Homeostasis Cairan Tubuh Pada Anjing Dan Kucing: (Fluid Homeostasis in Dog and Cat)
Homeostasis Cairan Tubuh Pada Anjing Dan Kucing: (Fluid Homeostasis in Dog and Cat)
1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
ABSTRAK
ABSTRACT
The body’s fluid is compartmentalized into two major divisions: the intracellular fluid
(ICF) and the extracellular fluid (ECF). The ECF which is also called the internal
environment of the body is in constant motion throughout the body. The ECF contains large
amounts of sodium chloride, and bicarbonate. The ICF contains large amounts potassium and
phosphate. Transported of water and nutrient through cell membrane occurs by diffusion,
osmosis and sodium-potassium pumps. The homeostasis of body fluid is maintains by
kidney.
metabolisme akan dapat dimanfaatkan sel Banyak organ dalam tubuh yang berfungsi
tubuh jika sudah terlarut dalam air. Oleh untuk mempertahankan homeostasis dalam
sebab itulah sebagian besar tubuh terdiri sel seperti paru-paru menyediakan oksigen
atas air. Seluruh cairan tubuh untuk kebutuhan sel, ginjal
didistribusikan ke dalam kompartemen mempertahankan stabilitas konsentrasi ion,
intraseluler dan kompartemen ekstraseluler. dan saluran cerna menyediakan nutrien
Cairan ekstraseluler ini yang bergerak untuk sel (Guyton dan Hall, 2006).
secara konstan dalam tubuh (Yoxall dan Perubahan keseimbangan air dalam tubuh
Hird, 1980) . akan merangsang reseptor di hipotalamus,
Cairan ekstraseluler dengan inisiasi dari rangsangan pada reseptor ini
kandungan ion dan nutriennya diperlukan akan mengawali mekanisme pemasukan air
oleh sel untuk mempertahankan kehidupan ke dalam tubuh dengan timbulnya rasa
sel. Semua sel hidup memerlukan haus (Wingfield, 2009).
lingkungan (cairan) di sekitar sel, sehingga
cairan ekstra seluler disebut lingkungan TINJAUAN PUSTAKA
internal dalam tubuh. Sel akan mampu
untuk hidup, bertumbuh dan berfungsi Peran Air dalam tubuh.
secara optimal sepanjang tersedia oksigen, Air merupakan pelarut yang sangat
glukosa, asam amino, ion, dan substansi baik dan mempertahankan komposisi kimia
lemak dengan konsentrasi yang cukup yang seimbang dalam metabolisme sel.
dalam lingkungan internal, stabilitas Air merupakan komponen utama dalam
lingkungan internal itu dipertahankan oleh darah, yang berfungsi sebagai media
fungsi regulasi dari ginjal (Guyton dan transpor, membawa oksigen dan nutrisi ke
Hall, 2006). jaringan, mengeluarkan karbondioksida
Regulasi normal cairan dalam tubuh dan metabolit dari jaringan. Darah juga
untuk mempertahankan keseimbangan membawa antibodi dan sel darah putih
(homeostasis) lingkungan internal banyak untuk melindungi sel dari penyakit. Air
faktor yang terlibat seperti kandungan juga berperan penting dalam regulasi suhu
elektrolit cairan, asam basa cairan tubuh, tubuh, melalui berbagai jalan. Pertama,
osmolalitas plasma, peranan hormon darah akan membawa panas dari jaringan
(antidiuretik, angiotensin II) dan atau organ yang bekerja menuju ke vena
pengeluaran Na dari ginjal (Wingfield, superfisial untuk mentransper panas tubuh
2009; Hartanto, 2007; Einstein et al. 1995). ke kulit yang selanjutnya dilepas ke
26
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
Cairan Tubuh
± 60% Berat badan
27
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
28
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
29
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
substansia yang ada, kecepatan gerakan memompa ion kalium dari luar ke dalam
kinetik bahan, jumlah dan ukuran dari pori sel. Proses ini berlangsung secara aktif,
pada membran sel yang akan dilewati oleh karena memerlukan energi (ATP) untuk
bahan itu. Difusi fasilitas memerlukan terjadinya proses itu. Ion-ion lain yang
interaksi bahan dengan carier protein yang ditranspor secara aktif seperti kalsium,
ada di membran sel. Carier protein akan hidrogen, chloride, iodine, urate, sugar dan
membawa bahan untuk melewati membran asam amino (Guyton dan Hall, 2006).
