Anda di halaman 1dari 15

Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019

Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

SOSIALISASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)


DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI KEPESERTAAN MANDIRI
BPJS KESEHATAN DI DESA SUNGAI BELIDAK KECAMATAN
SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

SOCIALIZATION OF THE NATIONAL HEALTH GUARANTEE PROGRAM


IN IMPROVING PARTICIPATION OF BPJS IN VILLAGE SUNGAI
BELIDAK VILLAGE SUNGAI KAKAP KUBU RAYA DISTRICT

Sri Maryuni, Agus Eka, dan Pardi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura
sri.maryuni@fisip.untan.ac.id

Abstrak
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan sebuah badan
yang dibentuk oleh pemerintah untuk melaksanakan Program Jaminan Kesehatan
Nasional. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Tujuannya adalah
agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga
terpenuhinya kebutuhan dasar kesehatan yang layak. Konsep yang digunakan oleh
BPJS Kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat dengan
menggunakan sistem gotong-royong. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti
peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat
membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu
yang sakit. Dalam kegiatan inilah, peneliti berusaha untuk memperkenalkan BPJS
Kesehatan beserta program JKN-KIS kepada masyarakat, khususnya masyarakat
Desa Sungai Belidak Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya untuk
menjelaskan tentang manfaat dan pentingnya menjadi peserta JKN-KIS. Metode
yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan PKM ini adalah dengan melakukan
survei lapangan dan sosialisasi. Berdasarkan hasil dari kegiatan ini ditemukan
fakta bahwa sebelum sosialisasi dilakukan, masih banyaknya masyarakat yang
memiliki pengetahuan dan kesadaran yang masih terbatas terhadap pentingnya
menjadi kepesertaan JKN-KIS.
Kata Kunci: BPJS, Jaminan Kesehatan, Partisipasi

Abstract
The Health Social Security Agency (BPJS) is a body formed by the government to
implement the National Health Insurance Program. The National Health Insurance

1
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

(JKN) developed in Indonesia is part of the National Social Security System


(SJSN). The aim is that all Indonesian citizens be protected in the insurance
system, so that basic health needs are met. The concept used by BPJS Health in
meeting the basic needs of public health using a mutual cooperation system. In the
SJSN, the principle of mutual cooperation means that participants are able to help
disadvantaged participants, healthy participants who help the sick or those who
are at high risk, and healthy participants help the sick. In this activity, researchers
attempted to introduce BPJS Kesehatan along with the JKN-KIS program to the
community, especially the community of Sungai Belidak Village Sungai Kakap
Sub-District, Kubu Raya District to explain the benefits and importance of
becoming JKN-KIS participants. The method used in the implementation of PKM
activities is by conducting field surveys and socialization. Based on the results of
this activity, it was found the fact that before the socialization was carried out,
there were still many people who had limited knowledge and awareness of the
importance of becoming JKN-KIS membership.
Keywords: BPJS, Health Insurance, Participation

A. Pendahuluan di Provinsi Kalbar yang terbilang


Pada umumnya, kondisi existing di masih rendah dibandingkan
Kalimantan Barat saat ini terkait pertumbuhan kepesertaan di provinsi
kepesertaan BPJS Kesehatan masih lainnya.
sangat rendah. Hal ini juga
dikemukakan oleh Deputi Direktur Benjamin mengatakan, angka
BPJS Kesehatan wilayah Banten, cakupan kepesertaan BPJS
Kalimantan Barat, dan Lampung Kesehatan di Kalbar juga jauh di
yaitu Benjamin Saut Parulian yang bawah nasional, karena target Januari
mengungkapkan cakupan 2019 yang mengharuskan mencapai
kepesertaan program JKN-KIS minimal 95 persen, artinya kita
secara nasional sudah mencapai 183 masih ketinggalan sekitar 15 persen.
juta atau sekitar 70 persen penduduk Menurut Benjamin, salah satu
Indonesia. Namun cakupan penyebabnya yaitu kurangnya peran
kepesertaan untuk Kalimantan Barat Pemda. Seperti yang di ketahui
(Kalbar) masih terbilang rendah, bahwa tidak ada anggaran di tingkat
karena cakupan kepesertaannya baru provinsi, dan adanya keterbatasan
di angka 2,6 juta atau sekitar 5,5 dari kabupaten kota. Padahal, peran
persen. Jika dibandingkan dengan Pemda harus ditingkatkan melalui
provinsi lain, pertumbuhan di sosialisasi dan koordinasi, karena
Kalimantan Barat dapat dikatakan diperlukannya peran pemerintah
lamban. Oleh karena itu, perlunya daerah dalam memperluas cakupan
mengoptimalkan cakupan JKN-KIS kepesertaan program yang

