Anda di halaman 1dari 4

Nama : Arief Gautama Sirajuddin

NIM : C031171312
Patologi Klinik Veteriner
ISTILAH – ISTILAH DALAM PATOLOGI KLINIK
PROFIL BIOKIMIA
Profil Biokimia merupakan metode yang sering digunakan untuk menilai kesehatan hewan 1.
Profil biokimia dapat ditemui pada darah, meliputi kadar alkaline phosphatase (ALP),
alanine transmirase (ALT), amylase (AMY), blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, total
bilirubin, glukosa, total protein, albumin, globulin, kalsium (Ca), fosfor (P), ion kalsium
(Na+), dan ion kalium (K+)2.
CYSTOSOL
Cystosol merupakan cairan pada dalam sel yang mengadung molekul fibrosa berfungsi
menggantikan sitoskeleton, yang mampu memberikan bentuk sel, memungkinkan agar
organel-organel sel dapat bergerak, serta memberikan kemampuan pada sel itu sendiri agar
dapat bergerak. Cystosol itu sendiri mengandung lebih dari 10.000 jenis molekul berbeda
yang berperan dalam proses biositesis pada sel dan proses membentuk suatu molekul mikro
biologis menjadi makro3.
ALT (ALANINE AMINOTRANSFERASE)
ALT atau alanine amonitransferase merupakan enzim yang terdapat pada sitosol hati dan
terlibat dalam glukogenesis, meningkatnya aktifitas enzim ALT dalam darah terutama
disebabkan oleh kerusakan sel hati dan sel otot rangka. Enzim ini berperan dalam
mengkatalis pemindahan gugus amino dari alanin ke asam alfa ketoglutarat membentuk asam
glutamat dan asam piruvat. Pada ganguan sel hati, enzim ALT akan merembes dari cytosol ke
dalam serum darah4.
MCV (MEAN CORPUSCLE VOLUME)
MCV atau mean corpuscule volume adalah hasil penilaian laboratorium yang mengukur rata-
rata ukuran dan volume dari sel darah merah. Nilai MCV membantu mengidentifikasi
keadaan anemia. Kalulasi nilai dari MCV dilakukan dengan mengkalikan persentase
hematokrit dengan 10 lalu dibagi dengan jumlah eritrosit yang terhitung. Saat MCV berada
dibawah batas normal, dapat diindikasikan terjadi microcytic anemia, yakni keadaan anemia
dimana rata-rata eritrosit berukuran lebih kecil dari ukuran normal dan lebih kecil dari
leukosit. Saat MCV berada di batas normal, dapat dinidikasikan terjadi normocytic anemia,
yakni keadaan dimana penurunan Hb dan range hematokrit tetapi rata-rata ukuran eritrosit
masih normal. Saat MCV bera di atas batas normal, dapat diindikasikan macrocytic anemia,
yakni keadaan dimana anemia disertai dengan pembesaran volume eritrosit5.
PCV (PACKED CELL VOLUME)
PCV atau packed cell volume merupakan perbandingan antara volume eritrosit darah degan
komposisi darah yang lain. Volume eritrosit dalam darah berbading langsung terhadap jumlah
eritrosit dan kadar hemoglobin6.
TOTAL PROTEIN
Total protein meruakan salah satu panel pemeriksaan profil metabolik yang terdiri atas fraksi
utamanya berupa albumin dan globulin. Peningkatan atau penurunan total protein diaggap
sebagai suatu abnormalitas7.
COMPLETE BLOOD COUNT (CBC)
Compleate blood count (CBC) merupakan tes darah yang terdiri atas penghitungan CBC,
hemoglobin, hematokrit, indeks sel darah merah (MCV, MCH, MCHC, red cell distirbution
width), jumlah retikulosit, jumlah WBC dan diferensialnya, serta jumlah trombosit8.
TP (TOTAL PLASMA PROTEIN)
Total plasma protein merupakan jumlah protein yang terdiri atas albumin, globulin dan
fibrinogen yang ditemukan pada plasma. Plasma protein disinteisi utamanya oleh hati.
