3 September 2021
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes
The Effectiveness of Stunting Prevention Cards on the Knowledge of the Prospective Bride
and Groom at KUA Kota Parepare
ABSTRAK
Persiapan kehamilan yang rendah mengakibatkan komplikasi kehamilan dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas bagi ibu dan janin. Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan
sebelum masa kehamilan, sehingga akan berdampak positif pada kondisi calon ibu dan janin.Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui efektivitas kartu cegah stunting terhadap pengetahuan kehamilan
calon pengantin di KUA Kota Parepare.Jenis penelitian quasi eksperimen dengan rancangan one
group pretest-posttest. Sampel adalah calon pengantin yang terdaftar di KUA Kota Parepare Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel 71 responden.
Pengumpulan data menggunakan kusioner sebelum dan sesudah diberikan perlakuan permainan kartu
cegah stunting.Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Maka diperoleh jumlah pengetahuan calon
pengantin sebelum perlakuan sebesar 25,43 dan sesudah diberikan perlakuan terjadi peningkatan
pengetahuan sebesar 29,00, sehingga selisih pengetahuan calon pengantin sebesar 3,57. Kesimpulan
hasil penelitian pemberian kartu cegah stunting efektif terhadap peningkatan pengetahuan calon
pengantin (p=0,00), sehingga kartu cegah stunting dapat digunakan sebagai media pendidikan
kesehatan. Disarankan perlu meningkatkan edukasi pemberian permainan kartu cegah stunting bagi
calon pengantin Di KUA.
ABSTRACT
Low preparation for pregnancy resulting in pregnancy complications can increase morbidity
and mortality for both mother and fetus. Healthy pregnancy planning must be carried out before the
pregnancy period, so that it will have a positive impact on the condition of the prospective mother and
fetus. The aim of this study was to determine the effectiveness of the card to prevent stunting on the
knowledge of the prospective bride and groom's pregnancy in KUA Parepare City.This type of
research is quasi-experimental with a one group pretest-posttest design. The sample is the prospective
bride and groom who is registered in the KUA Parepare City. The sampling technique uses accidental
sampling technique with a total sample of 71 respondents. Data collection used questionnaires before
and after being given the treatment of card games to prevent stunting.Data analysis using Wilcoxon
test. Then the amount of knowledge of the prospective bride and groom before treatment is 25.43 and
after treatment there is an increase in knowledge of 29.00, so that the difference in knowledge of the
prospective bride and groom is 3.57.The conclusion of this research is that giving stunting prevention
cards is effective in increasing the knowledge of the prospective bride and groom (p = 0.00), so that
the preventive stunting card can be used as a medium for health education. It is suggested to increase
the education of giving card games to prevent stunting for the bride and groom at KUA.
332
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
Rata-rata prevalensi balita stunting di kesehatan masyarakat terutama pada ibu yang
Indonesia Tahun 2005-2017 adalah 36,4%. berencana memiliki keturunan.5
Tindakan yang perlu dilakukan dalam Pemerintah telah melakukan upaya
mengatasi tingginya prevalensi stunting yaitu untuk memberikan bekal bagi calon pengantin
pencegahan. Pencegahan stunting dilakukan dengan memberikan pendidikan pranikah yang
melalui pendekatan gizi maupun non gizi, disebut dengan kursus calon pengantin. Dasar
sasaran pentingnya perbaikan gizi dan hukum utama pelaksanaan kursus catin adalah
kesehatan adalah remaja, calon pengantin, ibu peraturan Direktur Jenderal Bimbingan
hamil. Masyarakat Islam Depertemen Agama
Upaya pencegahan stunting secara dini Republik Indonesia Nomor DJ.II/491 tahun
harus dilakukan agar wanita usia subur (WUS) 2009 tentang kursus calon pengantin. Materi
yang akan mempersiapkan kehamilan sehingga yang diberikan diantaranya fiqh munakahah,
1000 HPK anak berhasil dipersiapkan dengan UU perkawinan Nomor 1 tahun 1974, keluarga
baik. Pengetahuan ibu secara tidak langsung sakinah,rumah tangga ideal dan reproduksi
mempengaruhi status kesehatan ibu, janin yang sehat.