2
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

diselenggarakan BPJS Kesehatan. pembayaran iuran tersebut terjadi


Selain itu, juga diperlukannya peran karena belum semua peserta paham
masyarakat untuk mensukseskan hak dan kewajibannya. Sebagian
program pemerintah dengan masyarakat masih berpikir
mendaftarkan diri menjadi peserta transaksional, kalau tidak sakit
program JKN-KIS. kenapa harus bayar. Untuk
Kabupaten Kubu Raya tingkat
Namun masalahnya, masih terdapat kepesertaan baru mencapai 54%
masyarakat yang belum mempunyai seperti yang tergambar dalam
kesadaran, sehingga mereka baru diagaram berikut ini.
mendaftarkan diri setelah sakit.
Padahal kita tidak mengetahui kapan Gambar 1. Diagram Capaian
akan sakit dan berapa biaya yang Kepesertaan JKN-KIS
harus dikeluarkan. Benjamin di Kabupaten Kubu Raya
mengatakan 2017 pemerintah (September 2017)
menargetkan 77 persen penduduk
menjadi peserta JKN, 36 persen atau
sekitar 94,4 juta penduduk miskin
dan tidak mampu ditargetkan
tercakup dalam BPI JKN.

Selain masih rendahnya tingkat


kepesertaan, yang terjadi secara
nasional bahwa peserta yang sudah
terdaftar justru mengalami
Sumber : BPJS Kesehatan Kubu Raya, 2018
penunggakan pembayaran iuran. Hal
ini disampaikan oleh Irfan Humaidi,
Untuk mengetahui gambaran lengkap
Kepala Departemen Komunikasi
tentang kepesertaan JKN-KIS di
Eksternal dan Hubungan Masyarakat
Kabupaten Kubu Raya dapat
BPJS Kesehatan yang
dijelaskan pada Tabel 1 berikut ini.
mengemukakan ada tiga alasan yang
biasanya menjadi penyebab
penunggakan, yaitu (1) mereka tidak
tahu dirinya telah didaftarkan oleh
orang lain; (2) tidak mampu; atau (3)
telah meninggal dunia tetapi tidak
dilaporkan. Sementara itu, Andayani
Budi Lestari, Direktur Kepesertaan
dan Pelayanan BPJS Kesehatan
menambahkan, tunggakan

3
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Tabel 1.
Jumlah Peserta JKN-KIS Kabupaten Kubu Raya
Masing-Masing Kecamatan (per Sepetember 2017)

PROSENTASE
JUMLAH JUMLAH PENDUDUK YG
NO KECAMATAN SDH BLM
DESA PENDUDUK TERDAFTAR JKN
TERDAFTAR TERDAFTAR

1 SUNGAI RAYA 20 217.734 103.604 47,58 52,42


2 KUALA MANDOR B 5 32.034 11.729 36,61 63,39
3 SUNGAI AMBAWANG 14 79.999 35.356 44,20 55,80
4 TERENTANG 11 13.484 8.326 61,75 38,25
5 BATU AMPAR 15 36.612 26.545 72,50 27,50
6 KUBU 20 45.265 21.235 46,91 53,09
7 RASAU JAYA 6 31.576 12.211 38,67 61,33
8 TELUK PAKEDAI 14 21.538 13.057 60,62 39,38
9 SUNGAI KAKAP 13 123.114 45.446 36,91 63,09
TIDAK AKTIF 30.891
TOTAL 118 601.356 308.400 51,28 48,72

Sumber : BPJS Kesehatan Kubu Raya, 2018


untuk mengetahui hak dan
Sedangkan peserta yang menunggak kewajibannya terutama terkait
iuran di Kabupaten Kubu Raya pembayaran iuran. Untuk itu perlu
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. adanya sosialisasi yang intens terkait
program JKN di Kabupaten Kubu
Tabel 2. Raya, mengingat kondisi tersebut
Jumlah Peserta Menunggak JKN- maka TIM Pengabdian Masyarakat
KIS Kabupaten Kubu Raya terdorong utuk membantu melakukan
Masing-Masing Kecamatan sosialisasi program JKN dengan
(per Sepetember 2017) maksud mampu menumbuhkan
kesadaran masyarakat dalam bentuk
Sumber : BPJS Kesehatan Kubu partisipasi mereka dalam program
JML PESERTA JML
NO KECAMATAN
MENUNGGAK TUNGGAKAN
JKN.
1 BATU AMPAR 702 230.292.448
2 KUALA MANDOR B 563 167.727.570
3 KUBU 1.096 364.598.053 Terkait dengan beberapa
4 RASAU JAYA 1.735 582.888.315
5 SUNGAI AMBAWANG 2.395 794.648.605 kepustakaan dalam penelitian ini,
6 SUNGAI KAKAP 5.505 1.791.374.578
7 SUNGAI RAYA 10.430 3.821.029.481 penulis jabarkan satu per satu.
8 TELOK PA'KEDAI 452 163.234.753
9 TERENTANG 255 76.242.070 Pertama, mengenai Badan
TOTAL 23.133 7.992.035.873
Penyelenggara Jaminan Sosial
Raya, 2018
(BPJS) Kesehatan adalah sebuah
badan yang dibentuk oleh pemerintah
Berdasarkan fakta yang ada, maka
untuk melaksanakan Program
perlu diupayakan strategi-strategi
Jaminan Kesehatan Nasional.
untuk meningkatkan kepesertaan dan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
membangun kesadaran bagi peserta
yang dikembangkan di Indonesia
merupakan bagian dari Sistem