Perubahan jumlah TP kebanyakan dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi albumin9.
CENTRIFUGE
Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan massa
jenisnya melalui proses pengendapan. Dalam prosesnya, centrifuge menggunakann prinsip
rotasi atau perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan. Larutan akan terbagi
menjadi dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan dan endapan yang merupakan organel
atau padatan10.
MCHC (MEAN CORPUSCULAR HAEMOGLOBIN CONCENTRATION)
MCHC atau mean corpuscular haemoglobin concentration adalah pengukuran konsentrasi
hemoglobin per volume dari packed eritrosit11. Penghitungn MCHC dilakukan dengan
membagi nilai hemoglobin dengan nilai hematokrit dan MCV12.
HEMATOKRIT
Hematokrit adlah volume eritrosit dalam 100 mL (1dL) darah dan dinyatakan dalam persen.
Pemeriksaan hematokrit digunakan untuk mengukur konsentrasi eritrosit dalam darah dan
merupakan salah satu pemeriksaan yang berguna dalam membantu diagnosa beberapa
penyakit13.
BUN (BLOOD UREA NITROGEN)
BUN atau blood urea nitrogen merupakan kadar urea dalam darah. Meningkatnya urea dalam
darah dapat menandakan adanya masalah pada ginjal14.
ALP (ALKALINE PHOSPHATASE)
ALP atau Alkaline phospatase merupakan enzim glikoprotein yang mengkatalis hidrolisis
dari fosfat-monoester pada pH dasar15. Peranan enzim ALP dalam proses mineralisasi adalah
mempersiapkan suasana alkalis (basa) pada jaringan osteoid yang terbentuk, agar kalsium
dapat dengan mudah terdeposit pada jaringan tersebut. ALP pada tulang menyebabkan
meningkatnya konsentrasi fosfat, sehingga terbentuklah ikatan kalsium-fosfat dalam bentuk
kristal hidroksiapatit dan berdasarkan hukum massa, kristal tersebut akan mengendap16.
GGT (GAMMA GLUTAMYLTRANSFERASE)
GGT atau gamma glutamyltransferase berperan dalam siklus y-glutamil yang
membantutransfer asam amino ke dalam sel. Peningkatan aktivitas GGT sebagian besar
disebabkan oleh penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar17.
MCH (MEAN CORPUSCULAR HAEMOGLOBIN)
MCH atau mean corpuscular haemoglobin merupakan indeks eritrosit rata-rata yang dapat
melihat kuantitas warna, yaitu normokromik dan hipokromik. Normokromik akan
memberikan gambaran warb=na dan hemoglobin yang normal sedangkan pada hipokromik
didapatkan gambaran eritrosit yang pucat18.
UJI DIPSTIK
Uji dipstik merupakan pemeriksaan kimia urin mencakup pemeriksaan glukosa, protein
(albumin), bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah (hemoglobin), benda keton (asam
asetoasetat dan aseton), nitrit, dan leukosit esterase. Prinsip kerja uji dipstik yakni dengan
mencelupkan strip kedalam spesimen urine. Dipstik akan menyerap dan terjadi reaksi kimia
yang kemudian akan mengubah warnanya dalam hitungan detik atau menit. Warna yang
terbentuk dibandingkan dengan bagan warna masing-masing strip untuk menentukan hasil
tes. Jenis dan tingkat perubahan warna memberikan jenis dan kadar zat-zat kiia tertentu yang
ada di urine19.
DAFTAR PUSTAKA
1
Hidayah, D.N., I.N. Wandia dan I.G.A.A. Suartini. 2020. Profil Biokimia Darah pada
Lutung jawa (Trachypithecus auratus) yang dipelihara secara Ex-Situ. Indonesia Medicus
Veterinus, 9(2): 239-248.
2
Cahyadi D.D., Nurhidayat, C. Nisa, Supratikno, S. Novelina dan H. Setijanto. 2018.
Morfofisiologi dan Profil Biokimia Darah Kalong Kapauk (Pteropus vampyrus) dari Wilayah
Pesisir Kabupaten Garut. ACTA VETERINARIA INDONESIANA, 6(1): 51-59.