dikandung, dan kualitas bayi yang akan Hasil penelitian menurut Luz M De-
dilahirkan. Selama ini upaya peningkatan gizi Regil, dkk menyimpulkan bahwa pemberian
dilakukan ketika ibu sudah hamil, sehingga pengetahuan mengenai gizi sebelum hamil
akan lebih baik pendidikan gizi khususnya sangatlah penting pada kelompok wanita pra-
dalam pencegahan stunting dilakukan ketika hamil termasuk calon pengantin yang ingin
belum ibu hamil dan akan mempersiapkan mempersiapkan kehamilannya. Penelitian lain
kehamilannya. Seribu hari pertama kehidupan yang dilakukan6. dengan judul “ Efektivitas
atau yang dikenal dengan 1000 HPK adalah pendidikan kesehatan melalui media kartu
fase kehidupan yang sangat penting, dimulai cinta anak tentang 1000 HPK dalam
dari terbentuknya janin dalam kandungan meningkatkan pengetahuan calon pengantin di
4
sampai anak berusia 2 tahun. KUA Kecamatan Jatinangor” menyimpulkan
Oleh karena itu pemerintah bahwa Pengunaan media kartu cinta anak
mengharuskan setiap pasangan calon efektif dalam meningkatkan pengetahuan calon
pengantin melakukan test kesehatan pranikah. pengantin tentang 1000 HPK dan terdapat
Salah satu yang harus dipenuhi yaitu perbedaan yang signifikan terhadap
melakukan suntik Tetanus Toksoid (TT) pada peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah
saat sebelum menikah dan menempatkan bidan diberi pendidikan kesehatan.6
di tengah-tengah masyarakat. Peran bidan Peneliti dalam hal ini memilih
dalam system kesehatan nasional diharapkan pasangan calon atau pasangan yang ingin
bidan mampu meningkatkan pengetahuan menikah menjadi kelompok sasaran untuk
334
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
335
Vol. 4, No. 3 September 2021
dan sesudah diberikan perlakuan permainan keguguran, dan bayi lahir prematur. Pada usia
kartu mendapatkan hasil nilai signifikan 0,000. tersebut wanita belum cukup matang untuk
Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan menghadapi kehamilan ditambah dengan
bahwa data terdistribusi tidak normal, dari kurangnya pengetahuan terhadap persiapan
hasil uji normalitas menunjukkan bahwa serta evaluasi persiapan kehamilan hingga
penelitian ini menggunakan uji statistik persalinanya.8
wilcoxon. Penelitian Safitri menyatakan bahwa
Tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil uji umur merupakan salah satu faktor yang
statistik deskriptif sebanyak 71 responden mempengaruhi penangkapan informasi yang
dengan tingkat pengetahuan sebelum diberikan akan berpengaruh pada peningkatan
perlakuan dengan nilai rata-rata 25.43, pengetahuan seseorang. Usia produktif
pengetahuan sesudah diberikan perlakuan merupakan waktu tepat untuk wanita siap
meningkat menjadi 29.00. Adapun selisih hamil dikarenakan di usia produktif seorang
perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan wanita lebih mudah untuk menyerap dan
setelah perlakuan sebanyak 3,57 dengan nilai mendapatkan informasi. Berdasarkan
p= 0,000 (<0,05) bermakna secara statistik. penelitian ini usia menjadi faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan calon pengantin
PEMBAHASAN dalam persiapan kehamilan.9
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan tingkat pendidikan
rata-rata responden pada kelompok usia 20-30 sebagian besar responden berpendidikan
tahun (78,9%) termasuk dalam kategori usia Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 42
reproduksi sehat bagi seorang wanita. responden (59,2), hal ini menggambarkan
Penelitian ini sejalan dengan teori yang bahwa wanita yang ingin menikah di KUA
menyatakan kesehatan reproduksi Kota Parepare rata-rata setelah lulus SMA.
