OLEH:
I Gede Bagas Sunaryawan
NIM. 20121110013
A. Definisi
a) Stroke dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran darah Otak (GPDO)
yang merupakan suatu tanda atau gejala akibat adanya gangguan aliran darah
pada salah satu bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak
berupa defisit neurologis atau kelumpuhan saraf (Safrita Yet al, 2013).
b) Stroke non hemoragik adalah gangguan peredaran darah di otak atau dikenal
dengan stroke iskemik yang merupakan kematian jaringan otak karena
pasokan darah yang tidak adekuat. Gangguan fungsi saraf yang disebabkan
oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala
atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu. (Wikipedia, 2010).
c) Jadi stroke non hemoragi merupakan gangguan fungsi saraf yang disebabkan
oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala
atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu
C. Klasifikasi
Kurang lebih 80% dari semua penyakit stroke adalah stroke iskemik akut yang
dihasilkan oleh oklusi trombotik atau embolik dari arteri serebral. Sekitar 20%
disebabkan oleh pendarahan intraserebral atau subarachnoid (Alawneh, 2010).
Klasifikasi penyakit stroke terdiri dari beberapa kategori, diantaranya:
berdasarkan kelainan patologis, secara garis besar stroke dibagi dalam dua tipe,
yaitu: ischemic stroke atau infark atau non-hemorrhagic stroke dimana stroke
yang disebabkan oleh gumpalan atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak
yang sebelumnya mengalami proses aterosklerosis.
Stroke iskemik terdiri dari tiga macam, yaitu:
1. stroke infark embolik adalah Stroke iskemik yang disebabkan karena
embolik yang pada umumnya berasal dari jantung
2. stroke infark trombotik adalah Stroke iskemik yang disebabkan karena
trombosis pada arteri karotik interna secara langsung masuk ke arteri
serebri madia
3. stroke hipoperfusi disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah
servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti
aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik yang
menimbulkan gejala serebral fokal, terjadi mendadak, dan tidak
menghilang dalam waktu 24 jam atau lebih
E. Etiologi
a. Penyebab Stroke
1) Tombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak) 🡪 oklusi vaskuler
hampir selalu disebabkan oleh trombus, yang terdiri dari trombosit, fibrin,
sel eritrosit, dan leukosit. Thrombus yang lepas dan menyangkal pembuluh
darah lebih distal disebut embolus
a) Aterosklerosis
b) Vaskulitis : arteritis temporalis, poliarteritis nodosa
c) Robeknya arteri : karotis, vertebralis (spontan atau traumatik)
d) Gangguan darah : polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit)
2) Embolisme (bekuan darah atau material lain) 🡪 kelainan dari arteri ukuran
besar atau sedang yang disebabkan oleh penyakit pembuluh darah kecil di
intracranial oleh emboli jantung. Emboli dapat terbentuk dari gumpalan
darah, kolesterol, lemak, fibrin, trombosit, udara, tumor, metastase,
bakteri, benda asing
a) Sumber di jantung : fibrilasi atrium, infark miokardium, penyakit
jantung rematik, penyakit katup jantung, katup prostetik, kardiomiopati
iskemik.
b) Sumber tromboemboli aterosklerotik di arteri : bifurkasio karotis
komunis, arteri vertebralis distal.
c) Hiperkoagulasi : kontrasepsi oral, karsinoma.
