1. Amanullah 201920036
FAKULTAS HUKUM
2021
LEGAL OPINI
ANALISIS KASUS WANPRESTASI
Dasar hukum
Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.
Pendapat 1
Kasus Putri diatas adalah termasuk WANPRESTASI yang dilakukan
Anwar sebagai marketing Lembaga Pembiayaan KP (Kredit Plus). Namun disini
Putri tidak bisa langsung mengajukan gugatan kepada Anwar maupun ke
Lembaga Pembiayaan KP tersebut. Dikarenakan dalam mengajukan Kredit,
Putri menggunakan nama Rafael agar bisa di Acc dengan mulus. Pada
dasarnya pada sistem pinjaman kredit plus pada pinjam meminjam yang di
pertemukan pemberi kredit dengan penerima kredit dalam peraturan OJK
dalam dasar hukum pinjaman yaitu peraturan OJK Nomor 77 POJK 01/2016
tentang layanan pinjam meminjam uang Pasal 1 ayat 3 layanan pinjam
meminjam penyelenggara layanan jasa keuangan untuk mempertemukan
pemberi pinjaman dengan penerima kredit dalam rangka melakukan
pertemuan pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung.
Seorang debitur dikatakan lalai yang melakukan wanprestasi
dikarenakan dia tidak memenuhi kewajibannya atau tidak sesuai dengan yang
diperjanjikan. Mekanisme penanganan akibat wanprestasi dengan cara-cara
dan tujuan untuk mempermalukan diri peminjam dengan alih-alih verifikasi
data diri peminjam justru dijadikan boomerang oleh pemberi pinjaman. Kami
sebagai kuasa hukum Putri, menuntut Rafael untuk mengembalikan atau
mempertanggungjawabkan pinjaman yang tidak sesuai pengajuan.
Pendapat 2
Kita sebagai kuasa hukum Putri akan melakukan somasi/teguran atas
tindakan ingkar janji tersebut. Dimana somasi/teguran ini dapat
mengingatkan pihak yang telah wanpretasi terhadap kewajiban yang harus
dipenuhi sesuai perjanjian.
Sesuai dengan Pasal 1338 KUHPerdata bentuk-bentuk daripada
wanprestasi pada umumnya adalah sebagai berikut:
Tidak melaksanakan prestasi sama sekali
Melaksanakan tetapi tidak tepat waktu (terlambat)
Melaksanakan tetapi tidak seperti yang diperjanjikan
Debitur melaksanakan yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan.
Pihak yang merasa dirugikan (Putri) bisa menuntut pemenuhan
perjanjian, pembatalan perjanjian atau meminta ganti kerugian pada pihak
yang melakukan prestasi. Ganti kerugiannya bisa meliputi biaya yang timbul
sebagai akibat adanya wanprestasi tersebut, serta bunga.
Kesimpulan
Hasil diskusi kami berpendapat dalam kasus diatas terjadi Perbuatan
Melawan Hukum yang dilakukan Lembaga Pembiayaan KP terhadap Putri.
Lembaga Pembiayaan KP melanggar ketentuan yang tercantum dalam Pasal
1365 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa "Tiap perbuatan melanggar
hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut."
Dalam hal ini Lembaga Pembiayaan KP melakukan perbuatan yang melanggar
hukum dan membawa kerugian kepada Putri selaku orang yang melakukan
pengajuan kredit, perbuatan tersebut ialah terjadi ketidaksesuaian mengenai
jumlah dana yang cair dan masuk ke rekening Rafael dengan jumlah dana
yang ada pada data di Lembaga Pembiayan KP.
Saran
Sebaiknya, jika akan mengajukan kredit ataupun pinjaman ke Bank
maupun Kredit Plus harus memakai nama sendiri. Walaupun nantinya belum
bisa diterima maupun hanya cair sedikit, setidaknya tidak beresiko. Jika
dengan meminjam nama orang lain, urusan akan semakin sulit, seperti yang
telah dialami Putri diatas.