Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERTEMUAN VI
Berdasarkan arah aliran tambahan kemampuan ekonomis kepada Wajib Pajak, penghasilan dapat
dikelompokkan menjad :
a. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji,
honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan
sebagainya;
b. penghasilan dari usaha dan kegiatan;
c. penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak, seperti bunga,
dividen, royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan
untuk usaha;dan
d. penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah.
I. WP OP Pengusaha
A. Definisi
Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang berstatus sebagai Pengusaha adalah orang pribadi yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor
barang, melakukan usaha perdaganga, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah pabean.
Wajib Pajak Orang pribadi yang berstatus sebagai Pengusaha Tertentu adalah WP OP yang
melakukan kegiatan usaha pedagang pengecer (penjualan barang secara grosir dan atau eceran dan
penyerahan jasa) yang mempunyai satu atau lebih tempat usaha).
44
Modul Praktikum Perpajakan
Kondisi tertentu bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha dan Pengusaha Tertentu, dalam hal
sebagai berikut :
1. Melakukan pembukuan atau pencatatan atas penghasilan yang diperoleh. Jika memiliki
penghasilan bruto dalam satu tahun melebihi Rp. 4,8 Milyar maka wajib menyelenggarakan
pembukuan. Sedangkan jika penghasilan dibawah Rp. 4,8 M, maka diperkenankan untuk
45
Modul Praktikum Perpajakan
2. Hak
Hak-hak Wajib Pajak Pengusaha dan Pengusaha tertentu antara lain :
memperoleh perlindungan (kerahasiaan) data/informasi perpajakan yang diberikan;
mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi);
mengajukan keberatan, banding, dan peninjauan kembali;
mengajukan permohonan penundaan pembayaran;
mengajukan permohonan mengangsur pembayaran;
mengajukan permohonan penundaan pelaporan SPT Tahunan
Wajib Pajak juga dapat berkonsultasi tentang kewajiban dan hak perpajakan di Kantor Pelayanan
Pajak terdekat atau tempat Wajib Pajak terdaftar.
D. Sanksi Administrasi
1. Denda keterlambatan penyampaian SPT Masa PPN sebesar Rp, 500.000,- selain SPT Masa
PPN sebesar Rp. 100.000,-
46
Modul Praktikum Perpajakan
2. Denda keterlambatan SPT Tahunan untuk SPT Orang Pribadi sebesar Rp. 100.000,-
3. bunga keterlambatan pembayaran pajak baik masa dan tahunan seebsar 2% per bulan dari
pajak terutang yang masih harus dibayar.
Perkerjaan bebas adalah perkerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai keahlian
khusus dan tidak terikat oleh hubungan kerja. Hal ini berarti pihak yang melakukan pekerjaan bebas
berbeda dengan pegawai ataupun pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas.
Jasa yang diberikan dari pekerjaan bebas berbeda dengan yang dilakukan oleh seorang karyawan.
Contoh dari pekerjaan bebas antara lain layanan profesional dari pengacara, dokter, atau akuntan
yang diberikan secara langsung oleh mereka sendiri.
Sementara itu, merujuk pada Pasal 1 Angka 24 Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan orang pribadi yang mempunyai
keahlian khusus sebagai usaha memperoleh penghasilan yang tidak terikat suatu hubungan kerja.
Lebih lanjut berdasarkan Pasal 3 PER-16/2016, tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas terdiri
atas pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
Contoh lain dari pekerjaan bebas diantaranya olahragawan, pengarang, peneliti, penerjemah,
penyanyi, pelawak, bintang film, model, pelukis, sutradara dan penceramah.
47
Modul Praktikum Perpajakan
III. KASUS
Kasus 1 :
Penghitungan PPh Orang Pribadi memiliki Usaha dan atau Pekerjaan Bebas
(menggunakan Pembukuan).
Raka, memiliki pekerjaan bebas jasa konsultan pajak. Dalam menjalankan usahanya Raka
menyelenggarakan pembukuan.
Dari buku catatan dalam tahun 2017 jumlah Peredaran Usaha Bruto adalah sebesar Rp.