4
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Pengelolaan dana amanat oleh


Sistem Jaminan Sosial Nasional ini BPJS adalah nirlaba bukan untuk
diselenggarakan melalui mekanisme mencari laba (nonprofit
Asuransi Kesehatan Sosial yang oriented). Sebaliknya, tujuan
bersifat wajib (mandatory) utama adalah untuk memenuhi
berdasarkan Undang-Undang No.40 sebesar-besarnya kepentingan
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan peserta. Dana yang dikumpulkan
Sosial Nasional. Tujuannya adalah dari masyarakat adalah dana
agar semua penduduk Indonesia amanat, sehingga hasil
terlindungi dalam sistem asuransi, pengembangannya, akan di
sehingga mereka dapat memenuhi manfaatkan sebesar-besarnya
kebutuhan dasar kesehatan untuk kepentingan peserta.
masyarakat yang layak. Prinsip keterbukaan, kehati-
hatian, akuntabilitas, efisiensi,
Terdapat beberapa prinsip JKN yang dan efektivitas. Prinsip-prinsip
mengacu pada prinsip- prinsip manajemen ini mendasari
Sistem Jaminan Sosial Nasional seluruh kegiatan pengelolaan
(SJSN) berikut: dana yang berasal dari iuran
a. Prinsip Kegotongroyongan peserta dan hasil
Gotong-royong sesungguhnya pengembangannya.
sudah menjadi salah satu prinsip c. Prinsip Portabilitas
dalam hidup bermasyarakat dan Prinsip portabilitas jaminan
juga merupakan salah satu akar sosial dimaksudkan untuk
dalam kebudayaan kita. Dalam memberikan jaminan yang
SJSN, prinsip gotong royong berkelanjutan kepada peserta
berarti peserta yang mampu sekalipun mereka berpindah
membantu peserta yang kurang pekerjaan atau tempat tinggal
mampu, peserta yang sehat dalam wilayah Negara Kesatuan
membantu yang sakit atau yang Republik Indonesia.
berisiko tinggi, dan peserta yang d. Prinsip Kepesertaan Bersifat
sehat membantu yang sakit. Hal Wajib
ini terwujud karena kepesertaan Kepesertaan wajib dimaksudkan
SJSN bersifat wajib untuk agar seluruh rakyat menjadi
seluruh penduduk, tanpa peserta sehingga dapat
pandang bulu. Dengan demikian, terlindungi. Meskipun
melalui prinsip gotong-royong kepesertaan bersifat wajib bagi
jaminan sosial dapat seluruh rakyat, penerapannya
menumbuhkan keadilan sosial tetap disesuaikan dengan
bagi seluruh rakyat Indonesia. kemampuan ekonomi rakyat dan
b. Prinsip Nirlaba pemerintah serta kelayakan

5
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

penyelenggaraan program. Kesehatan Nasional. Luaran yang


Tahapan pertama dimulai dari diharapkan dari penelitian ini adalah
pekerja di sektor formal, alternatif strategi untuk
bersamaan dengan itu sektor meningkatkan jumlah kepesertaan
informal dapat menjadi peserta BPJS Kesehatan. Metode penelitian
secara mandiri, sehingga pada yang digunakan dalam penelitian ini
akhirnya SJSN dapat mencakup adalah menggunakan pendekatan
seluruh rakyat. kualitatif dengan jenis penelitian
e. Prinsip Dana Amanat deskriptif. Analisis yang digunakan
Dana yang terkumpul dari iuran dalam penelitian ini adalah evaluasi
peserta merupakan dana titipan kebijakan dari Sabatier dan
kepada badan-badan Mazmanian tentang strategi
penyelenggara untuk dikelola meningkatkan implementasi
sebaik-baiknya dalam rangka kebijakan publik yang terdiri dari :
mengoptimalkan dana tersebut a. Karakteristik Masalah
untuk kesejahteraan peserta. 1. Keberagaman Perilaku
f. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Kelompok Sasaran
Jaminan Sosial 2. Ketersediaan Teknologi
Dipergunakan seluruhnya untuk 3. Sifat Populasi
pengembangan program dan 4. Derajat Perilaku Yang
untuk sebesar-besar kepentingan Diharapkan
peserta. b. Daya Dukung Peraturan
1. Kejelasan Tujuan dan Sasaran
Secara umum penelitian ini bertujuan Sebuah kebijakan yang diambil
untuk mengevaluasi kebijakan JKN oleh pembuat kebijakan haruslah
terkait dengan capaian kepesertaan mengandung konten yang jelas
JKN yang ditargetkan pemerintah dan konsisten. Kebijakan dengan
sebesar 100% kepesertaan dari isi yang jelas akan memudahkan
jumlah penduduk sampai tahun 2019. sebuah kebijakan dan akan
Sedangkan tujuan secara khusus menghindari adanya
untuk memberikan masukan strategi penyimpangan dalam
optimalisasi kepesertaan BPJS pengimplementasiannya. Hal ini
Kesehatan. Sasaran dari penelitian dikarenakan jika suatu kebijakan
ini adalah penduduk yang belum sudah memiliki isi yang jelas
menjadi peserta BPJS Kesehatan dan maka kemungkinan penafsiran
Badan Usaha yang belum yang salah oleh implementorkan
mendaftarkan pekerjanya di BPJS dapat dihindari dan sebaliknya
Kesehatan Kabupaten Kubu Raya. jika isi suatu kebijakan masih
Lingkup kajian penelitian ini adalah belum jelas atau mengambang,
Kebijakan Publik terkait Jaminan

6
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

potensi untuk distorsi ataupun Menjadi kewenangan


kesalahpahaman semakin besar. implementor bagi sebuah
2. Teori Kausal yang Memadai program supaya berhasil,
Dukungan teoritis akan lebih termasuk di dalamnya adalah
memantapkan suatu aturan atau komitmen para pelaksanaan
kebijakan yang dibuat karena untuk mensukseskan sebuah
tentunya sudah teruji. Namun, program
karena konteks dalam 6. Akses Formal Pihak Luar
pembuatan kebijakan adalah Seberapa luas akses kelompok-
menyangkut masalah sosial yang kelompok luar untuk
meski secara umum terlihat berpartisipasi dalam
sama di setiap daerah, akan implementasi kebijakan. Suatu
tetapi sebanarnya terdapat hal- program yang memberikan
hal yang sedikit banyak berbeda peluang luas bagi masyarakat
sehingga untuk mengatasi hal ini untuk terlibat, relatif mendapat
dapat dilakukan modifikasi saja. dukungan daripada program
3. Sumber Keuangan yang yang tidak melibatkan
Mencukupi masyarakat. Masyarakat akan
Hal yang tak dapat dipungkiri merasa terasing atau teralienasi
dalam mendukung apabila hanya menjadi penonton
pengimplementasian suatu terhadap program yang ada di
kebijakan dalam masalah wilayahnya.
keuangan/modal. Setiap program c. Faktor-faktor di Luar Peraturan
tentu memerlukan staf untuk 1. Kondisi Sosio Ekonomi dan
melakukan pekerjaan-pekerjaan Teknologi
administrasi dan teknis, Kondisi sosial ekonomi
memonitor program, dan masyarakat menyangkut akan
mengelola sumber daya lainnya hal keadaan suatu masyarakat
yang ke semua itu memerlukan secara umum, mulai dari
modal. pendidikan, keadaan ekonomi,
4. Integrasi Organisasi Pelaksana dan kondisi sosialnya yang
Suatu program akan dengan secara sederhana dapat
sukses diimplementasikan jika dikatakan kepada masyarakat
terjadi koordinasi yang baik yang sudah terbuka dan modern
yang dilakukan antar berbagai dengan masyarakat yang tertutup
instansi terkait baik secara dan tradisional. Masyarakat yang
vertikal maupun horizontal. sudah terbukakan lebih mudah
menerima program-program
pembaharuan dari pada
5. Diskresi Pelaksana masyarakat yang masih tertutup

7
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

dan tradisional. Sementara itu, menjadi salah satu faktor dalam


teknologi sendiri adalah sebagai mensukseskan pencapaian
pembantu untuk mempermudah implementasi suatu kebijakan.
pengimplementasian sebuah Dukungan wewenang dari
program. Teknologi yang berbagai pihak sebagai
semakin modern tentu akan pendukung dari berjalannya
semakin mempermudah. suatu kebijakan menjadi suatu
2. Dukungan Publik hal yang turut penting dalam
Dukungan publik akan memberikan kekuatan hukum
cenderung besar ketika dalam mengimplementasikan
kebijakan yang dikeluarkan kebijakan yang ada.
memberikan inisiatif ataupun 5. Komitmen dan Kemampuan
kemudahan bagi masyarakat. Pejabat Pelaksana
Sebuah program akan mendapat Salah satu faktor utama
dukungan yang banyak ketika kesuksesan implementasi
kelompok-kelompok luar, dalam sebuah kebijakan adalah adanya
artian di luar pihak pembuat komitmen yang kuat dari
kebijakan seperti masyarakat aparatur dalam melaksanakan
ikut terlibat dalam kebijakan tugasnya. Komitmen mencakup
tersebut dan tidak hanya keseriusan dan kesungguhan
menjadikan mereka sebagai agar penerapan suatu peraturan
penonton tentang adanya suatu ataupun kebijakan bisa berjalan
kebijakan ataupun program di dengan baik dan diterima serta
wilayah mereka. dipatuhi oleh sasaran dari
3. Sikap dan Sumber Daya kebijakan tersebut.
Kelompok Sasaran
Sebelum mengimplementasikan B. Metode
sebuah program, perlu dilakukan Artikel ini merupakan hasil dari
survei terlebih dahulu agar dapat kegiatan pengabdian kepada
diketahui bagaimana kondisi masyarakat. Kegiatan sosialisasi ini
dari kelompok sasaran sehingga merupakan sebuah kerja sama tim
ketika program tersebut di peneliti beserta BPJS Kesehatan
terapkan tidak akan ada pihak Kabupaten Kubu Raya. Setelah
yang merasa di rugikan. dilakukannya komunikasi serta
4. Dukungan Kewenangan koordinasi dengan pihak BPJS
Dalam mengimplementasikan Kesehatan Kabupaten Kubu Raya
sebuah kebijakan agar dapat untuk mematangkan perencanaan
mencapai target yang telah sosialisasi. Hasil dari komunikasi ini
ditentukan, dukungan dari berupa penentuan lokasi, tempat, dan
berbagai pihak turut serta waktu pelaksanaan, selain itu juga

8
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

penentuan tugas-tugas dari masing- tentang program JKN-KIS.


masing pihak yang terlibat dalam Masyarakat Desa Sungai Belidak
kegiatan sosialisasi ini. menyambut dengan baik kegiatan
sosialisasi yang dilaksanakan
Kegiatan selanjutnya yaitu ditandai dengan sangat kondusif pada
melakukan survei ke lapangan saat kegiatan sosialisasi berlangsung.
dengan bantuan dari pihak Puskemas
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Gambar 1. Foto bersama Tim PKM,
Raya. Kegiatan survei ini dilakukan Kepala Puskesmas Sungai Kakap,
untuk mengundang seluruh warga Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten
sekitar desa Sungai Belidak terutama Kubu Raya dan Masyarakat
warga yang belum terdaftar sebagai
kepesertaan program JKN-KIS.
Tujuan survei lapangan ini untuk
memberitahukan kegiatan sosialisasi
ini kepada masyarakat agar tujuan
sasaran dari sosialisasi ini dapat
tercapai. Hasil dari diadakannya
diskusi ini untuk memperkenalkan
kepada masyarakat desa Sungai
Belidak mengenai manfaat dari Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
menjadi kepesertaan JKN-KIS.
Pembukaan acara ini dimulai dengan
C. Pembahasan kata sambutan dan pengenalan
seluruh tim peneliti beserta tim
Pada sosialisasi yang diadakan di puskemas Kecamatan Sungai Kakap
Desa Sungai Belidak Kecamatan dan Kepala BPJS Kesehatan Kubu
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Raya. Pembukaan acara sosialisasi
pada tanggal 24 Juli 2018, dihadiri ini dilakukan oleh Ketua Tim
oleh 83 peserta dan juga dihadiri oleh Peneliti yaitu Ibu Dr. Sri Maryuni,
Kepala Puskemas Kecamatan Sungai M.Si.
Kakap beserta staf, serta Kepala
Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten
Kubu Raya selaku Pemateri.
Kegiatan ini diikuti dengan sangat
baik oleh para masyarakat sekitar.
Hal ini ditandai adanya antusiasme
dari masyarakat dengan bertanya-
tanya seputar materi yang
disampaikan untuk mengetahui lebih

9
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Gambar 2. Ketua Tim PKM, Dr. Sri Setelah perkenalan dilakukan,