3) Vasospasme serebrum setelah PSA
4) Iskemik (penurunan aliran darah ke otak)
F. Patofisiologi
Darah merupakan suatu suspensi yang terdiri dari plasma dengan berbagai macam
sel di dalamnya. Dalam keadaan fisiologik, jumlah darah yang mengalir ke otak
adalah 50-60 ml/100gram otak/menit atau 700 -840 ml/menit. Faktor-faktor yang
mempengaruhi aliran darah otak adalah :
a. Faktor sistemik
1) TD sistemik normalnya naik turun karena adanya termoregulasi
2) Diameter pembuluh darah 🡪resistensi vascular terbesar terjadi di
pembuluh darah kecil🡪 lumen menyempit akan mengganggu aliran
darah otak
3) Kualitas darah :
4) Viskositas darah 🡪 Hct naik, viskositas darah naik🡪 resistensi
serebrovaskuler naik 🡪 aliran darah otak turun
5) Eritrosit 🡪 peningkatan agregasi RBC dan penurunan deformitas
eritrosit
6) Platelet
b. Faktor intrinsik
Autoregulasi 🡪 kemampuan pembuluh darah arteriol otak untuk
mempertahankan aliran darah otak meskipunterjadi perubahan pada tek
perfusi otak. Autoregulasi baik bila systole 60-200, diastole 60-120
c. Faktor biokmiawi
1) CO2 naik🡪vasodilatasi🡪resistensi serebral turun🡪 aliran darah otak naik
2) O2 turun <50 mmhg 🡪 vasodilatsi 🡪 aliran darah otak naik
3) H+ turun(asidosis)🡪 daerah iskemik akan berubah jadi infark
4) Ion K 🡪 mencapai ruang ekstravaskuler saat aktivasi kortikal dan
mencapai otot-otot PD melalui difusi 🡪 bertanggung jawab trhp
peningkatan perfusi regional.
G. Patway
Faktor risiko
Thrombus
Emboli
Pembentukan a.vertebralis
energy/ATP berkurang (memperdarahi daerah penurunan reflek batuk Penumpukan sekret
Deficit sensorik
kontralateral
Luka
a.cerebri anterior
Kerusakan integritas Pembentukan
kulit energy/ATP berkurang Perubahan sensori
persepsi
Risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
Respon tubuh Pompa NA, K gagal Ketidakmampuan
menginterpretasikan
rangsangan
Oksitoksisitas terjadi
Infark serebral Gangguan Sensori
Persepsi
Release neurotransmitter
eksitatorik, ex glutama
dalam jumlah berlebih Kerusakan dan kematian
neuron progressif
Rangsang aktivitas
kimiawi dan listrik sel
otak lain dengan melekat Aktivasi enzim Nitrix Release nitrix oxide
ke reseptor molekul lain oxide
G. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
● Kesadaran: umumnya mengelami penurunan kesadaran
● Suara bicara: kadang mengalami gangguan yaitu sukar
dimengerti, kadang tidak bisa bicara.
● Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, denyut nadi
bervariasi
b. Pemeriksaan integumen
● Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan
jika kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping
itu perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada
daerah yang menonjol karena klien stroke hemoragik harus bed
rest 2-3 minggu.
● Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis.
● Rambut : umumnya tidak ada kelainan.
c. Pemeriksaan kepala dan leher
● Kepala : bentuk normocephalik.
● Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu
sisi
● Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998).
d. Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi,
wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat
penurunan refleks batuk dan menelan.
e. Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan
kadang terdapat kembung.
f. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine
g. Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
h. Pemeriksaan neurologi
● Pemeriksaan nervus cranialis.
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.
● Pemeriksaan motorik
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi
tubuh.
● Pemeriksaan sensorik
Terjadi hemihipestesi.
● Pemeriksaan refleks
Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.
Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli
dengan refleks patologis (Juwono, 1996).
H. Pemeriksaan Diagnostik
I. Penatalaksanaan
a. Terapy Farmakologi
Anti koagulasi dapat diberikan pada stroke non hemoragic, meskipun
heparinisasi pada pasien dengan stroke iskemik akut mempunyai potensi
untuk menyebabkan komplikasi hemoragic. Heparinoid dengan berat
molekul rendah (HBMR) menawarkan alternatif pada penggunaan heparin
dan dapat menurunkan kecendrungan perdarahan pada penggunaannya.
HBMR ini masi dalam tahap percobaan, tetapi uji klinik sangat baik dan
cukup memberi harapan. Heparinoids harus diberikan dalam 24 jam sejak
awitan gejala-gejala dan diberikan secara intravena, seperti halnya
pemberian heparin. Obat ini memberikan efek anti trombotik, namun
menyebabkan perubahan yang tidak signifikan dalam masa protrombin
pasien serta masa tromboplastin parsial.
