Anda di halaman 1dari 5

Nama : Jihan Meylani Tri Putri

Nim : B1D221032
Kelas : B/21

SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan atau sistem urinaria dalam tubuh bekerja sebagai filter dengan membuang
racun dan zat sisa metabolisme melalui proses Urine.

Fungsi Ginjal

 Menyaring darah. ...

 Menyaring dan membuang limbah. ...

 Mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. ...

 Mengatur tekanan darah dan tingkat garam dalam darah. ...

 Mengatur sel darah merah. ...

 6. Mengatur keseimbangan asam basa (pH) darah. ...

 7. Menjaga konsentrasi mineral dan elektrolit.

Ginjal melakukan fungsinya dengan cara menyaring plasma dan memisahkan zat dari filtrat.
Ginjal membuang zat-zat yang tidak diinginkan dari filtrat (darah) dengan cara
mengekskresikannya ke dalam urin, sementara zat yang di butuhkan di kembalikan zat kedalam
darah

Struktur Ginjal → Ginjal terletak di sisi kedua sisi tulang punggung dibawah diafragma dan hati.
Setiap ginjal orang dewasa beratnya sekitar 160 g dan penjangnya sekitar 11cm (4 inci) dan
lebarnya 5 sampai 7 cm (2 sampai 3 inci), seukuran kepalan tangan.

Ginjal diselimuti oleh kapsul fibrosa yang keras untuk melindungi struktur dalamnya yang rapuh.

Bagian-bagian Ginjal

Bagian Ginjal Berseta Fungsinya


Secara umum, anatomi ginjal manusia terdiri atas beberapa bagian, yaitu:

1. Korteks ginjal

Korteks ginjal atau korteks renalis merupakan bagian ginjal yang paling luar. Bagian ini
dikelilingi oleh lapisan jaringan lemak yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam ginjal.

2. Medula ginjal

Bagian ini merupakan jaringan halus yang terdapat di dalam ginjal. Struktur medula terdiri atas
piramida ginjal yang meliputi nefron dan tubulus, serta saluran medula. Tubulus berfungsi untuk
mengangkut cairan tubuh dan darah menuju ginjal.

Setelah cairan zat limbah dan racun di dalam darah disaring, maka ginjal akan mengeluarkan zat-
zat tersebut melalui urine. Urine ini kemudian akan dialirkan menuju saluran ureter di bagian
pelvis ginjal.

3. Pelvis ginjal

Pelvis ginjal merupakan bagian ginjal yang terletak di lapisan paling dalam. Bagian ginjal ini
berbentuk seperti corong yang berfungsi sebagai saluran yang menghubungkan ginjal dan
kandung kemih.

Pada pelvis ginjal, terdapat bagian yang disebut calyces atau kaliks ginjal. Bagian ini berfungsi
untuk mengumpulkan cairan tubuh sebelum disalurkan ke kandung kemih. Kelebihan sisa cairan
tubuh, racun, dan limbah yang tidak diperlukan tubuh akan terkumpul menjadi urine di bagian
nefron lalu dialirkan menuju kaliks ginjal.

Urine ini kemudian akan dibuang melalui bagian pelvis ginjal yang disebut hilum. Pada bagian
ini, ginjal terhubung ke kandung kemih melalui saluran ureter. Saluran inilah yang membawa
urine untuk ditampung di kandung kemih untuk kemudian dibuang keluar dari tubuh.

4. Nefron
Selain ketiga bagian di atas, bagian penting lain dari ginjal adalah nefron. Nefron terletak di
sepanjang korteks hingga medula.

Bagian ini berfungsi untuk mengambil nutrisi dan cairan di dalam darah agar tidak terbuang,
serta menyaring dan membuang limbah hasil metabolisme serta racun di dalam darah agar tidak
menumpuk di dalam tubuh.

