I. PENDAHULUAN
Pasien dengan keganasan darah sering mengalami trombositopenia, hal ini mungkin
merupakan ciri khas dari penyakit itu sendiri atau akibat dari kemoterapi. Perdarahan spontan
yang terlihat dapat terjadi pada beberapa pasien keganasan darah dengan trombositopenia tetapi
tidak pada yang lain; alasan untuk hal ini belum diketahui dengan jelas. Risiko perdarahan secara
potensial tergantung tidak hanya pada jumlah trombosit tapi juga pada fungsi trombosit dan
pergantian trombosit. Saat ini tersedia beberapa tes untuk evaluasi karakteristik fungsional
trombosit, tetapi masih kekurangan validasi untuk stratifikasi risiko perdarahan pada pasien
keganasan darah dengan trombositopenia. Tes itu diantaranya persentase trombosit yang ter-
retikulasi dan masih memiliki RNA yang dapat dijumpai dalam darah tepi, yang dapat ditentukan
dengan peralatan hematologi otomatis dan dilaporkan sebagai fraksi trombosit imatur / Immature
platelet fraction (IPV). Trombosit dengan ukuran belum matang tampak lebih aktif daripada
trombosit yang lebih matang ketika diuji secara in vitro, 1-7.
Fraksi trombosit imatur / Immature platelet fraction (IPV) mewakili persentase trombosit
yang bersirkulasi yang masih memiliki RNA. Parameter ini yang mengukur trombosit muda,
yang ter-retikulasi, dalam darah tepi. Immature platelet fraction adalah biomarker otomatis yang
cepat dan tidak mahal untuk mengetahui etiologi trombositopenia. Menurut penelitian terbaru
pada populasi Denmark, interval referensi untuk IPF sebagaimana ditentukan oleh penganalisis
hematologi adalah 1,3–9%. Fraksi trombosit imatur / Immature platelet fraction (IPV)
umumnya rendah pada gangguan trombositopenik dengan supresi atau aktivitas sumsum tulang
yang rendah. 8
Penilaian frekuensi dan jenis gejala perdarahan sebelumnya dapat membantu dalam
menentukan risiko perdarahan. Terdapat kuantifikasi gejala perdarahan dengan kuesioner
perdarahan standar yang telah diusulkan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan memprediksi
risiko perdarahan pada pasien dengan penyakit von Willebrand. Trombositopenia sama seperti
penyakit von Willebrand adalah defek pada hemostasis primer dan dengan gejala perdarahan
yang identik. 9-11
Saat ini belum ada penggunaan kuesioner perdarahan standar untuk memprediksi perdarahan
pada pasien trombositopenia. Cakupan lengkap dari masalah tersebut memerlukan studi baik
untuk sebagai prediktor untuk perdarahan dan transfusi trombosit profilaksis pasien keganasan
darah.
Pada penelitian ini yang menjadi dasar pemikiran/ hipotesis adalah bahwa pasien keganasan
darah dengan trombosit kecil, trombosit matang lebih mudah mengalami perdarahan dan
memiliki kapasitas hemostatik yang lebih rendah.
Pada saat inklusi, pasien menjalani wawancara terstruktur tentang gejala perdarahan
sebelumnya menggunakan Penanda Molekuler dan Klinis Terkondensasi untuk Diagnosis dan
Manajemen penyakit von Willebrand Tipe 1 (Condensed MCMDM-1VWD) kuesioner
perdarahan yang diberikan. Untuk setiap pasien skor sumatif dari gejala perdarahan sebelumnya
dihitung sebagai jumlah dari setiap tingkatan gejala yang spesifik.
Perdarahan yang terjadi dalam waktu 30 hari terakhir sebelum masuk sebagai subjek
penelitian didata sebagai variabel dikotomis (ada atau tidak ada) berdasarkan informasi dari
catatan medis, protokol transfusi dan sistem informasi laboratorium.
B. Variabel
Variabel klinis diujikan adalah usia, jenis kelamin dan komorbiditas (penyakit hati,
insufisiensi ginjal kronis, dan jenis keganasan). Parameter berikut dicatat jika ada selama masa
tindak lanjut: pengobatan medis (inhibitor trombosit, heparin, warfarin, inhibitor reuptake
serotonin selektif (SSRI), obat antiinflamasi non steroid (NSAID), glukokortikoid sistemik,
kemoterapi dan antibiotik), infeksi. Variabel klinis dipilih secara apriori berdasarkan penelitian
sebelumnya mengenai faktor risiko perdarahan.
D. Prosedur Pemeriksaan
Parameter hematologi diukur pada darah utuh antikoagulan ethylene diaminine tetraacetic
acid (EDTA) pada Sysmex XN-1000 (Sysmex, Kobe, Jepang). Fibrinogen (metode Clauss),
waktu tromboplastin parsial teraktivasi (aPTT) dan rasio normalisasi internasional (INR)
dievaluasi pada plasma antikoagulasi sitrat pada Sysmex CS-2500 (Sysmex, Kobe, Jepang),
Kreatinin, ureum, albumin, bilirubin dan alanin aminotransferase ditentukan pada serum non
antikoagulan pada Dimension EXL 200 (Siemens, Erlangen, Jerman)
Tabel 5.5 Prediktor kebutuhan transfusi trombosit profilaksis dalam follow-up 30 hari
OR tranfusi thrombosit profilaksis Adjusted OR tranfusi thrombosit
(95% CI) profilaksis (95% CI)
Immature platelet fraction, %
Platelet count x109/L
Fibrinogen, μmol/L
Albumin, g/L
VI. DASAR PUSTAKA
Keganasan Hematologi
Trombopoesis ↓
Produksi trombosit ↓
Jumlah trombosit ↓
Trombosit immatur ↓
IPF rendah
Fungsi Hemostatik ↓
Alur Penelitian
Pemeriksaan kadar IPF,CBC jumlah trombosit, agregasi trombosit, ureum, kreatinin, ALT,
albumin, bilirubin, PT/INR dan aPTT, fibrinogen
Penyusunan laporan
Penyajian laporan