MAKALAH
Kromotogarafi cair kerja tinggi dan Kromotogarafi gas
OLEH :
Nama : Sarti
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ Kromotogarafi cair kerja tinggi dan Kromotogarafi gas”. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah kimia organk lanjut program
serta bimbingan dari berbagai pihak dan juga informasi dari berbagai sumber,
untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan makalah ini dan menjadikan makalah ini lebih baik
lagi. Penulis berharap semoga makalah ini nantinya dapat bermanfaat bagi penulis
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kromatografi adalah istilah umum untuk berbagai cara
gas atauzat cair, dan fasa diam, dapat berupa zat cair atau zat padat. Kita biasanya
membentuksuatu lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang
lainnyamerupakan cairan yang merembes lewat atau melalui fase yang stasioner.
Fasastasioner mugkin suatu zat padat atau suatu cairan, dan fasa yang
bergerakmungkin suatu cairan atau suatu gas. Maka semua jenis kromatografi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
KCKT digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit
detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum
tersebut (kuantitatif). Sebetulnya hanya ada dua hal utama yang menjadi krusial
point dalam metode KCKT. Yang pertama adalah proses separasi/pemisahan dan
yang kedua adalah proses identifikasi. Dua hal ini mejadi faktor yang sangat
ulangan yang dinyatakan dengan teori plate (terjadi pada setiap lempeng,
1. Pemisahan secara fisiko - kimiawi yang melibatkan interaksi antar fase gerak,
1. Jenis-Jenis KCKT
1) Kromatografi padat-cair
Teknik ini tergantung pada teradsorpsinya zat padat pada adsorben yang
polar seperti silika gel atau alumina. Kromatografi lapisan tipis (TLC) adalah
salah satu bentuk dari LSC. Dalam KCKT kolom dipadati atau dipak dengan
μ).Sebagian besar dari KCKT sekarang ini dibuat untuk mencapai partikel-
partikel microparticulate lebih kecil dari 20μ . Teknik ini biasanya digunakan
untuk zat padat yang mudah larut dalam pelarut organik dan tidak terionisasi.
2) Kromatografi partisi
Teknik ini tergantung pada partisi zat padat diantara dua pelarut yang
tidak dapat bercampur salah satu diantaranya bertindak sebagai rasa diam dan
yang lainnya sebagai fasa gerak. Pada keadaan awal dari kromatografi cair (LSC),
rasa diamnya dibuat dengan cara yang sama seperti pendukung pada kromatografi
gas (GC). Fasa diam (polar atau nonpolar) dilapisi pada suatu pendukung inert
dan dipak kedalam sebuah kolom. Kemudian rasa gerak dilewatkan melalui
kolom. Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi cair cair (LLC).
lama, telah dikembangkan pengepakan fase diam yang berikatan secara kimia
dengan pendukung inert. Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi fase
terikat (BPC = Bonded Phase Chromatography). BPC dengan cepat menjadi salah
satu bentuk yang paling populer dari KCKT. Kromatografi partisi (LLC dan
BPC), disebut "fase normal" bila fase diam lebih polar dari fase gerak dan "fase
terbalik" bila fase gerak lebih polar dari pada fase diam.
ditambah. Asam sulfonat dan amin kuarterner merupakan jenis resin pilihan
paling baik untuk digunakan Keduanya, fase terikat dan resin telah digunakan.
Teknik ini digunakan secara luas dalam life sciences dan dikenal untuk pemisahan
asam-asam amino. Teknik ini dapat dipakai untuk keduanya kation dan anion.
2. Instrumen KCKT
Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui
kolom. Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa
menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil, bila detektor sensitif
terbatas.
b. Injektor (injector)
disturbansi yang minimum dari material kolom. Ada dua model umum :
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan
b. Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan
pada Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai
60 -70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-
volume lebih besar dari 10 μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan
diinjeksifan secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop
tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom
temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama
d. Detektor
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di
yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua
tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi
dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas,
e. Sistem penyuntik
mengatasi tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan terokan. Pada saat pengisian
pembuang. Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir
f. Tendon pelarut
Tendon pelarut atau fase gerak mempunyai ciri yaitu bahan tendon harus
lembam terhadap berbagai fase gerak berair dan tak berair. Sehingga baja anti
karat jangan dipakai pada pelarut yang mengandung ion halida dan jika harus
bertekanan, hindari menggunakan gelas. Daya tampung tendon harus lebih besar
dari 500 ml yang dapat digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir yang
umumnya 1 – 2 ml/menit.
g. Elusi Gradien
waktu retensi dari senyawa-senyawa yang tertahan kuat pada kolom. Dasar-dasar
dipilih dengan cara trial and error. Tabel 3. 1. berikut ini menunjukkan
gradien. Dalam praktek, gradien dapat diformasi sebelum dan sesudah pompa.
