Disusun Oleh :
PENDAHULUA
Hukum merupakan suatu aturan yang mengatur antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lain. Hukum bisa ada dan tercipta karena adanya masyarakat, bilamana
tidak ada masyarakat/orang maka tentu tidak akan ada hukum. Dari kelahiran sampai
meninggal, manusia itu hidup di tengah manusia lainnya, yakni setiap manusia hidup
dalam pergaulan dengan manusia lainnya. Hukum merupakan suatu aturan yang tidak
bisa terlepas dalam kehidupan, karena hukum merupakan suatu aturan yang mengatur
setiap manusia, sehingga dalam hukum banyak sekali aturan-aturan yang tidak
memperbolehkan manusia untuk berbuat sesuatu. Indonesia merupakan negara hukum,
dasar pijakan bahwa indonesia negara hukum adalah yang tertuang di dalam Undang-
undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat 3 yang menyebutkan bahwa :”Negara Indonesia adalah
Negara Hukum”.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan.Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita
sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai
manusia.Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena
pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak
tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi
diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak
yang tidak dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak
asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal,
artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun.
Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya
juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarakat berhak untuk memperoleh pembelaan
didepan hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/
ketentuan yang tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat
dan menyediakan sangsi untuk orang yang melanggar hukum.
1) Plato, hukum adalah sistem peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik
yang mengikat masyarakat.
2) Aristoteles, hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat
masyarakat tetapi juga hakim.
3) Austin, hukum adalah peraturan yang diadakan untuk memberi bimbingan kepada
makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang berkuasa atasnya.
4) Bellfroid, hukum yang berlaku di suatu masyarakat mengatur tata tertib
masyarakat itu didasarkan atas kekuasaan yang ada pada masyarakat.
5) E.M. Meyers, hukum adalah semua peraturan yang mengandung pertimbangan
kesusilaan ditujukan pada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan menjadi
pedoman penguasa negara dalam melakukan tugasnya.
6) Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang
daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai
jaminan dari kepentingan bersama terhadap orang yang melanggar peraturan itu.
7) Immanuel Kant, hukum adalah keseluruhan syarat yang dengan ini kehendak
bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan dengan kehendak bebas dari orang
lain memenuhi peraturan hukum tentang kemerdekaan.
8) Van Kant, hukum adalah serumpun peraturan yang bersifat memaksa yang
diadakan untuk mengatur dan melindungi kepentingan orang dalam masyarakat.
9) Van Apeldoorn, hukum adalah suatu gejala sosial; tidak ada masyarakat yang
tidak mengenal hukum maka hukum itu menjadi suatu aspek dari kebudayaan
seperti agama, kesusilaan, adat istiadat, dan kebiasaan.
10) S.M. Amin, hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi-
sanksi.
11) E. Utrecht, hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh seluruh
anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, pelanggaran petunjuk
hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa itu.
12) M.H. Tirtaamidjata, hukum adalah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam
tingkah laku dan tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti
mengganti kerugian jika melanggar aturan itu yang akan membahayakan diri
sendiri atau harta, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda,
dan sebagainya.
13) J.T.C. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto, hukum ialah peraturan yang
bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat, yang dibuat oleh badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana
terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman.
1) Teori klasik :
Teori Etis adalah tujuan hukum semata mata untuk mewujudkan keadilan
(justice).
2) Teori Modern
Berbeda dengan teori barat tentang tujuan hukum, maka teori timur
umumnya tidak menempatkan kepastian tetapi hanya menekankan kepada tujuan
hukum yaitu keadilan adalah keharmonisandan keharmonisn adalah kedamaian.
Jadi berbeda dengan tujuan hukum barat, maka tujuan hukum timur masih
menggunakan kultur hukum asli mereka yang tidak terlalau berlandaskan kepada
keadilan, kemanfaatan, kepastian hukum.
Perbedaan mendasar teori hukum barat dengan teori hukum timur adalah
jika hukum barat mengedepankan kepastian hukum, kemanfaatan hukum, dan
keadilan maka yang menjadi tujuan hukum teori timur adalah kedamaian (peace).