berhubungan dengan kesiapan kehamilan, Penelitian ini sejalan dengan10menunjukkan
kesiapan kehamilan mencankup tiga hal yaitu bahwa terdapat hubungan antara tingkat
kesiapan fisik, mental ( emosi dan psikologis), pendidikan dengan pengetahuan calon
7
dan sosial ekonomi. pengantin mengenai status imunisasi TT, dari
Berdasarkan karakteristik kelompok hasil penelitian juga menyatakan semakin
umur 14-19 tahun (16,9%) tidak termasuk usia tinggi pendidikan semakin baik status
reproduksi sehat bagi seorang wanita. imunisasi TT yang akan berpengaruh terhadap
Kehamilan yang terjadi pada usia <20 tahun pengetahuan responden. Tingkat pendidikan
rentang mengalami kondisi kesehatan buruk seseorang ikut berperan cepat lambatnya
serta beresiko terjadi BBLR, Stunting, seseorang mampu menerima dan menyerap
meningkatkan resiko kematian, resiko materi dan informasi yang disampaikan baik
336
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
dari orang lain maupun dari media massa. Setelah diberikan perlakuan
Pernikahan merupakan tanda dari menggunakan media permainan kartu cegah
saling cinta antar pasangan, pernikahan stunting terjadi perubahan pengetahuan, hal ini
membutuhkan ketepatan untuk memulainya, menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan
yaitu dari pasangan yang tepat, waktu yang mampu meningkatkan pengetahuan menjadi
tepat, hingga usia yang tepat. Menjadi calon lebih baik. Responden sangat antusias pada
pengantin wanita setelah menikah cepat atau saat diberikan permainan dimana calon
lambat akan menjadi ibu hamil. Ibu hamil pengantin diajak berfikir langsung tentang
memiliki tanggung jawab yang besar untuk materi baik berupa pertanyaan dan pernyataan
calon bayinya, sehingga calon pengantin mengenai kesehatan kehamilan sehingga 1000
wanita sudah harus dipersiapkan dengan baik HPK anak berhasil dipersiapkan dengan baik.
secara fisik serta dibekali pengetahuan Pengetahuan calon pengantin rata-rata
kesehatan kehamilan. Pengetahuan dalam segi responden memiliki pengetahuan yang baik.
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
kesadaran, kemauan, dan kemampuan bagi terjadi setelah orang melakukan penginderaan
setiap orang untuk mewujudkan derajat terhadap suatu objek. Pengetahuan datang dari
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.11 pengalaman dan memperoleh informasi dari
Berdasarkan hasil penelitian terhadap orang lain, salah satu upaya dilakukan
pengetahuan calon pengantin menunjukkan pemberian kepada calon pengantin dengan
nilai p= 0,000, diperoleh nilai rata-rata pre-test menfasilitasi media permainan kartu.