sel dengan mengikat bahan itu secara Komponen pompa Na+-K+ terdiri
kimia. Pada difusi sederhana proses difusi atas dua komponen carier protein, masing-
terjadi melalui dua jalan yaitu melalui masing disebut subunit alpha dengan BM
lapisan lipid jika zat itu terlarut dalam 100 KDa dan subunit betha dengan BM 50
lemak, dan melalui saluran (chanel) KDa. Subunit alpha mempunyai tiga
air/protein. tempat spesifik untuk berfungsinya pompa
b. Osmosis itu, yaitu:
Osmosis adalah bergeraknya molekul air 1. Tiga reseptor site untuk tempat
melalui membran semipermiabel (selektif berikatan ion sodium yang terletak
permiabel) dari larutan berkadar rendah disisi sebelah dalam membran sel,
menuju larutan berkadar tinggi hingga 2. Dua reseptor site untuk tempat
kadarnya sama. Seluruh membran sel dan berikatan ion potasium (K) yang
kapiler permeabel terhadap air, sehingga terletak disisi luar membran sel,
tekanan osmotik cairan tubuh diseluruh 3. Pada sisi dekat reseptor site ion
bagian tubuh sama. Membran sodium terdapat tempat aktivitas
semipermiabel adalah membran yang enzim ATPase.
dapat dilalui air, namun tidak dapat dilalui Proses pompa akan berlangsung jika tiga
oleh zat terlarut seperti protein (Hartanto, ion sodium dan dua ion potasium berikatan
2007). Tekanan yang diperlukan untuk direseptor site, maka enzim ATPase akan
menghentikan proses osmosis disebut aktif untuk menghasilkan energi dari ATP,
tekanan osmosis (Guyton dan Hall, 2006) sehingga ion sodium akan dipompa keluar
c. Pompa Natrium Kalium sel dan ion potasium akan masuk kedalam
Pompa natrium-kalium (Na+-K+) sel.
merupakan proses transpor yang Tujuan dari pompa natrium-kalium
memompa ion natrium keluar melalui adalah untuk mempertahankan konsentrasi
membran sel dan pada saat bersamaan ion sodium dan potasium didalam dan
30
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
diluar membran sel, dan untuk mencegah ini juga berefek mengikat molekul air.
keadaan hiperosmolar di dalam sel Pada beberapa tempat di dalam tubuh
(Hartanto, 2007). Tanpa fungsi dari pompa terutama bagian tubuh yang tersusun atas
ini sel dalam tubuh akan bengkak dan lembaran sel terjadi proses transpor aktif,
meledak. Mekanisme kontrol dari volume seperti : 1) epitel intestinal, 2) epitel
sel adalah sebagai berikut: di dalam sel tubulus renalis, 3) epitel glandula
terdapat sejumlah protein dan molekul eksokrin, 4) epitel kantung empedu, 5)
organik yang lain yang tidak dapat keluar pleksus choroid otak. Mekanisme proses
dari sel. Substansia tersebut menyebabkan transpor pada lembaran seluler itu adalah :
muatan negatif didalam sel, yang akan transpor aktif melalui sel membran,
menarik ion yang bermuatan positif kemudian proses difusi sederhana atau
seperti ion sodium, potassium dan ion difusi fasilitasi ke sel yang berdekatan.
positif lainnya. Hal itu menyebabkan
terjadinya proses osmosis dalam sel, Asupan dan Kehilangan Cairan Tubuh
sehingga jika tidak dikontrol dapat Pemasukan air ke dalam tubuh bersumber
mengakibatkan sel bengkak dan meledak. dari air minum, air yang terkandung dalam
Pompa Na-K akam memompa tiga ion Na makanan, dan air hasil dari proses oksidasi
keluar sel dan memompa dua ion K karbohidrat, protein, dan lemak (Edney
kedalam sel, dan membran sel kurang 1983). Pemasukan air kedalam tubuh
permiabel terhadap ion Na dibandingkan bervariasi diantara individu dan pada
dengan ion K. Adanya kelebihan satu ion setiap individu pada hari yang berbeda,
Na diluar sel menyebabkan konsentrasi karena sangat bergantung atas iklim,
diluar sel lebih tinggi sehingga terjadi kebiasaan, dan tingkat aktivitas.
proses osmosis keluar sel. Perpindahan ion
Tabel 2. Air Metabolik
Klas dari pakan Air yang dihasilkan dari oksidasi 100 g
Protein* 40 g
Lemak 107 g
Karbohidrat 55 g
* tidak dioksidasi komplit
Dikutip dari Edney ATB. 1983. Dog and Cat Nutrition.