Sebagai contoh penegakan hukum di negara Jepang adalah jika pengadilan Jepang
dalam putusannya, sering mengabaikan ketentuan formal, demi mewujudkan
kedamaian didalam masyarakat mereka. Bahkan, perkara-perkara yang tidak berat,
seperti pencurian, dapat dilakukan perdamaian antara pelaku pencurian (bahasa 19
jepangnya dorobo), dengan korbannya secara resmi di kantor-kantor polisi, dimana
disana sudah tersedia formulir khusus untuk perdamaian.
Syaratnya jika perdamaian itu antara pencuri dan korbannya, adalah bahwa
pencuri langsung mengaku bersalah, meminta maaf kepada korbannya,
mengembalikan barang curiannya, dan yang terpenting adalah korbannya
memaafkannya. Perkara ditutup dan tidak lagi dilanjutkan, meskipun sebenarnya
ketentuan formal dari hukum acara pidana di Jepang, identik dengan hukum acara
pidana Barat dan Indonesia, yaitu menganut asas “tidak ada perdamaian dalam
perkara pidana”, tetapi sendi dalam realitas praktik hukum, undang-undang
diabaikan demi tujuan hukum kedamaian.
c) Teori Islam
1. Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan
peraturan hukum itu berlaku secara formal.
2. Sumber hukum materil merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum misalnya
hubungan sosial, hubungan kekuatan politik,situasi sosial ekonomi, tradisi (kriminologi,
lalu-lintas), perkembangan internasional, keadaan geografis.
Pada umumnya para pakar membedakan sumber hukum ke dalam kriteria. Sumber
hukum materiil dan Sumber hukum formal.
Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam bahasa
prancis droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan normatif
yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak melekat pada dirinya karna ia adalah
seorang manusia Hak asai manusia berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun,
sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat
dibagi-bagi, saling berhubungan dan saling bergantung.
Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak
tersebut ‘’dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan, atau nalar.
Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini bahwa hak
asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati oleh masyarakat.
Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-klaim kaum yang
tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang meragukan keberadaan
HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak asasi manusia hanya ada karena manusia
mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut.
Dari sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia sendiri dapat dibatasi
atau dikurangi dengan syarat-syarat tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan oleh
hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis.
Sementara itu, pengurangan hanya dapat dilakukan dalam keadaan darurat yang
mengancam "kehidupan bangsa", dan pecahnya perang pun belum mencukupi syarat ini.
Selama perang, hukum kemanusiaan internasional berlaku sebagai lex specialis.
Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh dikesampingkan dalam keadaan
apapun, seperti hak untuk bebas dari perbudakan maupun penyiksaan.
2.2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) menurut para ahli
Hak asasi manusia sudah memiliki cabang ilmu sendiri untuk mempelajarinya.
Untuk itu ada beberapa pengertian hak asasi manusia dari para ahli yang mengemukakan
cabang ilmu tentang hak asasi manusia, yaitu:
HAM menurut Jhon Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang langsung di berikan Tuhan kepada manusia sebagai
hak yang kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa
mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar dan suci.
HAM Menurut Jan Materson
Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB. Menurutnya HAM adalah hak-hak
yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil hidup sebagai manusia.
HAM menurut miriam budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir didunia. Hak itu sifatnya
universal,karna hak dimiliki tanpa adanya perbedaan. Baik itu ras, jenis kelamin, suku
dan agama.
HAM menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto
HAM adalah suatu hak yang bersipat mendasar. Hak yang dimiliki manusia sesuai
dengan kodratnya yang pada dasarnya tidak bisa dipisahkan.
HAM menurut undang-undang nomer 39 tahun 1999
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai ciptaan tuhan
yang maha esa. Hak tersebut merupakan anugrah yang wajib dilindungi dan dihargai
oleh setiap manusia.
Kesimpulan dari berbagai pengertian HAM diatas adalah suatu kebutuhan mendasar
yang harus dimiliki oleh manusia sejak dirinya dalam kandungan.