3
Cooper, J.A., R.A. Laskey, LA. Staehelin, C. Chow, M. Cuffe, W.D. Stein, H.F. Lodish,
B.M. Alberts, J.M.W. Slack dan M.R. Bernfield, 2020, Cell : The Nature and Function of
Cell [Artikel]. Encylopedia Britannica, Inc. Diakses tanggal 1 September 2020 melalui
https://www.britannica.com/science/cell-biology/The-structure-of-biological-molecules
4
Apriana, A.D. 2015. Pengaruh Lama Paparan CO terhadap kadar ALT (Alanin
Aminotransderase). Majority, 4(8): 139-142.
5
Maner, B.S. dan L. Moosavi. 2020. StatPearls : Mean Corpuscular Volume (MCV).
StatPearls Publishing. Diakses tanggal 1 September 2020 melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545275/
6
Utami, D.P. 2013. Perhitungan Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin dan Nilai PCV (Packed
Cell Volume) Ayam Buras (Gallus domesticus) yang Terinfeksi Plasmodium sp. di
Kabupaten Pasuruan [Skripsi]. Universitas Airlangga: Surabaya.
7
Irfan, I.Z., A. Esfandiari dan C. Choliq. 2014. Profil Protein Total, Albumin Globulin dan
Rasio Albumin Globulin Sapi Pejantan. JITV, 19(2): 123-129.
8
Lynn, D. 1997. The Compleate Blood Count: Physiologic Basis and Clinical Aspect. The
Journal of Perinatal & Neonatal Nursing, 1-18.
9
Mayer, J. Dan T.M. Donnelly. 2013. Clinical Veterinary Advisor: Bird and Exotic Pets.
Elsevier: USA.
10
Triarjo, S. Rianto, A. Muchsin dan E. Muljono. 2016. Analisis Kerusakan Centrifuge (XD-
301) pada proses Pemisahan Uranil Nitrat Seksi 300 Instalasi PCP. Jurnal Batan, 1(16): 13-
20.
11
Lee, J.M., S.B. Nadimpalli, J.H. Yoon, S.Y. Mun, I. Sub dan H.C. Kim. 2017. Associaton
between Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration and Future Depressive Symptoms in
Women. Tohoku J. Exp. Med., 241(3): 209-217.
12
Qu, X., T. Zhang, H. Ma, P. Sui dan J. Du. 2014. Lower mean corpuscular heamoglobin
concetration is associated with unfavorable prognosis of resected lung canncer. Future
Oncology, 10(14): 2149-2159.
13
Meilanie, A.D.R. 2019. Different of hematocrit value mocrohematocrit methods and
automatic methods in denge hemorragic patients with hemoconcentration. Journal of
Vocational Health Studies, 3(2019): 67-71.
14
Loho, I.K.A., G.I. Rambert dan M.F. Wowor. 2016. Gambar kadar ureum pada pasien
penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Journal e-Biomedik, 4(2): 1-6.
15
Sharma, U., D. Pal dan R. Prasad. 2013. Alkaline Phosphatase: An Overview. Indian
Journal of Clinical Biochemistry, 29(3): 269-278.
16
Permatasari, D. 2015. Gambaran kadar alkaline phosphatase (ALP) sebelum dan sesudah
kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh [Skripsi].
Universitas Syiah Kuala: Banda Aceh.
17
Khasanah, U.N. 2019. Pengaruh Hemolisis pada Serum Terhadap Pemeriksaan Aktivitas
Enzim Gamma Glutamyl Transferase [Skripsi]. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta:
Yogyakarta.
18
Maulidya, N., M. Arifin dan I. Yuliana. 2015. Gambaran jenis anemia menggunaakan
mean corpuscular hemoglobin (MCH) pada gagal ginjal kronik. Berkala Kedokteran, 12(2):
187-195.
19
Pardiyanto, E. 2019. Perbedaan jumlah sedimen sel epitel pada urine berat jenis tinggi yang
disentrifugasi dan didiamkan [skripsi]. Politeknik Kesehatan Kemenkes; Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai