Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

LABORATORIUM BENIH DAN PEMULIAAN TANAMAN

Pokok Bahasan : DORMANSI BENIH


Subpokok Bahasan : 1. Definisi; 2. Klasifikasi dormansi dan
mekanisme dormansi; 3. Cara-cara
mengatasi dormansi
Tujuan Akhir : Mahasiswa mampu menjelaskan proses
Perkuliahan yang terjadi pada benih dorman,
menjelaskan berbagai tipe dan mekanisme
dormansi, dan menjelaskan cara mengatasi
berbagai tipe dormansi benih
Buku Acuan : Seed Science And Technology, LO Copeland
& MB McDonald
DORMANSI BENIH
Definisi:

Suatu kondisi dimana benih hidup tidak berkecambah sampai


batas waktu akhir pengamatan perkecambahan walaupun faktor
lingkungan optimum untuk perkecambahannya.

Suatu kondisi atau suatu keadaan benih yang tidak


berkecambah walaupun kondisi lingkungan ideal untuk
perkecambahan.

Ada juga benih dalam kondisi :istirahat (quiesence): benih tidak


berkecambah karena kondisi lingkungan tidak memungkinkan.

Dormansi benih merupakan mekanisme tanaman untuk bertahan


dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yaitu melalui penundaan
perkecambahan.
KLASIFIKASI DORMANSI BENIH

A. DORMANSI PRIMER: Dormansi yang disebabkan faktor


internal benih

Dormansi primer merupakan bentuk dormansi yang paling umum


dan terdiri atas dua bentuk dormansi yaitu : dormansi eksogen
dan dormansi endogen.

Dormansi Eksogenus
Faktor penyebab dormansi eksogenus adalah tidak tersedia unsur
esensial untuk perkecambahan (air, cahaya, suhu). Tipe dormansi
Ini juga berhubungan dengan sifat fisik kulit benih (menyebabkan
hambatan mekanis) untuk berkecambah terutama pada benih
yang impermeabilitas terhadap air yang disebut sebagai benih
keras (hard seed).
Metode Pematahan Eksogenus
Skarifikasi mekanis
Teknik yang umum adalah dengan menggerus benih
dengan zat yang abrasif (menipiskan testa), pemanasan,
pendinginan (chilling), perubahan suhu yang drastis,
perendaman dalam air mendidih, dan menusuk benih
dengan jarum.

Meletakkan benih pada frekuensi radio tertentu dapat


mengubah integritas kulit benih sehingga memungkinkan
penetrasi air dan udara.
Skarifikasi Kimia
Asam sulfat digunakan dengan tujuan mendegradasi
testa. Untuk testa yang mengandung senyawa tak larut
air yg menghalangi masuknya air ke benih, pelarut
organik seperti alkohol dan aseton dapat digunakan .

Skarifikasi kimia kurang popular secara komersial karena


bahan-bahan berbahaya dan benih harus dicuci
sempurna setelah perlakuan. Penurunan daya
berkecambah dapat terjadi karena overskarifikasi

Teknik lain menggunakan enzim kulit benih selektif


seperti selulase dan pektinase untuk mendegradasi kulit
benih.
Dormansi Endogenus
Dormansi endogenus adalah dormansi yang banyak ditemukan
(prevalen) dalam benih. Dormansi endogenus merupakan sifat
yang melekat pada benih (inherent), misalnya benih memiliki
kelebihan inhibitor yang harus dikurangi atau dihilangkan
sebelum dikecambahkan.

Mekanisme Dormansi Endogenus (Fisiologis)


Pada dormansi eksogenus yang memerlukan perubahan fisik pada
kulit benih , pada dormansi endogenous memerlukan perubahan
fisiologis antara lain:
Pematangan embrio rudimenter
Tanggapan terhadap zat pengatur pertumbuhan
Perubahan suhu dan ekspos ke cahaya.
Hal-hal yang Berpengaruh Pada Dormansi Endogenus:
Kondisi lingkungan selama pembentukan dan
pematangan benih dapat mempengaruhi durasi
dormansi endogenus

Dormansi embrio rudimenter: benih beberapa species


terlepas secara morfologis. Hal ini menyebabkan
dormansi karena embrio imatur tidak mampu
berkecambah. Ada 2 bentuk:
1. Embrio belum berkembang (Gnetum gnemon L.)
2. Embrio ukurannya masih terlalu kecil (Anona sp)
Fenomena After Ripening: Kebutuhan akan penyimpanan
kering setelah benih di panen) contohnya : padi

