Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

TUMOR OTAK

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III

Disusun oleh :
Kelompok 9
Astrilia Arum M. (205140154P)
Cipto Ali Wardani (205140163P)
Devi Satriani (205140149P)
Ismi Aprileni (205140155P)
Yulia Novitasari (205140157P)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA LAMPUNG

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat dankasihnya
penyusun dapat selesai makalah “ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK” untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangandan hal-halyang belumsempurna . Oleh
karena itu penyusun mohon maaf serta kritik dan saran yangsifatnya membangun sangat
penyusun untuk menjadikan makalah ini jadi lebih baik lagi.
Akhirnya penyusun kata kunci terima kasih kepada semua pihak yangtelah membantu
penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun semogamakalah ini memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
D. Manfaat .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi .......................................................................................... 4
B. Anatomi dan fisiologi .................................................................... 4
C. Epidemiologi dan etiologi ............................................................. 10
D. Klasifikasi ...................................................................................... 12
E. Patofisiologi Dan Pathway............................................................. 13
F. Gejala ............................................................................................. 15
G. Menifestasi kliniks ......................................................................... 16
H. Komplikasi ..................................................................................... 17
I. Pemeriksaan penunjang ................................................................. 18
J. Penatalaksanaan ............................................................................. 19
K. Pencegahan .................................................................................... 20
L. Prognosa ........................................................................................ 20
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian ...................................................................................... 21
B. Diagnosa keperawatan ................................................................... 24
C. Rencana Keperawatan ................................................................... 25
D. Evaluasi Keperawatan .................................................................. 28
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................... 30
Saran .................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Otak adalah sumber kehidupan.Segala aktivitas kehidupan, hingga yang sekecil-kecilnya,
hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh otak.Dalam waktu yang bersamaan
otak harus menjalankan beribu-ribu aktivitas sekaligus.Tumor otak merupakan sebuah lesi
yang terletak pada kongenital yang menempati ruang dalam tengkotak. Tumor-tumor selalu
bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar,
masuk kedalam jaringan neoplasma terjadi akibat dari komprensi dan infiltrasi jaringan.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara
sangant cepat pada daerah central nervus system (CNS). Sel ini akan terus berkembang
mendesak jaringan otak yang ada disekitarnya, mengakibatkan gangguan neurologis
(gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial). Hal ini ditandai dengan
adanya nyeri kepala, nausea, vomitus, dan papil edema.Penyebab dari tumor otak belum
diketahui secara pasti.Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa beberapa agent
bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu.Agent tersebut meliputi faktor
herediter, kongenital, viris, toxin, dan defisiensi immunologi, ada juga yang menyatakan
bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari pasien
tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal yang
menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang menyerang
adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang ditimbulkan umumnya
lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat
ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak
pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan
saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang
pada dewasa pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.
Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah usia, general health,
ukuran tumor, lokasi tumor dan jenis tumor. Metode yang dapat digunakan antara lain:
pembedahan, radiotherapy, dan chemotherapy. Seorang Perawat berperan untuk membuat

iii
asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan tumor otak serta mengimplementasikannya
secara langsung mulai dari pengkajian, diagnosa, hingga intervensi yang harus diberikan.
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki dibanding dengan perempuan.Tumor otak
merupakan penyebab kematian kedua pada kasus kanker yang terjadi pada anak-anak yang
berusia dibawah 20 tahun dan juga pada pria berusia 20-39 tahun. Selain itu tumor otak
merupakan penyebab kematian nomor lima dari seluruh pasien kanker pada wanita yang
berusia 20-39 tahun. (ABTA,2012).
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat
cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak
jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (gangguan
fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial).

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa definisi dari tumor otak?
2) Bagaimana klasifikasi dari tumor otak?
3) Bagaimana etiologi dari tumor otak?
4) Bagaimana patofisiologi dari tumor otak?
5) Apa manifestasi klinis dari tumor otak?
6) Apa saja komplikasi dari tumor otak?
7) Bagaimana penatalaksanaan dari tumor otak?
8) Apa saja pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada penderita tumor otak?
9) Bagaimana prognosis dari tumor otak?
10) Bagaimana asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada penderita tumor otak?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a) Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah keperawatan medical
bedah III program study S-I Keperawatan.
b) Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan tumor
otak.

iv
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui dan memahami defenisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan tumor otak.
b) Meningkatkan kemampuan dalam penulisan asuhan keperawatan.