sebesar 25.43, setelah diberikan perlakuan Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
diperoleh hasil perubahan pengetahuan yang beberapa faktor yaitu pendidikan, informasi,
meningkat dengan nilai rata-rata post-test lingkungan, pekerjaan dan usia. Sehingga
sebesar 29.00. Sehingga hasil uji statistik nilai dapat dijelaskan bahwa semakin bertambah
signifikan 0,000 kurang dari batas ketentuan usia sseorang akan terjadi perubahan aspek
penelitian (0,05). fisik dan psikologis serta akan mempengaruhi
Sebelum pemberian kusioner pre-test seseorang dalam menyerap informasi. Pada
responden diberi bekal pemahaman tata cara faktor pendidikan diketahui makin tinggi
pengisian kusioner serta cara bermain kartu pendidikan semakin seseorang menerima
cegah stunting. Pengisian kusioner pre-test informasi dan pada akhirnya makin banyak
dilakukan 1 kali untuk mengetahui pula pengetahuan yang dimilikinya. Pekerjaan
pengetahuan awal responden, kemudian merupakan mata pencaharian seseorang untuk
dilakukan permainan kartu cegah stunting memenuhi kebutuhan, dalam penelitian ini
sebanyak 2 kali permainan dan dilakukan pekerjaan tidak mempengaruhi pengetahuan
pengisian kusioner post-test 1 kali sehingga calon pengantin dalam hal kesiapan
dapat diperoleh data gambaran tentang hasil kehamilan.12
pre-test dan post-test setiap responden. Berdasarkan hasil penelitian responden
337
Vol. 4, No. 3 September 2021
sebelum diberikan perlakuan serta pemahaman usia 14-19 tahun melakukan pernikahan
mengenai zat besi atau tablet tambah yang dibawah umur, sebagaimana diatur dalam
disarankan ibu hamil mengkomsumsi sebanyak Undang-Undang jika pernikahan tetap
90 tablet yang disajikan pada kuesioner dilaksanakan maka harus mengajukan
penelitian, mayoritas responden menjawab dispensasi kepada pengadilan serta yang
tidak mengetahui sebanyak 54 orang dan diberikan kewenangan yaitu Kantor Urusan
setelah diberikan perlakuan serta pemahaman Agama.13 Menurut peneliti calon pengantin
terjadi peningkatan pengetahuan responden cukup memahami bahwa pernikahan dibawah
sebanyak 53 orang yang mengetahui bahwa zat umur beresiko dialami oleh calon pengantin,
besi yang dikomsumsi ibu hamil bertujuan ditunjang dari segi kesiapan secara fisik,
untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu psikologis, dan masalah kesehatan reproduksi
hamil. serta mudah mengalami komplikasi kehamilan.
Peningkatan pengetahuan terjadi Persiapan kehamilan yang rendah
setelah calon pengantin diberikan perlakuan dapat mengakibatkan kehamilan dengan
permainan kartu cegah stunting serta komplikasi dapat meningkatkan morbiditas
pemahaman lebih jelas mengenai kehamilan dan mortalitas bagi ibu dan janin. Kurangnya
pada calon pengantin. Keberhasilan persiapan kehamilan dapat menyebabkan
peningkatan pengetahuan didukung dari terjadinya hiperemesis gravidarum, pre-
perlakuan yang diberikan peneliti, serta rata- eklampsia dan eklamsi, kelainan dalam
rata responden belum pernah mendapatkan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,
pendidikan kesehatan menggunakan kartu penyakit serta kelaianan plasenta dan selaput
sehingga responden sangat antusias dan janin, perdarahan antepartum, dan kehamilan
memahami dengan baik materi yang diberikan kembar.14
oleh peneliti. Penelitian Amalia menunjukkan
Menurut peneliti peningkatan bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan
pengetahuan juga dipengaruhi faktor setelah diberikan pendidikan kesehatan
pendidikan responden, dimana mayoritas perbedaan pengetahuan responden setelah
pendidikan terakhir responden rata-rata jenjang diberikan perlakuan sebesar 66,25% dari
pendidikan SMA. Pendidikan mempunyai sebelum diberikan perlakuan sebesar 50,62%,
peran penting semakin tinggi pendidikan peneliti menyatakan bahwa penyuluhan
seseorang maka semakin berkualitas pula kesehatan yang dilakukan dapat meningkatkan
dalam menerima pengetahuan dan informasi pengetahuan calon pengantin. Dalam
baik dari orang lain maupun dari media massa. penelitian ini media Kartu Cegah Stunting
Berdasarkan karakteristik umur (KCA) yang hampir sama dengan pemberian
diketahui bahwa calon pengantin pada rentang edukasi penyuluhan menunjukkan
338
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
peningkatan pengetahuan pada calon pengantin ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak
pada calon pengantin setelah dilakukan bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi
15
pendidikan kesehatan. dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
Menurut peneliti, media Kartu Cegah mengucapkan terima kasih kepada:
Stunting (KCS) yang digunakan dalam 1. Ibu Haniarti, S.SI, Apt, M.kes selaku
penelitian terjadi adanya peningkatan Dekan Ilmu Kesehatan Universitas
pengetahuan pada calon pengantin setelah Muhammadiyah Parepare. Bapak Drs.
