Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pelabuhan dan Terminal


1. Pengertian dari pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan atau perairan
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan perusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan
tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Sebagaimana telah di sebut di
atas pengoperasian pelabuhan untuk memperlancar perpindahan intramoda
atau antarmoda transportasi dan sebagai pusat kegiatan pelayanan
transportasi atau sebagai pusat distribusi dan konsolidasi (Edy hidayat .
2009:4).
Berdasarkan PP no. 69 Tahun 2001, pelabuhan dibagi menjadi 3
menurut layanan kegiatannya, yaitu :
a. Pelabuhan laut, yaitu pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan
laut.
b. Pelabuhan sungai dan danau, yaitu pelabuhan yang melayani
kegiatan angkutan sungai dan danau.
c. Pelabuhan penyebrangan, yaitu pelabuhan yang melayani kegiatan
angkutan penyebrangan.
PT. Persero Seri 03 Edisi II (2009 : 2 ) pelabuhan secara umum dapat
didefinisikan sebagai wilayah perairan yang terlindung baik secara alamiah
ataupun secara buatan, yang dapat untuk berlindung kapal dan melakukan
aktifitas bongkar-muat barang, manusia ataupun hewan serta dilengkapi
fasilitas terminal yang terdiri dari tambatan, gudang dan tempat
penumpukan lainnya dimana melakukan transfer muatannya. Peran
pelabuhan adalah sebagai pintu gerbang komersial suatu daerah atau negara-

6
7

negara, tempat peralihan moda transportasi laut ke moda transpotasi darat,


dan tempat penimbunan dan distribusi. Fungsi dasar pelabuhan secara
umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Interface, pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan untuk
memindahkan barang kapal ke darat atau sebaliknya
b. Link, pelabuhan sebagai mata rantai penghubung dalam sistem
transportasi
c. Gateway, pelabuhan sebagai pintu gerbang perdagangan bagi daerah
atau negara. Dan merupakan ujung tombak perdagangan jalur angkutan
laut sebagai penghubung perekonomian dunia.
2. Perencaan Fasilitas Perlindungan Pelabuhan
Menurut Edy Hidayat dan kawan-kawan (2009 : 2 ), fasilitas
pelindung berfungsi melindungi pelabuhan dari gangguan gangguan alam
seperti gelombang, arus dalam menunjang operasionalnya. Pemecah
gelombang (breakwater) merupakan fasilitas perlindungan pelabuhan. Jenis
pemecah gelombang sesuai dengan fungsi dan kondisi alamnya /
lingkungannya dapat diklasifikasikan dari jenis bidang miring (Sloping
Btreakwater), jenis bidang tegak (Composite Breakwater) penahan
gelombang ini terdiri dari jenis tegak dan jenis bidang miring sebagai
pondasi. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam penentuan lokasi dan
konfigurasi penahan gelombang terhadap pelabuhan, diantaranya ukuran/
areal pelabuhan yang akan/ harus dilindungi, tingkat keterlindungan dari
kegiatan bongkar muat tambatan, kolam untuk olah gerak kapal, pengaruh
penahan gelombang terhadap arus, pengaruh penahan gelombang terhadap
kemungkinan resonansi pada pelabuhan (untuk gelombang panjang dan
tsunami), pengaruh penahan gelombang terhadap transportasi sedimen
(sedimen dan erosi).
Dalam penentuan tataletak (layout) dan perancangan penahan/
pemecah gelombang seringkali digunakan model tes fisik ataupun numerik.
Sedangkan untuk pertimbangan pemilihan jenis penahan gelombang harus
diperhatikan hal seperti ketersediaan materi, kedalaman perairan, tinggi
8