D. MANFAAT
1) Masyarakat
Untuk mengetahui bagaimana mengetahui penyebab penyakit dan mencegah
penyakitTumor Otak.
2) Mahasiswa Keperawatan
Untuk mengetahui dan memahami penyakit serta asuhan keperawatan Gangguan Tumor
Otak.
3) Perawat
Sebagai bahan kajian dan informasi bagi mahasiswa serta menambahwawasan tentang
Gangguan Tumor Otak.

v
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Tumor adalah satu pertumbuhan abnormal di jaringan otak yang bersifat jinak (benign)
ataupun ganas (malignant), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intrakranial)
atau disusun tulang belakang (medulla spinalis).
Apabila sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila
berasal dari organ-organ lain disebut sebagai (metastasis) seperti kanker paru, kanker
payudara, dan kanker prostate disebut sebagai tumor otak sekunder (Harsono, 2015)

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI PANGKREAS

Gambar B. Lapisan Otak Manusia


Otak dibungkus oleh selaput otak (meningen) terdiri dari 3 lapisan yaitu:
 Duramater
Lapisan luar yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat yang bersifat liat, tebal, tidak
elastis, berupa serabut dan berwarna abu-abu
 Arachnoid
Membrane bagian tengah, bersifat tipis dan lembut. Berwarna putih tidak dialiri darah,
terdapat pleksus khoroid yang memproduksi cairan serebrospinal (CSS) terdapat villi yang
mengabsorbsi CSS pada saat darah masuk ke dalam system (akibat trauma, aneurisma,
stroke)
 Piamater
Membrane paling dalam, berupa dindingyang tipis, transparan yang menutupi otak dan
meluas ke setiap lapisan otak.

vi
Gambar B.1 Anatomi otak
Otak merupakan pusat kendali seluruh fungsi organ tubuh manusia. Jika otak sehat, maka
akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental. Sebaliknya, apabila otak
terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental bisa ikut terganggu.Susunan syaraf pusat
meliputi otak dan medulla spinalis. Otak merupakan organ manusia yang terpenting yang
mengatur pikiran, ingatan, emosi, sensoris, kemampuan gerak, penglihatan, pernafasan, suhu
dan semua proses di dalam tubuh. Otak terdiri dari Cerebrum, Cerebellum, Brainstem dan
Limbic System.

vii
1) Cerebrum (supratentorial) terdiri dari hemisfer kanan dan kiri
Fungsi dari cerebrum antara lain mengontrol pergerakan, temperatur, pendengaran,
emosi, proses belajar.
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang.Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan
berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan
visual.Kecerdasan intelektual atau IQ juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus yaitu :
a) Lobus Frontal Merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus
ini berhubungan dengan kemampuan membuatalasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan,
kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
b) Lobus Parietal Berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti
tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
c) Lobus Temporal Berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
d) Lobus Occipital Ada di bagian paling belakang berhubungan dengan rangsangan visual
yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang
ditangkap oleh retina mata.
Apabila diuraikan lebih detail setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area
yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

viii
Gambar B.2 Cerebrum (Otak Besar)
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua
belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri.Kedua belahan itu terhubung oleh
kabel-kabel saraf di bagian bawahnya.Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi
kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh.Otak kanan terlibat dalam
kreativitas dan kemampuan artistik.
2) Brainstem (middle brain) terdiri dari midbrain, pons, medulla
Fungsi dari batang otak adalah: pusat gerakan mata dan mulut, pusat panas, dingin,
lapar, haus, pusat pernafasan, pusat pengendalian jantung, gerakan otot polos, bersin,
batuk, muntah, menelan.
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang.
Brainstem dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a) Mesencephalon
Bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.Otak
tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran
pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
b) Medulla oblongata
Titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan,
begitu juga sebaliknya.Medullamengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung,
sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
c) Pons
Stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi
reticular.Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

ix
Gambar B.3 Brain Stem (Batang Otak)
3) Cerebellum (infratentorial)
Fungsi untuk pusat koordinasi gerakan, mempertahankan keseimbangan dan postur
tubuh.
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung
leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan
tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang
dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan
mengunci pintu dan sebagainya.

x
Gambar B.4 Cerebellum (Otak Kecil)
4) Limbic System (Sistem Limbik)
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah
baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki
juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik
antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik.Sistem limbik
berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis,
rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori
jangka panjang.

xi
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya
adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak.

