Anda di halaman 1dari 6

LEGAL OPINI

ANALISIS KASUS WANPRESTASI

Disusun untuk memenuhi tugas hukum klinis

Dosen pengampu : Yusuf Istanto, SH., MH.

Disusun oleh anggota kelompok 2:

1. Amanullah 201920036

2. Miftahul Huda 201920050

3. Irvan Surya A P 201920052

4. Rizky Maulana 201920057

5. Ahmad Syafi’i 201920058

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM (S1)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2021
LEGAL OPINI
ANALISIS KASUS WANPRESTASI

Fakta dan peristiwa

 Pada bulan Februari tahun 2021 putri mengajukan pembiayaan di


lembaga pembiayaan KP dengan pengajuan kredit senilai Rp.
150.000.000.,- (lima puluh juta rupiah). Rencana putri uang tersebut
hendak digunakan untuk tambahan modal usaha yang tengah dirintis
bersama suaminya.
 Saat pengajuan putri berhubungan dengan marketing KP yang bernama
anwar. Setelah melihat berkas yang diajukan oleh putri anwar meminta
kepada putri untuk mengubah data mengenai tempat tinggal karena
menurut anwar kalau putri menulis rumah yang ditempati adalah
kontrak pihak KP biasanya tidak akan menyetujui pengajuan putri.
Kemudian anwar menjanjikan untuk mengurus data yang dibutuhkan
agar pengajuan bisa cair Rp. 150.000.000.,-.
 Bahwa karena alasan tertentu kemudian anwar memberitahu kalau
kesulitan mengurus berkas pengajuan putri sehingga menyarankan
agar putri pinjam nama teman atau saudara yang memiliki tempat
tinggal tetap. Sehingga akhirnya putri meminta bantuan Rafael untuk
menjadi atas nama pinjaman putri. Rafael sendiri merupakan teman dari
suami putri yakni Adi.
 Bahwa untuk mengurus pengajuan putri tersebut anwar meminta upah
sebesar Rp. 5.000.000.,- dan uang tersebut telah ditransfer ke rek
anwar melalui transf bank dari rek milik adi.
 Bahwa setelah hari pencairan yakni bulan April 2021 anwar memberi
tahu kalau pengajuan hanya disetujui senilai Rp. 77.000.000.,- (tujuh
puluh tujuh juta rupiah). Uang tersebut langsung ditransfer ke rek
Rafael 2x (dua kali) yakni transfer pertama senilai Rp. 50.000.000.,-
dan selanjutnya Rp. 27.000.000.,- (dua puluh tujuh juta rupiah).
 Bahwa kemudian putri berusaha meminta kepada Rafael salinan
perjanjian kredit dari KP yang dijawab oleh Rafael dirinya tidak
mendapat salinan saat menandatangani perjanjian kredit. Saat
tandatangan kontrak putri dan suaminya juga hadir. Ketika putri
bersama Rafael meminta ke KP pihak KP terlihat enggan memberikan
salinan perjanjian kredit.

Dasar hukum
Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.

Pendapat 1
Kasus Putri diatas adalah termasuk WANPRESTASI yang dilakukan
Anwar sebagai marketing Lembaga Pembiayaan KP (Kredit Plus). Namun disini
Putri tidak bisa langsung mengajukan gugatan kepada Anwar maupun ke
Lembaga Pembiayaan KP tersebut. Dikarenakan dalam mengajukan Kredit,
Putri menggunakan nama Rafael agar bisa di Acc dengan mulus. Pada
dasarnya pada sistem pinjaman kredit plus pada pinjam meminjam yang di
pertemukan pemberi kredit dengan penerima kredit dalam peraturan OJK
dalam dasar hukum pinjaman yaitu peraturan OJK Nomor 77 POJK 01/2016
tentang layanan pinjam meminjam uang Pasal 1 ayat 3 layanan pinjam
meminjam penyelenggara layanan jasa keuangan untuk mempertemukan
pemberi pinjaman dengan penerima kredit dalam rangka melakukan
pertemuan pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung.
Seorang debitur dikatakan lalai yang melakukan wanprestasi
dikarenakan dia tidak memenuhi kewajibannya atau tidak sesuai dengan yang
diperjanjikan. Mekanisme penanganan akibat wanprestasi dengan cara-cara
dan tujuan untuk mempermalukan diri peminjam dengan alih-alih verifikasi
data diri peminjam justru dijadikan boomerang oleh pemberi pinjaman. Kami
sebagai kuasa hukum Putri, menuntut Rafael untuk mengembalikan atau
mempertanggungjawabkan pinjaman yang tidak sesuai pengajuan.

