Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM TB UPTD PUSKESMAS PURABAYA


TAHUN 2018

Disusun Oleh :
Petugas TB UPTD Puskesmas Purabaya

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI


UPTD PUSKESMAS PURABAYA
KECAMATAN PURABAYA
KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Bismillahirrohmaanirrohiim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan fitrah
yang baik yang akan menjadi tenang dan tentram apabila senantiasa mengingat
Allah SWT dan selalu lapang apabila mengerjakan amal saleh, berkat Rahmat dan
Karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tahunan dan Rencana
Tahunan Program TB di UPTD Puskesmas Purabaya Kabupaten Sukabumi Tahun
2018.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjunan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan pengikut setianya sampai kiamat
nanti.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan Tahunan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun senantiasa menerima dengan tangan
terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan pembuatan
Laporan Tahunan Ini.
Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam membuat Laporan Tahunan ini.Semoga amal soleh dan
kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.

Purabaya, Januari 2019

Penyusun

Laporan Tahunan Program TB 2018 | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Visi dan Misi Programer TB.............................................................. 3
1. Visi ............................................................................................ 3
2. Misi ........................................................................................... 3
3. Tujuan umum ............................................................................ 3
4. Tujuan Khusus ........................................................................... 4
BAB II Gambaran Umum ............................................................................ 5
A. Gambaran Umum Kecamatan Purabaya ......................................... 5
B. Gambaran Umum Puskesmas Purabaya ......................................... 10
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................................ 12
A. Penemuan pasien TB ...................................................................... 12
B. Diagnosis TB .................................................................................... 12
C. Klasifikasi Penyakit .......................................................................... 12
D. Pengobatan TB ................................................................................ 13
E. Evaluasi Program ............................................................................ 13
1. Target Penemuan Suspek TB dan penemuan Kasus BTA + ........ 13
2. Penemuan Kasus baru TB paru BTA negatif dan RO +................ 14
3. Rekap Suspek Yang di periksa dahak 2018.................................. 15
4. Grafik Cakupan Penemuan Suspect TB tahun 2018.................... 16
5. Grafik Cakupan CDR ( Case Detection Rate )…………………………… 16
6. Grafik Cakupan Konversi ( Convertion Rate )………………………….. 17
F. Masalah dalam pelaksanaan Program…………………………………………. 17
BAB IV Rencana Kegiatan yang Akan Dilakasanakan .................................. 18
BAB V Penutup ............................................................................................ 21
A. Kesimpulan ...................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................ 22
Lampiran

Laporan Tahunan Program TB 2018 | ii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945
melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban
ganda (double burden).Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara
penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah.Penyakit menular tidak mengenal
batas wilayah administratif, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan
tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan
pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau Negara ke
daerah atau Negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil
efektif.
Kemajuan diberbagai bidang kehidupan terjadi sebagai akibat dari proses
industrialisasi dan modernisasi. Hal ini turut merubah pola hidup masyarakat yang
pada akhirnya berdampak pada berubahnya pola penyakit di masyarakat. Perubahan
pola penyakit ini terjadi dimana sebelumnya cenderung didominasi oleh penyakit
infeksi maka pada saat sekarang berubah menjadi penyakit degenerative.
Pada sisi lain pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam hal melakukan
pencegahan terhadap penyakit infeksi masih minim. Di tambah lagi dengan factor
lingkungan yang kurang mendukung sehingga pada akhirnya penyakit infeksi masih
menjadi masalah dan menjadi factor yang turut menentukan derajat kesehatan
Masyarakat.
Salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di
masyarakat adalah penyakit paru-paru khususnya Tuberculosa Paru (TB Paru). Besar
dan luasnya permasalahan akibat TB Paru mengharuskan kepada semua pihak untuk
dapat berkomitmen dan bekerjasama dalam melakukan penanggulangan TB Paru.
Kerugian yang diakibatkannya sangat besar, bukan hanya dari aspek kesehatan
semata tetapi dari aspek social maupun ekonomi. Dengan demikian TB Paru
merupakan ancaman terhadap cita-cita pembangunan meningkatkan kesejahteraan