Gambar B.5 Limbik system

C. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data-data dari Central Brain Tumor Registry of the United State (CBTRUS)
insidensi kanker otak ganas dan jinak adalah 22.36 per 100,000 per tahun; (7.18 per 100,000
untuk kanker otak ganas, 15.18 per 100,000 untuk tumor otak jinak). Tingkat kejadian
dikalangan wanita lebih tinggi (24.46 kasus per 100,000 untuk jumlah kiraan 213.301 kasus
tumor kejadian) dibanding den laki-laki (20.10 kasus per 100,000 untuk jumlah kiraan
154.816 tumor kejadian) pada tahun 2009-2013.

xii
Dianggarkan 79.270 kasus baru otak malignan dan bukan malignan utama dan tumor CNS
lain dijangka didiagnosis di Amerika Serikat pada 2017. Ini termasuk kira-kira 26.070 kasus
utama malignan dan 53,200 kasus bukan malignan yang dijangka akan didiagnosis di
Amerika Serikat dalam 2017. Kadar insiden di seluruh dunia, otak malignan utama dan tumor
CNS lain pada tahun 2012, umur terlaras menggunakan penduduk dunia standard, adalah 3.4
bagi setiap 100,000.
Kadar insiden pada wanita adalah 3.9 dari setiap 100,000 dan 3.0 bagi setiap 100,000 laki-
laki.Ini merupakan dianggarkan 139.608 orang lelaki dan 116.605 orang perempuan yang
didiagnosis di seluruh dunia dengan tumor otak malignan utama pada tahun 2012, jumlah
keseluruhan 256.213 orang.Kadar kejadian adalah lebih tinggi di negara-negara yang lebih
maju (5.1 kasus per 100,000) daripada di negara-negara kurang maju (3.0 kasus per 100,000).

D. ETIOLOGI
Penyebab dari tumor otak belum dapat diketahui secara pasti faktor risiko adalah sesuatu
yang dapat meningkat kejadian penyakit tersebut.Menurut (NationalCancer Institute 2009,
Harsono, 2015;Herbert B. Newton, 2016).
Faktor risiko untuk tumor otak antara lain adalah:
1) Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrocytoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga

2) Sisa-sisa sel embrional


Ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan
merusak bangunan disekitarnya, perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratoma dan kardoma
3) Radiasi

xiii
Jaringan dalam system syaraf pusat terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan
degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma
meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
4) Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dapat
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya
neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada system saraf pusat.
5) Substansi karsinogenik
Substensi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone.Ini berdasarkan percobaan yang
dilakukan pada hewan.
6) Trauma kepala
7) Perilaku buruk
Kebiasan buruk seperti kebiasaan merokok dan meminum minuman beralkhohol
8) Makanan kurang sehat
Sering makan-makanan yang berlemak dan juga makanan yang kurang seratnya, seperti
makanan yang instan di toko-toko makanan yang mengandung bahan pengawet (natrium
benzoat) dan juga bahan pewarna, makanan berlemak (kolesterol)
9) Pekerjaan
Seseorang yang berkerja di pabrik pembuat bahan kimia atau pabrik yang memakai bahan
kimianya dalam produksinya.