gelombang. Fasilitas perlindungan yang melundungi fasilitas pelabuhan,


fasilitas pelabuhan ini berfungsi melindungi fasilitas pelabuhan tertentu
dimana fasilitas tersebut berada sebagai contoh Share protection ( pelindung
pantai ) groin dan lain-lain. Seperti halnya penahan gelombang, pada
perancangan fasilitas pelindung, harus memperhatikan tinggi gelombang/
ombak, arus dan erosi, pasang surut, materi yang di pergunakan. Fasilitas
perairan pelabuhan diperlukan dan dirancang guna mendukung aktifitas
kapal di pelabuhan untuk berlayar, berlabuh dan bongkar-muat barang
dengan aman. Fasilitas perairan di pelabuhan meliputi alur pelayaran,
kolam, pelabuhan untuk berlabuh dan berputar. Dalam perencanaan/
perancangan konfigurasi dan lebar alur pelayaran sertan kolam pelabuhan
perlu diperhatikan Kondisi alam (arus, ombak, pasang surut), desain ukuran
kapal, kondisi perlapisan tanah dasar perairan.
3. Fasilitas Tambatan
Fasilitas tambatan direncakan dan dirancang sesuai dengan keperluan
dan fungsinya, yang dapat dibedakan prinsipnya menurut tata letaknya
terhadap garis pantai dan sistem kerja strukturnya. Parameter yang terkait
dan perlu dipertimbangkan dalam perancangan tambatan :
a. Desain kapal, merupakan parameter yang menentukan dimensi
tambatan baik geometris maupun dimensi strukturnya
b. Panjang tambatan, panjang tambatan ditentukan dengan 110 %
panjang kapal rencana atau LOA kapal rencana + 10 m
c. Lebar tambatan, ditentukan berdasarkan penggunaan tambatan, jenis
gudang, peralatan yang dipergunakan dan jenis barang. Lebar
tambatan secara umum berkisar antara 10-30 m
d. Kedalaman dan elevasi, kedalaman rencana dermaga di hitung
berdasarkan kedalaman kapal rencana ditambat ruang bebas
minumum dibawah lunas kapal 0.5-1 m. Sedangkan elevasi dermaga
di hitung tergatung dari tenggang pasang- surut, biasanya 0.5-2 m di
atas muka air
9

e. Beban rencana, beban rencana tergantung dari penggunaan dan


operasionalnya
f. Arah tambatan, arah tambatan sedapat mungkin harus searah dengan
arah angin dominan
g. Sistem fender, untuk melindungi struktur dermaga dan kapal dari
energi kinetik kapal saat membentur atau bertambat. Beragam sistem
fender tergatung dari tingkat efektifitas absorp energinya
h. Fasilitas atau perlengkapan penunjang lainnya seperti bolder untuk
bertambat biasanya berjarak 10 m – 20 m tergatung dari pola
tambatnya dan berlokasi 0.5 – 1.5 m dari tepi depan tambatan.
Tangga (landers) biasanya diletakan pada sisi muka tambatan tiap
jarak 50 m, Penerangan, Instalasi air dan bunker, Instalasi telepon,
Instalasi sistem informasi pelabuhan, Instalasi penangkal petir. Rel
untuk tambatan tertentu tambatan dilengkapi dengan rel untuk crane
4. Pengertian Terminal
Terminal berfungsi untuk mempermudah dalam pelayanan, pengaturan
dan pengawasan kegiatan bongkar muat , turun naik, baik barang, penumpang
maupun container, sehingga dalam terminal ada semacam kegiatan
transportasi. Dengan segala fasilitas yang standar sesuai dengan standar yang
telah ditentukan utuk menjamin kemanan dan kelancaran proses trasportasi
laut. Terminal container adalah tempat kegiatan bongkar muat container. Di
pelabuhan kegiatan Terminal container didukung oleh peralatan bongkar
muat yang lengkap dan modern serta dilengkapi dengan fasilitas – fasilitas
lain yang mendukung kelancaran kegiatan bongkar muat (PT. Persero Seri 04
edisi II, 2009 : 81).
Menurut Lasse (2011 : 126 ) Terminal container sepenuhnya tergantung
pada peralatan (handling equipment), dan back-up area yang terdiri dari
marshalling area dan container yard (CY) untuk stacking. Untuk itu terminal
tunggal dengan panjang kade 350 – 400 meter dibutuhkan area seluas 10-12
ha dan 60-70 % dari luas back-up area peruntukannya sebagai CY,
selebihnya sebagai area persiapan dan CFS.
10