462.808.500,- dengan perincian sebagai berikut :
– Bulan Januari 2017 Rp. 36.457.000,-
– Bulan Februari 2017 Rp. 38.992.300,-
– Bulan Maret 2017 Rp. 39.751.400,-
– Bulan April 2017 Rp. 36.665.900,-
– Bulan Mei 2017 Rp. 37.710.200,-
– Bulan Juni 2017 Rp. 39.954.000,-
– Bulan Juli 2017 Rp. 38.500.000,-
– Bulan Agustus 2017 Rp. 39.853.400,-
– Bulan September 2017 Rp. 40.330.000,-
– Bulan Oktober 2017 Rp. 41.230.800,-
– Bulan November 2017 Rp. 35.963.000,-
– Bulan Desember 2017 Rp. 37.400.500,-
Peredaran Usaha Bruto Rp. 462.808.500,-
Total Biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 347.106.375,-
Selama tahun 2016 sudah membayar angsuran PPh Pasal 25 sebesar Rp. 2.500.000,-
Berikut ini adalah identitas yang tercantum di Kartu NPWP :
Nama : RAKA (K/1)
Alamat : Jl. Taman Indah 111 Mojokerto
Alamat yang digunakan untuk melakukan usaha adalah sama dengan alamat tempat tinggal.
Anggota keluarga yang menjadi tanggungan Dewa adalah :
· Dewi, istri (sebagai ibu rumah tangga), lahir tanggal 10 November 1971.
· Dimas, anak kandung (sebagai pelajar), lahir tanggal 8 Oktober 1995.
48
Modul Praktikum Perpajakan
Harta dan kewajiban yang dimiliki Raka per 31 Desember 2017, sebagai berikut :
a. Rumah (warisan) Rp 200.000.00,-
b. Mobil Xenia Rp 135.000.000,-
c. Tabungn (BRI) Rp 100.000.000,-
PPh
Terutang:
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 2.702.000 = 405.300 +
Total PPh Terutang (n) 2.905.300
Kredit Pajak:
PPh Pasal 25 (m) 5.400.000 -
PPh Kurang
(n-m) 976.300
Bayar
49
Modul Praktikum Perpajakan
Kasus 2 :
Penghitungan PPh Orang Pribadi memiliki Usaha dan atau Pekerjaan Bebas (menggunkan Norma
Penghitungan).
Raka, sebagai seorang pedagang eceran barang-barang kelontong untuk keperluan rumah tangga.
Dalam menjalankan usahanya Raka tidak menyelenggarakan pembukuan. Ia memilih untuk
menghitung penghasilan netonya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghitungan Neto
(NPPN).
Dari buku catatan dalam tahun 2017 jumlah Peredaran Usaha Bruto adalah sebesar Rp.
462.808.500,- dengan perincian sebagai berikut :
– Bulan Januari 2017 Rp. 36.457.000,-
– Bulan Februari 2017 Rp. 38.992.300,-
– Bulan Maret 2017 Rp. 39.751.400,-
– Bulan April 2017 Rp. 36.665.900,-
– Bulan Mei 2017 Rp. 37.710.200,-
– Bulan Juni 2017 Rp. 39.954.000,-
– Bulan Juli 2017 Rp. 38.500.000,-
– Bulan Agustus 2017 Rp. 39.853.400,-
– Bulan September 2017 Rp. 40.330.000,-
– Bulan Oktober 2017 Rp. 41.230.800,-
– Bulan November 2017 Rp. 35.963.000,-
– Bulan Desember 2017 Rp. 37.400.500,-
Peredaran Usaha Bruto Rp. 462.808.500,-
Harta dan kewajiban yang dimiliki Raka per 31 Desember 2017, sebagai berikut :
a. Rumah (warisan) Rp 200.000.00,-
b. Mobil Xenia Rp 135.000.000,-
c. Tabungn (BRI) Rp 100.000.000,-
Selama tahun 2017 sudah membayar angsuran PPh Pasal 25 sebesar Rp. 5.400.000,-
50
Modul Praktikum Perpajakan
Perhitungan PPh terutang atas nama Raka dan jumlah PPh yang lebih/kurang dibayar untuk tahun
pajak 2016 serta bagaimana pengisiannya di Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan apabila Wajib Pajak akan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto antara lain:
a. Wajib Pajak tetap wajib menyelenggarakan pencatatan sebagaimana diatur dalam Pasal 28
UU KUP;
b. Biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan usaha pokok Wajib Pajak tidak dapat dikurangkan
lagi, karena telah diperhitungkan dengan tarif dalam menghitung Norma Penghitungan
Penghasilan Neto.