b. Intervensi Pembedahan
Episode iskemik transien sering dipandang sebagai peringatan bahaya
stroke karena oklusi pembuluh darah. Sebagian pasien dengan panyakit
aterosklerosis pembuluh ekatrakranial atau intrakranial dapat menjadi
calon yang akan mengalami pembedahan. Endarterektomi dapat
memberikan keuntungan pada pasien dengan penyempitan pembuluh.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan dari
proses keperawatan tersebut. Pengkajian harus dilakukan secara teliti sehingga
didapatkan informasi yang tepat. Adapun hal yang perlu dikaji dalam kasus ini
antara lain;
a. Identitas klien
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga Negara,
bahasa yang digunakan, penanggung jawap meliputi : nama, alamat, hubungan
dengan klien.
b. Keluhan Utama
Keluhan yang sangat dirasakan pasien saat pengkajian :
● Apa hal yang membuat pasien datang ke rumah sakit
● Hal yang mengganggu keadaan umum pasien
c. Riwayat Penyakit (Keluhan) Sekarang
● Adanya perilaku protektif/perasaan tidak tenang
● Peningkatan tekanan darah, nadi , pernapasan
● Wajah menyeringai
● Prilaku distraksi seperti menangis dan merintih
● Faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya ketidakpercayaan,
kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.
● Perjalanan nyeri, pengobatan, dan efek samping; perjelas jika tidak
realistis
● Tingkat ansietasi: ringan, sedang, berat, panik.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
● Apakah pasien pernah masuk rumah sakit sebelumnya
● Kapan, dimana dan berapa lama penyakit yang pernah dialami oleh klien
● Obat – obatan apa yang biasa dikonsumsi dan berapa lama obat – obatan
tersebut dikonsumsi
● Apakah ada alergi obat atau tidak
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Genogram: Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
( Minimal 3 generasi)
f. Pengkajian
1) Persepsi terhadap kesehatan
Sebelum sakit :
- Bagaimana persepsi klien tentang kesehatannya
- Apakah klien rajin berkonsuktasi tentang kesehatanya
- Apakah pasien merawat diri dengan baik sebelumnya
Saat sakit :
- Apakah pasien mau kooperatif dalam setiap tindakan
- Bagaimana klien dapan memandang dirinya saat sakit
2) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit :
- Apakah pasien dapt melakukan ADL secara mandiri
- Apakah klien sering melakukan olahraga/latiahan fisik
Saat sakit :
- Apakah pasien dapat melakukan ADL mandiri
- Apakah pasien dibantu dalam melakukan ADL
3) Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit :
- Berapa lama pasien tidur dalam satu hari
- Apakah pola tidur masih dalam rentang normal ( 7-8 jam)
- Apakah pasien tidur dengan baik
- Apakah pasein memiliki riwayat insomnia
Saat sakit
- Bagaiman apola tidur klien
- Apakah pasien dapat tidur dengan baik
- Apakah pasien tidur dengan waktu yang cukup
4) Pola nutrisi-metabolik
Sebelum sakit :
- Bagaimana pola konsumsi pasien
- Apakah pasien mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
- Apakah klien dapat menghabiskan makanan dalam satu porsi
- Apakah pasien BAB lancar
Saat sakit :
- Apakah ada mual muantah yang menyertai klien
- Apakah pasien makan sesuai dengan diet yang disarankan
- Apakah pasien dapat menghabiskan makanan yang disediakan
5) Pola eliminasi
Sebelum sakit :
- Apakah pasien dapat BAB/ BAK dengan baik setiap hari
- Apakah konsistensi BAB (lembek,berwana kecoklatan,tidak berlendir)
- Apakah pasien BAK dangan baik (urin kuning jernih, bau urea, tidak
bercampur darah)
Saat sakit :
- Bagaimana frekuensi BAB/BAK klien
- Apakah konsistensi feses padat/cair
- Berapa kali pasien BAB dalam sehari
- Apakah BAB disertai darah
- Apakah BAK disertai darah
6) Pola kognitif-perseptual
Sebelum sakit :
