Anda di halaman 1dari 1

Dituding Salah Satu Penyebab Banjir, Alih Fungsi Lahan Kawasan Resapan

Air Di Subang Selatan Disorot.


Yosep Sundawani : Bupati H Ruhimat Harus Kaji Ulang Perijinan Pembangunan Tempat Wisata di
Kawasan Resapan Air

Subang, MB – Kegiatan alih fungsi lahan di kawasan resapan air wilayah Subang selatan mulai
disorot kalangan aktifis lingkungan hidup pasca terjadinya musibah banjir yang terjadi di Kabupaten
Subang. Disebut sebut, terjadinya musibah banjir yang terjadi di wilayah tengah dan pantura subang
itu, diduga disebabkan salah satunya oleh maraknya pembangunan wisata di hamparan
tanah perkebunan teh eks tanah HGU PTPN VIII di wilayah selatan Subang, yang sejak dulu dinilai
menjadi kawasan resapan air .

Tak ayal, kalangan aktifis pemerhati lingkungan hidup di kabupaten berjuluk ‘ Kota Benteng Pancasila”
itupun bereaksi meminta Bupati Subang, H Rohimat, agar mengkaji ulang proses perijinan para
pengusaha yang membangun tempat wisata di lokasi lahan kawasan resapan air terutama di lokasi
tanah eks HGU PTPN VIII Kecamatan Ciater Jalancagak, Sagalaherang, Serangpanjang, Kasomalang dan
sekitarnya.

“ Menurut kami, musibah Banjir yang terjadi di Subang bukan saja karena kondisi beberapa aliran
sungai sungai yang dangkal hingga ketika tibanya musim hujan air yang datang dari hulu meluap, atau
tidak adanya pembangunan situ situ atau waduk di wilayah subang tengah yang berfungsi untuk
menampung air dari hulu jika musim hujan tiba. Tapi sebab lainnya, karena lahan kawasan resapan
air hyang kini sudah banyak yang beralih fungsi menjadi bangunan bangunan tempat wisata.” Ujar
Ketua Paguyuban Sundawani Wirabuana DPD Kab Subang, Yosep Suyono kepada metrobuana.co.id
Selasa (16/2).

Menurutnya, kawasan hamparan tanah perkebunan teh milik PTPN VIII yang dikabarkan HGU nya
sudah habis itu terutama di wilayah Kecamatan Ciater, Jalancagak, Sagalaheang, Serangpanjang,
Kasomalang dan sekitarnya merupakan kawasan resapan air jika musim penghujan tiba. Namun
sekarang lanjut Yosep, sejak HGU PTPN VIII dikabarkan habis seperti halnya di kawasan hamparan
perkebunan teh mulai dari Tangkuban Perahu Kecamatan Ciater , nampak terlihat banyaknya alih
fungsi lahan dari kondisi semula hamparan perkebunan teh, kini terlihat puluhan hektar lahan
perkebunan teh itu telah disulap menjadi pembangunan objek wisata dan rest area.

“ Untuk itu, kami Paguyuban Sundawani Wirabuana DPD Kab Subang yang mempunyai moto Ngajaga
Lembur, berkewajiban meminta Bupati Subang H Ruhimat, meninjau ulang proses perijinan
pembangunan tempat tempat wisata yang telah mengalih fungsikan lahan kawasan serapan air itu.
Bila perlu lahan lahan yang sudah dibangun tempat wisata itu dikembalikan lagi fungsinya sebagai
tempat kawasan resapan air. Hal itu perlu sebagai wujud untuk mengantisipasi menjelang musim
hujan , tidak terulang kembali musibah longsor ataupun banjir di wilayah subang tengah dan pantura
subang”. Tandas Yoisep seraya menambahkan Kamis (17/2) akan melayangkan surat audensi ke Bupati
H Ruhimat terkait soal maraknya alih fungsi lahan di kawasan resapan air itu menjadi kegiatan
pembangunan wisata.

Sayangnya hingga berita ini ditayangkan, Bupati Subang H Ruhimat tidak berhasil dihubungi untuk
dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya Selasa (16/2 , terkait soal maraknya alih fungsi lahan
kawasan resapan air di wilayah selatan Kab Subang itu. Karena beberapakali dihubungi, terdengar
nada suara telepon pribadinya tidak aktif. (DM)

source: https://www.metrobuana.co.id/2021/02/16/dituding-salah-satu-penyebab-banjir-alih-
fungsi-lahan-kawasan-resapan-air-di-subang-selatan-disorot/

Anda mungkin juga menyukai