Anda di halaman 1dari 34

TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI
Oleh:
Yulius Rief Alkhaly, ST, M.Eng
SEMEN
Bahan Pengikat Untuk Beton

December 2, 2020
FUNGSI SEMEN

Semen dan air membentuk pasta yang kemudian


mengeras dan merekatkan agregrat bersama-sama.
SEMEN HIDROLIS VS NON HIDROLIS

• Semen Non Hidrolis yang tidak dapat mengikat atau


mengeras di dalam air, contohnya kapur.
• Semen Hidrolis yang mempunyai kemampuan untuk
mengikat dan mengeras di dalam air, contohnya
kapur hidrolik, semen portland, dll.
• Semen Hidrolis yang paling penting adalah Portland
Semen
SEJARAH SINGKAT SEMEN PORTLAND
• Beton mulai ditinggalkan orang seiring dengan
mndurnya kerajaan Romawi. Baru sekitar tahun
1790, J. Smeaton dari Inggris menemukan bahwa
kapur yang mengandung lempung dan bila dibakar
akan mengeras di dalam air. Bahan ini mirip dengan
semen yang dibuat oleh bangsa Romawi.
• Penelitian lebih lanjut yang mengarah pada
kepentingan komersial dilakukan oleh J. Parker pada
masa yang sama.
SEMEN PORTLAND
• Bahan tersebut mulai digunakan sekitar awal abad ke
– 19 di Inggris dan kemudian di Perancis. Karya
konstruksi sipil pertama dikerjakan pada tahun 1816
di Souillac, Perancis berupa jembatan yang dibuat
dengan beton tak bertulang.
• Nama semen portland (Portland Cement) diusulkan
oleh Joseph Aspdin pada tahu 1824 karena
campuran air, pasir, dan batu – batuan yang bersifat
pozzolan dan berbentuk bubuk ini pertama kali
diolah di Pulau Portland, dekat pantai Dorset,
Inggris
• Semen Portland pertama kali diproduksi di pabrik
oleh David Saylor di Coplay Pennsylvania, Amerika
Serikat pada tahun 1875. sejak itu, semen portland
berkembang dan terus dibuat sesuai dengan
kebutuhan.
PEMBUATAN SEMEN PORTLAND

• Penambangan di QUARRY
• Pemecahan di Crushing Plant
• Penggilingan (blending)
• Pencampuran Bahan-Bahan
• Pembakaran (kiln)
• Penggilingan Kembali hasil pembakaran
• Penambahan bahan Tambahan (gipsum)
• Pengepakan (packing plant)
Rotary Kiln
Proses Basah dan Proses Kering

• Pembuatan Semen Portland dengan proses basah 


Pencampuran dan penghalusan bahan baku
dilakukan dalam kondisi basah

• Pembuatan Semen Portland dengan proses kering 


pemcampuran dan penghalusan bahan baku
dilakukan tanpa menambahkan air.
Proses Basah Vs Kering
Proses Pembuatan Semen
BAHAN BAKU PEMBUATAN SEMEN

No. Jenis Bahan Jumlah (%)


1 Batu Kapur (CaO) 60 - 65
2 Pasir silika (SiO2) 17 - 23
3 Tanah Liat (Al2O3) 3-8
4 Bijih Besi (Fe2O3) 0,5 - 6
5 Magnesium (MgO) 0.5 - 4
6 Sulfur (SO3) 1-2
7 Soda Potash (Na2O + K2O) 0.5 - 1
SENYAWA-SENYAWA SEMEN
REAKSI HIDRASI SEMEN
Proses Hidrasi

Persenyawaan Air dengan semen tidak terjadi pada


waktu yang singkat. Derajat pengerasan tersebut
dipengaruhi oleh
- Susunan senyawa semen
- Kehalusan Butir Semen
- Jumlah Air yang dicampur

Persenyawaan air dan semen akan mengeluarkan panas


Panas Hidrasi
SIFAT-SIFAT FISIK SEMEN

• Kehalusan butir
• Berat jenis dan berat isi
• Waktu Pengerasan Semen
(waktu pengikatan awal/innitial setting time dan
waktu pengikatan akhir/final setting time)
• Kekekalan bentuk
JENIS SEMEN BERDASARKAN KEGUNAAN
(ASTM) Specification C-150
JENIS SEMEN KHUSUS

a. Semen Putih untuk pekerjaan-pekerjaan Arsitektur


b. Semen untuk sumur minyak (Oil Well Cement)
c. Semen Kedap Air (Waterproff Portland Cement)
d. Semen Plastik (Plastic Cement)
e. Semen Ekspansif (Expansive Cement)
KOMPOSISI BERDASARKAN JENIS
SEMEN
FAKTOR AIR SEMEN

• Banyaknya air yang digunakan selama proses hidrasi


akan mempengaruhi kekuatan beton
• Jika air terlalu banyak, maka air akan membuat
rongga-rongga di beton
• Jika air terlalu sedikit, maka akan mneyebabkan
kelecakan atau kemudahan pelaksanaan tidak
tercapai
• Faktor Air Semen (FAS) adalah berat air dibagi
dengan berat semen
FAKTOR AIR SEMEN VS KEKUATAN
BETON
PENGUJIAN SEMEN

• Pengikatan Awal Semen


• Pengikatan Akhir Semen
• Kehalusan Semen / Fineness
• Berat Jenis
PENGUJIAN
PENGIKATAN AWAL SEMEN

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kapan


pengikatan awal terjadi. Waktu ikat awal (innitial setting
time) yaitu waktu dari pencampuran semen dengan air
sampai menjadi pasta
Alat yang digunakan adalah Alat VICAT
WAKTU IKAT AWAL

Pada PC innitial setting time berkisar antara 1 s/d 2


jam
Untuk kasus tertentu diperlukan initial setting time
yang lebih panjang untuk transportasi/hauling,
penuangan/dumping/pouring, pemadatan/vibrating
dan penyelesaian akhir/finishing
PENGUJIAN
PENGIKATAN AKHIR SEMEN

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kapan


pengikatan akhir terjadi. Waktu ikat akhir (final setting
time) yaitu waktu antara terbentuknya pasta semen
hingga beton mengeras/bisa menerima tekanan
Alat yang digunakan adalah Alat VICAT
Final setting time beton tidak boleh lebih dari 8 jam
PENGUJIAN
KEHALUSAN SEMEN / FINENESS

Untuk mengetahui kehalusan semen.


Makin halus suatu semen, maka makin cepat berekasi
dengan air dan kekuatan pasta semen akan makin
bertambah.
Makin halus suatu semen makin banyak air yang
dibutuhkan.
Metode yang digunakan adalah dengan Ayakan no
170 ASTM (paling sederhana) atau dengan alat Air
Permeability Blame
PENGUJIAN BERAT JENIS

Berat jenis dari bubuk Semen Portland berkisar antara


2.9 sampai dengan 3.3.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis
semen yang digunakan.
Jika menyimpang dari angka di atas, kemungkinan
semen tersebut bercampur dengan material lain, atau
bahan bakunya tidak bagus.
Alat yang digunakan adalah Botol Le Chatelier
SPESIFIKASI TEKNIS - SEMEN

DIVISI 7

STRUKTUR

SEKSI 7.1

BETON

7.1.1 UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh
struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan
Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi
Pekerjaan.

b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan
lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.

c) Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain
yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Beton yang digunakan dalam Kontrak ini umumnya adalah
mutu beton berikut ini :
SPESIFIKASI TEKNIS - SEMEN
K600 : digunakan untuk tiang pancang beton pratekan bulat
K500 : digunakan untuk beton pratekan pada gelagar jembatan dan tiang
pancang beton pratekan persegi.
K400 : digunakan untuk beton pratekan pada balok berongga (hollow
beam) dan tiang pancang pracetak beton bertulang.
K350 : digunakan untuk diafragma, lantai jembatan, gelagar beton bertu-
lang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
K300 : digunakan untuk gorong-gorong pipa beton bertulang dan kerb
beton pacetak.
K250 : digunakan untuk struktur beton bertulang seperti gorong-gorong
persegi, gorong-gorong pelat, struktur bangunan bawah.
K175 : digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti trotoar dan
pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu.
Beton Siklop K175 : sebagai pengisi pondasi sumuran.
K125 : digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton.

d) Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan
beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan
dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesi-
fikasi ini yang harus dipakai.
SPESIFIKASI TEKNIS - SEMEN
9) Kondisi Tempat Kerja

Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan
temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah
30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh melaku-
kan pengecoran bilamana :

a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg / m2 / jam.

b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.

c) Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh
debu atau tercemar.
CONTOH SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN
BETON

7. 1. 2 BAHAN

1) Semen

a) Semen yang di gunakan unt uk peker j aan bet on, dengan mut u
K-250 at au l ebi h r endah har usl ah j eni s semen por t l and
yang memenuhi AASHTO M85 kecual i j eni s I A, I I A, I I I A
dan V.
b) Ter kecual i di per kenankan ol eh Di r eksi Peker j aan, bahan
t ambahan / adi t i f yang dapat menghasi l kan gel embung
udar a dal am campur an t i dak bol eh di gunakan.
c) Ter kecual i di per kenankan ol eh Di r eksi Peker j aan, hanya
sat u mer k semen por t l and yang dapat di gunakan di dal am
pr oyek.
KAYU
sebagai bahan konstruksi

Anda mungkin juga menyukai