Keselamatan pasien telah diakui di banyak negara, dengan kesadaran global dipupuk oleh Aliansi Dunia untuk Keselamatan Pasien dari WHO (Emanuel, 2008). Namun tetap ada tantangan yang signifikan untuk menerapkan kebijakan dan praktik keselamatan pasien. Salah satu persyaratan mendasar untuk mengadopsi pendekatan baru adalah artikulasi yang jelas tentang premis dan manifestasinya. Komponen keselamatan pasien telah diungkapkan oleh banyak ahli, dan model telah dipresentasikan. Namun, satu persepsi tunggal yang dapat membantu adopsi menyeluruh terhadap perawatan kesehatan pasien di seluruh dunia belum tersedia. Keselamatan pasien dan kualitas pasien adalah jantung dari penyampaian layanan kesehatan. Untuk setiap pasien, yang merawat, anggota keluarga dan profesional kesehatan, keselamatan sangat penting untuk penegakan diagnosa, tindakan kesehatan dan perawatan. Dokter, perawat dan semua orang yang bekerja di sistem kesehatan berkomitmen untuk merawat, membantu, menghibur dan merawat pasien dan memiliki keunggulan dalam penyediaan layanan kesehatan untuk semua orang yang membutuhkannya. Telah ada investigasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dalam peningkatan layanan, peningkatan kapasitas sistem, perekrutan profesional yang sangat terlatih dan penyediaan teknologi dan perawatan baru. Namun sistem kesehatan di seluruh dunia, menghadapi tantangan dalam menangani praktik yang tidak aman, profesional layanan kesehatan yang tidak kompeten, tata pemerintahan yang buruk dalam pemberian layanan kesehatan, kesalahan dalam diagnosis dan perawatan dan ketidakpatuhan terhadap standar manajemen resiko (Commission on Patient Safety & Quality Assurance. 2008). Manajemen Risiko adalah proses dimana kita mengidentifikasi faktor- faktor yang dapat membantu untuk kita memberikan perawatan yang sangat baik, aman, efisien dan efektif. Resiko dapat terjadi dalam berbagai cara, misalnya sebagai akibat dari perubahan bagaimana atau dimana kita memberikan layanan. Tujuan pengelolaan risiko adalah untuk memastikan risiko ini diidentifikasi sejak dini, dinilai sebagai cara terbaik untuk mengelola atau mengendalikannya dan untuk mengurangi pengaruhnya. Inti dari proses risiko ini termasuk memastikan bahwa area dimana keselamatan pasien dapat dikompromikan atau di mana ada sesuatu yang teridentifikasi yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada pasien, dikelola. Mengidentifikasi dan melaporkan isu keselamatan awal memastikan bahwa pengendalian dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan risiko tersebut terjadi lagi. Bila hasil perawatan atau proses tidak seperti yang diharapkan, kami menyelidiki dengan menggunakan proses yang disebut Analisis sebab-sebab mendasar untuk mengidentifikasi apa yang terjadi dan mengapa sehingga kita dapat menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan. Untuk melakukan ini, tim manajemen risiko dan keselamatan pasien bekerja sama dengan tim klinis dan area perusahaan lainnya untuk mengidentifikasi risikonya, bertindak sebagai sumber daya dan memberikan saran dan dukungan untuk semua aspek pengelolaan risiko. Tujuan keseluruhannya adalah untuk memastikan bahwa risiko klinis dan non klinis dikelola dengan tepat untuk meningkatkan keamanan bagi pasien, perawat, staf dan pengunjung. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera. Salah Satu insiden keselamatan pasien yang bnayak terjadi yakni, kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kasus KNC yang terjadi di masyarakat? 2. Apakah penyebab dan solusi terhadap terjadinya kasus KNC di masyarakat?
1.3 Tujuan Makalah
1. Dapat memahami kasus yang terjadi di masyarakat khususnya KNC 2. Agar mengkaji penyebab dan solusi terhadap kejadian KNC di masyarakat.