diberikan edukasi pendidikan kesehatan. H.Ramlan, M.Pd selaku dan .Ibu Ayu Dwi
Pengunaan media Kartu Cegah Stunting (KCS) Putri Rusman, SKM, M.PH selaku dosen
juga efektif digunakan sebagai media promosi Pembimbing yang telah banyak
kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan meluangkan waktu demi memberikan
calon pengantin dalam persiapan kehamilan arahan dan bimbingan kepada peneliti. Ibu
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 16, 17 Fitriani Umar, SKM.M.Kes dan Ibu
Makhrajani Majid, SKM.M.Kes selaku
KESIMPULAN DAN SARAN dosen penguji saya dan terima kasih telah
Penelitian ini menunjukkan meluangkan waktu dan memberikan
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan arahan kepada peneliti.
peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata 2. Orang tua saya tercinta Ayahanda Daming
pengetahuan sebelum dilakukan permainan dan Ibunda Hj.Sunre yang selalu memberi
kartu sebesar 25,43 dan sesudah dilakukan dukungan moral dan materil selama proses
permainan kartu pengetahuan meningkat perkuliahan hingga penyusunan karya tulis
menjadi 29,00, sehingga selisih perubahan ilmiah.
pengetahuan sebesar 3,7 maka pemberian kartu
cegah stunting efektif terhadap peningkatan
pengetahuan calon pengantin (p= 0,000 <0,05),
sehingga kartu cegah stunting dapat digunakan
sebagai media pendidikan kesehatan.
Berdasarkan kesimpulan maka disarankan
untuk meneliti variabel lain sebagai variabel
independen yang dapat mempengaruhi kartu
cegah stunting terhadap pengetahuan calon
pengantin, dan melakukan uji multivariat
untuk melihat hubungan yang paling signfikan
dalam penelitian.
339
Vol. 4, No. 3 September 2021
15. Amalia, R., & Siswantara, P. Efektivitas Pinrang. Jurnal Ilmiah Manusia Dan
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Pada Kesehatan, 3(3), 432-443.
17. Daming, H., Hengky, H. K., & Umar, F.
Calon Pengantin Di Puskesmas Pucang (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Sewu Surabaya. Jurnal Biometruka dan Kejadian Stunting Pada Balita Di
Puskesmas Salo Kabupaten
Kependudukan, 7 (1); 2018: 29-38.
Pinrang. Jurnal Ilmiah Manusia Dan
16. Umar, F. (2020). Analisis Faktor Resiko Kesehatan, 2(1), 59-67.
Kejadian Stunting Pada Balita Di Kawasan
Pesisir Kecamatan Suppa Kabupaten
LAMPIRAN
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Jenis pekerjaan
Di KUA Kota Parepare Tahun 2020
Karakteristik f=71 %
Umur ( Tahun) 14-19 12 16,9
20-25 36 50,7
<25 23 4
Pendidikan SD 1 1,4
SMP 10 14,1
SMA 43 59,9
D1 1 1,4
S-1 17 23,2
Jenis pekerjaan Tidak bekerja 46 64,1
Karyawan 16 23,2
PNS 3 4,2
Wiraswasta 2 2,8
Wirausaha 1 1,4
Lainnya 3 4,2
Tabel 2. Perubahan Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Permainan Kartu
Cegah Stunting Di KUA Kota Parepare Tahun 2020
Pengetahuan n Mean (Min-Max)± SD P
Sebelum 71 25,43 (15,00-30,00)± 23,30
0,000
Sesudah 71 29,00 (24,00-30,00)± 1,44
341