Pengeluaran air dari tubuh melalui sangat bervariasi tergantung atas jenis
empat jalan yaitu : (1) Pengeluaran air hewan, (2) Air keluar melalui kulit, karena
melalui respirasi pada hewan terengah- difusi dari permukaan dan keringat.
engah seperti anjing. Pada hewan lain Jumlah yang keluar melalui keringat
31
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
32
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
substansia yang terikat didalamnya, rendah sodium dalam sel dan konsentrasi
sedangkan tubulus akan mereabsorbsi tinggi potasium dalam sel, dan
secara sangat selektif substansia yang ada menyebabkan muatan negatif dalam sel.
di dalam filtrate, seperti glukosa dan asam Adanya pemompaan sodium keluar sel
amino akan direabsorsi secara sempurna. menuju cairan interstitial melewati
Begitu juga dengan beberapa ion seperti basolateral membran, memudahkan
sodium, chloride, dan bicarbonate juga terjadinya difusi pasif ion sodium dari
direabsorbi sesuai kebutuhan tubuh, tubulus ke dalam sel melalui membran
sedangkan urea dan kreatinin tidak luminal sel. Proses difusi terjadi karena
direabsorbsi (reabsorbsi buruk). Proses konsentrasi ion sodium di dalam lumen
reabsorbsi ion dari lumen tubulus ke epitel tinggi sedangkan dalam sel rendah,
berlangsung secara transport pasif dan terjadinya muatan negatif dalam sel juga
aktif, sedangkan dari kapiler peritubular menarik ion sodium (bermuatan positif)
menuju darah secara ultrafiltrasi (bulk yang ada di lumen tubulus ke dalam sel.
flow) yang dimediasi oleh tekanan Proses transpor aktif ini terjadi disebagian
hidrostatik dan tekanan osmotic koloid. besar bagian tubulus sehingga pasokan
Air selalu direabsorbsi secara pasif ion sodium tubuh dapat dipenuhi.
(osmosis). Di samping itu substansia yang Ditubulus proksimal juga banyak terdapat
terlarut dalam air (potassium, magnesium, brush border pada sisi luminal (sisi yang
dan chloride) dapat direabsorbsi atau berhadapan dengan lumen tubulus) yang
disekresikan melalui pertautan antar sel juga terdapat carier protein yang
(Tight junction) (Guyton dan Hall, 2006). membantu dalam proses difusi fasilitasi.
Proses transport aktif sodium (Na) Sodium carier protein juga sangat penting
pada tubulus proksimal adalah sebagai dalam proses trasnspor aktif skunder untuk
berikut: pada bagian basolateral dari sel substansia lain seperti glukosa, dan asam
epitel tubular, pada membrane selnya ada amino(Guyton dan Hall, 2006).
sistem sodium-potasium ATPase yang Ion hidrogen (H+) disekresikan ke
akan menghidrolisis ATP dan energi yang dalam tubulus melalui proses aktif
dihasilkan untuk proses transport ion transpor skunder, yang sering disebut
sodium keluar sel menuju interstitium. counter transpor substansia H+ dengan ion
Pada saat bersamaan potassium ditranspor sodium. Carier protein yang ada dibrush
dari interstitium ke dalam sel. Kerja border mengikat ion sodium yang adal
pompa ini mempertahankan konsentrasi dilumen tubulus untuk dimasukkan ke
33
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
dalam sel, pada saat bersamaan carier dibagian ini) dan permiabelnya moderat
protein itu juga mengikat ion H+ yang ada terhadap sodium, sedangkan pada bagian
di dalam sel untuk dikeluarkan dari sel ascending kurang permiabel terhadap air.
menuju lumen tubulus. Sekresi ion H+ Pada bagian lain (thick ascending) terjadi
sangat penting untuk mengeluaran ion reabsorbsi (25%) terhadap sodium,
karbonat dari tubulus (HCO3-). Selain itu chloride, potasium, calsium, bicarbonat
ditubulus proksimal juga disekresikan dan magnesium. Pada thick ascending ini
asam organik dan basa seperti garam tempat kerja utama dari diuretik
empedu, oksalat, urate, dan katekolamine furosemida, asam ethacrynic, dan
(Guyton dan Hall, 2006). bumetamide dengan menghambat
Peningkatan reabsorbsi ion dari reabsorsi sodium-2 chloride-potasium.