D. KLASIFIKASI
1) Berdasarkan jenis tumor
a) Jinak
 Acaustic neuroma
 Meningioma

xiv
 Pituitary adenoma
 Astrocytoma (grade I)
Sebagian besar tumor bersifat jinak, berkapsul dan tidak menginfiltrasi jaringan
sekitarnya tetapi menekan struktur yang berada dibawahnya.Tumor ini sering sekali
memiliki banyak pembuluh darah sehingga mampu menyerap isotope radioaktif saat
dilakukan pemeriksaan CT scan otak.
b) Malignant
 Astrocytoma (grade 2,3,4)
 Oligodendroglioma ialah tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial
yang dapat muncul hingga 10 tahun. Secara klinis bersifat agresif dan menyebabkan
simptomatologi bermakna akibat peningkatan tekanan intracranial dan merupakan
keganasan pada manusia yang paling bersifat kemosensitif.
 Apendymoma ialah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat
pada ependim yang menutup ventrikel. Tumor ini lebih sering terjadi pada anak-anak
daripada dewasa. Dua faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor
dan kemampuan bertahan hidup jangka pajang adalah usia dan letak anatomi tumor.
Makin muda usia pasien makin buruk progmosisnya.
2) Berdasarkan lokasi
a) Tumor supratentorial
 Glioma
 Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi paling sering terjadi di hemisfer otak
dan sering menyebar kesisi kontra lateral melalui korpus kolosum.
 Astroscytoma
 Oligodendroglioma
 Merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma tetapi terdiri dari
sel-sel oligodendroglia. Tumor relative avaskuler dan cenderung mengalami
klasifikasi biasanya dijumpai pada hemisfer otak orang dewasa muda.
 Meningioma
Tumor ini umumnya terbentuk bulat atau oval dengan perlekatan durameter yang
lebar (broad base) terbatas tegas karena adanya pedokapsul dari membrane

xv
araknoid.Meningioma merupakan tumor terpenting yang berasal dari meningen, sel-
sel mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura.
b) Tumor infratentorial
 Schanoma akustikus
 Tumor metastasisc
 Hemangioblastoma
Neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis yang paling sering
dijumpai dalam serebelum.

E. PATOFISIOLOGI
Tubuh manusia terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini tumbuh dan berkembang dengan cara yang
tersusun untuk membentuk sel-sel baru. Apabila sel-sel ini kehilangan kemampuan untuk
mengawal pertumbuhannya, ia akan tumbuh dengan bebasnya. Sel-sel yang tumbuh
berlebihan tanpa dikontrol ini akhirnya menjadi tumor.Tumor otak menyebabkan gangguan
neurologis.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan
fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.Gangguan fokal terjadi apabila
penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan
kerusakan jaringan neuron.Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor
yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak.
Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi
secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler
primer.Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya
sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor: bertambahnya
massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi
cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan
mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan
oedema dalam jaruingan otak.Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar
darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan
serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.

xvi
F. PHATWAY

Gambar F.1 Pathway tumor otak

G. GEJALA DI LOKASI OTAK


1) Gejala umum
Gejala tumor otak bergantung pada size tumor, jenis tumor dan lokasi tumor. Ini adalah
gejala paling sering pada tumor otak:
(National Cancer Institute, 2015;David A. Greenberg, Roger P.Simon, 2015)
a. Sakit kepala
b. Pening dan muntah

xvii
c. Perubahan mood atau kekurangan konsentrasi
d. Gangguan pemikiran
e. Gangguan psikiatri
f. Masalah peringatan
g. Gangguan penglihatan
h. Gangguan pendengaran
i. Kejang
2) Spesifik
Saat tumor tumbuh akan terjadinya kerusakan dan disfungsi pada jaringan otak.
Dengan cara ini, penghancuran otak besar, batang otak, dan saraf kranial dapat segera
terlihat melalui hilangnya perubahan bagian ini.
a) Lobus frontal
 Menimbulkan gangguan mental, menimbulkan disturbedmental state yang akan
mengakibatkan gangguan peringatan, masalah psikiatri, menimbul gejala
perubahan keperibadian seperti depresi.Kehilangan suara (loss of speech)
 Menimbulkan gejala anosmia
b) Lobus pariental
 Menimbulkan gangguan sensorik dan motoric
 Kejang fokal motor atau sensorik, kontralateral hemiparesis, hyperreflexia,
astereognosis.
 Gangguan persepsi sensorik (impaired sensory perception) mungkin ada.
c) Lobus temporal
 Kejang psikomotor dan otomatisme akan terjadi
 Jika sisi dominan terlibat akan menyebabkan sensorik aphsia
d) Lobus oksipital
 Perubahan visual dan kejang yang diawali oleh aura halusinasi cahaya dan visual
merupakan ciri khas.
 Menimbulkan homonymous hemianopia yang kontralateral
e) Tumor cerebellar
Ditandai dengan keseimbangan gangguan dan koordinasi danperkembangan awal
peningkatan tekanan intracranialpapilledema.

