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog 241
ISSN 2355-4721
Rini Setiawati, Aswanti Setyawati, Honny Fiva Akira DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
242 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237 Kepemimpinan Di Atas Kapal
toleransi di laut setiap kapal yang Maha Esa dan bagaimana selalu menjaga
berpapasan biasanya akan saling sapa dan keseimbangan. Kepemimpinan maritim
berkoordinasi di sebelah mana mereka merupakan sebuah karakter yang harus
akan bertemu, karena jika tidak selalu di tanamkan agar seluruh
melakukan hal demikian ditakutkan akan masyarakat Indonesia dapat segera
terjadi tubrukan. Berbeda dengan di darat menyadari bahwa mereka berasal dari
terkadang masing-masing kendaraan tidak bangsa maritim.
perlu saling sapa bahkan saling Untuk menjadi kapten kapal yang
mendahului dan kebut-kebutan. Hal inilah baik, dihormati oleh kru dan dihargai oleh
yang seharusnya menjadi sebuah pelajaran perusahaan pelayaran, menurut Maritime
tentang toleransi. Selain itu di laut orang Olympide perlu mengembangkan 11 sifat/
akan menjadi sangat toleransi karena jika karakter. Karakter pertama adalah
ada seorang yang terapung-apung dan keberanian (courage), Keberanian untuk
butuh pertolongan kapal terdekat harus melangkah dan melangkah maju adalah
bersedia menolong bagaimanapun keterampilan yang vital. Untuk menjadi
kondisinya. Berbeda dengan di darat kapten kapal yang baik harus memiliki
apabila ada kecelakaan mobil seolah keberanian. Sebagai seorang kapten akan
setiap kendaraan yang lewat masa bodoh diharapkan untuk mengambil banyak
dengan kecelakaan yang terjadi. Di atas keputusan. Terkadang kehidupan kru akan
kapal juga diajarkan tentang bagaimana bergantung pada keputusan seorang
menikmati kebersamaan, di atas kapal pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin
tidak diajarkan tentang individualisme, di harus memiliki keberanian untuk
atas kapal susah senang ditanggung menghadapi situasi yang menantang dan
bersama hal inilah yang menunjukkan keluar sebagai pemenang. Badai,
makna gotong royong dan tepo seliro pembajakan, kegagalan mesin, apa pun
yang benar-benar di implementasikan. tantangan yang dihadapi, kapten harus
Karakter ketujuh adalah stabilitas tetap positif dan berperilaku dengan
keseimbangan. Jika kita meletakkan berani.
barang di darat sudah dipastikan kita tidak Karakter kedua adalah
perlu memikirkan tentang tata letak kepemimpinan (leadership) memimpin
barang tersebut, karena tidak akan kru dalam perjalanan yang sukses.
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kemauan untuk memimpin, mengambil
kondisi rumah tempat tinggal kita. Namun alih, dan menawarkan pendapat. Namun,
di atas kapal kita di ajarkan untuk selalu bersedia mempertimbangkan pendapat
menjaga stabilitas kapal agar kapal orang lain juga. Lorong budaya terbuka di
mampu berjalan dengan baik. Hal tersebut mana komunikasi diterima. Karakter
mengajarkan setiap barang yang dibawa ketiga adalah kemampuan beradaptasi
dan setiap persiapan di atas kapal harus (adaptability) adalah keterampilan penting
diperhitungkan secara presisi, tidak bisa untuk seorang kapten, harus terbuka untuk
terlalu banyak dan tidak bisa terlalu berubah dan variasi di tempat kerja, dan
sedikit. memiliki kemampuan untuk beradaptasi
Hal tersebut mengajarkan kita untuk dengan berbagai budaya. Sebagai kapten
mampu meletakkan sesuatu sesuai dengan kapal, mungkin diharapkan untuk bertemu
keterbutuhan dan sesuai dengan kapasitas dan menyapa penumpang atau
kapal. Sebuah pemaparan singkat yang bersosialisasi dengan penduduk setempat.
disampaikan seorang kapten kapal yang Karakter keempat adalah kontrol diri (self
pernah mengalami terjangan ombak dan control). Kapten kapal yang baik harus
terpaan gelombang. Kepemimpinan menjaga emosinya, mampu
maritim mengajarkan kita banyak hal mengendalikan amarah, dan menghindari
mulai dari bertakwa kepada Tuhan Yang
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog 243
ISSN 2355-4721
Rini Setiawati, Aswanti Setyawati, Honny Fiva Akira DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
perilaku agresif, bahkan dalam situasi bukan kapten orang yang lahir. Kapten
yang sangat sulit. kapal yang baik dibuat dari pengajaran
Karakter kelima adalah pemain tim dan pengalaman yang tepat (Gupta, 2017).