PPh
Terutang:
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 25.842.000 = 3.876.300 +
Total PPh Terutang (n) 6.376.300
Kredit Pajak:
PPh Pasal 25 (m) 5.400.000 -
PPh Kurang
(n-m) 976.300
Bayar
51
Modul Praktikum Perpajakan
LEMBAR KERJA-6
PRAKTIK MAHASISWA
Kasus 1 : Pengh itungan PPh Orang Pribadi Memiliki Usaha dan atau Pekerjaan Bebas
(Menggunakan Pembukuan)
Raka, seorang pedagang eceran barang-barang kelontong untuk keperluan rumah tangga. Dalam
menjalankan usahanya Raka menyelenggarakan pembukuan.
Dari buku catatan dalam tahun 2017 jumlah Peredaran Usaha Bruto adalah sebesar Rp.
500.000.000,- dengan perincian sebagai berikut :
– Bulan Januari 2017 Rp. 36.457.000,-
– Bulan Februari 2017 Rp. 38.992.300,-
– Bulan Maret 2017 Rp. 39.751.400,-
– Bulan April 2017 Rp. 36.665.900,-
– Bulan Mei 2017 Rp. 37.710.200,-
– Bulan Juni 2017 Rp. 39.954.000,-
– Bulan Juli 2017 Rp. 38.500.000,-
– Bulan Agustus 2017 Rp. 39.853.400,-
– Bulan September 2017 Rp. 40.330.000,-
– Bulan Oktober 2017 Rp. 41.230.800,-
– Bulan November 2017 Rp. 35.963.000,-
– Bulan Desember 2017 Rp. 74.592.000,-
Peredaran Usaha Bruto Rp. 500.000.000,-
Harta dan kewajiban yang dimiliki Raka per 31 Desember 2017, sebagai berikut :
a. Rumah (warisan) Rp 200.000.00,-
52
Modul Praktikum Perpajakan
Diminta :
a. Hitung PPh Raka tahun 2017!
b. Isikan SPT Tahunan Raka tahun 2017menggunakan formulir 1770 yang telah disediakan!
Kasus 2 : Pengh itungan PPh Orang Pribadi Memiliki Usaha dan atau Pekerjaan Bebas (M
(menggunakan Norma Penghitungan)
Raka, sebagai seorang pedagang eceran barang-barang kelontong untuk keperluan rumah tangga.
Dalam menjalankan usahanya Raka tidak menyelenggarakan pembukuan. Ia memilih untuk
menghitung penghasilan netonya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghitungan Neto
(NPPN).
Dari buku catatan dalam tahun 2016 jumlah Peredaran Usaha Bruto adalah sebesar Rp.
462.808.500,- dengan perincian sebagai berikut :
– Bulan Januari 2017 Rp. 36.457.000,-
– Bulan Februari 2017 Rp. 38.992.300,-
– Bulan Maret 2016 Rp. 39.751.400,-
– Bulan April 2016 Rp. 36.665.900,-
– Bulan Mei 2017 Rp. 37.710.200,-
– Bulan Juni 2017 Rp. 39.954.000,-
– Bulan Juli 2016 Rp. 38.500.000,-
– Bulan Agustus 2016 Rp. 39.853.400,-
– Bulan September 2016 Rp. 40.330.000,-
– Bulan Oktober 2016 Rp. 41.230.800,-
– Bulan November 2017 Rp. 35.963.000,-
– Bulan Desember 2017 Rp. 74.592.000,-
Peredaran Usaha Bruto Rp. 500.000.000,-
53
Modul Praktikum Perpajakan
Harta dan kewajiban yang dimiliki Raka per 31 Desember 2017, sebagai berikut :
a. Rumah (warisan) Rp 200.000.00,-
b. Mobil Xenia Rp 135.000.000,-
c. Tabungn (BRI) Rp 100.000.000,-
54