xviii
f) Tumor di cerevellopontine angle
 Kehilangan pendengaran
 Sakit kepala
 Kurangi respon kornea and nystagmus
 Facial numbness

H. MENIFESTASI KLINIKS
1) Nyeri kepala
Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh.Biasanya muncul pada
pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, datang pergi (rekuren)
dengan interval tak teratur beberapa menit sampai beberapa jam.Serangan semakin lama
semakin sering dengan interval semakin pendek.Nyeri kepala ini bertambah hebat pada
waktu penderita batuk, bersin atau mengejan (misalnya waktu buang air besar atau
koitus).Nyeri kepaia juga bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila
duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan (traksi) pada pain sensitive
structure seperti dura, pembuluh darah atau serabut saraf.Nyeri kepala merupakan gejala
permulaan pada tumor otak yang terletak di daerah lobus oksipitalis.
2) Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan
berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus
frontal atau temporal.Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat
menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.

3) Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma,
oligodendroglioma dan meningioma.Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru
kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
4) Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik
neuroimaging tumor dapat segera dideteksi.Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan

xix
gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat
menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan
menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap. Penyebab edema papil ini biasanya
terjadi bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menekan jalan aliran likuor sehingga
mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrocephallus
5) Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut
juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam hari,
dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya massa
intrakranial.
6) Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
7) Kejang
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks
motorik.Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak
lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan dengan kejang
karena epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama kali pada usia dekade III dari kehidupan
harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor otak.

I. KOMPLIKASI
1) Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying).Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2) Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalamrongga cranium
yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan serebrospinal
akibat massa.
3) Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4) Kematian

xx
Kematian adalah gangguan fungsi luhur.Gangguan ini sering diistilahkan dengan
gangguan kognitif dan neurobehavior sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak
yang ditumbuhi tumor atau terkena pembedahan maupun radioterapi.
5) Gangguan kognitif dan neurobehavior
Sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang ditumbuhi tumor atau terkena
pembedahan maupun radioterapi.Neurobehavior adalah keterkaitan perilaku dengan fungsi
kognitif dan lokasi / lesi tertentu di otak.
6) Disartria
Gangguan wicara karena kerusakan di otak atau neuromuscular perifer yang
bertanggung jawab dalam proses bicara.
7) Disfagi
Merupakan komplikasi lain dari penderita ini yaitu ketidakmampuan menelan makanan
karena hilangnya refleks menelan. Gangguan bisa terjadi di fase oral, pharingeal atau
oesophageal. Komplikasi ini akan menyebabkan terhambatnya asupan nutrisi bagi
penderita serta berisiko aspirasi pula karena muntahnya makanan ke paru.
8) Kelemahan otot
Kelemahan otot terjadi pada pasien tumor otak umumnya dan yang mengenai saraf
khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan tetraparesis.

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal ketika
penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang difus
atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang
sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2) Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan
memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3) Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak yang

xxi
besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi,
sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses
cerebri).
4) Biopsi stereotaktik 
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5) Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6) Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.

G. PENATALAKSANAAN
1) Surgery
Therapy pre-surgery seperti:
- Steroid untuk menghilangkan swelling. Contoh obat: dexamethazone.
- Anticonvulsan untuk mencegah dan mengontrol kejang. Contoh obat: carbamazephine
- Shunt untuk mengalirkan cairan serebrospinal
2) Pembedahan
Pembedahan pada tumor otak dilakukan untuk mengangkat tumor dan dikompresi
dengan caranya mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta
memperoleh efek paliasi.

3) Radiotherapy
Merupakan salah satu modalitas penting dalam pelaksanaan proses keganasan.
4) Kemotherapy
Tindakan ini bertujuan untuk membunuh sel tumor.Diberikan secara oral IV atau secara
shunt.