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 1


rakyat secara menyeluruh. Karenanya perang terhadap TB Paru berarti perang
terhadap kemiskinan, ketidakproduktifan, dan kelemahan terhadap TB.
Laporan TB dunia oleh WHO yang terbaru (2006), masih menempatkan
Indonesia sebagai penyumbang terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina
dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000, dan jumlah kematian sekitar 101.000
pertahun. (pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes, Jakarta 2006)
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh
mycobacterium tuberculosis, Pada tahun 2005 diperkirakan ada 9 juta pasien TB dan
98% kematian akibat TB di dunia, terjadi pada Negara-negara berkembang. Demikian
juga kematian wanita akibat TB lebih banyak daripada kematian karena kehamilan,
persalinan dan nifas. (Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, hal 2,
Depkes,Jakarta2006.)
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan
rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan
pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal. Akibat TB,
maka akan kehilangan pendapatan sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara
ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan
dikucilkan oleh masyarakat. (Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis,Depkes,Jakarta2006).
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain adalah :
1. Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada Negara-negara
yang sedang berkembang.
2. Kegagalan program TB selama ini, yang diakibatkan oleh :
a. Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan
b. Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh
masyarakat, penemuan kasus/diagnose yang tidak standar, obat tidak
terjamin penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan
pelaporan tidak standar, dan sebagainya)
c. Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnose dan panduan obat yang
tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis)
d. Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG
e. Infrastruktur kesehatan yang buruk pada Negara-negara yang mengalami
krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat.

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 2


3. Perubahan demografi karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan
struktur umur kependudukan.
4. Dampak pandemi HIV.
Situasi TB di dunia semakin memburuk, jumlah kasus TB meningkat dan
banyak yang tidak berhasil disembuhkan, terutama pada Negara yang dikelompokkan
dalam 22 negara dengan masalah TB terbesar (high burden countries), menyikapi hal
tersebut, pada tahun 1993, WHO mencanangkan TB sebagai kedaruratan dunia
(global emergency). (Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis,Depkes,Jakarta2006.)
Munculnya pandemi HIV/AIDS didunia menambah permasalahan TB.
Koinfeksi dengan HIV akan meningkatkan risiko kejadian TB secara signifikan. Pada
saat yang sama kekebalan ganda kuman TB terhadap obat anti TB (multidrug
resistece = MDR) semakin menjadi masalah akibat kasus yang tidak berhasil
disembuhkan, keadaan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya
epidemi yang sulit ditangani. (Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis,Depkes,Jakarta2006)
Penyakit Tuberculosa Paru ini menjadi masalah yang cukup komplek, Selain
berdampak pada aspek kesehatan (angka kesakitan dan kematian) juga berdampak
pada Aspek Sosial dan Ekonomi, dan sumber daya manusia. Aspek sosial terpengaruh
karena tidak sedikit penderita TB. Paru merasa malu untuk bersosialisasi walaupun
secara langsung tidak dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Dampak pada aspek
ekonomi terjadi dimana penderita akan kehilangan waktu produktif selama 3-6 bulan
sehingga diperkirakan 20 - 30 % penghasilannya turut menghilang. Positif kuantitas
sumber daya manusia. Hal ini terjadi karena kebanyakan kasus menyerang pada usia
produktif.(Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis,Depkes Jakarta 2006.)

B. Visi, Misi, dan Tujuan Programer TBC


1. Visi
Menuju masyarakat bebas masalah TB yang sehat,mandiri dan berkeadilan.
2. Misi
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat pada umumnya dalam
pengendalian penyakit TB
3. Tujuan Umum
Untuk menekan serendah-rendahnya penularan TB Paru serta meningkatkan
pemberdayaan masyarakat pada umumnya dalam pengendalian penyakit TB

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 3


4. Tujuan Khusus
a. Penemuan suspect TB dan tata laksana dini kasus TB
b. Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta kualitas
hidup
c. Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk
selanjutnya
d. Mencegah terjadinya kekambuhan TB
e. Menurunkan Resiko penularan TB
f. Mencegah terjadinya dan penularan TB resisten obat.