5. Peralatan Mekanis Pelabuhan


Menurut Wahyu Agung Prihartanto,S.Sos,MM (2014) jenis peralatan
mekanis pelabuhan sesuai dengan kinerja bagian pada alat tersebut. Seperti
alat dermaga, alat transfer operasi, alat penumpukan lapangan. Alat-alat
Terminal container :
a. Quayside QCC
Berdiri dan berjalan di atas rel di pinggir dermaga dengan sumber tenaga
listrik didarat atau mesin diesel pembangkit tenaga listrik sendiri (on board
power supplay), bergerak secara Gantry Crane/ bergerak secara bergeser
kekanan dan kekiri.
b. Rubber Tyred Yard Gantry Crane
Crane lapangan terberat yang melayani kegiatan transfer container baik
untuk quay transfer operation maupun untuk receipt/ delivery operation
adalah alat yang dibuat pertama kali oleh Paceco dan dinamakan
“transtainer”. Kini alat transtainer dikenal dalam dua tipe yang berjalan di
atas roda, disebut juga Rubber Tyred Gantry (RTG) crane dan tipe yang
berjalan di atas rel dengan roda– roda baja, di sebut rail-mounted yard
gentry crane.
c. Straddle carrier
Alat Straddle Carrier (SC) berfungsi sebagai yard crane untuk melakukan
kegiatan lift on dan lift off. Disebut juga sebagai travel lift karena berjalan
diatas roda-roda seperti halnya RTG dan difungsikan sebagai alat angkat
dan alat angkut.
d. Top Loader
Alat lapangan untuk melayani lift on dan lift in di lapangan penumpukan,
memiliki sprider dengan daya angkat 35 sampai 40 ton dan menggunakan
motor diesel sebagai sumber tenaga gerak dilengkapi dengan sistem
hidrolik.
e. Reach Stacker
Alat lapangan untuk melayani Lift on dan lift in di lapangan penumpukan,
memiliki sprider dengan daya angkat 35 sampai 40 ton dan menggunakan
11

motor diesel sebagai sumber tenaga gerak dilengkapi dengan sistem


hidrolik.
f. Head Truck dan Chassis
Merupukan lini penghubung sebagai tranfer container di berbagai wilayah
terminal container.
g. Fork lift truck
Di terminal container FLT memiliki daya angkut antara 12 sampai 50 ton
untuk kegiatan lift on dan lift off dengan garpu sebagai pengangkat
container.
h. Harbour Mobile Crane
Prinsip kerja HMC sama dengan Container Crane, kelebihannya ialah
handling capacity dan outreach yang lebih besar dan lebih jauh.
Merupakah alat yang serba guna dengan pergerakan yang mobile.
6. Petikemas atau Container
Menurut Abbas Salim (2013 : 146) dalam bukunya Manajemen
Transportasi, container dibagi kedalam enam kelompok, yaitu :
a. General Cargo
General Cargo Container adalah Container yang dipakai untuk
mengangkut muatan umum (general cargo). Jenis general cargo meliputi
general purpose container dimana container ini yang biasa dipakai untuk
mengangkut muatan umum. Open side container merupakan container
yang bagian sampingnya dapat dibuka untuk memasukan dan
mengeluarkan barang yang karena ukuran atau beratnya lebih mudah di
masukan atau dikeluarkan melaluai samping container. Open top contaier
merupakan container yang bagian atasnya dapat dibuka agar barang dapat
dimasukan atau dikeluarkan lewat atas. Tipe container seperti ini
diperlukan untuk mengangkut barang berat yang hanya dapat di masukan
lewat atas dengan lewat atas dengan mengguanakan derek (Crane).
Ventilate container merupakan container yang mempunyai ventilasi agar
terjadi sirkulasi udara dalam peti kemas yang diperlukan oleh muatan
tertentu, khususnya muatan yang mengandung kadar air tinggi.
12

b. Thermal
Thermal container adalah container yang dilengkapi pengatur suhu
untuk muatan tertentu. Jenisnya meliputi Insulated container adalah
container yang di dinding dalamnya diberi isolasi agar udara dingin
di dalamnya tidak merembes keluar. Reefer container adalah container
yang dilengkapi mesin pendingin untuk mendinginkan udara dalam
container sesuai dengan suhu yang diperlukan bagi barang yang mudah
busuk, seperti sayuran, daging, atau buah-buahan. Heated container
adalah container yang dilengkapi dengan mesin pemanas agar udara di
dalam container dapat diatur pada suhu panas yang dingin
c. Tank
Adalah Tangki yang ditempatkan dalam kerangka container yang
untuk muatan cair (Bulk Liquid) maupun gas (Bulk Gas)
d. Dry Bulk
Adalah General Purpose Container yang dipergunakan khusus untuk
mengangkut muatan curah (Bulk Cargo). Untuk memasukan atau
mengeluarkan muatan tidak melalui pintu depan seperti biasanya,
tetapi melalui lubang bagian atas untuk memasukan muatan dan pintu
bagian samping untuk mengeluarkan muatan
e. Platform Container
Adalah container yang terdiri dari lantai dasar, container yang
termasuk jenis ini adalah Flat Rack Container adalah container yang
terdiri dari lantai dasar dengan dinding pada ujungnya. Flat Rack
Dibagi dua,yaitu Fixed And Type dimana dinding stanchion pada
ujungnya tidak dapat dibuka atau dilipat. Dan collapsible Type,
dinding stanchion pada ujungnya dapat dilipat, agar dapat menghemat
ruangan saat diangkut dalam keadaan kosong. Platform Based
Container adalah container yang hanya terdiri dari lantai dasar saja
dan apabila di perlukan dapat dipasang dinding, biasanya digunakan
untuk muatan yang lebar atau tingginya melebihi ukuran container
yang standar
13

f. Specials Container
Adalah container yang khusus dibuat untuk muatan tertentu, seperti
container untuk muatan ternak (Cattle Container) atau muatan
kendaraan (Car Container)

2.2 Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Singkat Berdirinya Indonesia Port Corporation
Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia II bermula dari keputusan
pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1960 untuk membentuk
Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I hingga pelabuhan VIII sebagai
pengelola pelabuhan laut diseluruh Indonesia berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 1960 tentang pengelolaan pelabuhan umum
yang dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) (1964-1969).
Pemerintah menata kembali pengelolaan pelabuhan umum dengan
memisahkan aspek operasional dan komersial dalam pengelolaan
pelabuhan, BPP yang terdiri dari PN Pelabuhan I hingga Pelabuhan VIII
bertanggung jawab terhadap pengelolaan aspek komersial, sementara
aspek operasional dikoordinasikan oleh lembaga Administrator Pelabuhan
(1964). Pengelolaan masing-masing pelabuhan umum dilakukan Badan
Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18
tahun 1969. PN Pelabuhan dibubarkan oleh Lembaga Pemerintah Port
Authority dan diganti menjadi BPP (1969-1983). Pemerintah mengubah
status BPP menjadi Perusahaan Umum (Perum). Dengan status tersebut,
BPP hanya mengelola pelabuhan umum yang tidak diusahakan saja.
Sedangkan pengelolaan palabuhan umum yang diusahakan dilakukan
langsung oleh Unit Pelaksanaan Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut, Departemen perhubungan (1983).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983 juncto PP
No 5 tanggal 5 Februari 1985, Perum Pelabuhan dilebur dan dibagi
menjadi empat wilayah operasi, dengan nama Perum Pelabuhan 1 sampai
IV. Keempat Perum itu merupakan BUMN yang berada dibawah
14