Pendapat 2
Kita sebagai kuasa hukum Putri akan melakukan somasi/teguran atas
tindakan ingkar janji tersebut. Dimana somasi/teguran ini dapat
mengingatkan pihak yang telah wanpretasi terhadap kewajiban yang harus
dipenuhi sesuai perjanjian.
Sesuai dengan Pasal 1338 KUHPerdata bentuk-bentuk daripada
wanprestasi pada umumnya adalah sebagai berikut:
 Tidak melaksanakan prestasi sama sekali
 Melaksanakan tetapi tidak tepat waktu (terlambat)
 Melaksanakan tetapi tidak seperti yang diperjanjikan
 Debitur melaksanakan yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan.
Pihak yang merasa dirugikan (Putri) bisa menuntut pemenuhan
perjanjian, pembatalan perjanjian atau meminta ganti kerugian pada pihak
yang melakukan prestasi. Ganti kerugiannya bisa meliputi biaya yang timbul
sebagai akibat adanya wanprestasi tersebut, serta bunga.

Kesimpulan
Hasil diskusi kami berpendapat dalam kasus diatas terjadi Perbuatan
Melawan Hukum yang dilakukan Lembaga Pembiayaan KP terhadap Putri.
Lembaga Pembiayaan KP melanggar ketentuan yang tercantum dalam Pasal
1365 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa "Tiap perbuatan melanggar
hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut."
Dalam hal ini Lembaga Pembiayaan KP melakukan perbuatan yang melanggar
hukum dan membawa kerugian kepada Putri selaku orang yang melakukan
pengajuan kredit, perbuatan tersebut ialah terjadi ketidaksesuaian mengenai
jumlah dana yang cair dan masuk ke rekening Rafael dengan jumlah dana
yang ada pada data di Lembaga Pembiayan KP.

Sehingga kami disini sebagai kuasa hukum Putri menyarankan agar


Putri dan Pihak Lembaga Pembiayaan KP melakukan mediasi terlebih dahulu,
dalam mediasi ini akan membahas mengenai kejelasan dana yang cair dan
solusi atas kerugian yang dialami oleh Putri, apabila mediasi ini tidak
mencapai kesepakatan yang diinginkan oleh keduabelah pihak, maka s
sebagai kuasa hukum dari Putri akan menempuh upaya hukum dengan
membawa perkara ini ke Pengadilan Negeri, akan tetapi dalam mengajukan
upaya hukum ke Pengadilan Negeri akan menggunakan nama Rafael sebagai
pihak yang menggugat karena dalam proses pengajuan ke Lembaga
Pembiayaan KP, yang digunakan adalah nama Rafael, sehingga Rafael dan
Lembaga Pembiayaan KP lah yang saling terhubung dalam perkara
ini.Sebagaimana di maksud dalam Pasal 1338 Kitab UU Hukum Perdata
"Semua Persetujuan yang dibuat sesuai dengan UU yang berlaku sebagai UU
bagi mereka yang membuatnya"Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali
selain dengan kesepakatan kedua belah Pihakdan Persetujuan harus
dilaksanakan dengan Itikad baik

Saran
Sebaiknya, jika akan mengajukan kredit ataupun pinjaman ke Bank
maupun Kredit Plus harus memakai nama sendiri. Walaupun nantinya belum
bisa diterima maupun hanya cair sedikit, setidaknya tidak beresiko. Jika
dengan meminjam nama orang lain, urusan akan semakin sulit, seperti yang
telah dialami Putri diatas.

Anda mungkin juga menyukai