Keseimbangan Hormonal: Phytohormon yang terdapat di


dalam benih adalah Giberelin (promotor), Sitokinin (Pengizin),
dan Asam Absisat/ABA (inhibitor). Kondisi keseimbangan
hormonal menentukan benih dapat berkecambah atau tetap
dorman.
Hipotesis Khan

Giberelin Sitokinin ABA


+ + +
Berkecambah
+ + -
+ - -
+ - +
- + +
Dorman
- + -
- - +
- - -
Metode Pematahan Dormansi Fisilogis:

Stratifikasi: 1. Suhu rendah/chilling pada suhu 3°C-10°C


2. Suhu tinggi 40°C-50° C

Giberelin.
Pemberian GA3 eksogenus dapat mensubtitusi skarifikasi
yang mengimplikasikan bahwa hormon ini adalah hormon
perangsang. Selain GA 3 juga dapat diperlakukan dengan
KNO3 dsbnya.

After ripening selama penyimpanan


Hilangnya dormansi selama penyimpanan pd suhu kamar.
Pada benih sereali penyimpanan dilakukan pada suhu 15-
20° C selama 1-2 bulan untuk mendapatkan
perkecambahan maksimum.
B. DORMANSI SEKUNDER: Dormansi ini terjadi karena
disebabkan faktor eksternal benih

Benih nondorman dapat mengalami dorman. Hal ini mungkin


disebabkan oleh keberadaan benih dalam kondisi yang semua
aspek baik untuk perkecambahan kecuali satu aspek.

PENYEBAB DORMANSI SEKUNDER


1. Suhu (Thermodormancy)
2. Cahaya (Photodormancy)
3. Kegelapan (Skotodormancy)

Kelebihan atau ketidakteraturan air, bahan kimia, udara/gas juga


dapat menginduksi dormansi sekunder.
Hasil penelitian yang menggunakan gandum musim
semi dan barley musim dingin dilaporkan dapat
menginduksi dormansi sekunder:
1. Menyimpan benih barley pada suhu 50°-90°C.
2. Menyimpan benih barley berkadar tinggi selama 7 hari
pada suhu 20°C.
3. Menyimpan benih gandum berkadar air tinggi selama
1 hari dalam kontainer yang tertutup rapat pada suhu
50° C.
4. Menyimpan benih dalam air dan dalam kegelapan 1-3
hari pada suhu 1-3 °C.
Mekanisme dormansi sekunder:
1. Imposisi/terkena hambatan pada titik krusial dalam
sekuens metabolik menuju perkecambahan
2. Ketidakseimbangan antara zat pemacu pertumbuhan
dan zat penghambat pertumbuhan.

Pematahan Dormansi Sekunder:


Meniadakan faktor eksternal yang dapat
menyebabkan benih dorman.

Lebih cenderung dilakukan pematahan secara


fisiologis
Mekanisme Utama Dormansi Benih
A. Dormansi yang disebabkan penutup embrio (perikarp, testa,
perisperm, dan endosperm).
1. Pertukaran gas terhambat
2. Penyerapan air terhambat
3. Penghambatan mekanis
4. Inhibitor di dalam penutup embrio
5. Kegagalan dalam memobilisasi cadangan makanan dari
endosperm/perisperm

B. Dormansi Embrio
1. Embrio belum berkembang dan berdiferensiasi
2. Pemblokiran sintesa asam nukleat dan protein
3. Kegagalan dalam memobilisasi cadangan makanan dari
embrio
4. Defisiensi zat pengatur pertumbuhan tanaman
5. Adanya inhibitor
Keuntungan dan Kerugian Dormansi Benih

• Keuntungan:
Merupakan mekanisme untuk mempertahankan hidup
(penyambungan zuriat)
Mencegah terjadinya perkecambahan di lapangan
Pada beberapa sp. lebih tahan simpan

• Kerugian
Memperpanjang waktu perkecambahan pertumbuhan tidak
uniform disaingi gulma
Mengacaukan saat tanam
Masalah dalam interpretasi terhadap pengujian benih
Ketidakseragaman dalam pemasakan menimbulkan masalah
panen

Anda mungkin juga menyukai