pembinaan Departemen Perhubungan Republik Indonesia (1985). Bentuk


Perusahaan Umum (Perum) diubah menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) berdasarkan PP No.57 tahun 1991 yang sahamnya sepenuhnya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya berubah
menjadi perusahaan perseroan (Persero) PT. Pelabuhan Indonesia II,
sebagaimana termuat dalam Akta Pendirian Nomor 3 tanggal 1 Desember
1992, sebagaimana diubah dengan Akta Nomor 4 tanggal 5 Mei 1998 yang
keduanya dibuat oleh Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta serta telah
disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan Nomor C2-
17612-HTO1O1TH.98 tanggal 6 Oktober 1998. Perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan Terakhir adalah berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham yang dituangkan dalam Akta Notaris No.2 dari Notaris
Agus Sudiono Kuntjoro, SH., tanggal 15 Agustus 2008. Akta Nomor 3
tanggal 30 juli 2009. Perubahan Anggaran tersebut telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-80894.AH.01.02.2008 tanggal 3 November 2008.
dasar hukum bagi PT. Pelabuhan Indonesia II sebagai BUMN
penyelenggara usaha pelabuhan adalah Undang-Undang Nomor 40 tahun
2007 tentang perseroan terbatas dan Undang-Undang Nomor.17 tahun
2008 tentang pelayanan serta Peraturan Pemerintah No.61 tahun 2009.
Pada tanggal 22 Februari 2012, PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero) atau Pelindo II meluncurkan identitas baru Pelindo II dalam
bertransformasi menjadi Indonesia Port Corporation (IPC), perusahaan
penyedia layanan kepelabuhanan di Indonesia yang lebih efisien dan
modern dalam berbagai aspek operasinya guna mencapai tujuan menjadi
operator pelabuhan berkelas dunia (2012).
2. Visi , Misi dan Tata Nilai Perusahaan
Pelayanan dan kepuasan pelanggan sebagai kata kunci seluruh
aktivitas perusahaan harus menjadi budaya dan etika setiap elemen
perusahaan dalam pelaksanaan tugasnya, sebagaimana yang tercermin
dalam visi dan misi perusahaan
15

a. Visi
Menjadi hububungan nasional terdepan yang melayani pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
b. Misi
Menjamin terlaksananya pelayanan yang produktif aman,
mengedepankan keselamatan dan ramah lingkungan.
Menyelanggarakan budaya perusahaan yang bersih, menyenangkan
untuk bekerja dan memberikan kesempatan yang sama untuk
berkembang. Menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan mitra
bisnis. Menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang transparan,
akuntabel, bertanggung jawab, berinterigritas, dan adil.
3. Wilayah Operasi PT. Pelabuhan Tanjung Priok (PT. PTP)
Wilayah Operasi yang di miliki oleh PT IPC adalah :
a. Terminal Operasi I
Terminal yang di khususkan untuk membongkar atau memuat
barang-barang curah. baik itu curah kering seperti terigu, batubara,
pasir sampai tiang pancang, di terminal operasi I juga dibongkar
alat berat atau kendaraan dan general cargo lainnya bahkan
container juga ditangani di terminal ini, serta barang-barang curah
cair seperti Crude Palm Oil.
b. Terminal Operasi II
Terminal Operasi II adalah Terminal yang disiapkan untuk
penanganan container domestik, break bulk, dry bulk, curah cair,
dan kendaraan domestik. Di Terminal Operasi ini terdapat
Terminal Penumpang.
c. Terminal Operasi III
Terminal Operasi III merupakan terminal full container, disini di
handling container internasional dan domestik, tapi karena
statusnya yang merupakan terminal ocean going, pada beberapa
kesempatan di Terminal Operasi III dibongkar juga barang non
container atau break bulk internasional. Di terminal Operasi ini
16

merupakan termial yang paling di perhatikan karena merupakan


terminal Internasional untuk kapal-kapal ocean going.
4. truktur Organisasi PT IPC Terminal Operasi Cabang Tanjung Priok
Jakarta

DIREKTORAT
OPERASI

OP

TERMINAL TERMINAL TERMINAL


OPERASI I OPERASI II OPERASI III

DIREKTUR

MANAGER MANAGER
MANAGER
OPERATING TERMINAL
OPERASI
SUPPORT PENUMPAN
G

ASISTEN ASISTEN MANAGER ASISTEN


MANAGER PETI KEMAS MANAGER
BREAK BULK MULTI
PURPOSE

SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR


A B C D
17

5. Layout Terminal Operasi II PT.Pelabuhan Indonesia II Cabang


Tanjung Priok

Gambar 2.1 Layout Terminal Operasi PT. IPC

Sumber : Layout PT IPC cabang TanjungPriok jakarta

Anda mungkin juga menyukai