PROVINSI LAMPUNG
Disusun Oleh :
1. Theresia (2011515008)
2. Sauki Rizkon (2011515086)
3. Ricky Febriandi (2011515051)
4. Vennyta Sari (2011515069)
5. Erli Apri Yansya (2011515084)
6. Made Dodi Hermawan (2011515062)
7. Sholihin (2011515076)
8. Julia Anggraini (2011515074)
9. Lisa Rahma Pertiwi (2011515078)
10. Lina Putriani (2011515034)
D. Kriteria Klien
a. Klien yang sudah mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien yang sudah diajarkan cara menghardik secara individu
c. Klien sudah mampu berkomunikasi
d. Klien bersedia mengikuti terapi aktivitas
E. Proses Seleksi
Sebelum diadakan terapi Kreativitas, Perawat menyeleksi klien yang tidak
bisa mengikuti terapi, dengan konta indikasi sebagai berikut :
a. Klien dengan gangguan perilaku kekerasan
b. Klien dengan gangguan orientasi realita (orang, tempat, & waktu)
c. Klien dengan gangguan resiko bunuh diri
F. Aktivitas dan indikasi
Klien yang mempunyai indikasi mengikutikreatifitas kelompok klien dengan
isolasi sosial, harga diri rendah, halusinasi, defisit perawatan diri.
Hal yang harus diperhatikan:
1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan kontrak yang
telah disepakati.
2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien tetap
tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien dengan
mengatakan “ Yang lain bisa pasti Bapak/ Ibu bisa “
3. Jika klien melakukan hal –hal yang tidak di inginkan (mengamuk,
mengganggu pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang aturan
permainan.
G. Data Klien
N Nama Kondisi
o
1. Ryan Kooperatif
2. Eryanto Kooperatif
3. Agus Kooperatif
4. M. Nazi Kooperatif
5. Ahmad Mukmin Kooperatif
6. Feriadi Kooperatif
H. Jadwal Kegiatan
Hari / tanggal : 26 Februari 2021
Tempat : Ruang Kutilang
Lama : 60 menit
Waktu : 14.00 WIB
Jumlah klien : 6 Orang
I. Metode Pelaksanaan
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi tanya jawab.
3. Bermain peran.
J. Media
1. Pot Bunga
2. Tanaman
3. Tanah untuk menanam
4. Pupuk
5. Scop
6. APD ( Hanscoon dan masker )
K. Materi
Terlampir
L. Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
a. Leader : Lina Putriani
b. Co leader : Sauki Rizkon
c. Fasilitator : Sholihin
Julia Anggraini
Ricky Febriandi
Theresia
Erli Apri Yansya
Vennyta Sari
d. Observer :Lisa Rahma Pertiwi
Made Dodi Hermawan
e. Uraian Tugas
1) Tugas leader
a) Membuka acara kreatifitas kelompok.
b) Memperkenalkan anggota terapis.
c) Menjelaskan tujuan aktifitas.
d) Memberikan kesempatan kepada klien untuk saling mengenal.
e) Menjelaskan aturan permainan.
f) Memberikan reinforcement.
g) Mengaktifkan kelompok.
h) Menutup jalannya kreatifitas.
2) Tugas Co Leader
a) Mendampingi dan membantu tugas leader.
b) Mengingatkan leader bila diskusi menyimpang
3) Tugas Fasilitator
a) Mempertahankan keikutsertaan klien.
b) Memfasilitasi dan memodifikasi klien untuk ikut serta.
4) Tugas Observer
a) Mengobservasi jalan diskusi.
b) Mencatat perilaku verbal selama kegiatan berlangsung.
c) Melaporkan jalannya kegiatan kreatifitas kelompok
M.Setting Tempat
Co Leader Leader
pasien
Observer Observer
Fasilitator Fasilitator
N. Antisipasi Kegiatan
1. Klien bersedia mengikuti kreatifitas kelompok.
2. Jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus izin terapis.
3. Jika klien yang direncanakan tiba-tiba tidak mau ikut, perawat perlu
menanyakan alasannya. Jika sulit diberi pengertian tidak dilibatkan dalam
kelompok.