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 4


BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Kecamatan Purabaya


2.1.1 Geografis
Peta Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Purabaya Kecamatan Purabaya

Luas Wilayah 105 Km2 yang terdiri dari 7 Desa yaitu :


1. Desa Purabaya : 13,76 Km2
2. Desa Cimerang : 13,08 Km2
3. Desa Citamiang : 10,01 Km2
4. Desa Margaluyu : 12,91 Km2
5. Desa Cicukang : 17,75 Km2

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 5


6. Desa Pagelaran : 10,17 Km2
7. Desa Neglasari : 27,32 Km2
Batas wilayah kerja Puskesmas Purabaya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Nyalindung
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sagaranten dan Kecamatan
Curugkembar
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jampangtengah dan Kecamatan
Lengkong
Distribusi tanah menurut luas sawah dan darat :
1. Sawah : 13,57 Km2
2. Darat : 91,37 Km2
3. Tanah Kehutanan : 16,99 Km2
4. Perkebunan : 28,13 Km2
5. Tanah Milik : 54,94 Km2
6. Lain-lain : 1,65 Km2
Jarak dari Kota Sukabumi ± 39 km, jarak dengan Ibu Kota Kabupaten Sukabumi
yang berlokasi di Pelabuhan Ratu ± 90 km. Kondisi jalan dari Puskesmas ke desa
bervariasi, ada yang sudah diaspal, ada yang sudah diaspal tapi saat ini kondisinya rusak
berat, disamping itu ada yang baru taraf pengerasan (belum diaspal). Kendati demikian
secara umum jalan menuju ke pusat pemerintahan desa (balai desa) dapat ditempuh
dengan kendaraan roda dua atau empat. Rata-rata waktu tempuh dari Puskesmas ke ibu
kota desa berkisar 5-80 menit dengan kondisi keterjangkauan rata-rata terjangkau walau
dengan kondisi jalan yang sulit seperti yang telah diuraikan diatas. Kondisi tersebut
tentunya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan cakupan program puskesmas dan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang tersedia baik puskesmas induk,
puskesmas pembantu, maupun posyandu.
Jarak terjauh ke fasilitas pelayanan kesehatan Kecamatan adalah Desa Cicukang
sejauh 11 Km dengan waktu ± 75 menit dengan kondisi keterjangkauan desa sukar
transportasi.

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 6


Tabel 01
Kategori Desa Di Puskesmas Purabaya Tahun 2018

Jarak Terjauh Ke Kondisi


Jumlah Rata-Rata Waktu
No Desa Kategori Fasilitas Kesehatan Keterjangkauan
RT/RW Tempuh Ke PKM
(PKM) Desa
1 Purabaya Swasembada 39/10 0,5 Km 10 menit Mudah
2 Cimerang Swasembada 35/8 5 Km 30 menit Mudah
3 Citamiang Swasembada 31/6 7 Km 45 menit Sukar
4 Margaluyu Swasembada 17/4 8 Km 60 menit Sukar
5 Cicukang Swasembada 30/7 10 Km 75 menit Sukar
6 Pagelaran Swasembada 22/4 4 Km 30 menit Mudah
7 Neglasari Swasembada 48/7 4 Km 30 menit Sukar

2.1.2 Topografi
Puskesmas Purabaya berada di wilayah kerja Kecamatan Purabaya Kabupaten
Sukabumi. Kecamatan Purabaya berada di sebelah timur Kabupaten Sukabumi atau
selatan dari Kota Sukabumi, sebagian besar wilayahnya merupakan perbukitan dan
pegunungan, wilayahnya relatif bergelombang yang terdiri dari perbukitan dan lembah
yang cukup terjal dan curam dengan ketinggian ± 925 di atas permukaan laut. Wilayahnya
rawan longsor, suhunya berkisar antara 18-26o C dengan curah hujan dan kelembaban
udara yang cukup tinggi serta sering berkabut.