- Apakah klien dapat menggunakan indranya dengan baik
Saat sakit :
- Apakah klien dapat menggunakan indranya dengan baik
- Bagaimana respon klien terhadap nyeri
7) Pola konsep diri
Sebelum sakit :
- Apakah Pasien dapat dapat melakukan aktifitas sesuai kemampuannya
- Apakah Pasien dapat mencapai apa yang dia inginkan
- Apakah Pasien dapat melahsanakan peran berhubungan dengan baik
Saat sakit :
- Apakah Pasien dapat dapat melakukan aktifitas sesuai kemampuannya
setelah sakit
- Apakah Pasien dapat mencapai apa yang dia inginkan setelah sakit
- Apakah Pasien dapat melahsanakan peran berhubungan dengan baik
setelah sakit
8) Pola koping
Sebelum sakit :
- Apakah klien dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
Saat sakit :
- Apakah klien dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
9) Pola seksual-reproduksi
- Apakah pasien sudah berkeluarga
- Apakah pasien sudah memiliki anak
- Bagaimana hubungan pasien dengan pasanganya
10) Pola peran-berhubungan
Sebelum sakit :
- Apakah pasien meniliki hubungan baik dengan kelurga
- Apakah pasien dapat menjalankan peran nya dalam keluarga
Saat sakit :
- Apakah pasien meniliki hubungan baik dengan kelurga
- Apakah pasien dapat menjalankan peran nya dalam keluarga
11) Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit :
- Apakah klien beribadah dengan baik
- Apakah kepercayaaan yang dianut pasien
Saat sakit :
- Apakah pasien dapat melahsanakan ibadah di tempat tidur
- Apakah pasien mampu melaksanakan ibadahnya
g. PEMERIKSAAN FISIK
1) Kepala : bagaimana bentuk kepala, berambut/alopesia,apakah
ada benjolan di kepala
2) Kulit dan Kuku: bagaimana elastisitas kulit, apakah terdapat luka pada
kulit, apakah terdapat benjolan pada kulit,pada kuku apakah terjadi
kebiruan (hyopoksia), apakah CVR < 2 detik (normal)
3) Mata
- Apakah bentuk mata simetris
- Bagaimana warna sclera, ada normal berwana putih
- Bagaimana konjungtiva apakah pucat (tanda anemis)
4) Hidung
- Bagaimana kepatenan hidung pasien
- Apakah bentuk hidung simetris
- Apakah ada massa di hidung
5) Telinga
- Apakah pasien dapat mendenger dengan baik
- Apakah ada massa dalam telinga
- Apakah ada serumen
6) Mulut
- Apakah ada luka di mulut
- Apakah mulut pasien bau ( tanda infeksi kuman )
- Apakah ada pembengkakan di mulut
- Bagaimana mukosa mulut apakah kering atau tidak
7) Leher
- Apakah ada benjolan di sekitar leher
8) Paru-Paru
I : bentuk dada (simetris/ tidak), ekspansi, sifat
pernapasan,frekuensi 16-20x/menit
Pa : apakah ada nyeri tekan, ekspoansi dada
Pe : sonor (normal)
A : vesikuler
9) Jantung
I : bentuk dada (simetris , normal )
Pa : Denyut apeks ( letak dan kekuatan ), meningkat bila curah jantung
besar, hipertrofi jantung
Pe : Dalnes/pekak (noemal )
A : BJ I (S1) : penutupan katub mitral dan trikuspidalis = LUB
BJ II (S2) : penutupan katub Aorta dan Pulmonal = DUB
10) Abdomen
I : keadaan kulit, bentuk ,gerakan abdomen,pembesaran organ atau
tumor
A :mendengarkan peristaltic usus, mendengarkan pembuluh darah
Pe : thympani
Pa : apakah ada benjolan
11) Ekstremitas
a. Superior
b. Inferior
c. Kekuatan otot
Derajat kekuatan otot
- Derajat 5 : Kekuatan normal dimana seluruh gerakan dapat
dilakukan otot dengan tahanan maksimal dari proses yang
dilakukan berulang-ulang tanpa menimbulkan kelelahan.
- Derajat 4 : Dapat melakukan Range of motion (ROM) secara
penuh dan dapat melawan tahanan ringan.
- Derajat 3 : Dapat melakukan ROM secara penuh dengan
melawan gaya berat (gravitasi), tetapi tidak dapat melawan
tahanan.
- Derajat 2 : Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat
melakukan ROM secara penuh.
- Derajat 1 : Kontraksi otot minimal terasa/ teraba pada otot
bersangkutan tanpa menimbulkan gerakan.