lumen tubulus, menyebabkan konsentrasi Pada tubulus distal juga terjadi reabsorbsi
di dalam lumen menurun sedangkan (5%) terhadap sodium, potasium dan
konsentrasi ion di dalam interstitialis renal chloride dan tidak permeabel terhadap air
meningkat, peningkatan konsentrasi ini dan urea (Guyton dan Hall, 2006).
menyebabkan terjadi proses osmosis air
dari lumen tubulus ke interstitialis. Proses Regulasi Keseimbangan Asam Basa
osmosis ini terjadi di tight junction sel. Pengertian Asam dan basa dalam
Tight jungtion di daerah tubulus proksimal cairan tubuh didefinisikan sebagai berikut,
sangat permiabel terhadap air asam adalah molekul yang dapat
dibandingkan tight junction dibagian loop melepaskan atom hidrogen dalam larutan.
Henle sampai ductus kolektivus. Karena Sebagai contoh molekul HCl dalam air
reabsorbsi air dan bahan organik sangat akan mengalami ionisasi menjadi ion H+
berhubungan dengan reabsorbsi sodium, dan Cl-, molekul H2CO3 mengalami
sehingga perubahan dalam reabsorbsi ion ionisasi dalam air menjadi ion H+ dan
sodium akan mempengaruhi juga bicarbonat HCO3-. Sedangkan basa adalah
reabsorbsi air dan bahan organik itu. Pada ion atau molekul yang dapat mengikat
saat reabsorbsi ion sodium juga terjadi asam (ion H+), sebagai contoh HCO3-
reabsorbsi ion Cl- (Guyton dan Hall, adalah basa yang mampu mengikat ion H+
2006). menjadi H2CO3, HPO4= adalah basa
Pada bagian loop Henle (thin karena mampu mengikat H+ menjadi
descending) sangat permiabel terhadap air H2PO4-. Protein dalam tubuh juga
(hampir 20% reabsorbsi air terjadi berfungsi sebagai basa. Asam kuat adalah
34
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
molekul yang dengan mudah dapat dalam darah dan mengatur tekanan CO2
melepaskan ion H+ ke dalam larutan, (PCO2) darah; 3) Buffer kimia dalam sel;
misalnya HCl, sedangkan basa kuat adalah 4) Regulasi pada ginjal yang dapat
molekul yang dengan cepat dapat bereaksi mengekresikan asam (H+) atau reabsorbsi
dengan asam, misal OH-. Adanya ion H+ basa (Bikarbonat); 5) mobilisasi buffer
dalam cairan tubuh akan berpengaruh dari tulang (Yoxall dan Hird, 1980).
terhadap pH dari cairan itu. pH cairan Sistem buffer kimiawi dalam darah tidak
tubuh adalah 7,4. apabila pH berada diatas mengeluarkan atau menambah ion H+ ke
7,4 disebut alkalosis sedangan di bawah dalam darah hanya mengikatnya sampai
7,4 disebut acidosis (Yoxall dan Hird, terjadi keseimbangan. Sistem respirasi
1980; Guyton dan Hall 2006). mengeluarkan CO2 dan H2CO3 dari
Ada lima sistem utama yang tubuh, sedangkan ginjal memberikan
mengatur keseimbangan ion H+ dalam respon yang lambat terhadap peningkatan
cairan tubuh, yaitu 1) sistem buffer konsentrasi ion H+ dalam darah, tetapi
kimiawi asam-basa di dalam cairan hanya ginjal yang mampu mengeluarkan
ekstraseluler, adalah molekul yang segera asam atau basa dari dalam tubuh dan
berikatan dengan asam atau basa; 2) pusat berperan sangat besar dalam regulasi
nafas yang meregulasi pelepasan CO2 asam-basa (Guyton dan Hall, 2006).