2.1.3 Demografi
1. JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR
Tabel 02
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur
Di Kecamatan Purabaya Tahun 2018

Kelompok Umur Jumlah Penduduk


No
(Tahun) Laki-Laki Perempuan
1 0-4 1.983 1.929
2 5-9 1.904 1.852
3 10 - 14 1.894 1.842
4 15 - 19 1.492 1.451
5 20 - 24 1.478 1.437
6 25 - 29 1.415 1.376
7 30 - 34 1.353 1.315
8 35 - 39 1.374 1.336
9 40 - 44 1.353 1.315
10 45 - 49 1.332 1.295
11 50 - 54 1.374 1.336
12 55 - 59 1.353 1.315

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 7


13 60 - 64 937 911
14 > 65 1.577 1.522
Jumlah L/P 20.897 20.330
Jumlah 41.227
BERDASARKAN DATA JUMLAH PENDUDUK DIATAS DAPAT DILIHAT BAHWA KELOMPOK

UMUR 15-44 TAHUN yaitu sebanyak 16.695 jiwa (40,67%), dimana pada usia ini merupakan
usia produktif. GOLONGAN UMUR INI MERUPAKAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF YANG MASIH

MEMPUNYAI PELUANG UNTUK BEREPRODUKSI DAN HARUS MENDAPAT PERHATIAN TERUTAMA DARI

PROGRAM KIA DAN KB.


2. RASIO BEBAN TANGGUNGAN , RASIO JENIS KELAMIN DAN KEPADATAN PENDUDUK
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Purabaya akhir Desember 2016
adalah 41.227 jiwa, terdiri dari 20.897 laki-laki dan 20.330 perempuan, dengan
kepadatan penduduk 391/Km2.dan rasio beban tanggungan 54,63. Selengkapnya
dapat di lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 03
Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rasio Beban Tanggungan
Di Kecamatan Purabaya Tahun 2018

LUAS
JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
N WILAYA JUMLAH
DESA RUMAH JIWA/RUMA PENDUDUK
O H PENDUDUK
TANGGA H per km2
(km2)
1 Purabaya 13,76 7.515 2.661 2,8 544,5
2 Cimerang 13,08 6.638 2.007 3,3 505,7
3 Citamiang 10,01 4.685 1.547 3,0 465,3
4 Margaluyu 12,91 3.638 1.343 2,7 279,5
5 Cicukang 17,75 6.038 2.159 2,8 338,8
6 Pagelaran 10,17 3.529 1.235 2,8 344,4
7 Neglasari 27,32 9.184 3.020 3,0 335,3
Jumlah 105 41.227 13.972 2,9 391
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) 54,63

2.1.4 Pendidikan
Data pendidikan penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Purabaya, yaitu
sebanyak 33.383 jiwa atau sebanyak 81,32 % penduduk Kecamatan Purabaya, sudah
melek hurufsebanyak 31.495 jiwa diantaranya merupakan pendidikan tinggi yang
ditamatkan.
Tingkat pendidikan ini sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
masyarakat termasuk pengetahuan tentang kesehatan.

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 8


Lebih tinggi pendidikan seseorang, akan semakin tinggi pemahamannya tentang
kesehatan, yang mana dengan pengetahuannya ini akan membantu bagi individu tersebut
atau orang lain dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.
Untuk lebih jelasnya seperti dalam grafik di bawah ini :

Grafik 01
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf
Di Kecamatan Purabaya Tahun 2018

33,383
35,000
31,500
28,000
24,500 94,3 %
21,000 16,932 16,451 15,563
15,932
17,500 31,495
14,000
10,500 94,1 % 94,6 %
7,000
3,500
0
Laki-laki Perempuan Jumlah
Penduduk Berumur 10 tahun ke atas
Penduduk Berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf

Tabel 04
Persentase Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Di Kecamatan Purabaya Tahun 2018

JUMLAH PERSENTASE

NO VARIABEL
LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 16.932 16.451 33.383

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS


2 15.932 15.563 31.495 94,1 94,6 94,3
YANG MELEK HURUF

PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG


3
DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 696 564 1.260 4,1 3,4 3,8

b. SD/MI 8.964 8.647 17.611 52,9 52,6 52,8

c. SMP/ MTs 5.010 4.690 9.700 29,6 28,5 29,1

d. SMA/ MA 986 974 1.960 5,8 5,9 5,9

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 379 259 638 2,2 1,6 1,9

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 42 10 52 0,2 0,1 0,2

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 9


g. AKADEMI/DIPLOMA III 78 55 133 0,5 0,3 0,4

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 68 53 121 0,4 0,3 0,4

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 15 5 20 0,1 0,0 0,1

Data diatas menunjukan penduduk yang berumur diatas 10 tahun di Kecamatan


Purabaya mayoritas mengenyam pendidikan hanya sampai tingkat SD/MI, itu menunjukan
masyarakat Kecamatan Purabaya memiliki tingkat pendidikan yang kurang. Oleh karena
itu erat kaitannya dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan.

2.1.5 Pekerjaan
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Purabaya Berdasarkan
Kepala keluarga (KK) mayoritas petani, kemudian buruh, peternak, pedagang,karyawan
swasta, PNS dan TNI/POLRI .
Distribusi Kepala keluarga menurut mata pencaharian :
1. Petani : 6.329 orang
2. Buruh : 3.188 orang
3. Peternak : 1.602 orang
4. Pedagang : 1.519 orang
5. Karyawan Swasta : 778 orang
6. PNS : 244 orang
7. TNI/Polri : 12 orang
2.2 Gambaran Umum Puskesmas Purabaya
- Terletak 90 Km dari Kabupaten Sukabumi, tepatnya Jalan Raya Purabaya Km 39,
Telp. ( 0266 ) 340085, letak puskesmas di Desa Purabaya tepatnya di Kp.
Miramontana Rt. 007/002, mudah terjangkau dari 7 desa yang ada karena
terletak berada di tengah-tengah wilayah Kecamatan Purabaya.
- Luas Tanah 5.000 m2
- Luas Bangunan Puskesmas 216 m2
- Luas Bangunan Poned 250 m2
- Luas Bangunan Pemeriksaan HIV AIDS 24 m2
- Luas Bangunan Perawatan 216 m2
- Luas Bangunan Aula / Ruang Pertemuan 66 m2
- Luas Bangunan Rumah Dinas 42 m2
- Puskesmas Pembantu 5 buah :
 Pukesmas pembantu Cimerang

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 10


 Puskesmas pembantu Citamiang
 Puskesmas pembantu Margaluyu
 Puskesmas pembantu Cicukang
 Puskesmas pembantu Pagelaran
- Poskesdes 2 buah :
 Poskesdes Pagelaran
 Poskesdes Neglasari
- Kendaraan Operasional :
 2 buah Pusling
 1 buah Ambulans
 10 buah sepeda motor
- Jumlah Karyawan 54 Orang
 1 Magister Kesehatan Masyarakat
 1 Magister Managemen
 1 Dokter umum
 1 Dokter gigi
 1 Sarjana Kesehatan Masyarakat
 3 Sarjana Keperawatan
 1 Sarjana Ilmu Pemerintahan
 1 Sarjana Farmasi
 2 D IV Kebidanan
 20 D III Kebidanan
 13 D III Keperawatan
 1 D III Kesehatan Gigi
 1 D III Kesehatan Lingkungan
 2 D III Komputer
 3 SLTA
 3 SLTP
Keterangan : 10 PNS, 6 PTT, 1 DHL, 12 PHL, 11 BHL Pemda, 1 THL, 1 SHL, 2 Bidan
Magang, 2 Perawat Magang dan 8 TKS

