Anda di halaman 1dari 7

MUHAMAD RAFI DI CANIO

XII TKJ 2
TUGAS MENGENAI COVID-19

A. Sejarah Virus
Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil dimulai sejak ditemukannya
mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek (1632-1723). Perkembangan mikroskop ini
mendorong berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri, dan partikel
mikroskopis yaitu virus. Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya
apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia
dapat dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak
diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini
sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia
tersendiri yaitu virus. Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki
kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Penyelidikan
tentang objek-objek berukuran sangat kecil di mulai sejak ditemukannya mikroskop oleh
Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai
penemuan dibidang biologi salah satunya partikel mikroskopik yaitu virus.

B. Ciri-Ciri Virus
1. Ukuran dan Bentuk Virus
Virus memiliki ukuran sangat renik yaitu antara 25-300 nm. Virus yang berukuran
paling kecil adalah virus polio. Panjang tubuhnya hanya 25 nm. Virus yang paling besar
adalah virus penyerang bakteri yang panjang tubuhnya 100 nm dan virus TMV yang
panjang tubuhnya 300 nm. Oleh karena ukuran tubuhnya sangat renik, virus hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus bermacam-macam
bentuknya tergantung pada jenisnya. Ada yang berbentuk bulat, batang, oval, silindris,
kubus, tidak beraturan dan ada pula yang berbentuk huruf T. Virus yang berbentuk
bulat misalnya virus penyebab influenza dan virus penyebab AIDS. Virus yang
berbentuk batang misalnya virus TMV, virus yang berbentuk oval misalnya virus rabies
dan virus yang berbentuk T misalnya virus yang menyerang bakteri (bakteriofage).
2. Struktur Virus
Virus paling sederhana terdiri dari asam nukleat yang dibungkus kapsid yang disebut
nukleokapsid. Virus yang hanya terdiri dari nukleokapsid disebut virus telanjang.
Contoh virus yang hanya berupa nukleokapsid adalah TMV, adenovirus dan virus kutil.
Selain nukleokapsid ada virus yang memiliki bagian luar seperti selubung, ekor, kepala
dan lain-lain. Virus yang seperti ini disebut virus kompleks. Berikut akan kita bahas
struktur virus kompleks:
a) Virus berselubung
Virus berselubung ditandai dengan nukleokapsid yang diselubungi oleh suatu
membran pembungkus, misalnya pada virus influenza, virus herpes dan HIV.
b) Bakteriofage
Untuk mempermudah dan memahami struktur virus, kita pelajari struktur
bakteriofage. Struktur bakteriofage terdiri dari kepala, ekor dan serabut kaki.
Kepala terdiri dari asam nukleat yang diselubungi kapsid berbentuk polihedral.
Bagian ekor menancap ke kepala. Kaki serabut merupakan perpanjangan ekor
yang berfungsi untuk menempel pada permukaan sel bakteri.

C. Penyebaran Virus
Virus menunjukkan ciri kehidupan hanya jika berada pada sel organisme sel lain. Sel
inang virus berupa bakteri, mikroorganisme eukariot, sel tumbuhan dan sel hewan
serta sel manusia. Virus yang menyerang tumbuhan dapat masuk kedalam tumbuhan
lain, terutama hewan melalui perantara serangga. Virus yang menyerang tumbuhan
atau hewan serta manusia dapat masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia lain
misalnya melalui makanan, minuman, udara, darah, luka dan gigitan.

D. Klasifikasi Virus
Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran virinae
Nama akhiran genus diberi akhiran virus. Lwoff, Horne & Tournier adalah ahli dlm
taksonomi virus, berdasarkan kriteria
1. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/ tunggal
2. Ukuran & morfologi tmsk tipe simetri kapsid
3. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang penting bg replikasi
genom
4. Kepekaan thd zat kimia & keadaan fisik
5. Cara penyebaran alamiah
6. Gejala2 yang timbul
7. Ada tidaknya selubung
8. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/ diameter nukleokapsid untuk virus
helikoidal
Saat ini telah lebih dari 61 famili virus diidentifikasi, 21 diantaranya mempunyai
anggota yang mampu menyerang manusia & hewan. Berdasarkan jenis asam
nukleatnya virus dikelompokkan menjadi dua, yaitu virus DNA (Deoxyribo Nukleic
Acid) dan virus RNA (Ribo Nuckeic Acid).
a. Virus DNA
Virus ini memiliki asam nukleat DNA. Berikut ini adalah beberapa nama famili
virus DNA beserta contohnya:
Myoviridae, contohnya Fag T4/Bakteriofage (virus pada bakteri)
Herpesviridae, contohnya Simplexvirus (virus herpes) dan Cytomegalovirus.
Circiviridae, contohnya Chicken anemia virus (virus anemia pada ayam).
Hepadnaviridae, contohnya Orthohepadnavirus (virus hepatitis B pada
manusia). Parvoviridae, terdiri atas tiga genus yaitu Parvovirus, Densovirus
dan Adenoassosiatedvirus. Papvoviridae, terdiri atas dua genus yaitu
Papillomavirus dan Polyomavirus. Adenoviridae, terdiri atas dua genus yaitu
Ma stadenovirus dan Aviadenovirus. Iridoviridae, terdiri atas dua genus yaitu
Typulla dan Iridovirus. Poxviridae, contohnya Orthopoxvirus.