(team player). Kerja tim sangat penting di Industri maritim bersifat
kapal. Kapten kapal yang hebat harus multinasional dan multikultural.
menjadi pemain tim yang baik. Dia harus Memahami keterampilan kepemimpinan
mengikat tim dan bersahabat dengan mana yang efektif dalam lingkungan
mereka, bekerja sebagai tim sepanjang untuk menjadi pemimpin yang sukses.
waktu. Karakter keenam adalah sehat Pengalaman kerja di perusahaan
secara fisik (physically fit) Menjadi master multinasional akan memberikan wawasan
kapal yang baik adalah pekerjaan yang yang berbeda di mana praktik manajemen
sangat aktif. Kapten kapal harus cukup fit dipandang sebagai hal yang diinginkan
untuk bekerja berjam-jam, untuk bagi para pemimpin maritim masa depan
menyelesaikan tugas harian yang berat, dalam industri global. Karena
siap dalam keadaan darurat untuk keterampilan kepemimpinan merupakan
memastikan keselamatan dan keselamatan kombinasi antara keterampilan yang dapat
sesama awak dan penumpang. Karakter dilatih dan tidak dapat dilatih.
ketujuh adalah judgment and decision Kepemimpinan menunjukkan
making. Seorang kapten laut harus efisien keterampilan kepemimpinan yang
dalam penilaian dan pengambilan dikuasai pemimpin maritim di masa depan
keputusan. Dia harus cukup adil dalam akan mendukung kepemimpinan yang luar
mempertimbangkan biaya dan manfaat biasa. Pengetahuan tentang keterampilan
relatif dari tindakan potensial untuk kepemimpinan maritim yang didukung
memilih yang sesuai. secara universal dapat digunakan sebagai
Karakter kedelapan adalah berpikir pedoman dalam proses rekrutmen untuk
kritis (critical thinking). Kapten kapal manajer maritim.
menggunakan logika dan penalaran untuk Pemimpin maritim masa depan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan memberi nilai kepemimpinan berorientasi
solusi alternatif, kesimpulan atau tim dan karismatik/ berbasis nilai sebagai
pendekatan untuk masalah. Karakter sangat positif dan berkontribusi terhadap
kesembilan adalah analisis kendali mutu kepemimpinan yang luar biasa. Lebih
(control analysis). Seorang master kapal lanjut, hasil menunjukkan bahwa
yang efisien harus melakukan tes dan kepemimpinan yang berorientasi manusia
inspeksi produk, layanan untuk memberikan kontribusi positif terhadap
mengevaluasi kualitas atau kinerja. kepemimpinan yang luar biasa (Fjærli,
Karakter kesepuluh adalah kemampuan Øvergǻrd, & Westerberg, 2015).
berkomunikasi (communication skills). Terlepas dari kurangnya waktu
Seorang master kapal yang baik harus dengan keluarga, kurangnya kualitas tidur
dapat berkomunikasi dalam bahasa yang yang baik, kualitas makanan, perubahan
mudah dipahami. Ia harus memiliki kondisi cuaca yang dapat menyebabkan
kualitas berbicara dengan orang lain untuk kesulitan dalam navigasi, inspeksi
menyampaikan informasi secara efektif. pelabuhan, adalah beberapa stres utama.
