Pengertian Negosiasi
Secara etimologis kata negosiasi berasal dari bahasa inggris yaitu “to negotiate”
dan “to be negotiating” yang artinya membicarakan, merundingkan atau menawarkan.
Kata tersebut kemudian memiliki turunan lain yaitu “negotiaton” yang artinya aktivitas
membicarakan atau merundingkan sesuatu dengan pihak lain untuk mencapai
kesepakatan.
Menurut asal katanya tersebut, negosiasi adalah proses diskusi strategis yang
dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang dapat diterima oleh
pihak-pihak bernegosiasi. Sedangkan menurut kamus oxford, negosiasi adalah suatu cara
yang dilakukan dalam upaya mencapai kesepakatan melalui diskusi formal.
Secara umum, pengertian negosiasi adalah suatu bentuk interaksi sosial antara
beberapa pihak yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama yang dianggap
menguntungkan pihak-pihak yang bernegosiasi.1
B. Teknik Negosiasi
Teknik negosiasi dapat dipelajari melalui teori yang berdasarkan pada praktek-
praktek atau pengalaman yang dijalankan oleh mereka yang berkecimpung di dunia
negosiasi.
Pada umumnya, dikenal lima teknik negosiasi sebagai berikut:
1. Teknik Negosiasi Kompetitif
a. Diterapkan untuk negosiasi yang bersifat a lot.
b. Adanya pihak yang mengajukan permintaan tinggi pada awal negosiasi.
c. Adanya pihak yang menjaga tuntunan tetap tinggi sepanjang proses.
d. Konsesi yang diberikan sangat langka atau terbatas.
e. Perunding lawan dianggap sebagai musuh.
f. Adnaya pihak yang menggunakan cara-cara berlebihanuntuk menekan pihak lawan.
g. Negosiator tidak neniliki data-data yang baik dan akurat.
2
Jimmy Joses Sembiring, 2011, Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar Pengadilan (Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi)
dan Arbitrase, Visimedia, Jakarta, hal.19-20.
Pemilihan teknis negosiasi, dalam penggunaannya sangat beruntung pada sifat
individu seseorang yang melakukan proses negosiasi. Untuk menjadi negosiator yang
baik seseorang haruslah memiliki hal-hal sebagai berikut:
1. Kemampuan komunikasi yang baik.
2. Supel.
3. Keterampilan teknis yang baik.
4. Memiliki rasa simpati.3
C. Pra Negosiasi
Pada tingkat pra negosiasi, adalah penting bahwa kedua belah pihak benar-benar
mendiskusikan atau membicarakan tujuan-tujuan dan harapan-harapan masing-masing
demi tercapainya situasi penyelesaian masalah yang positif. Apa-apa kedua belah pihak
akan melanjutkan ke tingkat berikutnya mengenai proses negosiasi, tergantung pada
tingkat persepsi mengenai kerjasama atau konflik, mengenai keunggulan atau
ketergantungan, dan keuntungan-keuntungan yang diharapkan dari hubungan tersebut.
Untuk menghindari proses negosiasi bisnis berakhir dalam kegagalan, kedua
belah pihak harus mengerti bagaimana mereka akan bekerja sama. Selanjutnya, kedua
belah pihak harus menelaah apakah ini realistis untuk berharap memperoleh tujuan-tujuan
bagi kedua belah pihak dan juga untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang harus
diatasi.
Kesimpulannya, tingkat pra negosiasi seringkali lebih penting daripada negosiasi
formal dalam hubungan bisnis internasional (Ghauari et al., 2003). Bahwa hubungan-
hubungan sosial dan informal yang dikembangkan oleh para negosiator pada tingkat ini
menambah kesempatan untuk persetujuan final kedua belah pihak.
3
Ibid, hal. 21.
Untuk menghindari negosiasi yang macet, sebaiknya tim harus menyampaikan batas
waktu negosiasi yang realistis sejak awal.
4. Bersikap professional
Hindari untuk memaksakan kehendak dan usahakan untuk tidak menanggapinya
dengan emosional. Teruslah untuk mencari solusi kreatif yang menguntungkan kedua
belah pihak.
5. Membuat kontrak perjanjian
Tanpa adanya perjanjian tertulis ketika hasil negosiasi tidak menghasilkan apa-apa
dan mungkin dapat merugikan salah satu pihak, maka pihak lain dapat menggugat
apabila pihak lain tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan awal.