Anda di halaman 1dari 3

SENGKETA KLAIM ASURANSI

“MENGAPA SENGKETA BISA TIMBUL?”

“Janji adalah utang” demikian kata pepatah lama.


Asuransi adalah suatu janji dan janji harus dipenuhi, tetapi mengapa tidak
selalu harus dipenuhi ?.

Polis asuransi adalah bukti perjanjian itu dan memuat rupa-rupa janji dengan
rupa-rupa persyaratan. Jika salah satu syarat saja tidak dapat dipenuhi maka
janji pun dapat tidak dipenuhi.
Tetapi, mengapa syarat-syarat tidak dapat dipenuhi ?

Dalam kehidupan bisnis berasuransi kita sehari-hari dapat dilihat banyak


sekali faktor yang bisa menyebabkan timbulnya sengketa antara Penanggung
dan Tertanggung karena Penanggung menolak membayar klaim.

Faktor-faktor penyebab timbulnya sengeketa itu, a.l. :

1. Proses Pemasaran (Utmost Goodfaith – Duty of disclosure)


 Petugas pemasaran atau Agen kurang profesional. Pada umumnya
mereka dilatih mengenai cara berjualan yang baik dan efektif oleh
perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka juga diajarkan prinsip-
prinsip yang mendasari bisnis asuransi. Tetapi mereka tidak
menjalankan semuanya atau adakalanya sengaja mengabaikan apa
yang telah dipelajarinya. Mereka kurang memahami isi dari produk
asuransi yang dijual. Mereka lebih cenderung mengungkapkan tentang
apa yang dijamin (benefits) tetapi sedikit sekali tentang apa yang tidak
dijamin, lehih-lebih tentang syarat-syarat dan kewajiban yang harus
dipenuhi Tertanggung baik sebelum, selama pertanggungan berjalan
atau setelah terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
 Petugas pemasaran atau Agen selalu tidak mempunyai cukup waktu
untuk menjelaskan isi produk asuransi yang ditawarkannya dengan
lengkap. Mereka selalu ingin agar jualannya cepat dibeli. Mereka
terdorong oleh keinginan untuk secepatnya mencapai target produksi
dan berprestasi.
 Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam Surat Permohonan
Penutupan Asuransi (SPPA) kurang lengkap, bahkan kadang-kadang
tidak sesuai dengan fakta. Hal ini dapat diartikan sebagai
penyembunyian fakta atau pembohongan. Mereka mungkin lupa atau
menggampangkan dampak yang mungkin akan timbul dari jawaban-
jawaban yang tidak benar itu. Acapkali SPPA tidak diisi sendiri oleh
Calon Tertanggung. SPPA dapat saja diisi oleh petugas pemasaran
atau agen, tetapi jawabannya harus datang dari Calon Tertanggung.
Jawaban-jawaban itu harus dikonfirmasikan kebenarannya oleh Calon
Tertanggung sebelum SPPA ditanda tanganinya. Tertanggung atau
ahli warisnya tidak dapat menggunakan dalih bahwa SPPAnya diisi
oleh Petugas penjualan atau Agen perusahaan asuransi jika pada saat
pengajuan klaim di kemudian hari klaimnya ditolak dengan alasan
jawaban atas pertanyaan SPPA yang tidak benar.
 Pembeli atau Calon Tertanggung selalu kekurangan waktu untuk
mendengarkan penjelasan petugas pemasaran atau agen. Mereka
selalu sibuk dengan kegiatan usahanya sendiri. Asuransi bukan suatu
topik yang menarik untuk didengarkan karena seringkali Calon
Tertanggung tidak membeli asuransi atas kemauannya sendiri akan
tetapi terpaksa membeli. Mereka dipaksa membeli, misalnya, oleh
institusi keauangan pemberi kredit atau mereka terpaksa membeli
demi menghindari desakan dan bujukan terus menerus dari petugas
pemasaran atau agen. Adakalanya, mungkin karena petugas
pemasaran atau agennya perlu disenangkan hatinya karena ia menarik
atau cantik. Tertanggung cenderung mengingat apa yang dijamin
(benefits) dan melupakan apa yang dikecualikan termasuk apa yang
merupakan kewajibannya.
 Tertanggung tidak meluangkan waktu untuk membaca polis asuransi.
Ketika polis asuransi diserahkan kepadanya, tindakan pertama yang
diambil ialah segera membayar premi asuransi lalu dokumennya
disimpan. Atau jika preminya telah dibayar maka polis langsung
disimpan saja. Dokumen ini akan dilihat lagi ketika terjadi suatu
peristiwa yang mungkin menimbulkan klaim atau pada saat mendapat
pemberitahuan dari perusahaan asuransi bahwa masa pertanggungan
telah berakhir dan perlu diperpanjang. Tertanggung mungkin juga
telah membaca polis asuransi tetapi tidak sepenuhnya memahami
isinya namun enggan untuk meminta klarifikasi dari perusahaan
asuransi atau agennya. Walhasil, hanya ada kekecewaan, penyelesalan
dan cerca maki tatkala perusahaan asuransi menolak membayar klaim
dengan alasan yang jelas tertera di dalam polis asuransi.

............................ bersambung
FL- 09/01/09

Anda mungkin juga menyukai