Asam Basa
H2CO3 H+ =HCO3- Bicarbonat
Ion hidrogen disekresikan dan khusus di bagian akhir tubulus distal dan
bikarbonat direabsorpsi di semua bagian tubulus kolektivus, yang disebut sel
tubulus kecuali di loop henle. Bikarbonat intercalated. Dengan mekanisme ini
direabsorbsi kira-kira 80-90% di tubulus cairan tubular akan bersifat asam hanya
proksimal , kemudian sisanya direabsorbsi ditubulus kolektivus dan ductus
di dibagian lain dari tubulus. Ion hidrogen colektivus.
disekresikan ke lumen tubulus di tubulus Mekanisme counter-transpor
proksimal, segmen tebal loop henle, dan sodium-hidrogen prosesnya dimulai dari :
tubulus dista melalui mekanisne counter- ketika CO2 bebas atau CO2 dari hasil
transpor sodium-hidrogen. Sekresi aktif metabolisme dalam sel epitel tubular,
primer ion H+ terjadi pada tipe yang dengan aktivasi enzim carbonik anhidrase,
35
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
CO2 akan bereaksi dengan H2O adalah buffer cairan tubuh dan
membentuk H2CO3, yang dapat pengeluaran ion H+ melalui ginjal.
-
berdisosiasi (pisah) menjadi HCO3 dan Respirasi alkalosis. Disebabkan
H+. Ion H+ disekresikan ke lumen tubular overventilasi paru-paru. Jarang terjadi
melalui counter-transpor sodium-hidrogen karena patologis. Hal ini biasanya terjadi
(ion Na masuk sel dan ion H+ dilepaskan apabila berada pada daerah yang tinggi
ke lumen melalui ikatan dengan carier dengan kadar O2 yang rendah, sehingga
protein di membran sel). HCO3- yang banyak CO2 yang keluar. Respon
terbentuk dalam sel (ketika H+ terpisah kompensasi adalah melalui buffer kimia
dari H2CO3) bergerak menembus lapisan dan pengeluaran HCO3 melalui ginjal.
basolateral sel menuju cairan interstitial Metabolic asidosis. Istilah
renal dan kapiler darah peritubular. metabolik asidosis yaitu untuk semua tipe
Transpor HCO3- melewati membran sel di asidosis akibat ekses CO2 dalam cairan
basolateral difasilitasi oleh dua mekanisme tubuh. Metabolik asidosis dapat terjadi
yaitu : 1) Na+-HCO3- co-transpor; 2) karena : kegagalan ginjal mengeluarkan
pertukaran Cl--HCO3-. asam yang berasal dari proses
Kelebihan sekresi ion H+ dapat metabolisme; terbentuknya molekul asam
berikatan dengan molekul HPO4+ untuk metobolik akibat ekses kelebihan asam
membentuk H2PO4- dan mengikat ion Na+ metabolik; pemasukan asam metabolik
membentuk garam NaH2PO4 yang kedalam tubuh melalui ingesti atau infus;
dieksresikan ke urin. Ekses eksresi ion H+ kehilangan basa dari tubuh.
ke lumen tubulus kolektivus juga bereaksi Renal tubular asidosis. Akibat
dengan molekul NH3 membentuk NH4+ gangguan sekresi H+ atau reabsorbsi
yang selanjutnya bereaksi dengan ion Cl- HCO3-. Gangguan ini ada dua tipe yaitu :
dan dikeluarkan bersama urin. kegagalan tubulus renalis mereabsorpsi
HCO3- sehingga banyak keluar melalui
Penyebab Klinis Gangguan Asam Basa urin; ketidakmampuan tubulus renalis
mensekresikan H+ untuk menjaga
Penurunan kecepatan ventilasi keasaman urin. Beberapa penyebab renal
paru-paru akan meningkatkan tekanan CO2 tubular asidosis adalah gagal ginjal kronis,
(PCO2) cairan ekstraselular. Hal itu sekresi aldosteron tidak cukup.
menyebabkan peningkatan konsentrasi Diarrhea. Diare berat akan
H2CO3- dan H+ sehingga terjadi asidosis. menyebabkan metabolik asidosis. Asidosis
Karena asidosis terjadi akibat gangguan terjadi karena tubuh banyak kehilangan
pada respirasi maka disebut respirasi sodium bikarbonat melalui feses. Sekresi
asidosis. Respirasi asidosis dapat terjadi gastrointestinal secara normal banyak
kondisi patologis akibat kerusakan pusat mengandung bikarbonat dan diarrhea
nafas atau penurunan fungsi paru-paru menyebabkan kehilangan banyak HCO3 -
dalam mengeluarkan CO2, misal dari tubuh dan efeknya sama juga dengan
kerusakan medula oblongata, sumbatan kehilangan banyak HCO3 dari urin. Hal
saluran nafas, pneumonia, emphisema. yang sama juga terjadi pada kasus muntah
Respon kompensasi dari respirasi asidosis sampai isi kandungan usus.
36
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No. 1 : 23-37
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
37