Dari Gambar 3.2. waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui /dihitung.
Lni bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu komponen, bila
kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak sebanding atau
proporsional dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk memperoleh hasil
secara kuantitatif.
i. Fasa gerak
Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah
salah satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang
sangat luas pada solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat
umum yang sangat disukai, yaitu rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah
3. Fase dalam KCKT
Dilihat dari jenis fase diam dan fase gerak, KCKT (kolomnya) dibedakan
menjadi:
Contoh kasusnya yaitu silika yang dimodifikasi menjadi non polar melalui
pelekatan rantai-rantai hidrokarbon panjang pada permukaannya secara sederhana
baik berupa atom karbon 8 atau 18. Sebagai contoh, pelarut polar digunakan
berupa campuran air dan alkohol seperti metanol.
Dalam kasus ini, akan terdapat atraksi yang kuat antara pelarut polar dan
molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Atraksi yang terjadi tidak
akan sekuat atraksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada silika
(fase diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Oleh karena itu, molekul-
molekul polar dalam campuran akan menghabiskan waktunya untuk bergerak
bersama dengan pelarut.
Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan cenderung membentuk
atraksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi gaya van der Waals.
Senyawa-senyawa ini juga akan kurang larut dalam pelarut karena membutuhkan
pemutusan ikatan hydrogen sebagaimana halnya senyawa-senyawa tersebut
berada dalam molekul-molekul air atau metanol misalnya. Oleh karenanya,
senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam larutan dan akan bergerak
lambat dalam kolom.
Ini berarti bahwa molekul-molekul polar akan bergerak lebih cepat melalui
kolom.
Keuntungan kromatografi fase terbalik :
Senyawa yang polar akan lebih baik pemisahannya
Senyawa ionic dapat dipisahkan
Air dapat digunakan sebagi pelarut
kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu
lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak.
sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada
senyawa terhalogenasi < golongan eter < golongan ester < golongan keton <
kualitatif cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat
Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan standard
umumnya adalah sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal lain yang perlu
dilihat adalah spektrum 3D dari signal kromatogram. Zat yang sama akan
mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika spektrum 3D antara dua
zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang berlainan,
dianalisis di dalam sampel. Yang berperan dalam proses separasi pada system
HPLC adalah kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis analisa,
misalnya kolom C18 yang dapat digunakan untuk analisa carotenoid, protein,
lovastatin, dan sebagainya. Namun ada juga kolom yang khusus dibuat untuk
tujuan analisa tertentu, seperti kolom Zorbax carbohydrat (Agilent) yang khusus
proses separasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis kolom dan juga fasa
mobil.
adalah proses identifikasi. Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk signal
kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling
bertumpuk (overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan perhitungan
konsentrasi. Oleh karena itu biasanya untuk sample jenis ini dilakukan tahapan
preparasi sample yang lebih rumit agar sample yang siap diinjeksikan ke HPLC
sudah cukup bersih dari impuritis. Sample farmasi biasanya jauh lebih mudah
karena sedikit mengandung komponen selain zat aktif. Sample ini umumnya
membuat keputusan tipe yang mana yan gharus dipilih yang dapat memberikan
Skema I : Seleksi tipe KCKT adalah suatu petunjuk umum untuk seleksi
tipe KCKT . Informasi ini akan memudahkan para analis untuk memutuskan
pemelihan tipe KCKT yang memberikan para analis untuk memutuskan pemilihan
Informasi seperti kelarutan, gugus fungsi yang ada, besarnya Berat Molekul
dapat diperoleh dari pembuat informasi, pemberi sampel, atau data spektroskopik
data-data ini dapat digunakan sebagai petunjuk bagi analis memilih tipe HPLC
Dalam banyak hal kedua teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh efek
pemisahan yang sama membaiknya. Bila derivatisasi diperlukan pada KG, namun
pada KCKT zat-zat yang tidak diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang
labil pada pemanasan atau tidak menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun
demikian bukan berarti KCKT menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan
yang lebih besar bagi para analis laboratorium. Derivatisasi juga menjadi populer
pada KCKT karena teknik ini dapat digunakan untuk menambah sensitivitas
Cepat: Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang
dapat diselesaikari sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit
dimana interaksi selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit
rasa diam. Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa
diam dan rasa gerak pada KCKT memberikan parameter tambahan untuk
KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari
Banyak analisis yang bisa dilakukan dengan kolom yang sma sebelum dari
jenis sampel yang diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang
digunakan.
Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat yang tidak
eksklusi dan penukar ion ideal sekali untuk mengalissis zat – zat tersebut.
Mahal
B. Kromotografi gas
dalam kimia analitik untuk memisahkan dan menganalisis campuran yang dapat
adalah gas, yang paling lazim adalah helium, hydrogen, dan nitrogen. Pilihan gas
pembawa tergantung pada karakteristik detector. Fase diamnya bisa berupa zat
(GSC) dan zat cair yang dikenal dengan Kromatografi Gas-Cair atau GasLiquid
Chromatography (GLC). Alat yang digunakan untuk metode ini disebut gas
senyawa. Metode ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang
standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari
kromatogram.
kromatografi gas adalah sebagai berikut. Gas pembawa yang ada di dalam
silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi fase diam.
Sampel berupa campuran yang akan dipisahkan, biasanya dalam bentuk larutan,
yang dipanaskan agar sampel berubah menjadi gas. Kemudian sampel dibawa
oleh gas pembawa ke dalam kolom dan di dalam kolom terjadi proses pemisahan.
dengan rekorder terdiri dari beberapa peak. Jumlah peak yang dihasilkan
suatu kromatogram terdiri dari 5 peak maka terdapat 5 senyawa atau 5 komponen
dalam campuran tersebut. Sedangkan luas peak bergantung kepada kuantitas suatu
komponen dalam campuran. Karena peak-peak dalam kromatogram berupa
segitiga maka luasnya dapat dihitung berdasarkan tinggi dan lebar peak tersebut.
1. Gas Pembawa
Gas pembawa berfungsi sebagai fase bergerak. Gas pembawa adalah gas inert
Masalah kemurnian gas yang sangat tinggi tiap detector memberikan kemurnian
gas berbeda. Gas pembawa akan membawa uap sampel masuk ke dalam kolom
masuk ke dalam detector untuk di deteksi secara individual. Gas pembawa yang
umum digunakan adalah He, N2, H2, dan Ar. Namun untuk detector
analisis, biasanya tekanan 10-50 psi dengan laju aliran 25-150 ml/menit.
oleh blok pemanas (heater block), umumnya diatur 50oC di atas titik didih
logam yang panas. Kotak logam tersebut dipanaskan dengan pemanas listrik.
akan diuapkan dalam injector yang panas dan 100 % sampel masuk
menuju kolom.
sampel diuapkan dalam injector yang panas dan dibawa ke dalam kolom
tinggi.
3. Kolom
Kolom terbuat dari tabung yang dibuat berbentuk spiral terbuka. Baja
tahan karat digunakan untuk tabung kolom kromatograf bila bekerja pada
temperature tinggi. Diameter kolom bervariasi dari 1/16 sampai 3/16. Panjang
Kolom pada Gas Kromatograf yang biasa digunakan ada dua jenis kolom
yaitu Packed Column dan Open Tubular Column. Packed Column terbuat dari
stainless steel atau gelas dengan garis tengah 3-6 mm dan panjang 1-5 m. Kolom
diisi dengan serbuk padat halus atau zat padat sebagai zat pendukung yang dilapisi
zat cair kental yang sukar menguap sebagai fase diam. Jenis Packed Column ini
lebih disukai untuk tujuan preparatif karena dapat menampung jumlah sampel
yang banyak. Open Tubular Column lebih kecil dan lebih panjang dari Packed
panjangnya karena bagian dalam kolom tidak terhalang oleh fasa diam. Dengan
kolom terbuka memberikan resolusi yang lebih tinggi. Akan tetapi, Open Tubular
diam dan fase gerak. Komponen-komponen akan mengalami tiga kondisi yaitu
terbawa dengan pembawa, terdistribusi secara dinamis antara gas pembawa dan
Selain itu, proses pemisahan dalam kolom dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti sifat kimia sampel, material kolom, dimensi kolom, laju aliran gas
pembawa, suhu oven kolom, dll. Secara umum semakin mirip polaritas sampel
dengan fase diam maka semakin kuat interaksi antara keduanya sehingga sampel
akan tertahan lebih lama dalam kolom dengan kata lain waktu retensi semakin
lama. Semakin panjang kolom, semakin panjang lintasan yang dilalui oleh sampel
maka waktu retensi yang digunakan semakin lama. Semakin cepat laju aliran gas
pembawa dalam migrasi sampel dalam kolom maka semakin cepat waktu retensi.
sama halnya dengan suhu oven kolom, semakin tinggi suhu oven maka semakin
lemah interaksi antara fase diam, sekain cepat waktu retensi yang diperlukan.
yang menghasilkan pemisahan yang baik namum memiliki waktu retensi yang
seefektif mungkin.