H. PENCEGAHAN
1) Hindari stress dan terapkan koping yang efektif terhadap stress

xxii
2) Terapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan
olahraga secara teratur
3) Hindari menggunakan telepon seluler yang terlalu lama dan penggunaan headset ketika
berkomunikasi dengan orang lain melalui telepon
4) Hindari rokok

I. PROGNOSA
Prognosa penderita tumor otak didapati bahawa tanpa terapi radiasi,harapan hidup
rata-rata pasien dengan metastasis otak adalah 1 bulan. Selain itu, Resectability Tumor,
lokasi tumor, usia pasien, dan histologi tumor adalah penentu utama kelangsungan hidup.
Pasien dengan kejang sekunder ke tumor otak umumnya mengalami kerusakan neurologis
yang jelas selama kursus 6 bulan. Kebanyakan pasien dengan tumor metastase mati
karena perkembangan keganasan utama tetapi bukan dari kerusakan otak,
(Armstrong S.Terri, 2010)

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1) Anamnesa
 Biodata
 Nama

xxiii
 Umur Tumor otak lebih sering terjadi pada anak-anakdan orang dewasa yang lebih
tua)
 Jenis kelamin Secara umum, pria lebih mungkin dibandingkanwanita
untuk terkena tumor otak tetapi ada beberapajenis tumor otak tertentu,seperti
meningioma, lebih sering terjadi pada wanita)
 Tanggal lahir
 Agama
 Pekerjaan Orang yang beresiko yaitu yang bekerja dengan paparan radiasi.
 Identitas penanggung jawab
 Riwayat penyakit sekarang
 Keluhan utama nyeri kepala
 Klien mengeluh nyeri kepala, muntah, papiledema, penurunan tingkat kesadaran,
penurunan penglihatan atau penglihatan double, ketidakmampuan sensasi (parathesia
atau anasthesia), hilangnya ketajaman atau diplopia.
 Riwayat penyakit sebelumnya
Klien pernah mengalami pembedahan kepala.
 Riwayat penyakit keluarga:
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya
dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan tumor otak.
 Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritua
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan mengambil
keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur
pembedahan, adanya perubahan peran.

2) Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaan fisik umum per
system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2
(Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
a) Pernafasan B1 (breathing)
 Bentuk dada : normal

xxiv
 Pola napas : tidak teratur 
 Suara napas : normal
 Sesak napas : ya
 Batuk : tidak
 Retraksi otot bantu napas; ya
 Alat bantu pernapasan: ya (O2 2 lpm)
b) Kardiovaskular B2 (blooding)
 Irama jantung : irregular
 Nyeri dada : tidak
 Bunyi jantung ; normal
 Akral : hangat
 Nadi : Bradikardi
 Tekanan darah Meningkat
c) Persyarafan B3 (brain)
 Penglihatan (mata)     : Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau diplopia.
 Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporal
 Penciuman (hidung)  : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontal
 Pengecapan (lidah)    : Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia)
 Gangguan neurologi:
 Afasia: Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif atau
kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata komprehensif, maupun
kombinasi dari keduanya.
 Ekstremitas: Kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak seimbang,
berkurangnya reflex tendon.
 GCS: Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah
pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap
rangsangan yang diberikan.
Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1– 6
tergantung responnya yaitu :

xxv
d) Perkemihan B4 (bladder)
 Kebersihan : bersih
 Bentuk alat kelamin : normal
 Uretra : normal
 Produksi urin: normal
e) Pencernaan B5 (bowel)
 Nafsu makan : menurun
 Porsi makan : setengah
 Mulut : bersih
 Mukosa : lembap

xxvi
f) Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
 Kemampuan pergerakan sendi : bebas
 Kondisi tubuh: kelelahan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
2) Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri, hipoksia seebral.
3) Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan.

xxvii
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Nyeri b.d Nyeri yang  Klien a) Teliti keluhan nyeri: a) Nyeri merupakan pengalaman
peningkatan dirasakan mengungkapkan nyeri intensitas, karakteristik, subjektif dan harus dijelaskan
tekanan berkurang yang dirasakan lokasi, lamanya, faktor oleh pasien. Identifikasi
intrakranial berkurang atau dapat yang memperburuk dan karakteristik nyeri dan faktor
diadaptasi meredakan. yang berhubungan merupakan
ditunjukkan suatu hal yang amat penting
penurunan skala untuk memilih intervensi yang
nyeri. Skala = 2 cocok dan untuk mengevaluasi
 Klien tidak merasa keefektifan dari terapi yang
kesakitan. diberikan.
 Klien tidak gelisah b) Observasi adanya tanda- b) Merupakan indikator/derajat nyeri
tanda nyeri non verbal yang tidak langsung yang
seperti ekspresi wajah, dialami.
gelisah,
menangis/meringis,
perubahan tanda vital.
c) Instruksikan c) Pengenalan segera meningkatkan
pasien/keluarga untuk intervensi dini dan dapat
melaporkan nyeri dengan mengurangi beratnya serangan.
segera jika nyeri timbul.
d) Berikan kompres dingin d) Meningkatkan rasa nyaman
pada kepala. dengan menurunkan vasodilatasi
e) Mengajarkan  tehnik e) Mengurangi rasa nyeri yang
relaksasi dan metode dialami klien
distraksi
f) Kolaborasi pemberian f) Analgesik memblok lintasan
analgesic. nyeri, sehingga nyeri berkurang

28
2 Perubahan Perfusi  Tekanan perfusi a) Pantau status neurologis a) Mengkaji adanya perubahan pada
perfusi jaringan serebral  >60mmHg, secara teratur dan tingkat kesadran dan potensial
jaringan membaik tekanan intrakranial bandingkan dengan nilai peningkatan TIK dan bermanfaat
serebral ditandai <15mmHg, tekanan standar. dalam menentukan okasi,
berhubungan dengan arteri rata-rata 80- perluasan dan perkembangan
dengan tanda-tanda 100mmHg kerusakan SSP.
peningkatan vital stabil  Menunjukkan tingkat b) Pantau tanda vital tiap 4 b) Normalnya autoregulasi
tekanan kesadaran normal jam. mempertahankan aliran darah ke
intrakranial,  Orientasi pasien baik otak yang stabil. Kehilangan
pembedahan  RR 16-20x/menit autoregulasi dapat mengikuti
tumor,  Nyeri kepala kerusakan vaskularisasi serebral
edema berkurang atau tidak lokal dan menyeluruh.
serebri, terjadi c) Pertahankan posisi netral c) Kepala yang miring pada salah
hipoksia atau posisi tengah, satu sisi menekan vena jugularis
serebral. tinggikan kepala 200-300. dan menghambat aliran darah
vena yang selanjutnya akan
meningkatkan TIK.
d) Pantau ketat pemasukan d) Bermanfaat sebagai indikator
dan pengeluaran cairan, dari cairan total tubuh yang
turgor kulit dan keadaan terintegrasi dengan perfusi
membran mukosa. jaringan.
e) Bantu pasien untuk e) Aktivitas ini akan meningkatkan
menghindari/membatasi tekanan intra toraks dan intra
batuk, muntah, pengeluaran abdomen yang dapat
feses yang meningkatkan TIK.
dipaksakan/mengejan.
f) Perhatikan adanya gelisah f) Petunjuk non verbal ini
yang meningkat, mengindikasikan adanya
peningkatan keluhan dan penekanan TIK atau menandakan

29
tingkah laku yang tidak adanya nyeri ketika pasien tidak
sesuai lainnya. dapat mengungkapkan
keluhannya secara verbal.
g) Kolaborasi: g) Kolaborasi
 Pemberian oksigen  Memenuhi kebutuhan oksigen
 Berikan sedative atau  Mengurangi peningkatan TIK.
analgetik
3 Gangguan Gangguan  Pasien a) Kaji derajat mobilisasi a) Seseorang dalam semua kategori
mobilitas mobilitas mendemonstrasikan pasien dengan sama-sama mempunyai resiko
fisik fisik teratasi tehnik / prilaku yang menggunakan skala kecelakaan.
berhubungan setelah memungkinkan ketergantungan
dengan dilakukan dilakukannya ( 0-4 )
gangguan tindakan kembali aktifitas. b) Letakkan pasien pada b) Perubahan posisi yang teratur
pergerakan keperawata posisi tertentu untuk meningkatkan sirkulasi pada
dan n menghindari kerusakan seluruh tubuh.
kelemahan karena tekanan.
c) Bantu untuk melakukan c) Mempertahankan mobilisasi dan
rentang gerak fungsi sendi
d) Tingkatkan aktifitas dan d) Proeses penyembuhan yang
partisipasi dalam merawat lambat sering kali menyertai
diri sendiri sesuai trauma kepala, keterlibatan pasien
kemampuan dalam perencanaan dan
keberhasilan.
e) Berikan perawatan kulit e) Meningkatkan sirkulasi dan
dengan cermat, masase elastisitas kulit
dengan pelembab.