- Derajat 0 : Tidak ada kontraksi otot sama sekali
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang
tertahan akibat penurunan reflex batuk atau adanya obtruksi oleh lidah akibat
penurunan kesadaran ditandai dengan bunyi napas tambahan seperti ronkhi
pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang
menurun.
b. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan emboli,
masa protrombin abnormal, aterosklerosis ditandai dengan peningkatan dan
dapat terjadi hipertensi masif (tekanan darah >200 mmHg).
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular,
penurunan kekuatan otot ditandai dengan adanya hemiplegia (paralisis pada
salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan.
d. Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan penurunanan motivasi,
gangguan muskulo skeletal, gangguan neuro muscular ditandai dengan
ketidakmampuan mengakses kamar mandi, ketidakmampuan mengeringkan
tubuh, ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi, ketidakmampuan
menjangkau sumber air, ketidakmampuan membasuh tubuh.
e. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan system saraf
pusat, penurunan sirkulasi ke otak ditandai dengan suara pello, tidak mampu
mengucapkan kata dengan baik.
f. Gangguan sensori persepsi (penglihatan, pendengaran, gustatori, taktil,
olfaktori) berhubungan dengan perubahan integritas sensori, perubahan
penerimaan, pengiriman sensori persepsi ditandai dengan Penglihatan
berkurang, kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada
muka ipsilateral (sisi yang sama), gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
g. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
h. Risiko cidera berhubungan dengan kelemahan.
6. Membatasi pengunjung
7. Mengontrol lingkungan
dan kebisingan
8. Memindahkan barang-
barang yang
membahayakan.
4. Implementasi
Pada tahap pelaksanaan merupakan kelanjutan dari rencana keperawatan yang
telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal,
pelaksanaan adalah wujud dari tujuan keperawatan pada tahap perencanaan.
5. Evaluasi
a. Bersihan jalan nafas kembali efektif
b. Perfusi jaringan otak kembali efektif
c. Mobilitas fisik pasien meningkat
d. Perawatan diri mandi pasien terpenuhi
e. Komunikasi verbal pasien tidak terhambat
f. Persepsi sensori pasien baik
g. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
h. Tidak terjadi cidera
DAFTAR PUSTAKA
Alawneh, J.A., Clatworthy P.L., Morris, R.S., Warburton E., 2010. Stroke
management. Clinical Evidence. Vol. 6 No. 201
Arifianto, S.A., Moechammad, S. & Onny, S., 2014. Klasifikasi Stroke Berdasarkan
Kelainan Patologis dengan Learning Vector Quantization. Jurnal EECCIS.
8(2):117-22
Dinata, C.A., Safrita, S., 2013. Gambaran faktor risiko dan tipe stroke pada pasien
rawat inap di bagian penyakit dalam rsud kabupaten solok selatan periode 1
Januari 2010-31 Juni 2012, Jurnal Kesehatan Andalas.
Gun, B.M., P.N. Jagtap, V.B. Ingale, R.Y. Patil. 2013. Stroke: A Brain Attack.
Journal of Pharmacy 3(8): 1-23
OLEH:
I PUTU AGUS PUTRA UTAMA
NIM. 20093110034
1. IDENTITAS
Identitas klien
Nama : Ny. B
Umur : 79 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Br. Galiukir kelod, Desa kebon padangan,
pupuan tabanan
Status Pernikahan : Menikah
2. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
Pasien mengatakan tubuh sebelah kanan masih terasa lemah, suara masih
agak pelo, sebelumnya pasien pernah dirawat karena stroke.
b. Data Obyektif
Vital Sign
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 36,5 OC
Nadi : 80 x/ menit
RR : 20 x/ menit
ROM terbatas, pasien masih tampak kesulitan menggerakan anggota tubunya
sebelah kanan, mobilisasi pasien dibantu dengan tongkat dan juga keluarga.
Suara pasien masih terdengar pelo
Masalah
No. Tanggal Data Fokus Etiologi
Keperawatan
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
TGL Dx
melakukan teratasi
pergerakan
P : lanjutkan intervensi,
ROM
membantu pasien latihan
d. melindungi
ROM
pasien dari
trauma
e. berkolaborasi
dengan tim
terapis dalam
pengelolaan
program
pergerakan
6. EVALUASI
P: lanjutkan intervensi
2 Selasa/ 2 DS: Pasien berbicara pelo
26/10/
DO: Pasien nampak berbicara pelo
2021
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
7.FOTO