4. Oven Oven
bertugas memberikan akurasi dan kestabilan suhu yang baik bagi kolom
karena salah satu faktor yang berpengaruh dalam pemisahan komponen sampel di
kolom adalah suhu oven kolom. kolom diletakan dalam oven yang bisa diatur
5. Fase Stasioner
dengan persen berat. Pada GSC fase stasionernya berupa bahan padat atau berpori
berbentuk molekul kecil, sedangkan pada GLC fase stasionernya berupa cairan
6. Detektor
komponen sampel yang telah dipisahkan dalam kolom. Detector yang peka
sinyal listrik. Kuat lemahnya sinyal tergantung pada laju aliran komponen sampel.
masuk ke FID dan akan dibakar dalam nyala (campuran gas H2 dan
sel yaitu sel referensi dan sel sampel. Sel referensi hanya dilalui oleh gas
pembawa, sementara sel sampel dilalui oleh gas pembawa dan komponen
sumber radioaktif Nikel, dan jumlah elektron yang hilang dari proses itu
dilewatkan ke filter tertentu (filter S,P atau Sn) kemudian akan dideteksi
oleh Photomultiflier.
5. Flame Thermionic Detector (FTD) atau biasa disebut sebagai detector
satuan tegangan.
7. Recorder
mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda
3. Sistem Peralatan
molekul tersebut akan melewati ruang ion yang dimana di tempat tersebut
molekul akan diserang oleh banyak sekali electron dan beberapa dari tumbukan
tersebut memiliki energi yang cukup untuk melepaskan satu atau lebih elector dari
dari ionization chamber kemudian melewati tiga celah. Pada celah pertama ion
dikenakan tegangan 1000 volt sampai melewati celah ketiga dengan tegangan 0
volt. Celah kedua, yang merupakan celah pertengahan mimiliki tegangan diantara
1000 – 0 volt. Semua kation yang melalui celah ini dipercepat untuk mendapatkan
berkas cahaya yang fokus. Setelah melalui proses percepatan, kemudian kation
bergantung pada massa kation. Kation yang ringan mengalami pembelokkan yang
lebih dibandingkan dengan kation yang berat. Selain itu yang mempengaruhi
jumlah medan magnet yang digunakan yaitu muatan ion. Ion-ion yang dipisahkan
mendeteksi ion sehingga partikel netral tidak akan terdeteksi. Recorder akan
5. Treatment Sample
Treatment sample pada penggunaan instrument GC/MS kali ini
(GC/MS)”
di daerah Cartagea City yang digunakan pada piring , wadah makanan, dan
PTFE/silicone septum.
metode ekstraksi tanpa pelarut yang dibuat dalam lapisan serat silica
dengan lapisan tipis sebagai sorbent, untuk ekstraksi analit menguap dari
dengan jumlah ppm dan ppb, beberapa dengan aplikasi dapat digunakan
HP-5 capillary column, dengan panjang 30 m, dan ketebalan film 0.25 μm.
°C, dengan kenaikan 15 °C per minute, dan suhu tertinggi mencapai 300
yang tersedia pada Nist08 spectra library. Komposisi bahan kimia tercatat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kromatografi Cair Tenaga Tinggi (KCKT) atau biasa juga disebut dengan
tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
injector kemudian campuran tersebut dibawa oleh gas pembawa menuju kolom
tempat terjadinya pemisahan dan akan dibaca oleh detector. Kromatografi gas
yang lebih akurat. Kromatografi Gas dapat dilakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif.
B. Saran
Saran yang berikan pada makal ini adalah bahwa materi tentang
kromotografi cair kerja tinggi dan kromotografi gas ini sebaiknya harus lebih
banyak dipelajari karena materinya terbilang cukup rumit dan mencari informasi
DAFTAR PUSTAKA
Putra L., 2004, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang Farmasi, Jurnal
Perpustakaan digital Universitas Sumatera Utara.
Himawan J., 2010, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, diakses pada tanggal 10
November 2013.