30
EVALUASI
Tanggal / Diagnosa Catatan Ttd/Nama
Waktu Keperawatan Perkembangan Perawat
01-11- Nyeri b.d S : - Klien Mengatakan nyeri kepala
2021 peningkatan berkurang
tekanan O : - Klien tampak tidak gelisah / meringis
09.00 intrakranial - Skala nyeri berkurang (Skala=2)
WIB - TTV dalam batas normal
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
(berkurang)
P : - Kolaborasi Medis ( Farmakoterapi)
- Lanjutkan intervensi nyeri

01-11- Perubahan S : - Klien mengatakan nyeri kepala berkurang


2021 perfusi jaringan - Klien menjawab saat ini pukul 09.00 dan
serebral b.d sedang berada di Rumah Sakit
09.00 peningkatan O : -Tekanan perfusi serebral  >60mmHg
WIB tekanan -Tekanan intrakranial <15mmHg
intrakranial, - Tekanan arteri rata-rata 80-100mmHg
pembedahan - Menunjukkan tingkat kesadaran normal
tumor, edema - Orientasi pasien baik ( mampu menjawab
serebri, hipoksia pertanyaan waktu dan tempat)
serebral. - RR 16-20x/menit (TTV dalam batas
normal)
A : Perfusi jaringan membaik ditandai dengan
TTV dbn
P : - Lanjutkan intervensi
- Kolaborasi medis (Farmakoterapi &
pemberian oksigen)

31
01-11- Gangguan S : - Klien mengatakan sulit beraktifitas /
2021 mobilitas fisik bergerak
berhubungan - Klien mengatakan merasa lemah
11.00 dengan gangguan O : - Klien hanya berbaring dan duduk
WIB pergerakan dan - Skala ketergantungan (skala=2)
kelemahan - Klien mampu mendemonstrasikan
tehnik/aktifitas yang memungkinkan
dilakukan
A : Masalah mobilitas fisik teratasi
P : Lanjutkan melatih mobilisasi/aktifitas
sesuai kemampuan klien

32
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam otak.Yang terdiri
atas Tumor otak benigna dan maligna.Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan
abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas, sedangkan tumor otak maligna adalah kanker di
dalam otak yang berpotensi menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang
telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.

33
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut
menyebabkan munculnya tumor.Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA
(DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan
apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel
yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi
nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya
dapat memicu terjadinya kanker.
Pengobatan tumor otak tergantung kepada lokasi dan jenisnya.Pemilihan jenis terapi pada
tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain kondisi umum penderita, tersedianya
alat yang lengkap, pengertian penderita dan keluarganya, luasnya metastasis. adapun terapi
yang dilakukan, meliputi terapi steroid, pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

B. Saran
1) Bagi perawat
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan tumor otak secara holistik
dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit tersebut.
2) Bagi klien dan perawat
Hendaknya ikut berpartisipasi dalam penatalaksanaannya serta meningkatkan
pengetahuan tentang tumor otak yang dideritannya.
3) Bagi mahasiswa
Mahasiswa/i mampu memahami dan menerapkan serta mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan tumor otak.

DAFTAR PUSTAKA

Harsono, 2015. Buku Ajaran Neurologi klinis, Cetakan ke-6 Yogyakarta,


Indonesia: Gadjah Mada University Press , p 201-206

ChangSusan,2010 American Brain Tumor Asscoiation(ABTA),Comprehensive


Introduction To Brain Tumors 9th Edition

34
Michael J. Aminoff, David A. Greenberg, Roger P.Simon, 2015. Clinical
Neurologi, 9th Edition, Mc Graw-Hill,New York. Moore. K., et al., 2010.
Primary Brain Tumors : Characteristics, Practical Diagnostic and Treatment
Apporache, p45-49.

Louis. D. N. 2016. The 2016 World Health Organization Classification


of Tumors of CNS : A Summary of Brain Tumors.

Selvarajah, Tharshini.2017. Gambaran Pasien Tumor Otak Di Rsup


Haji Adam Malik Medan Tahun 2015 Dan 2016. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara: Medan.

35

Anda mungkin juga menyukai