Terakhir, karakter kesebelas adalah Sebagai stres yang meningkat, jumlah
learning strategies. Seorang master kapal kelelahan dan frustrasi dengan pekerjaan
yang baik harus memilih dan juga meningkat. Hal ini dapat
menggunakan pelatihan/ metode menghambat kinerja kerja pelaut dan
pengajaran dan prosedur yang sesuai menyebabkan banyak kecelakaan dan
untuk situasi ketika belajar atau mengajar bentrokan antara kru kapal. Jam kerja
hal-hal baru. Kapten kapal yang baik kapal menjadi aspek yang sangat penting
tidak hanya terbentuk begitu saja atau juga tidak hanya kerja di kapal, tetapi juga
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
244 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237 Kepemimpinan Di Atas Kapal
untuk efisiensi awak dan petugas juga. manusia-manusia nyata dengan berbagai
Sesuai dengan aturan ILO Maritime macam orang dalam berbagai bentuk,
Convention menyatakan bahwa jumlah ukuran, dan warna, mereka memiliki
jam kerja kapal harus delapan jam sehari, landasan yang sama dalam etos dan
dalam keadaan normal, dengan satu hari semangat korps. Diharapkan para
sebagai hari libur; maksimal 14 jam dalam pemimpin ini "mengenal” darimana
jangka waktu 24 jam; maksimal 72 jam di mereka berasal, didikan mereka, apa yang
setiap periode tujuh hari; dilengkapi terjadi dalam hidup mereka, tujuan
dengan minimal 10 jam istirahat dalam mereka dalam hidup, kekuatan mereka,
setiap periode 24 jam maka pelaut harus dan kelemahan mereka." Pemimpin yang
diberikan waktu istirahat sebagai efektif menghargai pentingnya
kompensasi dalam kasus dia dituntut mengetahui dan memahami orang-orang
untuk on call selama jam istirahat. Pelaut mereka. Mereka meluangkan waktu untuk
memang harus selalu sehat baik fisik dan memahami apa yang mempengaruhi
psikis apa pun jabatannya. Jika kondisi mereka, dan mereka melakukan yang
tidak seharusnya maka ada kemungkinan terbaik untuk membangun hubungan
kinerja para pelaut juga akan dapat dengan orang-orang mereka dan
terganggu. Secara umum dapat dianalisis menginspirasi mereka untuk
bahwa kinerja pelaut baik tingkat manajer memenangkan hasil.
dan tingkat supervisor tidak menunjukkan Prinsip kedua adalah memahami
adanya perbedaan. Sesuai dengan maksud komandan. Pemimpin yang
tugasnya, mereka cukup dapat sukses tahu dan memahami misi lebih dari
menjalankan dengan baik. Selain itu sekadar tugas sederhana. Misi adalah
budaya perusahaan pelayaran cerminan niat komandan, apa yang ingin
kepemimpinan yang dijalankan di kapal, diperoleh komandan dari keterlibatan
kepribadian (core self evaluation), serta bawahan. Rencana yang dipersiapkan
pemberdayaan psikologis pelaut itu membutuhkan adaptasi. Memahami
sendiri juga mempunyai pengaruh maksud komandan memungkinkan para
terhadap kinerja (Nurahaju, 2017). pemimpin untuk memastikan penyesuaian
yang dibuat untuk rencana ini sesuai
B. Karakter-Karakter Yang dengan semangat dan tujuan keseluruhan
Mempengaruhi Awak Kapal Untuk dari misi mereka. Prinsip ketiga adalah
Kepemimpinan adalah tentang selesaikan misi. Pemimpin tidak mampu
membimbing sekelompok orang menuju menjadi sukses kecuali mereka bisa
pencapaian tujuan atau misi bersama. menyelesaikan pekerjaan terlepas dari
Para pemimpin yang efektif melakukan ini rintangan yang dihadapi (Schick, 2015).
dengan menganut tiga prinsip. Pertama, Para pemimpin (kapten)
mereka belajar tentang orang-orang diasumsikan mampu menggunakan
mereka untuk memahami mereka. Kedua, penilaian yang diinformasikan oleh
mereka belajar niat komandan mereka pengalaman dan analisis, pengetahuan
untuk memahami misi mereka. Dan tentang keadaan dimana kepemimpinan
terakhir, mereka menggunakan harus bertindak tidak pernah ada dalam
pengetahuan ini untuk menyelesaikan misi bentuk yang terkonsentrasi atau
mereka. Schick William mengatakan terintegrasi, tetapi semata-mata sebagai
dalam dunia marine (marine corp) potongan pengetahuan yang tidak lengkap
terdapat tiga prinsip kepemimpinan yaitu yang terpisah yang memisahkan proses
prinsip pertama adalah mengenal dan kepemimpinan, yaitu, orang-orang dalam
memahami orang-orang. Unit-unit korps peran kepemimpinan memiliki
marinir bukan mesin-mesin pengolah pengetahuan yang terkait dan relevan di
pesanan tanpa berpikir mereka adalah lokasi yang berbeda. Dengan demikian,
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog 245
ISSN 2355-4721
Rini Setiawati, Aswanti Setyawati, Honny Fiva Akira DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
246 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237 Kepemimpinan Di Atas Kapal
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog 247
ISSN 2355-4721
Rini Setiawati, Aswanti Setyawati, Honny Fiva Akira DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v5i2.237
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 05 No. 03, November 2018
248 http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/jmtranslog