Maryuni, M.Si. Melakukan selanjutnya acara sosialisasi ini
Perkenalan dengan Peserta dimulai dengan penyampaian materi
Sosialisasi oleh Kepala BPJS Kesehatan
Kabupaten Kubu Raya yaitu Ibu
Linda Indrawati, Apt, AAK selaku
pemateri dalam acara sosialisasi ini.
Pada sosialisasi ini materi yang
disampaikan adalah materi tentang
tata cara pendaftaran mandiri
kepesertaan BPJS Kesehatan,
memberikan informasi pentingnya
menjadi peserta BPJS, pembayaran
iuran BPJS Kesehatan berdasarkan
jenis kelas yang diambil, alur
pelayanan kesehatan,
menginformasikan pelayanan
kesehatan yang diterima/dijamin oleh
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
BPJS Kesehatan, serta
memperkenalkan aplikasi JKN
Gambar 3. Kepala BPJS Kesehatan
Mobile yang dapat mempermudah
Kabupaten Kubu Raya yaitu Ibu
masyarakat untuk mendaftar menjadi
Linda Indrawati, Apt, AAK.
peserta BPJS secara mandiri.
Menyampaikan Materi Kepada
Peserta Sosialisasi
Gambar 4. Bapak Z Selaku Peserta
Sosialisasi Menanyakan Seputar
Materi yang Diberikan

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018

10
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Bapak Z selaku peserta sosialisasi denda penambahan biaya sebesar


bertanya mengenai keterlambatan iuran selama sebulan sesuai dengan
pembayaran iuran bulanan BPJS kelas yang diambil, semisal
Kesehatan dengan bertanya: mengambil kelas 3 dengan biaya per
“Bagaimana jika ketika sudah bulan Rp. 25.500, maka biaya selama
menjadi peserta, namun telat 3 bulan yang harus dibayar oleh
membayar iuran selama lebih dari peserta adalah Rp. 76.500 ditambah
tiga bulan, apakah kartu masih aktif dengan denda biaya yaitu Rp.
dan dapat digunakan?”. 25.500, jadi total keseluruhan yang
dibayar oleh peserta adalah Rp.
Pemateri menjelaskan bahwa 102.000/orang. Setelah melakukan
keterlambatan pembayaran iuran pembayaran maka kartu JKN-KIS
bulanan selama 3 bulan kartu akan dapat dipergunakan kembali secara
non aktif. Gambaran ketentuannya normal. Pemateri juga menegaskan
seperti berikut: Setiap bulannya jatuh untuk tidak menunda pembayaran
tempo pembayaran adalah pada iuran JKN-KIS sehingga tidak
tanggal 1 sampai dengan tanggal 10. memberatkan peserta dalam
Jika pada bulan Agustus ini belum pembayaran iuran dan demi
bayar iuran, maka kartu JKN akan kenyamanan pelayanan kesehatan
tetap aktif sampai akhir bulan ini, yang diterima oleh peserta.
tetapi apabila bulan September nanti
juga belum membayar iuran, maka Gambar 5. Ibu N Selaku Peserta
kartu akan langsung tidak aktif, dan Sosialisasi Menanyakan Seputar
akan aktif kembali secara otomatis Materi yang Diberikan
apabila dilakukannya pembayaran
serta dapat kembali dipakai di FKTP
maupun FKRTL/RS. Dengan
catatan, apabila peserta tadi ternyata
harus rawat inap di RS maka akan
ada denda yang harus dibayar peserta
tadi sebelum di jamin. Dendanya
adalah 2,5% dikali jumlah bulan
menunggak dikali total perkiraan
biaya yang akan dibayar oleh BPJS
Kesehatan. Jangka waktu pengenaan
denda adalah 45 hari sejak peserta
tadi melakukan pembayaran.

Selain itu, jika membayar melewati Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018


kartu ATM, maka akan dikenakan

11
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Antusiasme peserta sosialisasi mandiri, lebih singkatnya biaya iuran


selanjutnya ditunjukkan oleh Ibu N ditanggung oleh pemerintah daerah
yang turut bertanya mengenai setempat, seperti contoh kasus pada
pendaftaran kepesertaan BPJS Kabupaten Kayong Utara,
Kesehatan yang mengharuskan pemerintah daerah setempat dengan
mendaftar satu kartu keluarga (KK) inisiatif mengalokasikan dana
dengan bertanya: “Berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
salah satu syarat pendaftaran yang Daerah (APBD) untuk mendaftarkan
mengharuskan mendaftar satu KK, seluruh masyarakat Kayong Utara ke
hal ini cukup memberatkan BPJS Kesehatan.
masyarakat yang kurang mampu
dalam hal keuangan, jadi bagaimana Selain itu, adanya Corporate Social
solusinya agar seluruh masyarakat Responsibility (CSR) yang
khususnya masyarakat yang kurang merupakan dana wajib perusahaan
mampu agar mau mendaftar menjadi yang harus dikeluarkan untuk
peserta BPJS?”. sumbangsi dalam membantu
masyarakat sekitar. Seperti CSR
Pemateri menjelaskan bahwa dalam Perusahaan PTPN Bank Kalbar yang
syarat pendaftaran kepesertaan BPJS mengeluarkan CSR-nya sebagian
Kesehatan sudah tertera dalam UU untuk membayar iuran masyarakat
No. 24 Tahun 2011 tentang Badan kurang mampu yang berada di
Penyelenggara Jaminan Sosial pada sekitar perusahaan tersebut. Sesuai
pasal 16 ayat 1 dan 2 yang secara dengan data yang tercatat, kurang
singkat menjelaskan bahwa setiap lebih ada 1000 peserta yang telah
orang dalam hal ini masyarakat wajib terdaftar dengan CSR ini.
mendaftarkan dirinya dan anggota
keluarganya dalam BPJS Kesehatan Tapi hal yang paling penting, jika
dan hal ini juga ditegaskan dalam PP termasuk masyarakat yang tidak
No. 86 Tahun 2013 tepatnya pada mampu, maka Pemda yang harus
pasal 4 ayat 1. Hal ini mungkin mengambil alih untuk mendaftarkan
cukup memberatkan bagi masyarakat dan membayarkan iuran perbulan
yang kurang mampu, akan tetapi dari kepesertaan masyarakat tersebut.
perlu adanya inisiatif dari pemerintah
daerah khususnya Kubu Raya untuk
mendaftarkan masyarakatnya ke
dalam BPJS Kesehatan, kepesertaan
ini kami sebut peserta Penerima
Bantuan Iuran (PBI). Peserta PBI
merupakan peserta JKN-KIS yang
dibebaskan dari biaya iuran perbulan

12
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Gambar 6. Bapak R Selaku Peserta D. Penutup


Sosialisasi Menanyakan Seputar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Materi yang Diberikan (BPJS) Kesehatan adalah sebuah
badan yang dibentuk oleh pemerintah
untuk melaksanakan Program
Jaminan Kesehan Nasional. Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang
dikembangkan di Indonesia
merupakan bagian dari Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Berdasarkan Undang-Undang No.40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional, tujuan Jaminan
Kesehatan Sosial adalah agar semua
penduduk Indonesia terlindungi
dalam sistem asuransi, sehingga
mereka dapat memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan masyarakat yang
layak.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
BPJS Kesehatan merupakan instansi
Bapak R selaku peserta sosialisasi atau badan yang bergerak di bidang
bertanya masalah kepesertaan BPJS jasa asuransi kesehatan untuk seluruh
jika salah satu anggota keluarga masyarakat Indonesia yang dikelola
meninggal dunia, dengan bertanya:
oleh pemerintah secara langsung
“Jika satu keluarga telah terdaftar sejak 1 Januari 2014. Jasa asuransi
menjadi peserta BPJS, namun salah kesehatan BPJS ini bersifat wajib
satu anggota keluarga tersebut untuk seluruh masyarakat Indonesia
meninggal dunia, bagaimana dengan
yang mengacu pada pasal 6 Ayat (3)
status kepesertaannya?”.
Perpres Nomor 111 Tahun 2013,
menegaskan pemberi kerja pada
Pemateri menjelaskan bahwa jika ada Badan Usaha Milik Negara
salah satu anggota keluarga yang
(BUMN), usaha besar, usaha
sudah terdaftar menjadi peserta BPJS
menengah, dan usaha kecil wajib
meninggal dunia, maka peserta yang melakukan pendaftaran kepesertaan
meninggal dunia tersebut harus Jaminan Kesehatan kepada para
segera dilaporkan ke BPJS
pekerjanya paling lambat 1 Januari
Kesehatan dengan membawa surat
2015, dengan membayar iuran.
keterangan meninggal dunia dari RT
untuk di non-aktifkan
kepesertaannya.

