Anda di halaman 1dari 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB HILANGNYA PERILAKU SANTUN


DALAM BINGKAI BUDAYA JAWA
(Studi Kasus Pada Seorang Siswa SMP)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Oktavianus Herlangga
NIM: 121114062

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Jika kamu gagal mendapatkan sesuatu,hanya satu yang kamu lakukan yaitu
mencoba lagi.

Rasa takut bukan untuk dinikmati, tetapi rasa takut untuk dilawan.

-Oktavianus Herlagga-

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan bagi


Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Sang teladan yang senantiasa menjadi pedoman, pegangan,
sumber kekuatan, dan ketenangan dalam setiap alur
kehidupan yang saya jalani selama ini.
Para dosen dan staf Prodi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma
Orang tua tercinta,
Bapak YB. Bambang P dan Ibu Isidora Kwadrianti
Kakak tersayang,
Silvia Ajeng Dewanthi
Maximus Dimas Herjuno
Adik tersayang,
Yosephine Adhe Castrin
Seluruh keluarga terkasih,
Serta teman dekat dan sahabat yang tetap mendukung,
memberikan seluruh kasih sayang yang tulus, perhatian,
cinta dan motivasi sampai saat ini.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB HILANGNYA PERILAKU SANTUN
DALAM BINGKAI BUDAYA JAWA
(Studi Kasus Pada Seorang Siswa SMP)

Oktavianus Herlangga
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
hilangnya perilaku santun dalam bingkai budaya Jawa (studi kasus pada seorang
siswa SMP), dan untuk mengetahui factor-faktor hilangnya perilaku santun dari
cara berbicara, perbedaan perilaku norma dulu dan sekarang, dan mengetahui
perbedaan perilaku mengenai hukum dulu dan sekarang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus.
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Dalam
penelitian ini ada satu subjek seorang siswa SMP Kanisius Muntilan yang
mengalami hilangnya perilaku santun.
Penelitian menunjukkan adanya faktor-faktor hilangnya perubahan
perilaku santun. Yang pertama adalah salahnya bergaul dengan teman karena dari
salah bergaul mempunyai dampak yang besar seperti mudah mengenal dan
mengonsumsi barang-barang terlarang. Yang kedua adalah pengaruh media sosial
yang berkembang pesat yang sangat mudah untuk mengakses situs-situs yang
berkonten dewasa.

Kata kunci: perilaku santun, Siswa SMP, Budaya Jawa

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE FACTORS CAUSING THE DISAPPEARANCE OF POLITE
MANNERS IN THE FRAME OF JAVANESE CULTURE
(Case Study on a Junior High School Student)

Oktavianus Herlangga
Sanata Dharma University
2017

This research was aimed at finding the factors causing the disappearance
of polite manners in the frame of Javanese culture (case study on a junior high
school student), and the factors causing the disappearance of polite manners in
speaking, the difference between the manners in line with norms in the past and
those in the present, and behavior difference towards law in the past and in the
present.
This research was a qualitative research with a case study method. Data
collection used was interview. In this research was a junior high school student of
SMP (Junior High School) Kanisius Muntilan who had stopped behaving in a
polite manner.
This research showed the evidence of the disappearance of polite manners.
The first one was the wrong friends since wrong kind of friends brought an
enormous influence such as the closeness, even the use, of drugs. The second one
was the influence of social media, which have grown so rapidly that it was very
easy to access websites with adult contents.

Keyword: Polite Manners, Junior High School Student, Javanese Culture

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat

dan rahmat-Nya sehingga, penulisan tugas akhir dengan judul “faktor-faktor

penyebab hilangnya perilaku santun dalam bingkai budaya Jawa (studi kasus pada

seorang siswa SMP)” dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak

yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses

yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
4. Bapak Budi Sarwono, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu
mendampingi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu memberikan saran,
motivasi, petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas
bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi.
6. Mas Moko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar selama
penulis menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
7. Orang tua, yakni Bapak YB. Bambang P (alm) dan Ibu Isidora Kwadrianti atas
seluruh doa, dukungan, serta penguatan yang diberikan kepada penulis selama
ini.
8. Kakak, yakni Silvia Ajeng Dewanthi, Maximus Dimas Herjuno, Adik, yakni
Yosephine Adhe Castrin atas semangat, doa, kebersamaan, dan dukungan
yang telah diberikan kepada penulis.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT.......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 6
D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 7
E. Tujuan Peneliti ..................................................................................... 7
F. Manfaat Peneliti .................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Perilaku Santun .................................................................... 10
B. Remaja Awal ...................................................................................... 21
C. Kajian Relevan ................................................................................... 25
D. Kerangka Berfikir .................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 28

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Subjek Penelitian................................................................................. 29
D. Teknik Dan Intrumen Pengumpulan Data ......................................... 29
E. Teknik Analisa Data ............................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pelaksana Penelitian ........................................................................... 34
B. Sajian Data Penelitian ........................................................................ 34
C. Diskripsi Data Penelitian .................................................................... 37
D. Pembahasan ....................................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 52
B. Keterbatasan ...................................................................................... 52
C. Saran ................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54
LAMPIRAN.......................................................................................................... 55

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pertanyaan wawancara ............................................................................30


Tabel 2. Agenda Pelaksanaan Wawancara.............................................................34

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Koding ...............................................................................................55


Lampiran 2. Hasil wawancara Penelitian...............................................................63
Lampiran 3. Surat Penelitian..................................................................................82

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, identifikasi masalah,

pembahasan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang remaja pasti ada banyak fenomena menarik yang

perlu dibahas. Salah satu fenomena yang menarik adalah mengenai perubahan

perilaku remaja awal. Mereka adalah anak-anak dengan usia sebelas tahun

sampai dengan tiga belas tahun, yang rata-rata adalah pelajar Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Perubahan perilaku mereka dapat diketahui

melalui cara bicara, dan cara bergaul, baik itu didalam pergaulan antar

kalangan remaja atau dalam masyarakat yang lebih luas.

Remaja yang hakikatnya sedang mencari jati diri diibaratkan seolah-

olah menemukan ruang ketika remaja tersebut telah menemukan jati dirinya.

Mereka menemukan keasikan pencarian identitas melalui proses kognitif

dengan membaca atau menonton dari media massa. Banyak remaja yang

meniru cara bicara, pemilihan kata, cara berpakaian dari yang mereka tonton

dalam acara televisi. Dengan kata lain, informasi-informasi yang mereka

dapatkan pada akhirnya mepengaruhi cara berfikir dan tingkah laku dalam

keseharian. Hal tersebut banyak dialami oleh remaja-remaja saat ini dan

menimbulkan perilaku-perilaku yang kurang santun.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Santun adalah salah satu wujud kongkrit dari budaya. Budaya adalah

perilaku, pola-pola, nilai-nilai yang diturunkan turun temurun dalam suatu

masyarakat. Sedangkan santun secara umum dapat dipahami dalam nilai-nilai

yang menjadi kebiasaan suatu masyarakat tertentu, santun di artikan halus dan

baik. Dengan kata lain, santun diterjemahkan sebagai cara seseorang

menghormati antar anggota masyarakat dengan cara yang halus dan beradab.

Salah satu wujud kongkrit santun yang mudah ditemukan adalah cara

seseorang menghormati orang yang lebih dewasa atau seumuran saat

berkomunikasi melalui perilaku dan berbahasa.

Dalam budaya masyarakat Jawa tata krama dalam bentuk bahasa

terbagi menjadi beberapa tingkat. Secara umum penggunaan bahasa Jawa

dapat menjadi penanda posisi seseorang dalam suatu relasi dengan orang lain

dalam masyarakat. Tingkatan bahasa Jawa tersebut secara umum

dikategorikan sebagai: Krama Inggil, Basa (Boso), dan Ngoko. Pertama,

Krama Inggil digunakan pada saat seseorang yang tingkatannya lebih muda

atau lebih rendah berbicara dengan orang yang dianggap lebih tua atau

kedudukannya lebih tinggi dalam stratifikasi masyarakat. Seorang anak dalam

masyarakat Jawa pada zaman dahulu wajib menggunakan bahasa krama inggil

saat berbicara dengan orang yang lebih tua. Contoh lain adalah, seorang abdi

dalem atau rakyat biasa wajib menggunakan bahasa karma inggil saat

berbicara dengan para bangsawan. Kedua penggunaan Boso dipakai pada saat

seseorang bertemu dengan orang lain, yang belum diketahui identitasnya maka

ia akan menggunakan bahasa tingkatan boso untuk bebicara dengan orang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

asing. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah berkomunikasi dan

menghargai orang asing yang baru ditemui. Ketiga Boso Ngoko, digunakan

pada saat seseorang berbicara dengan kawan atau orang yang seumuran.

Masyarakat yang umumnya menggunakan tingkatan bahasa tersebut, adalah

masyarakat di Yogyakarta dan Surakarta. Hal itu terjadi karena kedekatan

masyarakat kekuasaan kraton Surakarta dan Kraton Yogyakarta.

Berangkat dari fenomena penggunaan bahasa tersebut, masyarakat

Jawa adalah masyarakat yang mengekspresikan dirinya dalam bahasa.

Tingkatan-tingkatan bahasa tersebut pada akhirnya bukan hanya dapat

menunjukkan struktur posisi seseorang, tapi juga dapat menunjukkan ekspresi

rasa hormat dan menghargai di dalam relasi antarindividu. Dalam pergaulan

remaja Jawa pada umumnya, dan SMP Kanisius Muntilan pada khususnya,

muncul fenomena sikap dan perilaku berbahasa yang berbeda dari tata aturan

ideal masyarakat Jawa. Sekarang banyak remaja berjalan didepan orang yang

lebih tua, baik itu orang asing atau yang sudah dikenal sedang duduk sudah

jarang ada yang memberikan penghormatan dengan mengucapkan permisi

dalam bahasa “kulanuwun”, “nyuwun sewu” dan “nderek langkung”. Hal itu

banyak ditemui di wilayah masyarakat yang tinggal di kota-kota. Sementara

itu, disaat yang bersamaan, remaja-remaja itu menggunakan santun di

lingkungan sekolah dimana mereka belajar.

Sikap remaja Jawa yang berbeda antara perilaku mereka di luar

sekolah dengan di dalam sekolah adalah fenomena unik. Di sekolah mereka

lebih menunjukkan sikap hormat kepada para guru, pegawai sekolah melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

gerak anggota tubuh, ungkapan atau ekspresi. Namun terjadi perbedaan cara

mengekspresikan penghormatan mereka kepada guru senior dan guru baru

(junior). Di hadapan guru senior, mereka cenderung lebih bersifat sopan dari

cara bicara dan sikap yang lebih khidmat. Sementara di hadapan guru baru

(junior) mereka bersikap sopan namun menggunakan cara ekspresi yang lebih

bebas. Terhadap guru junior mereka menggunakan bahasa Jawa campur

dengan menggunakan bahasa tingkatan basa dan ngaka. Beberapa kalimat

mereka menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gado-gado

menjadi fenomena yang unik di kalangan remaja SMP Kanisius.

Pada umumnya karakteristik remaja Jawa perkotaan khususnya di

SMP Kanisius saat ini lebih menyukai menggunakan bahasa yang ceplas-

ceplos atau asal bicara dan tidak berfikir. Gaya bahasa keseharian dengan

model tersebut dianggap sebagai cara sederhana dan cepat untuk

menyampaikan sesuatu. Kebiasaan cara berkomunikasi dengan teman tersebut,

seringkali tidak disadari sehingga mereka juga menerapkan kepada orang yang

lebih tua. Sebagai contoh, di sekolah seorang siswa memanggil gurunya

dengan kata kowe (kamu-Bahasa Indonesia). Peristiwa tersebut berlangsung di

dalam kelas belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi perilaku siswa tersebut berada dalam

kategori tidak santun. Namun pertanyaan yang muncul adalah apakah siswa

tersebut memiliki niat tidak santun atau mungkinkah siswa tersebut

menggunakan ekspresi kowe untuk menunjukkan kedekatannya dengan guru

yang bersangkutan. Dengan menggunakan kata “kowe” yang notabene adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahasa Jawa ngoko, siswa tersebut tidak sadar menggunakan bahasa

pertemanannya. Dalam struktur hirarki sekolah, seorang guru tidak perduli

umur atau senior, begitu ia menyandang identitas seorang guru, ia harus di

hormati.

Fenomena unik selain bahasa tutur adalah gaya berpakaian. Di

hadapan beberapa guru, siswa menjadi sangat rapi bahkan takut kalau dirinya

ketahuan tidak menggunakan seragam dengan benar. Namun siswa yang sama

dihadapan guru-guru lain, mereka berani mengekspresikan dirinya yang

berantakan, tidak menggunakan seragam secara benar, seperti membiarkan

kancing bajunya terbuka dan merokok di depan beberapa guru yang dianggap

dekat. Pertanyaannya adalah apakah perbedaan perilaku tersebut

mengindikasikan sesungguhnya konsep santun yang merepresentasikan

identitas individu yang memiliki tata aturan dan beradab bergeser secara

pemaknaan di kalangan siswa remaja tersebut? Apakah dengan berperilaku

tidak dalam ukuran normal tata aturan adat di masyarakat Jawa atau sekolah

mengindikasikan remaja tersebut sebagai anak kurang ajar?

Uraian tersebut menjadi sangat menarik untuk dibahas dan lebih digali

lagi bagaimanakah generasi remaja Jawa khususnya di SMP Kanisius

Muntilan dalam memaknai relasi dirinya dengan manusia lain di dalam

masyarakat dan lingkungan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Adanya perbedaan cara bicara dan perilaku subjek pada jaman dahulu dan

sekarang

2. Siswa kurang memiliki perilaku sopan santun dihadapan guru.

3. Cara berpakaian siswa yang kurang sesuai dengan aturan yang ada

disekolah.

4. Mudahnya siswa dalam mengakses sosial media sehingga siswa dapat

dengan mudah membuka situs-situs dewasa.

5. Hilangnya kebiasaan santun dalam diri siswa.

6. Kurangnya kepekaan subjek terhadap norma dan hukum yang berlaku

dalam masyarakat.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti faktor-faktor penyebab

hilangnya perilaku santun pada seorang siswa SMP dalam bingkai budaya

Jawa. Adapun batasan penelitian ini adalah perubahan perilaku santun pada

siswa kelas VIII SMP Kanisius yang disebabkan oleh media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Pertanyaan Penelitian

1. Faktor-faktor apa saja yang mepengaruhi hilangnya kesantunan pada

subjek penelitian?

2. Seperti apa cara berbicara subjek dengan orang tua pada kelas 4 SD?

3. Seperti apa cara berbicara subjek dengan orang tua pada kelas 2 SMP?

4. Kebiasaan-kebiasaansantun apa sajakah yang hilang dari diri subjek?

5. Adakah ketaatan subjek pada norma-norma yang berlaku pada kelas 4

SD?

6. Adakah ketaatan subjek pada norma-norma yang berlaku pada kelas 2

SMP?

7. Adakah ketaatan subjek pada hukum yang berlaku pada kelas 4 SD?

8. Adakah ketaatan subjek pada hukum yang berlaku pada kelas 2 SMP?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya kesantunan pada diri subjek

penelitian.

2. Perbedaan subjek dalam cara berbicara dengan orang tua pada kelas 4 SD.

3. Perbedaan subjek dalam cara berbicara dengan orang tua pada kelas 2

SMP.

4. Kebiasaan-kebiasaan santun yang hilang dari diri subjek.

5. Perbedaan ketaatan subjek pada norma-norma yang berlaku pada kelas 4

SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Perbedaan ketaatan subjek pada norma-norma yang berlaku pada kelas 2

SMP.

7. Perbedaan ketaatan subjek pada hukum yang berlaku pada kelas 4 SD.

8. Perbedaan ketaatan subjek pada hukum yang berlaku pada kelas 2 SMP.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian skripsi berjudul faktor-faktor penyebab hilangnya

perilaku santun pada seorang siswa SMP dalam bingkai budaya Jawa memiliki

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Bagi Bidang Studi Bimbingan Dan Konseling

Bagi perkembangan ilmu bimbingan konseling, penelitian ini

diharapkan dapat membantu memahami gejala pergeseran pemaknaan

kebudayaan secara umum dan santun secara khusus dikalangan remaja.

Hal ini diharapkan untuk memahami bagaimana budaya Jawa bergerak di

tengah modernisasi dikalangan remaja Jawa. Mengetahui formasi

pergeseran budaya ini dapat membantu BK sebagai bidang ilmu praktik

dan teoritis untuk memberikan bantuan atau pengarahan untuk selalu

memperhatikan sikap santun terhadap peserta didik dan memberikan

contoh yang baik dalam menggunakan sikap santun.

2. Manfaat Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa dapat mempertahankan atau

melestarikan perilaku santun dalam kehidupan nyata dengan mengetahui

penyebab pergeseran sopan santun pada kalngan remaja awal maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjadi acuan para guru terutama guru BK dalam mengarahkan para

siswa untuk memahami dan melaksanakan arti sopan dalam kehidupan di

dalam dan diluar sekolah. Siswa dapat belajar yang kecil dan mulai

menerapkan budaya Jawa yang turun-temurun di wariskan oleh orang tua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan definisi santun, ciri-ciri perilaku santun, faktor-faktor

pembentukan perilaku santun, definisi remaja awal, ciri- ciri remaja awal, kajian

relevan dan kerangka berfikir.

A. Hakikat Perilaku Santun

1. Definisi Perilaku Santun

Kesantunan adalah tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlaku

dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang

ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu

sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh

perilaku sosial. Menurut Zamzani, dkk. (2010) kesantunan (politeness)

merupakan perilaku yang diekspresikan dengan cara yang baik atau

beretika. Menurut Morgan (1984) perilaku tidak sama seperti pikiran atau

perasaan yang tidak dapat dilihat tetapi perilaku merupakan hal yang

dapat diobservasi, direkam, dan dipelajari. Berangkat dari pemahaman

tersebut, santun adalah perilaku yang muncul dari proses belajar individu

terhadap tata krama yang disepakati dalam masyarakat.

Konteks santun diartikan sebagai sikap seseorang yang menaati

adat masyarakat tertentu secara umum, khususnya masyarakat Jawa.

Secara umum ukuran santun terwujud melalui tingkah laku, tutur kata,

pakaian, dan sebagainya. Di dalam masyarakat Jawa seorang individu

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

sejak kecil telah diajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua

melalui kategori tingkat bahasa. Berdasarkan KBBI santun adalah halus

dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya). Dari proses pembelajaran

dari lingkungan individu.

Norma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

merupakan aturan yang menjadi ukuran hidup, atau kaidah yang dipakai

sebagai tolak ukur untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu. Suatu

aturan pada umumnya menata tindakan atau perilaku manusia dalam

pergaulan dengan sesama. Contoh individu bisa menyesuaikan perilaku

yang pantas dalam komunitas agar dapat memunculkan nilai-nilai sopan

santun yang dianggap pantas sesuai dengan kaidah-kaidah kebudayaan.

Berangkat dari hal ini, norma dibagi menjadi beberapa kriteria:

a. Tata Cara (Usage)

Suatu norma yang menujukkan pada suatu bentuk perbuatan. Sebagai

contoh berperilaku sopan santun pada saat berbicara dengan orang tua

tidak menggunakan suara keras.

b. Kebiasaan (Folkways)

Kebiasaan adalah suatu perbuatan yang disetujui oleh masyarakat

sekitar secara berulang-ulang yang dianggap baik. Contoh kebiasaan

anak pada saat anak membuang sampah pada tempatnya.

c. Tata Kelakuan (Mores)

Tata kelakuan yang bersumber dari pada filsafat norma agama, atau

yang dianut oleh masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

d. Adat Istiadat (Customs)

Norma adat merupakan aturan yang tidak tertulis, namun memiliki

ikatan kuat sehingga masyarakat yang melanggar mendapat sanksi

yang keras secara langsung atau tidak langsung. Contoh, dalam

mengadakan upacara pernikahan, masyarakat mengikuti aturan-

aturan adat yang berlaku sesuai adat daerah masing-masing.

e. Hukum

Hukum adalah norma yang tertulis bagi masyarakat dan bagi yang

melanggar akan mendapatkan sanksi tegas. Normayang berlaku

dibedakan berdasarkan jenis, sebagai berikut:

1) Norma Agama

2) Norma Kesusilaan

3) Norma Kesopanan

4) Norma Hukum

2. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Perilaku Santun

Santun, atau juga dikenal sebagai tata krama, merupakan salah satu

ciri khas dari masyarakat Indonesia. Sejak dahulu, bangsa Indonesia

dikenal dengan keramahannya, kesopanannya, serta adat istiadat yang

dijunjung tinggi.

a. Orang yang berperilaku santun adalah orang yang mengerti peraturan

atau norma dalam suatu lingkungan atau remaja yang sangat hormat

dan tunduk kepada orang tua dan hal tersebut membuktikan bahwa

para remaja sangatlah santun terhadap orang tua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

b. Orang yang mempunyai perilaku santun adalah orang yang bisa

menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Terkadang pemakaian

bahasa yang digunakan oleh remaja awal saat ini cempur-campur dan

tidak baik jika didengar oleh orang lain.

3. Faktor-Faktor Pembentukan Perilaku Santun Remaja Awal

a. Keluarga

Keluarga adalah tempat untuk “sharing” masalah salah satu

anggota keluarga. Fungsi keluarga adalah saling memperhatikan

anggota keluarga, terbuka, jujur, saling mendengarkan, menghargai

pendapat, memperhatikan dan saling mencintai, mampu berjuang

mengatasi masalah hidupnya, saling menyesuaikan dirinya dan

mengakomodasi, orang tua melindungi (mengayomi) anak, komunikasi

antar anggota berlangsung dengan baik, keluarga memenuhi kebutuhan

psikososial anak dan mewariskan nilai-nilai budaya, dan mampu

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Santrock (2007), menulis tentang “pandangan kesinambungan”

perkembangan remaja awal didasari hubungan awal orang tua dam

anak. Hubungan tersebut, menjadi dasar anak pada saat dewasa ketika

berhubungan dengan orang-orang sepanjang rentang hidupnya. Dengan

kata lain, perkembangan awal tersebut akan mempengaruhi semua

hubungan dengan orang lain, teman sebaya, guru, bahkan dalam

menjalin relasi yang lebih intim saat mereka dewasa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Hubungan dekat antara anak dengan orang tua sangat penting,

karena perasaan aman dan nyaman anak didekat orang tua akan

mampu menciptakan komunikasi yang baik. Dalam hubungan ini

Orang tua akan memberikan panutan kepada anak tentang perilaku

kebudayaan yang ada disekitar dan keluarga adalah “sekolah” pertama

dimana anak mengalami pendidikan sebelum berada di tengah

masyarakat.

Sebagai contoh, apabila keluarga utuh mempunyai komitmen

untuk membangun keluarga yang harmonis maka anak secara otomatis

akan mengikuti peraturan dalam keluarga. Kehangatan keluarga, dan

terbukanya komunikasi antar orang tua dan anak dalam nuansa saling

menghormati akan membuat anak memiliki karakter yang baik. Namun

sebaliknya jika keluarga yang tidak mempunyai komitmen untuk

memberikan pengasuhan yang baik, dan memiliki komunikasi yang

buruk maka anak pada akhirnya akan mengikuti perilaku orang tua

yang kurang baik. Hal ini terkait dengan fase cermin seorang anak

yang meniru orang tuanya baik itu dalam cara bertutur, maupun

bersikap.

b. Sekolah

Sekolah adalah tempat pendidikan formal dimana seorang anak

mulai berhubungan dengan lingkungan yang lebih luas. Di sekolah

anak bertemu dengan anak-anak lain yang sebaya dengan mereka serta

guru-guru sehingga mereka mengenal lingkungan yang lebih beragam.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Mereka belajar berelasi dan menjalin hubungan yang lebih luas. Tidak

hanya dengan kawan sebaya yang berstatus murid, namun mereka juga

belajar berelasi dengan orang-orang yang lebih tua, diluar formasi

keluarga awal.

Pengawasan lingkungan sosial siswa di sekolah diawasi dengan

adanya ruang kelas pada saat siswa tersebut berinteraksi dengan teman

sebayanya melalui hubungan antara dua individu ataupun dalam

hubungan kelompok-kelompok kecil didalam kelas. Dengan adanya

konsep ruang kelas siswa diharapkan mengerti suatu sistem sosial yang

terorganisir, walaupun siswa telah mempelajari bagaimana cara

melakukan dan menjaga kontak sosial menyampaikan kebutuhan

mereka. Pada tingkat yang lebih tinggi sejalan pendidikan individu,

lingkungan sekolah meningkat dalam hal ruang lingkup dan tingkat

kompleksitasnya. Sekolah secara keseluruhan bukan hanya ruang

kelas, remaja berinteraksi secara sosial dengan para guru dan teman

sebaya yang berasal dari beragam latar belakang sosial dan etnis.

c. Teman sebaya

1) Fungsi kelompok teman sebaya Menurut Hartub (1983) anak-anak

atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang

sama. Interksi teman sebaya akan memainkan peran yang unik

pada masyarakat. Perbedaan usia tetap akan terjadi walaupun

pembagian kelas di sekolah tidak berdasarkan usia dan bisa juga

remaja menentukan sendiri untuk komposisi dalam lingkungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

sosial mereka. Pentingnya teman sebaya untuk mempengaruhi

perkembangan individu dalam sosialnya.

2) Ikatan keluarga dan teman sebaya pada masa remaja

Orang tua dapat memberikan contoh atau petunjuk kepada anak

remaja mengenai cara-cara mereka berhubungan dengan teman

sebaya mereka. Dari pembelajaran orang tua remaja dapat

bertujuan untuk menolong mereka membangun hubungan teman

sebaya yang lebih positif (Rubin & Sloman, 1984)

3) Konformitas teman sebaya

Muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain

dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh

mereka. Seseorang masih mempunyai rasa ketergantungan dengan

orang lain yang membuat dirinya merasa nyaman dengan orang

lain.

4) Popularitas, pengabaian dan penolakan teman sebaya

Remaja yang populer memberikan dukungan

mempertahankan komunikasi dengan baik yang terbuka dengan

teman sebaya. Dalam komunikasi mereka bahagia berperilaku

seperti mereka sendiri, menunjukan antusiasme perhatian dengan

orang lain, dan percaya pada diri sendiri tanpa menjadi sombong

(Hartup, 1983).

Menurut beberapa ahli seperti Kupersmidt & Patterson

(1993), Parker & Asher (1987), anak dan remaja yang ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

sering memiliki masalah penyesuaian pada masa yang akan datang

dibandingkan dengan mereka yang diabaikan. Bierman, Smoot &

Aumillel (1993) mengatakan tidak semua anak remaja ditolak

bertingkah laku agresif.

d. Budaya

Budaya sebagai tingkah laku, pola-pola, keyakinan, dan semua produk

dari kelompok manusia tertentu yang diturunkan dari generasi ke

generasi. Menurut Richard Brislin (1993), karakteristik budaya

mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1) Budaya terdiri dari nilai-nilai, dan asumsi-asumsi mengenai

tingkah laku manusia.

2) Budaya dibuat oleh manusia.

3) Budaya diturunkan dari generasi ke generasi.

4) Pertentangan budaya sering dilihat secara nyata berasal dari latar

belakang budaya yang berbeda.

5) Walapun terjadi kompromi nilai budaya tetap bertahan.

6) Ketika nilai-nilai budaya dilanggar orang akan bereaksi secara

emosional.

e. Sosial media

Terdapat beberapa media yang berpengaruh pada

perkembangan perilaku remaja tersebut. Pertama, media sosial seperti

Frendster, Facebook, Twitter, Instagram, Path dan masih banyak yang

lain. Kedua, acara-cara televisi untuk remaja yang sifatnya lebih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

global: seperti MTV, Facebokers, Sinetron remaja dan masih banyak

lagi. Ketiga, media cetak seperti majalah remaja yang banyak dibaca di

kalangan remaja seperti majalah HAI, majalah Gadis dan Majalah

Teens. Media-media tersebut saat ini sangat mudah diperoleh dengan

bentuk hard copy atau secara online.

Mudahnya mengakses sosial media membuat remaja gemar

menggunakan sosial media. Selain itu mudahnya mendapatkan

informasi dari segala penjuru dunia menyebabkan timbulnya perilaku

yang kurang sesuai dengan budaya ketimuran. Hal tersebut dapat

dilihat dari cara berpakaian, cara berbicara, dan lain sebagainya.

4. Teori Perubahan Perilaku Menurut B.F. Skinner

Burrhus Frederic Skinner lahir 20 Maret 1904 di Susquehanna,

Pennsylvania. Skinner adalah profesor psikologi yang meneliti tentang

pola perilaku manusia dengan teori-teori behaviorisme. Behaviorisme,

skinner menekankan bahwa perilaku manusia mestinya dipelajari secara

ilmiah. Behaviorisme ilmiah berkeyakinan kalau perilaku dipelajari

dengan baik tanpa harus mengacu pada konsep kebutuhan, insting

ataupun motif.

Teori Skinner menekankan bukan pemahaman berfikir manusia

melainkan pada tingkah laku manusia. Manusia atau individu sebagai

mahluk yang cepat merespon terhadap lingkungan. Dari lingkungan dapat

memberikan pengalaman yang membentuk perilaku mereka. Dari teori

behavior dapat dikenal dengan teori belajar, karena perubahan perilaku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

adalah hasil dari belajar. Belajar artinya perubahan perilaku individu dari

pengaruh lingkungan. Behavior tidak mempersoalkan tentang perilaku

baik atau jelek, melainkan dari perubahan perilaku dikendalikan dari

faktor-faktor lingkungan.

Dari ciri-ciri Skinner mengutamakan unsur-unsur bersifat

menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi dan

respon, menekankan latihan, menekankan pentingnya mekanisme hasil

belajar, mementingkan peranan kemampuan hasil belajar adalah muncul

dari perilaku-perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini adalah

tingkah laku manusia dikendalikan dari ganjaran atau penguatan dari

lingkungan.

5. Peran Etika dalam Dunia Modern

Masyarakat tradisional mengenal nilai-nilai dan norma-norma etis

yang berlaku. Terutaman nilai dan norma berasal dari agama, dari agama

menganggap adalah sumber dari nilai dan norma paling penting. Awalnya

nilai dan norma bersifat tertutup dan sewaktu-waktu berubah menjadi

terbuka, karena mengikuti perubahan zaman modern.

Di jaman yang modern ini keadaan masyarakat tradisional hampir

tidak ada lagi, praktis tidak terdapat lagi masyarakat yang homogen dan

tertutup. Dapat dilihat perubahan yang terjadi pada masyarakat tradisional

yaitu kebiasaan orang tua memilih jodoh bagi anaknya. Antara tahun

1920 dan 1940 banyak novel bertemakan kawin paksa dan campur tangan

orang tua dalam pernikahan anaknya. Sekarang diakui secara umum hak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

seorang pemuda untuk memilih teman hidup sendiri. Perjuangan hak

tercemin ini menandai peralihan dari masyarakat tradisional ke

masyarakat modern.

Ada beberapa ciri yang menonjol situasi etis dalam dunia modern.

Pertama, kita menyaksikan perubahan pluralisme moral yang sekarang

hidup di era komunikasi. Kini dari internet masuk dapat

menginformasikan ke seluruh dunia. Kedua, mulainya perkembangan

pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, sekarang masyarakat

mampu menciptakan teknologi yang sederhana untuk membantu suatu

pekerjaan. Sebagai contoh alat komunikasi yang dulunya memalui surat

sedangkan di zaman modern dapat menggunakan komunikasi seperti

handphone (HP).

Sokrates dan Plato (dalam Bertens, 1993) berpegang pada norma-

norma yang berlaku dalam menggunakan akal untuk meletakkan hakikat

bagi norma-norma yang berlaku dan melalui etika bedasarkan

pengetahuan dengan akal budi yang bedasarkan hukum. Dari masalah-

masalah moral yang kita hadapi sekarang ini, menempuh cara hidup yang

berlaku berarti mempertanggungjawabkan perilaku berdasarkan alasan-

alasan berdasarkan akal. Sebagai contoh ketika seorang anak atau

individu sedang menonton film adegan perkelahian, maka anak atau

individu melakukan tawuran antar kelompok mengakibatkan mengganggu

kenyamanan orang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

B. Remaja Awal

1. Definisi Remaja Awal

Istilah remaja berasal dari bahasa Latin “adolescence” yang dalam

bahasa Indonesia adalah tumbuh menjadi dewasa. Istilah tersebut meliputi

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini

diungkapkan oleh Piaget (dalam Hurlock, 1999). Ia menuliskan bahwa

secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana seorang anak masuk

kemasyarakat dewasa. Mereka tidak lagi merasa berada dibawah tingkat

orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama,

dalam masalah hak.

Masa remaja pada umumnya dikenal sebagai masa puber. Individu

pada masa puber akan berusaha mencari jati dirinya. Dalam pencarian jati

diri tersebut, mereka seringkali mengalami masalah baik internal maupun

eksternal. Pada umumnya masalah tersebut hadir dari kurangnya mereka

mendapat bimbingan dari orang-orang yang ada disekitar mereka.

Seorang pendidik harus bisa memahami remaja yang beranjak puber agar

remaja tidak mengalami kemunduran mental. Remaja akan cenderung

melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma

masyarakat dimana mereka tinggal. Dengan kata lain, pemecahan masalah

tersebut bisa diselesaikan dengan mengaitkan masalah-masalah tersebut

dengan pendidikan, baik pendidikan formal ataupun non formal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

2. Ciri-Ciri Remaja Awal

a. Ciri Fisik

1) Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat.

2) Ukuran berat badan dan tinggi tidak seimbang.

3) Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu pada ketiak, otot

mengembang pada bagian- bagian tertentu), disertai mulai aktifnya

sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada wanita dan mimpi

basah pada laki-laki).

b. Ciri Psikomotor

1) Gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.

Kemampuan dalam berperilaku masih seperti anak-anak namun

juga mencoba untuk berperilaku layaknya orang dewasa. Sehingga

gerak-gerik yang ditimbulkan tampak canggung dan kurang sesuai

dengan perilaku anak seusianya.

2) Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan. Aktivitasnya

meliputi pengenalan keterampilan olahraga, mereka di kenalkan

teknik olahraga dan bentuk olahraga. Seperti bermain dengan

menggunakan media bola, misalnya bermain voli, kita sebagai

pendidik mengajarkan bagaimana bermain bola dan tekniknya.

c. Ciri Bahasa

1) Berkembangnya penggunaan bahasa untuk mengenal dan

memahami dirinya, sesama, dan lingkungan dalam berkomunikasi

antar sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

2) Mulai meniru dan mencontoh orang lain disekitarnya, anak akan

mampu mengucapkan dengan benar dan jelas.

d. Ciri Kognitif

1) Proses berfikir sudah mampu merumuskan perencanaan strategi

atau kemampuan mengambil keputusan.

2) Remaja mampu berfikir abstrak membuat pertimbangan dan

melakukan perdebatan sekitar topik manusia, keadilan dan

kebenaran, kebaikan dan kejahatan.

3) Mampu berfikir secara sistematik, untuk memikirkan semua

kemungkinan secara sistematik dalam memecahkan masalah.

e. Ciri Perilaku Sosial

1) Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri

dan keinginan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat

temporer. Dalam pergaulan dengan teman sebaya masih memilih-

milih teman yang menurutnya cocok dengan keinginan dirinya.

2) Adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya

disertai semangat konformitas yang tinggi.

f. Ciri Moralitas

1) Remaja mulai mengenal konsep moralitas seperti kejujuran,

keadilan, kesopanan, kedisiplinan dan sebagainya.

2) Remaja mulai menyesuaikan tindakan moral yang mendasarkan

tindakannya atas penilaian baik buruknya sesuatu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

g. Ciri Perilaku Keagamaan

1) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan

mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis.

2) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas

bimbingan orang tua dan lingkungan adanya tuntutan yang

memaksa dalam dirinya.

3) Mengetahui tempat suci, menyangkut masalah pemuliaan dan

pengagungan tempat-tempat suci keagamaan.

3. Perubahan Perilaku Santun di Kalangan Remaja

Perubahan dialami remaja Indonesia karena berbedanya

kebudayaan barat dengan kebudayaan kita. Misalnya saja sopan santun

dalam tutur kata. Di barat, anak-anak yang sudah dewasa biasanya

memanggil orang tuanya dengan sebutan nama, tetapi di Indonesia sendiri

panggilan tersebut sangat tidak sopan karena orang tua umurnya lebih tua

dari kita dan kita harus memanggilnya bapak ataupun ibu. Oleh karena

kebudayaan yang masuk tidak tersaring sepenuhnya menyebabkan

lunturnya sopan santun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

C. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan bertujuan untuk mengetahui keaslian sebuah

karya ilmiah. Pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari awal, akan

tetapi umumnya telah ada acuan yang mendasarinya. Hal ini bertujuan sebagai

titik tolak untuk mengadakan suatu penelitian. Oleh karena itu, dirasakan perlu

sekali meninjau penelitian yang telah ada. Penelitian yang digunakan sebagai

acuan dalam penelitian ini, diantaranya adalah penelitian skripsi dan jurnal

sebagai berikut.

Ainah (2015). Meneiti Strategi Guru PKn Menanamkan Karakter

Sopan Santu dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di

SMP Negeri 3 Banjarmasin. Skripsi Program Studi Pendidikan

Kewarganegaraan, jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP

Universitas Lambung Mangkurat. Di dalam pembahasannya, peneliti

menguraikan hasil temuannya yaitu membahas tentang gambaran sopan

santun siswa di SMP Negeri 3 Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian

bahwa siswa siswi di sekolah cukup memiliki sopan santun, tetapi ada

beberapa siswa yang menunjukkan ketidaksopanan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

D. Kerangka Berfikir

Perubahan Perilaku
Santun

Remaja Perilaku
Santun

Faktor-Faktor penyebab Perubahan


Perilaku

Keluarga Sosial media

sekolah Teman Budaya


Sebaya

Remaja awal yang hakekatnya sedang berproses mencari jati diri akan

merasa seolah-olahmenemukan jati dirinya. Remaja menemukan keasikan

pencarian identitas melalui proses kognitif dengan membaca atau menonton.

Perubahanperilaku mereka dapat dikenali melalui cara bicara, dan cara bergaul

baik itu di dalam pergaulan antar kalangan remaja dan dalam masyarakat yang

lebih luas. Perubahan perilaku salah satu faktor yang menyebabkan perubahan

perilaku remaja awal tersebut dikarenakan perkembangan teknologi dan

informasi yang pesat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Norma adalah ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur

untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu. Norma dalam masyarakat atau

lingkungan masih penting yang berfungsi untuk menilai perilaku setiap

individu dan dapat diamati.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
dan objek penelitian, tehnik dan instrumen data dan tehnik pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Metode kualitatif digunakan

untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan

suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono, 2010:15)

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitan yang berdasarkan

alamiah (sebagai lawannya adalah esperimen). Peneliti sebagai instrumen

kunci, pengambilan sampel sumber secara purposive dan snowball, teknik

pengumpulan data dengan cara penggabungan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat diadakan di SMP Kanisius Muntilan. Peneliti memutuskan di SMP

Kanisius Muntilan tersebut karena melihat ada beberapa remaja yang

kurang sopan santun terhadap orang tua.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 – Maret 2017.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

C. Subjek dan Objek Penelitian

Peneliti memilih SMP Kanisius Muntilan sebagai penelitian karena ingin

mengetahui alasan perilaku sopan. Prosedur penentuan subjek dalam data

penelitian kualitatif umumnya diskriptif atau penggambaran dalam kondisi

tertentu dengan melihat proses yang dapat dilakukan. Berdasarkan kriteria

subjek wawancara sebagai berikut:

1. Subjek berjenis kelamin laki-laki

2. Subjek berumur 16 tahun

3. Subjek berada dijenjang sekolah menengah pertama

4. Subjek bersekolah di SMP Kanisius Muntilan

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

1. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu, Esterberg (dalam Sugiyono, 2010: 317).

Jenis pertanyaan yang digunakan peneliti dalam proses wawancara adalah

pertanyaan terstruktur. Wawancara ditujukan pada salah seorang remaja

yang sudah dipilih sebagai subjek penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Tabel 1
Pertanyaan Wawancara

No Aspek Indikator Pertanyaan


1. Keluarga Saling berkomunikasi Apa yang kamu lakukan ketika kamu dan
keluargamu berkumpul ?
Saling mendukung Seperti apa dukungan yang diberikan
kelurgamu?
Saling percaya Apa yang kamu lakukan untuk menjaga
kepercayaan dari orang tuamu?
Akrab Ceritakan kegiatan-kegiatan apa saja yang
kerap kamu lakukan bersama keluarga?
Terbuka dan jujur Hal-hal apa saja yang kamu bicarakan
dengan keluargamu?
Mendengarkan dan Bagamana kamu menanggapi pendapat
menghargai pendapat yang disampaikan oleh salah satu anggota
keluargamu?
Memperhatikan dan Apa yang kamu lakukan ketika salah satu
saling mencintai keluarga ada yang berulangtahun?
2. Sekolah Mengenal lingkungan Ceritakan tentang teman-temanmu yang
yang lebih beragam ada di sekolah?
Berelasi dan menjalin Apa yang kamu lakukan ketika di luar
hubungan yang lebih pelajaran (jam istirahat)?
luas
Berelasi dengan orang- Bagaimana sikapmu ketika guru dalam
orang yang lebih tua, kelas?
diluar formasi keluarga
awal
Mengerti suatu sistem Bagaimana sikapmu ketika berkomunikasi
sosial yang terorganisir dengan guru, kakak tingkat dan teman?
Remaja berinteraksi Bagaimana kamu menghadapi teman yang
secara sosial dengan berbeda suku, ras, dan agama?
warga sekolah yang
berasal dari beragam
latar belakang sosial
dan etnis

3. Teman Berinteraksi Seperti apa teman-temanmu yang ada di


Sebaya mempengaruhi sekitar lingkungan rumahmu?
perkembangan
individu dalam sosial
Saling menolong akan Kegiatan-kegiatan apa saja yang biasa
membangun hubungan dilakukan dilingkungan rumahmu?
yang lebih positif
Rasa tergantungan Apa saja yang membuatmu nyaman ketika
membuat nyaman bergaul dengan teman sebaya?
dalam pertemanan
Memberi dukungan Dukungan apa yang dapat kamu berikan
kepada teman yang mengalami masalah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dalam komunikasi Misalnya temanmu sakit, nilainya kurang


yang baik bagus, suka bolos?

4. Budaya Mengikuti nilai-nilai Peraturan-peraturan apa saja yang ada di


dan asumsi-asumsi dalam keluarga? (sekolah, lingkungan)
perilaku manusia
Adanya sanksi bagi Bagaimana tanggapanmu terhadap sanksi-
masyarakat yang sanksi yang sudah ada dalam masyarakat?
melanggar peraturan
masyarakat.
Berinteraksi dengan Bagaimana sikapmu ketika berinteraksi
masyarakat yang dengan tetangga yang memiliki latar
berasal dari labar belakang berbeda dengan keluargamu?
belakang budaya yang
berbeda

5. Media Media sosial Apa saja yang dapat kamu pelajari dengan
Sosial adanya media sosial?

Berapa jam kamu menggunakan media


sosial dalam sehari?

Media sosial apa yang kamu gunakan?


Media elektronik Bagaimana pendapatmu dengan acara-
acara televisi saat ini Misalnya talk show,
sinetron, berita?

Acara apa yang biasanya kamu ikutin?


Media cetak Media cetak apa saja yang kamu baca
untuk menambah informasi?

2. Keabsahan Data

Berkaitan dengan keabsahan data, peneliti mencoba untuk

merumuskan jawaban-jawaban yang diwawancarai. Di luar data itu, untuk

keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan data. Untuk pemeriksaan

data yang sah dapat melalui teknik triangulasi yaitu untuk perbandingan

dan pengecekan data melalui waktu dan alat dalam penelitian kualitatif

(Patton 1987:331). Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan hasil wawancara;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

b. Membandingkan hasil wawancara di depan umum dan secara pribadi;

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu;

d. Membandingkan keadaan dan pendapat menurut tingkat pendidikan;

e. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.

3. Coding

Coding adalah mengintegrasikan katagori-katagori yang telah didapat dari

hasil pengumpulan dan analisis data. Pengintegrasian data merupakan

sebuah tugas yang sulit. Ada beberapa langkah untuk melakukan semua

ini. Langkah pertama adalah menguraikan alur cerita, yang kedua

menghubungkan katagori-katagori tambahan disekitar katagori inti.

Langkah ketiga, menghubungkan katagori-katagori dengan data.

E. Teknik Analisis Data

Analisi data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian sehingga dapat ditemukan dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moeleong,

1999:13) untuk sampai pada analisi data, sebelumnya dilakukan beberapa

pentahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data yaitu pencairan data yang diperlukan, yang dilakukan

terhadap berbagai jenis data berbagai bentuk data yang ada dilapangan

penelitian serta melakukan pencatatan lapangan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

2. Reduksi data, yaitu proses pemilihan pemutusan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul

dari catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang

yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian

rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan direvisi. Penyajian

data yaitu sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bab ini akan memaparkan tentang pelaksana penelitian, sajian data


penelitian, temuan hasil penelitian, dan paparan data.
A. Pelaksanaan Penelitian

Diskripsi data berisi tentang hasil keseluruhan dari pelaksanaan

penelitian, dan informasi-informasi yang diperoleh di lapangan sebagai hasil.

Infomasi langsung diperoleh dari subjek dan pihak-pihak yang terkait.

Berkaitan dengan ode etik penelitian, maka nama subjek dalam penelitian ini

merupakan nama samaran agar identitas peneliti subjek yang terkait tidak

diketahui.

Tabel 2
Agenda Pelaksanaan Wawancara

Nama Waktu Penelitian Tempat Penelitian


Jono (nama samaran) Senin, 1 Januari 2017 pukul Rumah Penulis
10.00-11.30 WIB
Informan 1 (Kepsek) Rabu, 1 Februari 2017 pukul Sekolah
09.00- 10.00 WIB
Informan 2 (orang tua) Senin, 6 Februari 2017 Pukul Rumah subjek
18.00- 19.00 WIB
Jono ( nama samaran) Rabu, 15 Februari 2017 Rumah Penulis
Pukul 10.00-11.30 WIB

B. Sajian Data Penelitian

1. Diskripsi Lokasi Penelitian

Tempat penelitian di SMP KanisiusJl. Kartini No. 3 Muntilan Kecamatan

Muntilan, Kabupaten Magelang.

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

2. Diskripsi Subjek Penelitian

Nama : Jono

Tempat tanggal lahir : Magelang, 7 Juli 2000

Usia :16 tahun

Agama : Katolik

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP Kanisius Muntilan

Alamat rumah : Jagalan, Muntilan, Magelang

Penampilan fisik :Tinggi badan 155 cm, Berat badan 45 kg

Hobi : Menyanyi dan Otomotif

Sumber informasi : subjek

3. Latar belakang keluarga

a. Susunan anggota keluarga dan daftar anggota keluarga

1) Nama ayah : Tono Prasetyo

Pekerjaan : Polisi

Umur : 55 tahun

Hobi : Olahraga

Agama : Katolik

2) Nama ibu : Tini Hastuti

Pekerjaan : Swasta

Umur : 49 Tahun

Hobi : Memasak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Agama : Katolik

3) Nama kakak : Andre

Pekerjaan : Mahasiswa

Umur : 24 Tahun

Hobi : Olahraga

Agama : Katolik

b. Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan

Jono tidak memiliki penyakit khusus, ia tumbuh dengan sehat dan

pertumbuhan fisiknya dengan kurus tinggi. Bahkan ia mengatakan

jarang sakit.

c. Perkembangan kognitif

Jono mulai sekolah TK, setelah itu melanjutkan di SD Marsudirini

1,2,3 dan 4 pada saat kelas 5 pindah ke SD Tlatar sampai tamat. Pada

saat melanjutkan sekolah ia mendaftar di SMP Kanisius Muntilan.

d. Perkembangan sosial

Jono sangat mudah mengenal dan bergaul dengan lingkungan sekitar.

Maka dari itu Jono mempunyai banyak teman di sekolah maupun

diluar sekolah. Jono mampu bekerja sama karena menjaga hubungan

antar teman dan suatu saat pasti akan saling membantu.

e. Ciri-ciri kepribadian

Jono memiliki solidaritas yang tinggi kepada teman. Loyalitas dapat di

acungi jempol kepada teman, ia mengusahakan yang terbaik untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

membantu teman yang sedang membutuhkan bantuannya. Bahkan

jarang mengeluh ketika sedang membantu teman.

C. Diskripsi Data Penelitian

1. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi hilangnya kesantunan

pada subjek penelitian?

Pada awalnya Jono masih berperilaku santun dan patuh kepada

kedua orang tuanya. Perubahan perilaku Jono terjadi ketika Jono naik ke

kelas lima SD lebih tepatnya ketika Jono pindah sekolah. Perilaku yang di

tunjukkan oleh Jono yaitu Jono mulai membolos dan berteman dengan

orang yang usianya lebih tua dari Jono. Sebenarnya orang tua tidak

melarang Jono berteman dengan siapa saja, tetapi orang tua menghimbau

agar Jono dapat memerhatikan pergaulannya. Perubahan perilaku yang

dialami Jono tidak lepas dari pola asuh orang tuanya, orang tuanya yang

sibuk bekerja dapat memengaruhi perubahan perilaku Jono karena merasa

kurangnya perhatian dari orang tua. Sehingga Jono memilih mencari

perhatian lain yaitu dengan bergaul dengan teman-teman yang lebih tua

dari Jono. Jono juga menyadari bahwa teman-temannya memberikan

pengaruh yang kurang baik terhadap dirinya. Hal tersebut sesuai dengan

apa yang telah di ungkapkan Jono ketika melakukan wawancara, yaitu:

“Mungkin saya salah berteman mas, soalnya saya bisa mengenal


dan mulai mencoba-coba mengkonsumsi rokok, minuman keras,
dan narkoba. Saya juga mulai tidak menghormati orang tua dan
berani membantah palah saya suka marah-marah kepada orang
tua karena keinginan saya sendiri mas.”(JN.TS.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

“ya situ kan tau sendiri kalau di luar sana pasti paham dia
ngapain aja, terus bermainnya dengan siapa saja, mungkin
terpengaruh dengan teman-temannya yang di luar.” (GR1.TS)

Perubahan perilaku Jono terus terjadi hingga dia beranjak ke kelas

enam SD, bahkan perilakunya menjadi semakin buruk. Jono sering

membolos. Hal tersebut terjadi karena kebiasaan Jono yang pulang hingga

larut malam. Berawal dari kebiasaan tersebut Jono mulai mengenal

minuman keras, rokok, dan obat terlarang.

“Saya pulang pagi karena suka nongkrong di pinggir jalan


bersama teman-teman di situ kita sambil ngerokok, minum-
minuman keras dan sekaligus mencoba memakai obat- obatan.
Kalau pas nongkrong kan baru asik-asiknya apa lagi bareng
teman-taman dan sekaligus mengonsumsi barang seperti itu kan
jadi lupa waktu mas”.(JN.TS.2)

“dari itu semua salah bergaul dan seringnya mengonsumsi


narkoba, jadi perilaku yang dulu begitu baik dan santun justru
sekarang sudah hilang.”(OT.TS)

Kebiasaan Jono yang kerap membolos membuat orang tuanya lebih

mengawasi dengan mengantar Jono berangkat ke sekolah. Hal tersebut

dilakukan agar Jono tetap berangkat ke sekolah. Ketika Jono pulang

sekolah Jono hanya mengganti pakaian di rumah dan kemudian pergi

berkumpul bersama teman- temannya hingga sore hari. Sesampainya di

rumah biasanya orang tua Jono sudah menunggu untuk mengobrol, tetapi

Jono lebih memilih untuk mengacuhkan orang tuanya. Jono juga kerap

menggunakan obat-obatan bersama teman-temannya sehingga Jono kerap

meminta uang lebih pada orang tuanya untuk membeli obat-obatan

tersebut. Dari pengakuan Jono, setelah Jono mengkonsumsi obat-obatan

tersebut Jono merasa lebih percaya diri dan Jono merasa permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

yang terjadi di dalam hidupnya seakan menghilang. Sehingga Jono merasa

nyaman dan terus mengkonsumsi obat-obatan tersebut.

Perubahan perilaku yang terjadi tidak lepas dari perkembangan

teknologi media sosial yang semakin berkembang pesat. Semakin

maraknya kecanggihan teknologi menghasilkan semakin maraknya

kecanggihan teknologi memudahkan orang-orang dalam berkomunikasi

mencari berita terbaru dan mudahnya menjelajahi dunia maya. Hal

tersebut membuat Jono tertarik menggunakan media sosial bahkan Jono

memiliki lebih dari satu media sosial. Menurut pengakuan media sosial

yang dimiliki untuk mencari teman, mencari mengenai informasi kesenian,

dan juga membuka situs-situs dewasa yang kita tahu bahwa situs-situs itu

dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

“biasanya cewek mas, informasi kesenian, dan situs.” (JN.SM.3)

2. Seperti apa perbedaan cara berbicara subjek dengan orang tua pada

jaman dulu dan jaman sekarang?

Berdasarkan wawancara dengan orang tua Jono perubahan perilaku

yang dialami oleh Jono sangat terlihat bahkan berbeda jauh dari

sebelumnya. Dahulu ketika Jono berbicara dengan orang tua Jono

berbicara dengan hormat dan mematuhi perkataan orang tuanya. Tetapi,

setelah Jono mengenal teman-temannya perilaku dan cara berbicaranya

mulai berubah. Jono jadi berbicara kasar dan sering membantah kedua

orang tuanya bahkan Jono mengajak kakaknya untuk berduel. Keadaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

akan semakin parah ketika permintaan Jono tidak di penuhi cara

bicaranya semakin kasar bahkan membantah kedua orang tuanya.

dari situ mas, Jono jadi suka marah-marah, dia juga mempunyai
rasa dendam dengan bapaknya yang mendidik dengan keras.
Kalau di kasih tahu palah bales dengan omongan kasar, terus
banting- banting barangnya Ibu.(OT.KL)
pada saat saya dan wali kelas VIII C untuk mengalah menghampiri
ke rumah saat jam kerja, kami datang dan tidak bertemu dengan
orang tuanya. Itu pun sudah beberapa kali tidak bisa bertemu.
Pada saat itu wali kelas VIII C menghampiri di rumah dia dan
orang tua ada yang di rumah, orang tua membukakan pintu
sedangkan anaknya masih tidur di kamar lalu wali kelas masuk ke
kamar dia untuk membangunkan dan apa yang terjadi wali kelas
terkena amukan,lalu dia tersadar dan bilang” maaf pak saya kira
orang tua saya” lalu wali kelas berbicang-bicang dengan dia,
untuk mengajak di masuk sekolah lagi karena beberapa minggu
lagi akan diadakan ujian semester.(GR1.KL)
pernah mas, saya pernah mendekati dia dan membujuk untuk
berangkat sekolah. Ketika saya mendatangi rumah saya terkejut
karena dia masih tidur, ketika saya membangunkan dia kaget dan
tidak sengaja saya terkena amukan karena telah mengagetkan dia.
Lalu dia terbangun dan meminta maaf sambil berkata, “maaf pak
saya kira orang tua saya.(GR2.KL.2)
ketika Jono berpapasan dengan bapak ibu guru perilakunya sangat sopan,

bahkan mau untuk bersalaman dengan mencium tangan dan berbicara santun.

Ketika didalam lingkungan sekolah Jono mampu menyesuaikan diri dilihat dari

cara berbicara dengan bapak ibu guru dan karyawan memakai bahasa yang baik.

saya ngajeni mas, ketika berpapasan saya memberi salam. (JN.SE.1)


ya saya tetap ngajeni mas dan saling mengingatkan satu sama
yang lain. (JN.TS)
ya saya sebagai wali kelas dia baru bertemu satu semester. Jadi
saya belum terlalu memahami dia lebih. Tetapi setiap berpapasan
dengan bapak ibu guru yang lain masti memakai bahasa yang
baik, dia kalau di tegur juga nurut enggak membantah. (GR2.SE.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3. Kebiasaan-kebiasaan santun apa sajakah yang hilang dari diri

subjek?

Semenjak Jono berteman dengan teman-temannya Jono mulai pulang pagi

bahkan kadang Jono tidak pulang ke rumah, Jono juga sering membolos.

Jono juga semakin berani kepada orang tua dan kakaknya, bahkan kerap

bertengkar dengan orang tua dan kakak. Ada dua penyebab perubahan

perilaku yang dialami Jono. Pertama, kecanduan narkoba, ketika Jono

sudah memakai narkoba Jono akan merasa percaya diri bahkan dia merasa

bahwa dia layak di sandingkan dengan bapaknya. Sehingga tanpa ragu dia

berbicara kasar, membentak orang tuanya. Selain itu rasa bencinya kepada

Bapaknya yang di sebebkan oleh kecemburuan karena bapaknya lebih

memperhatikan kakaknya. Kedua, pada saat Jono SD Jono kerap

mengikuti kesenian jatilan. Mulai saat itu Jono kerap mengalami

kerasukan dan sering marah-marah tanpa sebab. Orang tua pernah

mendatangi orang pintar untuk menyadarkan Jono. Orang tua merasa

bingung dan kurang percaya yang dialami oleh Jono.

Ketika berbicara dengan orang tua sekarang Jono suka marah-

marah dan berani mengancam. Contohnya ketika dia meminta uang ke

Ibunya. Jono yang sewajarnya mendapatkan sepuluh hingga duapuluh

ribu saja justru sering meminta uang hingga lima ratus ribu rupiah. Jika

ibunya tidak bersedia untuk memberikannya jono akan marah bahkan

akan membentak ibunya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

katanya sih buat nyaur utang mas. Saya sebagai orang tua juga
kawatir toh mas masak masih kecil sudah punya utang sebanyak
itu. Lagi-lagi saya pernah dengar dari temannya bilang ”kalau
kamu gak kasih rokok ga usah temenan sama aku”. Dia aja belum
bisa bekerja, uang juga masih minta orang tua. Sama saja saya
ngasih makan orang banyak setiap hari. Bapak dan saya kan
gajinya perbulan mas kalau di mintain uang sebanyak itu orang
tua kan tidak sanggup. Saya pernah bilang ”dek ibu beliin rokok
buat kamu saja, kalau belum satu hari sudah habis kan sudah
ngeluarin uang berapa saja.” Sedangkan dia berani menjawab
”ga usah nyalahin temen-temenku mah.” Teman-temannya kan
seperti benalu mas kalau begitu. Kalau dia makan sama teman-
temannya dia juga yang bayarin makan. Dia juga pernah
mengancam kalau permintaannya dia tidak di turutin.
Ngancamnya tuh entah nanti di datangi di kantor buat minta uang,
barang-barangnya ibu di pecahi semua, terkadang kalau ada
orang lewat di cegat lalu di tantang untuk berantem. (OT.TS)

Perilaku Jono yang kurang menghargai orang tua terlihat dari

perilakunya sangat berbeda dan sudah berubah, misal waktu dulu Jono

mau menurut kepada orang tua. Sedangkan sekarang dia mulai berani

dengan orang tua, suka marah-marah dan membanting benda di dalam

rumah, berani mengancam orang tua. Jono menyadari semua itu karena

salah pergaulan dan efek dari teman. Ketika mulai aktif di media sosial

Jono juga terpengaruh karena bebasnya mengakses situs-situs dewasa dan

pertemanan di sosial media. Jono yang dulu dikenal sebagai anak baik dan

sopan kepada orang tua dan kakaknya mulai berubah karena pergaulan

yang sedang dia ikuti saat ini. Jono dulu juga menjadi anak yang rajin

bahkan gurunya juga mengatakan bahwa sebenarnya Jono mampu masuk

SMA Vant Lith. Cara bicara Jono dulu dikenal sopan dan ramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

ya saya sering clelekan, tidak mendengarkan, tidur di kelas, tidak


mencatat, malas karena pelajarannya, dan meninggalkan
pelajaran mas.(JN.SE.1)
nongkrong sambil cerita tentang cewek-cewek, ngerokok, minum-
minuman keras, dan bermain.(JN.TS.2)

4. Adakah perbedaan ketaatan subjek pada norma-norma yang berlaku

pada waktu dulu dan sekarang?

Ketaatan terhadap norma dulu terlihat ketika subjek masih duduk

di bangku sekolah dasar. Pada saat Jono belum sama sekali mengenal

namanya minuman keras, obat-obatan dan anoman perilaku masih baik.

Yang dimaksud baik adalah ketika Jono masih mau menurut dengan

orang tua dan mau menghargai orang lain. Dalam ciri-ciri remaja awal

yang memiliki perilaku santun dalam norma yaitu mengetahui peraturan-

peraturan yang berlaku di masyarakat atau di lingkungan sekitar. Sebagai

contoh saat berbicara dengan orang tua dengan bahasa yang halus.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tolak ukur perilaku dalam

pergaulan dengan sesama.

dia itu kalau di sekitar lingkungan rumah masih ada komunikasi


dengan orang lain. Bahkan dia akrab dengan teman-temannya di
lingkungan. Tetapi dia kalau suruh ikut kegiatan lingkungan dia
merasa malu atau rikuh. Kalau dia di lungkungan orangnya baik,
sopan kalau di tegur sama tetangga atau temannya masih
menghormati. Ketika di rumah ya gitu mas bawaannya marah-
marah kalau sama ibu ya selalu di ancam terus jadi kan saya
sebagai orang tua bingung harus bagaimana. Bapak dan saya
kepingin dia berubah atau paling enggak kepingin banggain orang
tua seperti tidur di rumah. Ibu tuh tidak membatasi dia bermain
dengan siapa tetapi kalau main dengan orang dewasa paling tidak
bisa memilih mana yang benar dan mana yang salah. Bapak sama
ibu tuh kepingin dia di rehab tapi bagaimana untuk mengajaknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

saya bingung mas. Kan tau sendiri mas kalo masalah pemakai
barang seperti itu polisi kan pintar, nanti dikira di suruh sama
Bapak nya kalau menangkap.(OT.KL.3)

Ketaatan terhadap norma sekarang sangat berbeda dengan norma

yang dulu. Terlihat ketika subjek sudah mengenal minuman keras, obat-

obatan. Menunjukan hilangnya perilaku santun yang tertera dalam ketaatan

norma. Perilaku yang sudah menghilang adalah subjek sudah berani

membantah orang tua, Jono berani melawan orang tua terlihat dari perilaku

Jono yang mengajak Bapaknya berkelahi, berani mengancam Ibu, suka

membanting barang-barang di rumah, mempunyai rasa dendam dengan

Bapak, berani menantang orang yang lebih tua dari dia untuk diajak

berkelahi.

kalau selama ini sih tidak terlihat dengan saya ya mas, tapi ketika
saya masuk untuk mengajar dia diam antara tidur atau tidak
mendengarkan. Nama dia terkenal di sekolah jadi teman-temannya
juga nurut kalau di suruh sama dia. Mungkin teman-teman sekolah
takut sama dia karena teman-teman diluar banyak.(GR1.SE.1)
menurut saya sih ada ya mas, karena pihak sekolah pun pernah
memanggil orang tua dan yang datang itu bukan orang tua
melainkan orang lain. Mungkin orang tua sudah malu kalau
datang kesekolah dengan anaknya yang bermasalah. Awalnya
orang tua mau datang sekali dua kali, namun setelah itu tidak mau
menerima panggilan dari pihak sekolah. (GR1.SE.2)
gini mas, dia tuh jarang dirumah siang sampai pagi. Saya tuh
bingung harus bagaimana lagi buat mendidik, sama bapak aja
punya rasa dendam. Dia tuh bawaannya marah-marah kalau di
rumah dan merasa tidak betah. Apa lagi sama kakaknya meskipun
jarang bertemu tapi tetap saja tidak akur dengan
kakaknya.(OT.KL.1)
mas juga mungkin sudah tau kalau dia pemakai kan. Bisa juga
salah bergaul dengan teman-teman yang putus sekolah atau tidak
bekerja. Baru ahkir- ahkir ini dia suka marah-marah di rumah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

sudah berani mengancam sama orang tua, kalau minta uang juga
sudah tidak wajar dengan umurnya dia. Mending kalau dia minta
uang 10 ribu hingga 20 ribu orang tua kasih tetapi ini enggak mas.
Dia mintanya ya 500 ribu hingga jutaan.(OT.KL.2)

5. Adakah perbedaan ketaatan subjek pada hukum pada masa dulu

dan masa sekarang?

Dahulu Jono merasa menaati hukum yang berlaku di keluarga,

lingkungan, maupun sekolah merupakan kewajiban. Hal tersebut memang

Jono lakukan dengan tidak pernah membolos, tidak pulang larut malam,

dan mematuhi perintah orang tua. Sejak kecil Jono sudah terbiasa menaati

hukum yang berlaku didalam keluarganya. Tidak jarang Jono melakukan

kesalahan atau melanggar hukum yang berlaku di dalam keluarganya dan

Jono juga bersedia menerima hukuman atas perbuatannya. Selain itu Jono

juga berusaha agar tidak mengulangi kesalahannya tersebut.

Jono merasa bahwa saat ini dia sudah enggan perduli dengan

hukum yang berlaku di dalam keluarga, lingkungan, dan sekolah. Tanpa

sadar Jono telah melanggar hukum yang ada satu persatu dan dapat

dikatakan bahwa saat ini Jono sudah banyak melanggar hukum yang

berlaku. Larangrangan yang diberikan oleh orang tuanya sudah tidak

dihiraukan lagi. Jono lebih mementingkan teman-temannya dibanding

keluarganya. Meskipun Jono menyadari bahwa teman-temanya

memberikan pengaruh buruk tetapi menurut Jono teman-temannya

memberikan rasa nyaman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Berbagai hukum yang berlaku dalam sekolah juga sudah banyak

yang dia langgar. Contohnya, catatan ketidak hadiran mengikuti kegiatan

pembelajaran yang sudah melewati batas. Hingga orang tua merasa malu

jika tiap kali dipanggil ke sekolah.

iya mas, kalau mau bolos janjian dulu tetapi bukan teman satu
sekolah melainka beda sekolah mas.(JN.TS)
pulang jam 10 malam, tidak bermain narkoba, dan saling
mengingatkan ketika salah.(JN.KL)
untuk pelanggaran ya pasti ada mas, contohnya saja dia
membolos, tidak mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, kalau
datang ke sekolah pasti terlambat mungkin karena semalam
begadang dan rambutnya di semir merah.(GR2.SE)
kalau tidur di kelas sih tidak terlalu ya mas, tetapi sering tidur di
UKS pura-pura sakit, apa lagi kalau ada temannya di UKS dia
pasti ikut-ikutan.(GR1.SE)

Berdasarkan pembahasan diatas perubahan perilaku yang dialami Jono

sesuai dengan teori perubahan perilaku Skinner yaitu perubahan perilaku yang

dialami Jono terbentuk dari lingkunganan pergaulannya. Dimana Jono lebih

sering mengahabisakan waktu bersama teman-temanya dibandingkan dengan

keluarganya.kebiasaan-kebiasaan teman-temannya yang merokok, minum

minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan terlarang membuat Jono ikut

menggunakannya. Perilaku teman-temannya yang suka membolos dan kerap

telibat perkelahian membuat Jono semakin berani menentang orang tuanya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

D. Pembahasan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya kesantunan pada subjek

penelitian

Teori Skinner menekankan bukan pemahaman berfikir manusia

melainkan pada tingkah laku manusia. Manusia atau individu sebagai

mahluk yang cepat merespon terhadap lingkungan. Dari lingkungan dapat

memberikan pengalaman yang membentuk perilaku mereka. Dari teori

behavior dapat dikenal dengan teori belajar, karena perubahan perilaku

adalah hasil dari belajar. Belajar artinya perubahan perilaku individu dari

pengaruh lingkungan. Behavior tidak mempersoalkan tentang perilaku

baik atau jelek, melainkan dari perubahan perilaku dikendalikan dari

faktor-faktor lingkungan.

Menurut Morgan (1984) perilaku tidak sama seperti pikiran atau

perasaan yang tidak dapat dilihat tetapi perilaku merupakan hal yang

dapat diobservasi, direkam, dan dipelajari. Berangkat dari pemahaman

tersebut, santun adalah perilaku yang muncul dari proses belajar individu

terhadap tata krama yang disepakati dalam masyarakat.

Dalam penelitian ini peneliti menemukan adanya faktor-faktor

yang mempengaruhi perubahan perilaku yaitu dari pengaruh sosial media

dan pergaulan teman. Dari pengalaman ini perubahan perilaku di

pepengaruhi dengan lingkungan pergaulannya dan mudahnya untuk

mengakses sosial media secara bebas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

hasil wawancara terhadap subjek: (JN.TS.1, JN.MS.3)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

2. Cara berbicara subjek dengan orang tua pada kelas 4 SD.

Orang yang mempunyai perilaku santun adalah orang yang bisa

menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Secara umum ukuran santun

terwujud melalui tingkah laku, tutur kata, pakaian, dan sebagainya. Di

dalam masyarakat Jawa seorang individu sejak kecil telah diajarkan untuk

menghormati orang yang lebih tua melalui kategori tingkat bahasa. Dilihat

dari perubahan perilaku subjek dapat dibandingkan cara berbicara dengan

orang tua dulu dan sekarang. Ketika masih duduk di sekolah dasar subjek

sangat santun dan hormat dengan orang tua di rumah maupun dengan

orang lain. Pernyataan diatas dapat terlihat dari hasil wawancara: (JN.SE.1,

JN.TS, GR1.KL, GR2.SE.1, GR2.KL.2, OT.KL)

3. Cara berbicara subjek dengan orang tua pada kelas 2 SMP

Ketika subjek sudah mengkonsumsi barang terlarang perilakunya

menjadi berubah, cara berbicara kepada orang yang lebih tua berubah dan

subjek kerap melanggar peraturan di dalam keluarga. Contoh perubahan

perilaku pada saat berbicara ketika subjek diberitahu tetapi melawan.

Faktor yang mempengaruhi perilakunya yaitu salahnya bergaul dengan

orang yang lebih tua. cara berbicara subjek meniru teman-teman

bergaulnya yang kebayakan sebagai pengaguran. Terlebih lagi ketika

subjek sedang tidak sadar akibat minuman keras, subjek akan membentak

orang tuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

4. Kebiasaan-kebiasaan santun yang hilang dari diri subjek

Ciri orang yang berperilaku santun adalah orang yang mengerti

peraturan atau norma dalam suatu lingkungan atau remaja yang sangat

hormat dan tunduk kepada orang tua dan hal tersebut membuktikan bahwa

para remaja sangatlah santun terhadap orang tua. dilihat dari kebiasaan-

kebiasan santun subjek sudah banyak yang hilang karena terpengaruh dari

kehidupan sehari-hari dengan cara bergaul yang salah. Pernyataan ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan subjek: (JN.SE.1, JN.TS.2)

5. Ketaatan subjek pada norma-norma yang berlaku pada kelas 4 SD

Menurut KBBI norma adalah tolak ukur atau kaidah yang dipakai

untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu. Sesuai dengan kaidah-

kaidah norma ada beberapa yaitu tata cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat

dan hukum. Orang yang berperilaku santun adalah orang yang mengerti

peraturan atau norma dalam suatu lingkungan atau remaja yang sangat

hormat dan tunduk kepada orang tua dan hal tersebut membuktikan bahwa

para remaja sangatlah santun terhadap orang tua. Namun perbedaan norma

yang berlaku sangatlah berbeda dulu dan sekarang. Menurut subjek dulu

sangatlah mematuhi norma-norma yang berlaku, terlihat dari perilaku

subjek dulu belum mengkonsumsi miras, rokok dan obat terlarangmasih

sangat mematuhi. Hal ini terbukti dalam kutipan wawancara: (GR1.SE.1,

GR1.SE.2, OT.KL.1, OT.KL.2, OT.KL.3)

6. Ketaatan subjek pada norma-norma yang berlaku pada kelas 2 SMP


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Pada saat Jono duduk di bangku kelas 2 SMP perilaku sudah

berubah sangat drastis. Hal tersebut dikarenakan subjek sudah mulai

mengkonsumsi obat-obatan terlarang, minuman keras dan merokok.

Subjek yang dulunya sangat hormat kepada orang tuanya berubah menjadi

anak yang sering membangkang kepada orang tuanya. Subjek juga sering

meremehkan kakaknya dan memiliki dendam kepada ayah dan kakaknya.

Kepada orang yang tidak terlalu akrab subjek masih dapat bersikap sopan

misalnya kepada gurunya tetapi kepada orang tua subjek seperti tidak

memiliki rasa hormat sama sekali. Perilaku sabjek dipengaruhi pula oleh

teman bermainya yang usianya lebih dewasa dari saubjek.

7. Ketaatan subjek pada hukum yang berlaku pada kelas 4 SD

Hukum adalah norma yang tertulis bagi masyarakat dan bagi yang

melanggar akan mendapatkan sanksi tegas. Ketaatan subjek tentang

hukum jaman dulu sangatlah mematuhi, dalam keluarga subjek mampu

mematuhi seperti tidak pulang malam lebih dari jam 10, tidak

mengkonsumsi barang terlarang dan tidak membolos sekolah. Ini semua

dapat dilihat memalui hasil wawancara: (JN.TS, JN.KL, GR2.SE, GR1.SE)

8. Ketaatan subjek pada hukum yang berlaku pada kelas 2 SMP


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Sesuai dengan perkembangan jaman subjek sangat terpengaruh dari

salahnya pergaulan dan berkembangnya media sosial. Dari perkembangan

jaman perubahan perilaku subjek sangat terlihat seperti melanggar hukum

dalam keluarga, seringnya membolos sekolah, mencoba-coba

mengkonsumsi barang terlarang dan mengakses situs-situs berkonten

dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir dari skripsi ini adalah bab yang berisikan kesimpulan dari

hasil penelitian, kemudian keterbatasan dalam penelitian dan saran penelitian.

Saran yang diajukan berkaitan dengan penelitian dan merupakan anjuran yang

diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam

penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan oleh

peneliti. Faktor-faktor perubahan perilaku yang dialami oleh Jono sangat

dipengaruhi oleh teman Sebaya dan juga media sosial. Faktor teman sebaya

sangat mempengaruhi perubahan perilaku dapat dilihat dari cara bergaul

terlihat dari, tata cara, kebiasaan, dan tata kelakuan. Sedangkan faktor media

sosial mempengaruhi perubahan perilaku dan moral, sebagai contoh

mudahnya mengakses situs-situs dewasa.

B. Keterbatasan

Peneliti memiliki beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu

subjek yang digunakan hanya Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Muntilan saja,

sehingga hasilnya belum dapat menggambarkan perilaku santun dalam

kalangan remaja awal secara umum.

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada beberapa saran yang peneliti

rekomendasikan Peneliti sebaiknya menambah responden dari beberapa

sekolah bisa melalui online sehingga hasil penelitian dapat di jadikan

gambaran secara umum perilaku sopan santun di kalangan remaja tingkat

awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ainah, Sarbaini, Rabiatul Adawiah. 2016. Strategi Guru Pkn Menanamkan


Karakter Sopan Santun Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Di Smp Negeri 3 Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Vol
6.Nomor 11. Halaman 877-88
Anonim. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif:Analisis Data. Jakarta: Rajawali
Pers.
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Hurlock, B. Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Khairani, Maknum. 2013. Psikologi Umum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Moleong, M.A, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nurmuharimah. 2006. Sosiologi. Bandung: Titian Ilmu Bandung
Santrrock, Johm W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Strauss, anslem & Juliet Corbin. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.cv
Zamzani, dkk. 2010. Pengembangan Alat Ukur Kesantunan Behasa Indonesia
dalam Interaksi Sosial Bersemuka dan Non Bersemuka. Laporan
Penelitian Hibah Bersaing (Tahun Kedua). Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
http://eprints.ums.ac.id/31639/3/BAB_II.pdf
Tulisan ini diambil dari http://ki-demang.com/kbj5/index.php/makalah-komisi-
c/1152-18-kesantunan-berbahasa-jawa-dalam-kraton-surakarta-hadiningrat
diambil pada tangal 10 desember 2015pada pukul 09.15

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Koding

Pertanyaan Jawaban Kode

Faktor-faktor apa saja Mungkin saya salah berteman mas, soalnya JN.TS.1

yang mempengaruhi saya bisa mengenal dan mulai mencoba-

hilangnya kesantunan coba mengkonsumsi rokok, minuman keras,

pada subjek peneliti? dan narkoba. Saya juga mulai tidak

menghormati orang tua dan berani

membantah palah saya suka marah-marah

kepada orang tua karena keinginan saya

sendiri mas.

Saya pulang pagi karena suka nongrong di JN.TS.2

pinggir jalan bersama teman-teman di situ

kita sambil ngerokok, minum- minuman

keras dan sekaligus mencoba memakai obat-

obatan. Kalau pas nongkrong kan baru asik-

asiknya apa lagi bareng teman-taman dan

sekaligus mengkonsumsi barang seperti itu

kan jadi lupa waktu mas.

biasanya cewek mas, informasi kesenian, JN.SM.3

dan situs

ya situ kan tau sendiri kalau di luar sana GR1.TS

pasti paham dia ngapain aja, terus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

bermainnya dengan siapa saja, mungkin

terpengaruh dengan teman-temannya yang

di luar

dari itu semua salah bergaul dan seringnya OT.TS

mengkonsumsi narkoba, jadi perilaku yang

dulu begitu baik dan santun justru sekarang

sudah hilang

Seperti apa perbedaan saya ngajeni mas, ketika berpapasan saya JN.SE.1

cara berbicara subjek memberi salam.

dengan orang tua pada ya saya tetap ngajeni mas dan saling JN.TS

jaman dulu dan jaman mengingatkan satu sama yang lain

sekarang? pada saat saya dan wali kelas VIII C untuk GR1.KL

mengalah menghampiri ke rumah saat jam

kerja, kami datang dan tidak bertemu

dengan orang tuanya. Itu pun sudah

beberapa kali tidak bisa bertemu. Pada saat

itu wali kelas VIII C menghampiri di rumah

dia dan orang tua ada yang di rumah, orang

tua membukakan pintu sedangkan anaknya

masih tidur di kamar lalu wali kelas masuk

ke kamar dia untuk membangunkan dan apa

yang terjadi wali kelas terkena amukan,lalu

dia tersadar dan bilang” maaf pak saya kira


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

orang tua saya” lalu wali kelas berbicang-

bicang dengan dia, untuk mengajak di

masuk sekolah lagi karena beberapa minggu

lagi akan diadakan ujian semester.

ya saya sebagai wali kelas dia baru bertemu GR2.SE.1

satu semester. Jadi saya belum terlalu

memahami dia lebih. Tetapi setiap

berpapasan dengan bapak ibu guru yang lain

masti memakai bahasa yang baik, dia kalau

di tegur juga nurut enggak membantah.

pernah mas, saya pernah mendekati dia dan GR2.KL.2

membujuk untuk berangkat sekolah. Ketika

saya mendatangi rumah saya terkejut karena

dia masih tidur, ketika saya membangunkan

dia kaget dan tidak sengaja saya terkena

amukan karena telah mengagetkan dia. Lalu

dia terbangun dan meminta maaf sambil

berkata, “maaf pak saya kira orang tua saya.

dari situ mas, Jono jadi suka marah-marah, OT.KL

dia juga mempunyai rasa dendam dengan

bapaknya yang mendidik dengan keras.

Kalau di kasih tahu palah bales dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

omongan kasar, terus banting- banting

barangnya Ibu

Kebiasaan-kebiasaan ya saya sering clelekan, tidak JN.SE.1

santun apa sajakah mendengarkan, tidur di kelas, tidak

yang hilang dari diri mencatat, malas karena pelajarannya, dan

subjek? meninggalkan pelajaran mas.

nongkrong sambil cerita tentang cewek- JN.TS.2

cewek, ngerokok, minum- minuman keras,

dan bermain.

katanya sih buat nyaur utang mas. Saya OT.TS

sebagai orang tua juga kawatir toh mas

masak masih kecil sudah punya utang

sebanyak itu. Lagi-lagi saya pernah dengar

dari temannya bilang ”kalau kamu gak kasih

rokok ga usah temenan sama aku”. Dia aja

belum bisa bekerja, uang juga masih minta

orang tua. Sama saja saya ngasih makan

orang banyak setiap hari. Bapak dan saya

kan gajinya perbulan mas kalau di mintain

uang sebanyak itu orang tua kan tidak

sanggup. Saya pernah bilang ”dek ibu beliin

rokok buat kamu saja, kalau belum satu hari

sudah habis kan sudah ngeluarin uang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

berapa saja.” Sedangkan dia berani

menjawab ”ga usah nyalahin temen-

temenku mah.” Teman-temannya kan seperti

benalu mas kalau begitu. Kalau dia makan

sama teman-temannya dia juga yang bayarin

makan. Dia juga pernah mengancam kalau

permintaannya dia tidak di turutin.