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 11


BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Penemuan Pasien TB
Kegiatan penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek, diagnosis dan
penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
Strategi Penemuan :
1. Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dan promosi aktif, penjaringan
tersangka dilakukan di unit pelayanan kesehatan. Didukung dengan penyuluhan
secara aktif baik oleh petugas maupun oleh masyarakat.
2. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama pasien BTA positif dan pada
keluarga anak yang menderita TB.
Gejala Klinis :
Batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih (batuk dapat diikuti dengan gejala
tambahan yaitu batuk bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, bb menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa melakukan
aktifitas, demam meriang lebih dari satu bulan.
Pemeriksaan dahak mikroskopis :
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan
pengobatan dan menentukan potensi penularan. Spesimen dahak dikumpulkan dalam
dua hari kunjungan yang berurutan berupa SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu).
B. Diagnosis TB
Dlakukan melalui pemeriksaan 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu SPS,
pemeriksaan lain seperti foto toraks dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis
sesuai dengan indikasinya.
C. Klasifikasi Penyakit
1. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena
Dibagi menjadi 2 yaitu tuberkulosis paru dan ekstra paru
2. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis
Dibagi menjadi dua Tuberkulosis paru BTA positif dan BTA negatif
3. Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit
4. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan
Dibagi menjadi 6 yaitu Baru, Kambuh, Default, Gagal, Pindahan dan lain-lain.

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 12


D. Pengobatan TB
Prinsip pengobatan :
1. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup
dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
2. Dilakukan pengawasan langsung oleh seorang PMO
3. Pengobatan diberikan dalam 2 tahap, yaitu intensif dan lanjutan.
Paduan obat yang digunakan : Kategori 1 dan 3 menggunakan FDC Kategori 1,
kategori 2 menggunakan FDC Kategori 2.

E. Evaluasi Program
a. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM TB
Untuk menilai kemajuan atau keberhasilan penanggulangan TB digunakan
beberapa indikator. Indikator penanggulangan TB secara Nasional ada 2 yaitu:
 Angka Penemuan Pasien baru TB BTA positif (Case Detection Rate/ CDR)
 Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate /SR).

Berdasarkan serangkaian kegiatan penanggulangan Tuberkulosis Paru yang


meliputi pencegahan, penemuan kasus dan pengobatan, maka berikut dapat
dijabarkan indikator keberhasilan Program TB paru, pada tabel berikut:

1. Target Penemuan Suspek TB dan penemuan Kasus BTA +


Jumlah Target Penemuan Target Penemuan
No Desa
Penduduk Suspek Kasus Bta +
1 Purabaya 7.515 138 23
2 Cimerang 6.638 126 21
3 Citamiang 4.685 90 15
4 Margaluyu 3.638 66 11
5 Cicukang 6.038 110 19
6 Pagelaran 3.529 66 11
7 Neglasari 9.184 153 25
Jumlah 41.227 749 125

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 13


2. Penemuan Kasus baru TB paru BTA negatif dan RO +
Kasus Baru Lain-lain
Jml Suspek Kasus Bru Kasus
No Desa BTA neg RO
yg diperiksa BTA + Anak EP
+
1 Purabaya 72 4 21 1
2 Cimerang 67 - 9 2
3 Citamiang 54 - 8 1
4 Margaluyu 41 3 7 -
5 Cicukang 75 2 11 -
6 Pagelaran 39 1 8 2
7 Neglasari 83 2 13 -
JUMLAH 431 12 77 6

450 431

400

350

300

250

200

150

100 75 83 77
72 67
54
41 39
50 21
11 13 12 6
0 4 1 0 092 0 081 0 370 0 2 0 0 182 0 2 0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8

Analisa :
Berdasarkan gambaran diatas masih kurangnya cakupan penemuan kasus TB Paru
BTA (+).