Nefron merupakan bagian terkecil ginjal namun jumlahnya sangat banyak. Setiap ginjal memiliki
sekitar satu juta nefron dan masing-masing memiliki struktur internalnya sendiri yang meliputi:

 Korpus renalis (badan malpigi)


Di bagian nefron ini terdapat glomerulus yang berfungsi untuk menyaring protein dan
menyerapnya kembali agar dapat digunakan oleh tubuh.
Setelah itu, cairan dan darah yang bebas protein akan dialirkan menuju bagian yang
disebut kapsul Bowman, di tempat inilah terjadi proses penyaringan darah untuk
membentuk urine terjadi. Jika bagian ginjal ini rusak, maka bisa proteinuria atau ginjal
bocor.

 Tubulus renalis
Bagian ini merupakan serangkaian tabung yang menjalar dari kapsul Bowman menuju
tabung pengumpul (tubulus kolektivus).
Fungsi dari tabung ini adalah untuk menyerap kembali air, glukosa, dan elektrolit, seperti
natrium, klorida, dan kalium, di dalam darah untuk digunakan oleh tubuh. Kelebihan sisa
air, glukosa, dan elektrolit ini kemudian akan ikut terbuang melalui urine.

Proses pembentukan urine :

Pembentukan urine biasanya terdiri dari tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi
(penyerapan kembali), dan augmentasi atau sekresi (pengumpulan).

Urine adalah hasil sisa metabolisme yang melalui proses sekresi dari ginjal yang kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kemih. Urine biasanya mengandung zat yang
sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sehingga perlu dikeluarkan karena dapat meracuni tubuh.
Lantas, bagaimana proses pembentukan urine?
Anatomi sistem perkemihan manusia

Filtrasi (penyaringan)

Proses pembentukan urine yang satu ini dilakukan dengan bantuan dari ginjal. Setiap
ginjal mempunyai sekitar satu juta nefron ,yaitu tempat pembentukan urine.
Pada waktu tertentu, sekitar 20 persen dari darah akan melewati ginjal untuk disaring. Hal ini
dilakukan agar tubuh dapat menghilangkan zat-zat sisa metabolisme (limbah) dan menjaga
keseimbangan cairan, pH darah, dan kadar darah.
Proses penyaringan darah pun dimulai di ginjal. Darah yang mengandung zat sisa
metabolisme akan disaring karena dapat menjadi racun untuk tubuh.
Tahapan ini terjadi di badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman.
Glomerulus bertugas menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea, dan limbah lainnya agar
dapat melewati kapsul Bowman.
Hasil penyaringan ini kemudian disebut sebagai urine primer. Urine primer termasuk urea
di dalamnya merupakan hasil dari amonia yang sudah terakumulasi. Hal ini terjadi ketika hati
memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

Reabsorpsi

Setelah filtrasi, proses pembentukan urine selanjutnya adalah reabsorpsi, yakni


penyaringan ulang. Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi. Namun, sebagian besar akan
diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Penyerapan cairan tersebut dilakukan di tubulus proksimal nefron, tubulus distal, dan tubulus
pengumpul.
Air, glukosa, asam amino, natrium dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di
kapiler yang mengelilingi tubulus. Setelah itu, air bergerak melalui proses osmosis, yaitu
pergerakan air dari area yang terkonsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Hasil dari proses
ini adalah urine sekunder.
Zat yang terkandung dalam urine
Setelah mengenal tahapan pembentukan urine, Anda mungkin ingin mengenali zat-zat apa saja
yang terkandung dalam urine. Pasalnya, ketika darah melewati ginjal, air dan senyawa lainnya,
seperti protein dan glukosa akan kembali ke darah.
Sementara itu, limbah dan cairan berlebih akan dibuang. Alhasil, proses ini menghasilkan urine
yang terdiri dari beberapa zat, yaitu:
 air,
 urea, limbah yang terbentuk saat protein dipecah,
 urochrome, darah berpigmen yang membuat warna kuning pada urine,
 garam,
 kreatinin,
 amonia, dan
 senyawa lain yang dihasilkan empedu dari hati.
Maka dari itu, urine yang normal biasanya berwarna kuning jernih.
Ciri-ciri Urine yang Normal Menurut Warna, Bau, dan Jumlahnya

Anda mungkin juga menyukai