Ngancamnya tuh entah nanti di datangi di

kantor buat minta uang, barang-barangnya

ibu di pecahi semua, terkadang kalau ada

orang lewat di cegat lalu di tantang untuk

berantem

Adakah perbedaan kalau selama ini sih tidak terlihat dengan GR1.SE.1

ketaatan subjek pada saya ya mas, tapi ketika saya masuk untuk

norma-norma yang mengajar dia diam antara tidur atau tidak

berlaku pada waktu mendengarkan. Nama dia terkenal di

dulu dan sekarang? sekolah jadi teman-temannya juga nurut

kalau di suruh sama dia. Mungkin teman-

teman sekolah takut sama dia karena teman-

teman diluar banyak.

menurut saya sih ada ya mas, karena pihak GR1.SE.2

sekolah pun pernah memanggil orang tua

dan yang datang itu bukan orang tua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

melainkan orang lain. Mungkin orang tua

sudah malu kalau datang kesekolah dengan

anaknya yang bermasalah. Awalnya orang

tua mau datang sekali dua kali, namun

setelah itu tidak mau menerima panggilan

dari pihak sekolah.

gini mas, dia tuh jarang dirumah siang OT.KL.1

sampai pagi. Saya tuh bingung harus

bagaimana lagi buat mendidik, sama bapak

aja punya rasa dendam. Dia tuh bawaannya

marah-marah kalau di rumah dan merasa

tidak betah. Apa lagi sama kakaknya

meskipun jarang bertemu tapi tetap saja

tidak akur dengan kakaknya.

mas juga mungkin sudah tau kalau dia OT.KL.2

pemakai kan. Bisa juga salah bergaul

dengan teman-teman yang putus sekolah

atau tidak bekerja. Baru ahkir- ahkir ini dia

suka marah-marah di rumah, sudah berani

mengancam sama orang tua, kalau minta

uang juga sudah tidak wajar dengan

umurnya dia. Mending kalau dia minta uang

10 ribu hingga 20 ribu orang tua kasih tetapi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

ini enggak mas. Dia mintanya ya 500 ribu

hingga jutaan.

dia itu kalau di sekitar lingkungan rumah OT.KL.3

masih ada komunikasi dengan orang lain.

Bahkan dia akrab dengan teman-temannya

di lingkungan. Tetapi dia kalau suruh ikut

kegiatan lingkungan dia merasa malu atau

rikuh. Kalau dia di lungkungan orangnya

baik, sopan kalau di tegur sama tetangga

atau temannya masih menghormati. Ketika

di rumah ya gitu mas bawaannya marah-

marah kalau sama ibu ya selalu di ancam

terus jadi kan saya sebagai orang tua

bingung harus bagaimana. Bapak dan saya

kepingin dia berubah atau paling enggak

kepingin banggain orang tua seperti tidur di

rumah. Ibu tuh tidak membatasi dia bermain

dengan siapa tetapi kalau main dengan

orang dewasa paling tidak bisa memilih

mana yang benar dan mana yang salah.

Bapak sama ibu tuh kepingin dia di rehab

tapi bagaimana untuk mengajaknya, saya

bingung mas. Kan tau sendiri mas kalo


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

masalah pemakai barang seperti itu polisi

kan pintar, nanti dikira di suruh sama Bapak

nya kalau menangkap.

Adakah perbedaan iya mas, kalau mau bolos janjian dulu tetapi JN.TS

ketaatan subjek pada bukan teman satu sekolah melainka beda

hukum yang berlaku sekolah mas.

pada jaman dulu dan pulang jam 10 malam, tidak bermain JN.KL

jaman sekarang? narkoba, dan saling mengingatkan ketika

salah.

untuk pelanggaran ya pasti ada mas, GR2.SE

contohnya saja dia membolos, tidak

mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, kalau

datang ke sekolah pasti terlambat mungkin

karena semalam begadang dan rambutnya di

semir merah.

kalau tidur di kelas sih tidak terlalu ya mas, GR1.SE

tetapi sering tidur di UKS pura-pura sakit,

apa lagi kalau ada temannya di UKS dia

pasti ikut-ikutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Hasil Wawancara Penelitian

1. Hasil Wawancara dengan Subjek

Peneliti : “apa yang kamu bicarakan dengan keluarga?”

Subjek : “ya membicarakan tentang masa depan kakak dan saya.”

Peneliti : “dukungan apa yang diberikan keluarga?”

Subjek : “saling mendukung contohnya dalam hal hobi saya.”

Peneliti : “hobi kamu apa?”

Subjek : “menyanyi dan otomotif mas. Tapi saya belajar dari

otomotif lalu menjadi pembalap.”

Peneliti : “berarti kamu ingin jadi pembalap?”

Subjek : “iya mas.”

Peneliti : “sejak kapan kamu mempunyai keinginan menjadi

pembalap?”

Subjek : “sejak sekolah dasar (SD) mas.”

Peneliti : “apakah keluarga mengijinkan kamu untuk menjadi

pembalap?”

Subjek : “awalnya ga boleh mas, tapi lama-kelamaan saya di biarkan

saja.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Peneliti : “baik kalau begitu. Lalu dalam hal apa kamu untuk menjaga

kepercayaan orang tua?”

Subjek : “contohnya dalam masalah keuagan masih bisa di percaya

tetapi kalau masalah bermain tidak di percaya mas.”

Peneliti : “tidak dipercaya bagaimana?”

Subjek : “ya contohnya saya bermain di dekat rumah tetapi saya

main jauh dari rumah dan tidak izin dari situ mas sama

keluarga tidak percaya.”

Peneliti : “kegiatan apa yang biasanya dilakukan bersama-sama

didalam keluarga?”

Subjek : “ya biasanya makan bersama dan ketika pergi kerumah

eyang.”

Peneliti : “ketika kamu membicarakan suatu masalah dalam keluarga,

kamu menceritakan dengan jujur?”

Subjek : “ya saya kalau cerita dengan Bapak jarang mas, tapi kalau

sama Ibu ya saya bicara dengan terbuka mas.”

Peneliti : “mengapa kamu enggan bercerita kepada bapak?”

Subjek : “ya takut mas, takut kalau dimarahi.”

Peneliti : “lalu, bagaimana ketika bercerita dengan ibu?”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Subjek : “kalau sama Ibu enak mas, saya cerita terbuka Ibu juga ga

akan marah mas paling ya ngasih tau aja.”

Peneliti : “ketika didalam keluarga ada salah satu pendapat yang

kamu kurang setuju, lalu bagaimana sikapmu?”

Subjek : “ya saya langsung mengatakan tidak sepakat mas.”

Peneliti : “apa yang kamu lakukan ketika ada salah satu keluarga ada

yang ulang tahun?”

Subjek : “ya berkumpul keluarga utnuk mengingatkan dan

merayakan mas.”

Peneliti : “bagaimana teman-temanmu?”

Subjek : “ya selalu saling mendukung dan saling menolong mas.

Contohnya saja kalau ada teman yang kesusahan saya dan

teman-teman saling membantu.”

Peneliti :”dari siapa kamu mengenal dan mengkonsumsi rokok,

minuman keras dan narkoba?”

Subjek :”Mungkin saya salah berteman mas, soalnya saya bisa

mengenal dan mulai mencoba-coba mengkonsumsi rokok,

minuman keras, dan narkoba. Saya juga mulai tidak

menghormati orang tua dan berani membantah palah saya suka


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

marah-marah kepada orang tua karena keinginan saya sendiri

mas” (JN)

Peneliti : “ketika kamu sedang di lingkungan sekolah dan pada saat

jam istirahat apa saja yang kamu lakukan?”

Subjek : “berkumpul bersama teman-teman lalu merencanakan

kegiatan sesudah pulang sekolah untuk pergi bermain.”

Peneliti :” apa saja yang kamu lakukan bersama teman-temanmu?”

Subjek :”Saya pulang pagi karena suka nongrong di pinggir jalan

bersama teman-teman di situ kita sambil ngerokok, minum-

minuman keras dan sekaligus mencoba memakai obat-

obatan. Kalau pas nongkrong kan baru asik-asiknya apa lagi

bareng teman-taman dan sekaligus mengkonsumsi barang

seperti itu kan jadi lupa waktu mas”.(JN)

Peneliti : “sikap kamu di dalam kelas dan ada Bapak/ Ibu guru

bagaimana?”

Subjek : “ya saya sering clelekan, tidak mendengarkan, tidur di

kelas, tidak mencatat, malas karena pelajarannya, dan

meninggalkan pelajaran mas.

Peneliti : “kenapa kamu sering melakukan sikap seperti itu?”

Subjek : “ya karena malas aja mas.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Peneliti : “apa karena kamu malas dengan guru sehingga membuat

kamu menjadi malas mengikuti pelajaran?”

Subjek : “sudah merasa malas aja mas dalam diri.”

Peneliti : “misalnya mata pelajaran apa yang membuat kamu malas di

dalam kelas?”

Subjek : “matematika, biologi dan bahasa inggris mas.”

Peneliti : “semua itu karena metode pelajaran guru yang tidak tepat

atau bagaimana?”

Subjek : ”ya terkadang memberikan materi terlalu singkat jadi saya

kurang paham mas.”

Peneliti : “ketika kamu berkomunikasi dengan guru bagaimana?”

Subjek : “saya ngajeni mas, ketika berpapasan saya memberi salam.”

Peneliti : “bagaimana kalau bertemu guru atau teman yang berbeda

SARA?”

Subjek : “ya saya tetap ngajeni mas dan saling mengingatkan satu

sama yang lain.”

Peneliti : “mengingatkan dalam hal apa?”

Subjek : “ya contohnya saja teman saya ada yang muslim, saya

mengingatkan jangan lupa untuk beribadah, ketika salah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

satu teman memberikan pendapat kurang setuju saya juga

menghargai pendapnya, tidak saling membenci satu sama

lain.”

Peneliti : “seperti apa kedekatan kamu dan teman-temanmu?”

Subjek : “sangat akrab mas”

Peneliti : “kegiatan apa saja yang dilakukan kamu dan teman-

temanmu di lingkungan rumah?”

Subjek : “nongkrong sambil cerita tentang cewek-cewek, ngerokok,

minum- minuman keras, dan bermain.”

Peneliti : “yang membuat kamu nyaman bersama teman-temanmu

apa?”

Subjek : “ya kita saling mengingatkan, saling menghormati, saling

ngajeni, saling memberikan nasihat.”

Peneliti : “contoh memberi nasehat apa?”

Subjek : “saya di berikan nasehat bersama teman tentang berhenti

nakal, berhenti minum-minuman, berhenti memakai, dan

kurangi marah-marah kalau di rumah.”

Peneliti : “lalu bagaimana tanggapanmu tentang nasihat?”

Subjek : “ya saya menghargai nasehat teman-teman dan saya

usahakan untuk mengurangi.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Peneliti : “seperti apa dukungan yang diberikan oleh teman-temanmu?”

Subjek : “ketika teman ada yang sakit saya ikut menjenguk dan

mendoakan agar cepat sembuh, saling mengingatkan untuk

tidak membolos.”

Peneliti : “apakah kamu sering membolos?”

Subjek : “iya mas, kalau mau bolos janjian dulu tetapi bukan teman

satu sekolah melainka beda sekolah mas.”

Peneliti : “apa yang kalian lakukan ketika membolos?”

Subjek : “nongkrong sambil ngerokok mas.”

Peneliti : “kalau boleh tau kalau membolos sering dimana?”

Subjek : “ya terkadang di kost teman mas.”

Peneliti : “peraturan apa saja yang disepakati dalam keluarga?”

Subjek : “pulang jam 10 malam, tidak bermain narkoba, dan saling

mengingatkan ketika salah.”

Peneliti : “lalu ketika kamu melanggar peraturan tersebut bagaimana

perilakumu?”

Subjek : “ya saya malu mas, rikuh, terkadang ya saya biarkan saja mas

(prek)” (JN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Peneliti : “lalu bagaimana sikapmu ketika berinteraksi dengan

tetangga?”

Subjek : “akrab mas, contohnya saling membantu, mengingatkan

ketika ada yang salah, dan mau menerima teguran kalau

saya salah, tidak membeda-bedakan, menjalin komunikasi

dengan baik.”

Peneliti : “apa saja yang kamu pelajari tentang sosial media?”

Subjek : “banyak mas, bisa mencari informasi dengan cepat, bisa

komunikasi dan mempermudah mencari teman.”

Peneliti : “media sosial apa saja yang kamu gunakan?”

Subjek : “BBM, Instagram, WA, Line dan Facebook”

Peneliti : “lalu apa saja yang kamu cari dalam sosial media?”

Subjek : “biasanya cewek mas, informasi kesenian, dan situs.”

Peneliti : “biasanya berapa jam kamu buka sosial media dalam sehari?”

Subjek : “kurang lebihnya 10 jam mas.”

Peneliti : “dari 10 jam yang sering di buka apa?”

Subjek : “BBM dan instagram mas.”

Peneliti : “lalu, dari acara televisi apa yang kamu ikuti?”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Subjek : “biasanya berita mas, terkadang juga tidak mengikuti acara

TV mas, saya juga jarang di rumah.”

2. Hasil Wawancara dengan Guru 1

Peneliti : “bagaimana perilaku jono di sekolah, bu?”

Guru 1 : “dia itu aslinya orangnya baik dan pintar tetapi sayang dia itu

kurang konsentrasi.”

Peneliti : “kalau boleh tau kurang konsentrasi karena apa bu?”

Guru 1 : “ya situ kan tau sendiri kalau di luar sana pasti paham dia

ngapain aja, terus bermainnya dengan siapa saja, mungkin

terpengaruh dengan teman-temannya yang di luar.”

Peneliti : “berarti dia kurang konsentrasi gara-gara sering pulang

malam tau menjelang pagi, lalu di kelas sering tidur di kelas

juga bu?”