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 14


3. Rekap Suspek Yang di periksa dahak 2018
Jumlah Suspek Total
No Triwulan Triwulan Triwulan
Desa Triwulan 1
2 3 4
L P L P L P L P L P
1 Purabaya 9 9 7 5 5 8 9 8 42 30
2 Cimerang 8 8 6 4 7 8 10 10 31 36
3 Citamiang 10 6 7 8 6 4 10 3 33 21
4 Margaluyu 6 5 6 4 5 7 5 3 22 19
5 Cicukang 17 8 9 5 10 17 17 2 53 22
6 Pagelaran 7 8 5 5 3 2 6 3 21 18
7 Neglasari 15 7 14 9 12 5 13 6 56 27
Total 72 51 54 40 48 51 70 35 257 174

Analisa data
Dari data diatas dapat dianalisa untuk penemuan suspek dari target 749 kasus
Tercapai 431 kasus.

Chart Title
300

250

200

150

100

50

4. Grafik Cakupan Penemuan Suspect TB tahun 2018

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 15


800
749

700

600

500
431
400

300

200

100 57.54

TARGET PENCAPAIAN PERSENTASE

5. Grafik Cakupan CDR ( Case Detection Rate )

140
125
120

100
89

80
71.2

60

40

20

TARGET PENCAPAIAN PERSENTASE

6. Grafik Cakupan Konversi ( Convertion Rate )

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 16


92

89.89
90
89

88

86

84

82

80
80

78

76

TARGET PENCAPAIAN PERSENTASE


74

F. Masalah dalam pelaksanaan Program


1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB paru
2. Masih kurangnya peran lintas sektor dalam pelaksanaan program
3. Masih terbatasnya sarana dan prasarana
4. Pelaksanaan penemuan kasus harus dilakukan secara aktif
5. Masih kurangnya peran kader PMO dalam penemuan kasus

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 17


BAB IV
RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN
PENANGGUNG SUMBER
NO KEGIATAN TUJUAN WAKTU TEMPAT PElAKSANA
JAWAB DANA
1. Penyuluhan kepada pasien
mengenai : - Pasien akan sadar bahwa Pasien Kontrol Puskesmas Pet. TB Ka. PKM
a. Fungsi obat untuk dirinya berobat untuk
penyembuhan dan kesembuhan dan mencegah
pencegahan penularan. penularan kepada keluarga

- Pasien akan sadar bahwa bila Sebelum


b. Bahaya resistensi obat tubuhnya kebal maka Pengobatan
pengobatan akan sangat sulit.

c. Efek samping obat - Pasien tidak akan


menghentikan minum obat
hanya karena ada perubahan
akibat afek samping obat yang
diminumnya.

d. Gunanya berobat teratur - Pasien tidak akan Setiap pasien Pet. TB Ka. PKM
menghentikan pengobatan Kontrol
walau sudah merasa enak /
merasa sembuh.

e. Membuat kesepakatan untuk - Pihak keluarga turut serta


bertemu dengan pihak dalam kesinambungan Setiap
keluarga. pengobatan. melaksanakan

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 18


penyuluhan
f. Menganalisa keluhan pasien - Lebih terfokus kepada hal-hal
yang memberatkan bagi pasien
sehingga merasa dihargai.

g. Menganalisa situasi dan - Penyuluhan lebih terfokus


kondisi kepada hal-hal penting dan
mendesak bagi pasien tersebut.
2. Staf meeting di puskesmasa.
a. Sosialisasi Program TB - Semua petugas paham Program 1 x Sebulan Aula PKM Pet. TB Ka. PKM BOK
TB puskesmas (Februari)

b. Kunjungan rumah dilakukan - Untuk lebih menjamin 1 x Sebulan (min 6 Desa Pembina Desa Ka. PKM BOK
bekerjasama dengan Kader pemantauan terhadap kali) dan Bides
PMO dan Perkesmas penderita TB. Paru di masing-
masing Desa.