Ham memiliki beberapa jenis atau macam yang harus kita ketahui dan pahami
berikut adalah penjabaran dari jenis jenis HAM:
Sebaliknya, HAM tidak dapat hidup di negara yang mendasarkan pada kekuasaan.
Negara Kekuasaan (machtstaat) sangat bertentangan dengan HAM. Karena, Negara
Kekuasaan tidak akan memberikan perlindungan hak-hak dasar kepada rakyatnya. Penguasa
dalam Negara Kekuasaan biasanya akan membelenggu dan membatasi hak-hak rakyatnya.
Hanya penguasalah pemegang hak-hak mendasar itu.
Melihat gambaran dan korelasi antara HAM dengan Negara Hukum, kemudian
dikontraskan dengan Negara kekuasaan di atas, dapat dikatakan bahwa antara HAM dan
Negara Hukum adalah dua sisi dari satu keping mata uang. Sedangkan antara HAM dengan
Negara kekuasaan ibarat air dengan minyak. Hukum dan HAM akan saling berkaitan dan
berhubungan sehingga tidak bisa dipisahkan, baik dalam aspek teoritis maupun praktis.
2.4 Hukum dan HAM Di Indonesia
Sistem hukum Indonesia merupakan sistem yang berlaku di Indonesia sebagai sumber
hukum bagi pengadilan, para hakim, untuk memformulasikan putusan, dan juga pada saat
yang sama meliputi nilai-nilai atau ideal yang melandasinya. Setiap bangsa memiliki sistem
hukumnya sendiri, beserta sistem nilai yang melandasinya, termasuk Indonesia pemahaman
yang memadai terhadap sumber ataupun bahan yang berasal dari sumber-sumber hukum di
Indonesia merupakan komponen konkret dari struktur atau bangunan hukum sistem hukum
Indonesia, yang meliputi peraturan perundang-undangan, putusan-putusan pengadilan,
kebiasaan, serta kaidah-kaidah nonpositif lainnya, bahwa setiap isu hukum harus
diselesaikan dalam kerangka sistem hukum yang berlaku, atau dengan mengacu pada
sumber itu Sistem hukum merupakan struktur formal.
Sistem hukum Indonesia adalah struktur formal kaidah-kaidah hukum yang berlaku
dan asas-asas yang mendasarinya, yang pada gilirannya didasarkan Undang-undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dijiwai oleh Falsafah Pancasila. Unsur-unsur
hukum positif Indonesia (sistem kaidah) meliputi:
Di samping sistem kaidah yang berlaku di Indonesia seperti yang disebutkan di atas,
termasuk pula subsistem kaidah di dalam penerapan kaidah dan asas-asasnya, seperti:
peradilan, kejaksaaan, kepolisian, dan subsistem lembaga pemasyarakatan. Subsistem
lainnya adalah pengembangan hukum nasional berencana oleh Badan Pembinaan Hukum
Nasional, gejala sosial dalam konteks telaahan sosiologi-budaya di Indonesia, dan politik
hukum Nasional.
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas dapat simpulkan bahwa:
Hukum adalah peraturan tingkah laku manusia, yang diadakan oleh badan-badan resmi
yang berwajib, yang bersifat memaksa, harus dipatuhi, dan memberikan sanksi tegas bagi
pelanggar peraturan tersebut baik dalam masyarakat dan negara (sanksi itu pasti dan dapat
dirasakan nyata bagi yang bersangkutan).
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI,
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
3.2 Saran-saran
Sebagai makhluk sosial dan hidup di negara hukum kita harus patuh dan menaati setiap
hukum yang telah dibuat oleh negara dan kita juga harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan
menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan
sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ali, Teori Hukum dan Implementasinya, Bandung, Rajawali Pers, 2007, hlm. 45-47.
Herman. Sahilan, Manan. 2012. Pengatar Hukum Indonesia. Makassar: Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar.
Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia. id.wikipedia.Org/wiki/HakAsasi Manusia- 26k.Diakses 7 Juni 2020.
Ishaq. 2015. Dasar – Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia. id.wikipedia.Org/wiki/HakAsasi Manusia- 26k.Diakses 17
Mei 2020.