b. Virus RNA
Virus ini memiliki asam nukleat RNA. Virus ini mempunyai beberapa famili
sebagai berikut: Picornaviridae, terdiri atas empat genus yaitu Rhinovirus,
Enterovirus, Cardiovirus dan Aphthovirus. Reoviridae, terdiri atas tiga genus
yaitu Orbivirus, Reovirus, dan Rotavirus. Togaviridae, terdiri atas empat genus
yaitu Alphavirus, Rubivirus, Pestivirus dan Flavivirus. Orthomyxiviridae, terdiri
dari satu genus yaitu Influenzavirus. Paramyxoviridae, mempunyai tiga genus
yaitu Pneumoviruse, Pa ramyxovirus, dan Morbillivirus. Rhabdoviridae,
mempunyai dua genus yaitu Vesiculovirus dan Lyssavirus. Retroviridae,
mempunyai dua genus yaitu Oncovirinavirus dan leukovirus. Arenaviridae,
hanya mempunyai satu genus yaitu Arenavirus. Bunyaviridae, mempunyai
satu genus yaitu Bunyavirus.
Adapun ciri-ciri yang dimiliki virus adalah sebagai berikut.
1. Virus bisa bersifat seperti benda hidup, contohnya bisa berkembang biak jika berada
di dalam sel hidup.
2. Memiliki satu asam nukleat, DNA atau RNA saja.
3. Virus bisa bersifat seperti benda mati, contohnya tidak melakukan metabolisme,
tidak bernapas, tidak bergerak, dan berbentuk kristal jika berada di luar sel hidup.
4. Berukuran sangat kecil, yaitu antara 20 dan 300 nm.
Bentuk Virus
1. Berbentuk batang, contohnya TMV (Tobacco Mosaic Virus).
2. Berbentuk batang dan berujung oval seperti peluru, contohnya Rhabdovirus.
3. Berbentuk bulat, contohnya HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan
Orthomyxovirus.
4. Berbentuk filamen atau benang, contohnya virus Ebola.
5. Berbentuk polihedral, contohnya Adenovirus.
6. Berbentuk seperti huruf T, contohnya bakteriofag, yaitu virus yang menyerang
bakteri Escherichia coli.
Struktur Virus
Virus tidak digolongkan dalam organisme seluler karena tidak memiliki bagian-bagian
sel seperti, dinding sel, membran sel, sitoplasma, serta organel sel lainnya. Adapun
struktur tubuh virus bakteriofag adalah sebagai berikut.
1. Kepala
Kepala bagian dalam mengandung asam nukleat, sedangkan bagian luarnya
diselubungi oleh kapsid. Untuk virus bakteriofag, kepalanya berbentuk polihedral
dengan jenis asam nukleatnya DNA.
2. Kapsid
Kapsid merupakan selubung luar virus yang mengandung banyak subunit protein yang
disebut kapsomer. Kapsid terdiri dari beberapa bentuk, sehingga berpengaruh pada
bentuk virusnya.
3. Asam nukleat
Asam nukleat yang dimiliki virus hanya satu, yaitu DNA atau RNA saja. Asam nukleat
inilah yang nantinya berfungsi sebagai informasi genetik untuk replikasi.
4. Leher
Leher merupakan penghubung antara kepala dan ekor. Leher berfungsi sebagai
saluran keluarnya asam nukleat menuju ekor.
5. Ekor
Ekor virus terdiri dari serabut ekor dan lempeng dasar. Ekor ini berfungsi untuk
menempel pada inang. Berikut ini merupakan struktur virus selain bakteriofag yang
telah ditemukan.
Gejala Infeksi Coronavirus
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang
muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius
infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
• Hidung beringus.
• Sakit kepala.
• Batuk.
• Sakit tenggorokan.
• Demam.
• Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang
parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh
2019-nCoV) , yang menyebabkan gejala seperti:
• Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.
• Batuk dengan lendir.
• Sesak napas.
• Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
Diagnosis Infeksi Coronavirus
Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis
atau wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan
yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan diagnosis.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan,
atau spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus,
dokter akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan
PCT/CRP.
Komplikasi Infeksi Coronavirus
Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi
pneumonia, dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat
dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal
jantung, hati, dan kematian.
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang
serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian.
Pengobatan Infeksi Coronavirus
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap
akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk
meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:
• Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk.
Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk
pada anak di bawah empat tahun.
• Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
• Perbanyak istirahat.
• Perbanyak asupan cairan tubuh.
• Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia
layanan kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS,
atau infeksi novel coronavirus, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit
yang diidap dan kondisi pasien.
Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan
yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk
karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:
• Isolasi
• Serial foto toraks sesuai indikasi.
• Terapi simptomatik.
• Terapi cairan.
• Ventilator mekanik (bila gagal napas)
• Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
Pencegahan Infeksi Coronavirus
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun,
setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit
virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan:
• Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga
bersih.
• Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
• Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
• Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
• Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
• Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah
tisu dan cuci tangan hingga bersih.
• Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
• Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.
Pencegahan Virus Corona
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun,
setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit
virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan:
• Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga
bersih.
• Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
• Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
• Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
• Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
• Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah
tisu dan cuci tangan hingga bersih.
• Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
• Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.

Anda mungkin juga menyukai