c. Evaluasi hasil rekomendasi - Untuk mengetahui kemajuan 1x Sebulan Aula PKM Seluruh Staff Ka. PKM BOK
pasca meeting sebelumnya dari berjalannya rencana
program.
d. Melaksanakan Refresing kader
PMO dan TOMA serta TOGA - Meningkatkan pengetahuan 1x Puskesmas Pet TB dan Ka. PKM BOK
kader serta meningkatkan Lintas Program
penemuan kasus serta
meningkatkan angka
kesembuhan pasien.
Penyuluhan Masyarakat
3. (Posyandu / Pertemuan Desa) - Meningkatkan pengetahuan 1 bulan sekali Posyandu/ Pet. TB dan Ka. PKM
BOK
masyarakat Pertemuan Promkes
Desa

Laporan Tahunan Program TB 2018 | 19


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembuatan Laporan Tahunan Program TB sangat diperlukan baik oleh
Puskesmas maupun bagi pihak yang terkait lainnya, karena dari Laporan
Tahunan ini terangkum semua hasil kegiatan program Ispa sehingga
memudahkan dalam mencari data secara lengkap.
2. Visi dan Misi Puskesmas belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh jajaran
karyawan Puskesmas, sehingga dalam implementasi di lapangan sering
terjebak dalam tugas-tugas yang sifatnya rutinitas tanpa sepenuhnya
dilandasi oleh semangat yang terkandung dalam makna visi misi
puskesmas, yang berdampak terhadap kurang maksimalnya kinerja dan
pencapaian program Ispa di puskesmas.
3. Walaupun belum maksimal sebagian besar program Ispa sudah berjalan,
hanya diperlukan upaya peningkatan baik dari kwantitas maupun kwalitas
kegiatan.
4. Sistim Informasi dan Manejemen Kesehatan (SIMKES) Khususnya dalam
kegiatan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh petugas masih
sangat lemah, dimana pencatatan yang dibuat masih kurang akurat, tepat
dan cepat. Diperlukan peningkatan sumber daya manusia agar pelaksanaan
SIMKES lebih maksimal.
5. Kemampuan puskesmas untuk melakukan advokasi terhadap sektor lainnya
yang ada di tingkat kecamatan masih kurang optimal, sehingga peran serta
masyarakat didalam konsep pembangunan berwawasan kesehatan masih
disikapi secara pasif oleh masyarakat dan kelembagaan yang ada diluar
kesehatan dan masih ada anggapan bahwa pembangunan kesehatan masih
merupakan tanggungjawab petugas kesehatan/sektor
kesehatan/Puskesmas.
6. Sarana dan prasarana, tenaga serta dana yang masih belum memadai untuk
mengembangkan seluruh upaya pelayanan kesehatan, baik upaya
pelayanan kesehatan wajib maupun pengembangan terutama sarana dan

Laporan Tahunan Program TB 2018| 20


prasarana gedung, kendaraan operasional roda dua, sehingga pelayanan di
Puskesmas belum optimal.
7. Guna meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka
direkomendasikan kepada semua unsur yang ada dilingkungan puskesmas
agar melakukan introspeksi terhadap tanggung jawab yang diembannya
serta terus melakukan upaya peningkatan mutu secara profesional.

B. Saran
Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan ini masih memerlukan
penyempurnaan, dengan demikian kami sangat terbuka untuk menerima
masukan, petunjuk dan bimbingan dari semua pihak demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Demikian Laporan Tahunan Program TB Tahun 2018 ini dibuat, dengan
harapan menjadi sumber data bagi seluruh pihak yang berkepentingan, sebagai
pedoman dalam melakukan upaya peningkatan kinerja pelayanan serta sebagai
dasar dalam menyusun rencana kegiatan yang akan datang.

Purabaya, Januari 2019


Mengetahui :
Kepala UPTD Puskesmas Purabaya, Pelaksana Program TB,

CEPI HERMANSYAH,SKM SOPANDI,S.Kep


NIP. 19740721 199303 1 003

Laporan Tahunan Program TB 2018| 21

Anda mungkin juga menyukai