Guru 1 : “kalau tidur di kelas sih tidak terlalu ya mas, tetapi sering

tidur di UKS pura-pura sakit, apa lagi kalau ada temannya

di UKS dia pasti ikut-ikutan.”

Peneliti : “ketika dia berpapasan dengan bapak ibu guru perilakunya

bagaimana bu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Guru 1 : “ya dia sangat sopan, mau bersalaman dan berbicara dengan

sopan. Tapi saya bingung sama dia terkadang susah diatur.”

(GR1)

Peneliti : “kalau di dalam kelas apakah dia juga sebagai provokator

keributan bu?”

Guru 1 : “kalau selama ini sih tidak terlihat dengan saya ya mas, tapi

ketika saya masuk untuk mengajar dia diam antara tidur

atau tidak mendengarkan. Nama dia terkenal di sekolah jadi

teman-temannya juga nurut kalau di suruh sama dia.

Mungkin teman-teman sekolah takut sama dia karena

teman-teman diluar banyak.”

Peneliti : “apa dia mempunyai permasahan pribadi hingga dia kurang

bersemangat sekolah?”

Guru 1 : “menurut saya sih ada ya mas, karena pihak sekolah pun

pernah memanggil orang tua dan yang datang itu bukan

orang tua melainkan orang lain. Mungkin orang tua sudah

malu kalau datang kesekolah dengan anaknya yang

bermasalah. Awalnya orang tua mau datang sekali dua kali,

namun setelah itu tidak mau menerima panggilan dari pihak

sekolah.”

Peneliti : “bagaimana pihak sekolah untuk bertemu dengan orang tua?”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Guru 1 : “pada saat saya dan wali kelas VIII C untuk mengalah

menghampiri ke rumah saat jam kerja, kami datang dan

tidak bertemu dengan orang tuanya. Itu pun sudah beberapa

kali tidak bisa bertemu. Pada saat itu wali kelas VIII C

menghampiri di rumah dia dan orang tua ada yang di

rumah, orang tua membukakan pintu sedangkan anaknya

masih tidur di kamar lalu wali kelas masuk ke kamar dia

untuk membangunkan dan apa yang terjadi wali kelas

terkena amukan,lalu dia tersadar dan bilang” maaf pak saya

kira orang tua saya” lalu wali kelas berbicang-bicang

dengan dia, untuk mengajak di masuk sekolah lagi karena

beberapa minggu lagi akan diadakan ujian semester.”

Peneliti : “kalau masalah akademik bagaimana bu?”

Guru 1 : “kalau akademik dia juga bagus kok diatas rata-rata.

Contohnya bahasa inggris untuk ukuran anak-anak lain juga

bagus bisa mengikuti menggunakan kosa kata dengan

benar. Sebenarnya dia itu mampu kok, dia juga hidup di

keluarga yang pendidikannya bagus, nyatanya aja orang tua

pendidikannya tinggi, kakaknya juga mampu masuk vant

lith. Tetapi karena kurang konsentrasinya itu jadi semua

tidak memperlihatkan kalau dia mampu.”

3. Hasil Wawancara dengan Guru II


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Peneliti : “bagaimana perilaku dia waktu di sekolah pak?”

Guru II : “sebagaian besar dia sopan dan baik.”

Peneliti : “contoh dari perilaku sopan bagaimana pak?”

Guru II : “ya saya sebagai wali kelas dia baru bertemu satu semester.

Jadi saya belum terlalu memahami dia lebih. Tetapi setiap

berpapasan dengan bapak ibu guru yang lain masti memakai

bahasa yang baik, dia kalau di tegur juga nurut enggak

membantah.”

Peneliti : “lalu kalau masalah akademik bagaimana pak?”

Guru II : “untuk masalah akademik dia juga cukup kok. Tapi dia aja

yang kurang kosentrasi jadi banyak mata pelajaran yang

kurang maksimal.”

Peneliti : “lalu apakah bapak pernah mendekati dia untuk mengajak

berbicara untuk mengetauhi bahwa dia mempunyai

masalah?”

Guru II : “pernah mas, saya pernah mendekati dia dan membujuk

untuk berangkat sekolah. Ketika saya mendatangi rumah

saya terkejut karena dia masih tidur, ketika saya

membangunkan dia kaget dan tidak sengaja saya terkena

amukan karena telah mengagetkan dia. Lalu dia terbangun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

dan meminta maaf sambil berkata, “maaf pak saya kira

orang tua saya,”

Peneliti : “kalau boleh tau didalam kelas apakah dia menjadi

provokator keributan pak?”

Guru II : “kalau memprovokatori sangat bisa dia, karena dia sangat di

takuti di kelas. Mungkin karena dia juga sudah terkenal di

luar karena teman-teman di luar juga banyak.”

Peneliti : “apakah di dalam sekolah sering melakukan pelanggaran

pak?”

Guru II : “untuk pelanggaran ya pasti ada mas, contohnya saja dia

membolos, tidak mengerjakan tugas-tugas dari sekolah,

kalau datang ke sekolah pasti terlambat mungkin karena

semalam begadang dan rambutnya di semir merah.”

Peneliti : “lalu untuk pihak sekolah bagaimana pak?”

Guru II : “ya saya langsung membicarakan kepada pihak sekolah untuk

memberi ketegasan untuk permasalahan ini.”

Peneliti : “lalu tindak lanjutnya bagaimana pak?”

Guru II : “untuk tindak lanjut pihak sekolah memberikan sanksi dan

kesabaran untuk melihat perubahan perilaku dia. Jika masih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

melanggar dan tidak berubah, sekolah mengambil kebijakan

untuk dikeluarkan.”

4. Hasil Wawancara dengan Orang Tua Subjek

Peneliti : “bagaimana perilaku dia di rumah?”

Ortu : “gini mas, dia tuh jarang dirumah siang sampai pagi. Saya tuh

bingung harus bagaimana lagi buat mendidik, sama bapak

aja punya rasa dendam. Dia tuh bawaannya marah-marah

kalau di rumah dan merasa tidak betah. Apa lagi sama

kakaknya meskipun jarang bertemu tapi tetap saja tidak

akur dengan kakaknya.”

Peneliti :”faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan perilaku?”

Ortu :” kalau berteman dengan siapa saja orang tua membolehkan,

tetapi ya di ambil yang baik-baik saja. Masak ya yang buruk

palah di ambil dan di contoh. Sebagai orang tua kan sudah

mendidik dan mengarkan yang lebik baik agar kedepannya

jadi orang yang bisa membanggakan orang tua” (OT)

Peneliti : “kalau boleh tau perilaku dia bisa seperti itu bagaimana?”

Ortu : “mas juga mungkin sudah tau kalau dia pemakai kan. Bisa

juga salah bergaul dengan teman-teman yang putus sekolah

atau tidak bekerja. Baru ahkir- ahkir ini dia suka marah-

marah di rumah, sudah berani mengancam sama orang tua,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

kalau minta uang juga sudah tidak wajar dengan umurnya

dia. Mending kalau dia minta uang 10 ribu hingga 20 ribu

orang tua kasih tetapi ini enggak mas. Dia mintanya ya 500

ribu hingga jutaan.”

Peneliti : “minta uang segitu buat apa aja ya bu?”

Ortu : “katanya sih buat nyaur utang mas. Saya sebagai orang tua

juga kawatir toh mas masak masih kecil sudah punya utang

sebanyak itu. Lagi-lagi saya pernah dengar dari temannya

bilang ”kalau kamu gak kasih rokok ga usah temenan sama

aku”. Dia aja belum bisa bekerja, uang juga masih minta

orang tua. Sama saja saya ngasih makan orang banyak

setiap hari. Bapak dan saya kan gajinya perbulan mas kalau

di mintain uang sebanyak itu orang tua kan tidak sanggup.

Saya pernah bilang ”dek ibu beliin rokok buat kamu saja,

kalau belum satu hari sudah habis kan sudah ngeluarin uang

berapa saja.” Sedangkan dia berani menjawab ”ga usah

nyalahin temen-temenku mah.” Teman-temannya kan

seperti benalu mas kalau begitu. Kalau dia makan sama

teman-temannya dia juga yang bayarin makan. Dia juga

pernah mengancam kalau permintaannya dia tidak di

turutin. Ngancamnya tuh entah nanti di datangi di kantor

buat minta uang, barang-barangnya ibu di pecahi semua,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

terkadang kalau ada orang lewat di cegat lalu di tantang

untuk berantem.

Peneliti :” bagaimana respon keluarga bu?”

Ortu :” Ibu kan kaget meminta uang sebanyak itu, dan juga kalau

dia makan di luar mengajak teman-temannya, Jono juga yang

mentraktir teman-temannya. Kalau begini terus kan Bapak dan

Ibu kualahan untuk mengatur ekonomi dalam keluarga. Sama

saja Bapak dan Ibu menghidupi anak orang lain”. (OT)

Peneliti : “waktu marah-marah di rumah dia sedang keadaan

mengkonsumsi atau tidak?”

Ortu : “ya keseringan kalau bertemu dengan saya dengan keadaan

teler. Untuk ngomong aja tidak jelas, lalu marah-marah

sendiri. Gini mas ceritanya kalau dia sering marah- marah

di rumah tuh ada dua penyebabnya. Yang pertama dia sudah

kecanduan, ketika dia sudah makai rasa percaya dirinya

makin besar mas. Bapaknya aja di tantang untuk berantem,

mungkin dikiranya bapak keras lalu dia berpikir kalau

bapaknya tidak suka sama dia. Kedua, waktu SD kan dia

suka ikut kesenian tari jatilan. Dia suka pinjam topeng

temannya sebut saja gombloh, dalam topengnya gomboh

ternyata ada isinya seperti penunggu topeng. Dia juga sering

marah-marah kalau keadaan kesurupan. Ya percaya atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

tidak percaya ya mas, yang penting masih percaya sama

sang Pencipta. Dia pernah waktu sekolah berdiam sendiri

lalu mudah kesurupan, kita sebagai orang tua mendatangi

orang pintar lalu bertanya-tanya. Tidak sampai lama kata

orang pintar dalam diri dia ada yang merasuki lalu orang

pintar itu mengeluarkan yang ada dalam diri dia dan

membuatkan tameng atau perisai diri agar tidak mudah

kerasukan. Setelah itu sudah berselang lama dia tetep tidak

bisa kerasukan karena sudah diberi perisai diri. Semenjak

sekolah SMP dia dan gombloh mencari orang pintar untuk

dirinya di isi (ada yang menjaga diri dengan mahluk halus).

Agar dia mempunyai rasa percaya diri yang besar.”

Peneliti :”apakah penyebab dari marah-marah terbiasa

mengkonsumsi barang seperti itu Bu?”

Ortu :“dari situ mas, Jono jadi suka marah-marah, dia juga

mempunyai rasa dendam dengan bapaknya yang mendidik

dengan keras. Kalau di kasih tahu palah bales dengan

omongan kasar, terus banting- banting barangnya Ibu”.

(OT)

Peneliti : “kalau perilaku di sekitar rumah bagaimana bu?”

Ortu : “dia itu kalau di sekitar lingkungan rumah masih ada

komunikasi dengan orang lain. Bahkan dia akrab dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

teman-temannya di lingkungan. Tetapi dia kalau suruh ikut

kegiatan lingkungan dia merasa malu atau rikuh. Kalau dia

di lungkungan orangnya baik, sopan kalau di tegur sama

tetangga atau temannya masih menghormati. Ketika di

rumah ya gitu mas bawaannya marah-marah kalau sama ibu

ya selalu di ancam terus jadi kan saya sebagai orang tua

bingung harus bagaimana. Bapak dan saya kepingin dia

berubah atau paling enggak kepingin banggain orang tua

seperti tidur di rumah. Ibu tuh tidak membatasi dia bermain

dengan siapa tetapi kalau main dengan orang dewasa paling

tidak bisa memilih mana yang benar dan mana yang salah.

Bapak sama ibu tuh kepingin dia di rehab tapi bagaimana

untuk mengajaknya, saya bingung mas. Kan tau sendiri mas

kalo masalah pemakai barang seperti itu polisi kan pintar,

nanti dikira di suruh sama Bapak nya kalau menangkap.”

Peneliti :” apakah mungkin ini salah bergaul ya bu?”

Ortu :”dari itu semua salah bergaul dan seringnya mengkonsumsi

narkoba, jadi perilaku yang dulu begitu baik dan santun

justru sekarang sudah hilang” (OT)

Peneliti : “ada tidak dia yang bisa membaganggakan orang tua?”

Ortu : “ya ada mas, belum lama ini dia mengikuti kejuaraan balap

di Klaten dia mendapat juara 2. Sebagai orang tua ada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

bangganya karena dia bisa menang dan kita dukung apa

yang membuatnya dia berprestasi. Dia meminta untuk

membuatkan motor balap kita turutin. Bapak juga sudah

mencarikan orang yang di percaya itu juga sudah

menghabiskan biaya banyak, palah anaknya tidak mau

melihat motor atau pegang motor itu. Dia tetap pasrahkan

orang tua untuk membikinkan motor, paling tidak kan dia

pegang dan melihat atau menilai paling tidak sudah

kebenaran belum.”

Peneliti : “apa yang ingin di harapkan dari dia bu?”

Ortu : ”sebagai orang tua kan ingin ya anak- anaknya bisa sukses

dan bekerja sendiri tidak membebani orang tua terus. Paling

tidak tuh dia mau berubah dengan sikap yang seperti itu.

Pengennya dia bisa membuat bangga orang tuanya. Tidak

seperti ini mas. Saya juga bingung mencari orang yang bisa

membuat dia sadar bahwa perilakunya tidak baik membuat

orang tua dan keluarga malu.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Anda mungkin juga menyukai