4. Jika ada klien yang mengganggu jalannya acara terapis akan dikeluarkan dari
kelompok.
5. Jika ada dalam anggota saling mempertahankan argumentasinya Leader dan
Co leader berperan dalam meluruskannya.
1. Proses Evaluasi.
Evaluasi Struktur
a. Peserta maksimal 7 orang.
b. Setting tempat klien baik berbentuk huruf U dengan suasana tenang dan
tidak ada yang mondar-mandir dan tetap menjaga jarak karena sedang masa
pandemi Covid 19.
c. Alat dan bahan lengkap tersedia
2. Evaluasi Proses
a. Klien tidak ada yang meninggalkan ruangan.
b. Semua klien aktif dan dapat memberikan tanggapan dengan segera secara
keseluruhan.
3. Evaluasi Hasil
a. 80% Klien dapat berkerja sendiri
b. 80% klien yang hadir aktif bekerja
c. 80% klien mampu mendemonstrasikan bercocok tanam
d. 80 % klien mampu mengungkapkan perasaanya setelah bercocok tanam
O. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Memperkenalkan diri terapis
3) Klien memperkenalkan diri
b) Evaluasi / validasi
c) Menanyakan perasaan klien saat ini
d) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkebun.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu berkebun.
b) Terapis membagikan alat/media untuk tiap klien.
c) Terapis meminta klien untuk mulai berkebun.
d) Setelah semua klien selesai berkebun, terapis meminta masing-masing klien
untuk memperlihatkan yang telah dibuatnya.
e) Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
f) Setiap kali klien selesai memperlihatkan, terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kreatifitas
kelompok.
2) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
3) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan.
b) Kontrak Yang Akan Datang
1) Menyepakati pembuatan kreatifitas kelompok yang baru.
2) Menyepakati waktu dan tempat berikutnya.
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses kreatifitas kelompok berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan kreatifitas kelompok. Untuk kreatifitas kelompok berkebun,
kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan dan
memperlihatkan hasil kegiatannya.
Lampiran Materi :
Pastikan bahwa pot yang akan Anda gunakan mempunyai lubang di bagian
bawahnya. Lubang ini berfungsi agar ketika menyiram tanaman, airnya tidak
tergenang pada tanah.
Sebelum melakukan penanaman bibit, pemilihan media dan wadahnya merupakan
salah satu komponen yang penting. Anda harus dapat menyesuaikan
ukuran pot dengan tanaman yang sekiranya ingin dibudidaya. Kemudian, Anda harus
memeriksa juga bagian bawah pot apakah sudah ada lubang yang digunakan untuk
respirasi atau belum. Jika lubang ini belum tersedia, sebaiknya berikan lubang
minimal lima buah agar aliran air lebih lancar.
Tanaman yang mendapat cahaya matahari secara langsung akan tumbuh lebih subur
dan sehat dibandingkan dengan tanaman yang kurang mendapatkan asupan cahaya
matahari langsung.
Menanam tanaman hias dalam pot juga harus memperhatikan peletakkan potnya. Hal
ini dimaksudkan agar tanaman hias Anda mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Sinar matahari sangat berguna bagi tanaman untuk proses fotosintesis. Sedangkan
untuk perawatannya tidak berbeda jauh dengan tanaman pada umumnya yakni
membutuhkan air dan pupuk. Kemudian yang tidak kalah penting adalah Anda harus
mengganti pot ketika tanaman hias sudah bertambah besar agar tidak roboh.
Ada beragam tanaman hias yang dapat dikembangbiakan dalam pot. Baik
itu tanaman hias berbunga maupun tanaman hias yang hanya berupa daun. Cara
menanam dan merawat tanaman hias dalam pot juga tidak terlalu sulit dan tidak
berbeda jauh dengan mengembangbiakkan tanaman hias pada umumnya. Cara ini
bisa dijadikan salah satu alternatif apabila sekiranya Anda tidak memiliki lahan yang
cukup untuk melakukan hobi bercocok tanam Anda.