13
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Namun, di Kalimantan Barat saat ini Mengingat kondisi tersebut, maka


terkait kepesertaan BPJS Kesehatan TIM Pengabdian Masyarakat
masih sangat rendah, karena cakupan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
kepesertaannya baru di angka 2,6 Universitas Tanjungpura terdorong
juta atau sekitar 5,5 persen, jika untuk membantu melakukan
dibandingkan dengan provinsi lain. Sosialisasi Program Jaminan
Hal ini disebabkan karena kurangnya Kesehatan Nasional (JKN) dalam
peran Pemerintah Daerah untuk Meningkatkan Partisipasi
memperluas cakupan kepesertaan Kepesertaan Mandiri BPJS
program yang diselenggarakan BPJS Kesehatan di Desa Sungai Belidak
Kesehatan dengan melalui sosialisasi Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten
dan koordinasi. Selain itu, masih Kubu Raya. Sosialisasi ini dilakukan
terdapat masyarakat yang belum dengan tujuan untuk menumbuhkan
mempunyai kesadaran, sehingga kesadaran masyarakat agar dapat
mereka baru mendaftarkan diri berpartisipasi dalam program JKN,
setelah sakit. Padahal kita tidak yang bekerja sama dengan Kepala
mengetahui kapan akan sakit dan BPJS Kabupaten Kubu Raya dan
berapa biaya yang harus dikeluarkan. Kepala Puskesmas beserta staf di
daerah setempat. Selain itu, saat ini
Angka cakupan kepesertaan BPJS sudah ada aplikasi Mobile JKN yang
Kesehatan di Kalbar juga jauh di dapat mempermudah masyarakat untuk
bawah nasional, karena target Januari mendaftar dan mengakses informas-
2019 yang mengharuskan mencapai informasi yang berkaitan dengan BPJS
Kesehatan. Aplikasi ini dapat di
minimal 95 persen, artinya kita
download secara gratis menggunakan
masih ketinggalan sekitar 15 persen.
smartphone berbasis android system.
Selain masih rendahnya tingkat
kepesertaan, yang terjadi secara
Seperti yang sudah diketahui
nasional bahwa peserta yang sudah
sebelumnya, bahwa masalah terkait
terdaftar justru mengalami
kepesertaan BPJS Kesehatan saat ini
penunggakan pembayaran iuran.
di Kalimantan Barat masih sangat
Oleh karena itu, perlu diupayakan
rendah. Hal ini disebabkan karena
strategi-strategi untuk meningkatkan
kurangnya peran Pemerintah Daerah
kepesertaan dan membangun
untuk memperluas cakupan
kesadaran bagi peserta untuk
kepesertaan program yang
mengetahui hak dan kewajibannya
diselenggarakan BPJS Kesehatan
terutama terkait pembayaran iuran.
serta masih terdapat masyarakat yang
Salah satunya adalah melakukan
belum mempunyai kesadaran untuk
sosialisasi yang intens terkait
mendaftarkan diri sebelum keadaan
program JKN di Kabupaten Kubu
mendesak atau sakit. Dan bahkan
Raya.
adanya penunggakan pembayaran

14
Spirit Publik Volume 14, Nomor 1, April 2019
Halaman 1-15
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

iuran dari peserta yang sudah Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO


terdaftar. PERSADA
Dunn, William N. 2003. Pengantar
Oleh karena itu, diperlukannya Analisis Kebijakan Publik.
strategi-strategi agar target Yogyakarta: Gadja Mada
kepesertaan BPJS Kesehatan pada University Press
Tahut 2019 dapat tercapai. Strategi- Nugroho, Riant. 2006. Kebijakan
strategi yang dapat dilakukan antara Publik untuk Negara-Negara
lain menjalin kerjasama dengan Berkembang (Model-model
Pemerintah Daerah setempat untuk Perumusan Implementasi dan
melakukan sosialisasi dan koordinasi Evaluasi ). Jakarta: PT.Elex
dalam memperluas cakupan Media Komputindo
kepesertaan program yang Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan
diselenggarakan BPJS Kesehatan, Publik (Konsep, Teori dan
serta melakukan sosialisasi secara Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka
intens terkait BPJS Kesehatan agar Pelajar
masyarakat sadar bahwa betapa Soeprapto, Riyadi. 2010. The
pentingnya menjadi peserta JKN, Capacity Building For Local
serta mengetahui hak dan kewajiban Government Toward Good
jika sudah menjadi peserta JKN, Governance. Word Bank
sehingga dapat membantu Winarno, Budi. 2002. Teori Proses
memberikan jaminan kesehatan dan Kebijakan Publik. Yogyakarta:
tercapainya kesejahteraan setiap Media Persindo
individu.

Daftar Pustaka
Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar
Kebijakan Publik. Bandung:
Alfabeta
African Capacity Building
Foundation (ACBF). 2001.
Capacity Needs Assessment: A
Conceptual Framework, in
ACBF Newsletter Vol. 2, p. 9-
12
Burhan. 2003. Analisis Data
Penelitian Kualitatif
(Pemahaman Filosofis dan
Metodologis ke Arah
Penguasaan Model Aplikasi).

15

Anda mungkin juga menyukai