(TERMOREGULASI)
OLEH :
2114901154
2021/2022
A. Definisi
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologi tubuh manusia
mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga
suhu tubuh dapat di perhatikan secara konstan.(Aziz,2012).
Mekanisme fisiologis dan perilaku mengatur keseimbangan antara
panas yang hilang dan dihasilkan atau lebih sering disebut sebagai
termoregulasi. Mekanisme tubuh harus mempertahankan hubungan antara
produksi panas dan kehilangan panas agar suhu tubuh tetap konstan dan
normal. Hubungan ini diatur oleh mekanisme neurologis dan
kardiovaskuler. (Potter dan Perry, 2010).
Hipertermi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami
peningkatan suhu diatas normal, kondisi ini terjadi karena memberikan
reaksi terhadap serang racun yang masuk dalam tubuh secara alami apabila
jumlah toksik yang masuk tidak banyak tubuh akan menetralisir secara
normal pula. Namun apabila racun atau toksik yang ada dlam tubuh sudah
melebihi ambang batas, maka akan secara alami pula tubuh akan
memberikan reaksi yang setara (Asmadi, 2008).
Normalnya suhu tubuh berkisar 36º - 37ºC, suhu tubuh sapat
diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan
panas yang hilang dari tubuh. Kulit merupakan organ tubuh yang
bertanggung jawab untuk memelihara suhu tubuh agar tetap normal
dengan mekanisme tertentu. Produksi panas dapat meningkat atau
menurun dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab, misalnya penyakit atau
stres. Suhu tubuh yang terlalu ekstrim baik panas maupun dingin dapat
memicu kematian. (Hidayat, 2008).
Selain itu sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap produksi panas tubuh
yang lain menurut Kozier, et al., (2010) antara lain :
Faktor
Lingkungan
Radiasi, Evavorasi,
Toksik /pirogen
Konduksi, Konveksi
Termoreseftor Merangsang
menyebarkan influs hipotalamus
kesaraf pusat
Respon Tubuh
Hipotermia
Hipertermia
Terjadi
ketidakseimbangan suhu
tubuh
Termoregulasi
A. TINJAUAN TEORI ASKEP KEBUTUHAN DASAR
1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan merupakan aspek penting dalam proses
keperawatan sehingga dapat dipergunakan untuk menyimpulkan berbagai
informasi yang diperlukan untuk menyusun tindakan selanjutnya.
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang mana
dilakukan pengumpulan data, pengelompokkan data, serta analisa data
yang menghasilkan suatu masalah keperawatan yang dikumpulkan melalui
wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan review catatan sebelumnya.
1) Pengkajian Identitas
Indentitas pasien yang terdiri dari, nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, suka/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
nomer telepon, nomor register dan tanggal masuk rumah sakit.
2) Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama :
b. Riwayat keperawatan
1. Hipertermi : Pola Demam
a) Terus menerus : Tingginya menetap >24 jam, bervariasi (1-
2)oC.
b) Intermitten : Demam memuncak secara berseling dengan
suhu normal.
c) Relaps : periode episode demam diselingi dengan
tingkat suhu normal, episode demam dengan normotermia
dapat memanjang lebih dari 24 jam.Mulai timbulnya panas,
berapa lama, waktu, upaya untuk mengurangi.
2. Hipotermi : Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara
berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu
tubuh turun menjadi 35 ºC, klien mengalami gemetar yang tidak
terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menelan.
Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 ºC, frekuensi jantung,
pernafasan, dan tekanan darah turun. kulit menjadi sianotik.
c. Riawayat kesehatan masalalu
1) Hipertermi : sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala
lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu
makan, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil,
gelisah, atau kedinginan.
2) Hipotermi : : tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan
timbul gejala gemetar, hilang ingatan, depresi dan gangguan
menelan.
d. Riwayat penyakit keluarga
(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau
tidak).
3) Pemeriksaan fisik
Ukur suhu inti selama setiap fase demam Kaji factor-faktor
pemberat seperti dehidrasi, insfeksi, atau suhu lingkungan.
Identifikasi respons fisiologis terhadap suhu
1. Ukur semua tanda-tanda vital
2. Observasi semua warna kulit
3. Kaji suhu kulit (palpasi)
4. Kaji kenyamanan dan kesejatrahan kilien
Tentukan fase demam : kedinginan, stabil, serangan demam.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI,2016)
Menurut buku SDKI, 2016 diangnosa yang muncul pada kasus
termoregulasi, yaitu :
- Termoregulasi Tidak Efektif
1) Definisi : Kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam
rentang normal
2) Penyebab
- Stimulus pusat termoregulasi hipotelamus
- Fluktusi suhu lingkungan
- Proses penyakit (mis.infeksi)
- Proses penuan
- Dehidrasi
- Ketidaksesuaian pakaian untuk suhu lingkungan
- Peningkatan kebutuhan oksigen
- Perubahan laju metabolisme
- Suhu lingkungan ekstrim
- Krtidak adekautan sulai lemak subkutan
- Berat badan ekstrem
- Efek agen farmakologis (ms.sedasi)
3) Gejala dan tanda mayor
a. Subjektif : -
b. Objektif : kulit dingin/ hangat, menggigil, suhu tubuh
fluktuatif
4) Gejala dan tanda minor
a. Subjektif : -
b. Objektif : piloereksi, pengisian kapiler >3 detik, tekanan
darah meningkat, pucat, frekuensi nafas meningkat,
takikardia, kejang, kulit kemerahan, dasar kuku sianosis.
5) Kondisi klinis terkait
- Cedera medulla spinalis
- Infeksi/sepsis
- Pembedahan
- Cedera otak akut
- Trauma
4. INTERVENSI / PERENCANAAN
a. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Termoregulasi Tidak Efektif berhubungan dengan proses inflamasi
b. Rencana Asuhan Keperawatan
Termoregulasi Tidak Efektif
Diangnosa Tujuan & Kriteria Intervensi (NIC)
Keperawatan Hasil
(NOC)
Termoregulasi Tidak Setelah dilakukan Temperature
Efektif berhubungan tindakan keperawatan regulation (pengaturan
dengan proses 2x 8 jam klien suhu tubuh)
inflamasi menunjukan a. Monitor suhu
temperature suhu minimal tiap 2
tubuh dalam batas jam sekali
normal dengan kriteria b. Rencanakan
hasil : monitoring suhu
a. Keseimbangan kontinyu
antara produksi c. Monitor tanda
panas, panas yang hipertermi dan
diterima dan hypotermi
kehilangan panas d. Tingkatkan intek
b. Temperature stabil : cairan dan nutrisi
(36,50-37,5oC) e. Selimuti pasien
c. Tidak ada kejang untuk mencegah
d. Glukosa darah hilangnya
stabil kehangatan tubuh
e. Pengendalian resiko f. Berikan anti
hipertermia piretik jika
f. Pengendalian resiko diperlukan
hypothermia
g. Pengendalian resiko
proses menular
h. Pengendalian resiko
paparan sinar
matahari
5. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Dengan rencana
keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat, intervensi
diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan untuk
mendukung dan meningkatkan status kesehatan pasien (Potter, 2010).
Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan
asuhan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika klien
mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi asuhan
keperawatan. Selama tahap implementasi, perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih asuhan keperawatan yang paling sesuai
dengan kebutuhan pasien.
6. EVALUASI
Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan untuk
mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan
respons klien kearah pencapaian tujuan. Evaluasi terdiri dari evaluasi
formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program berlangsung.
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan informasi efektivitas pengambilan keputusan. Evaluasi
asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subyektif,
obyektif, assessment, planing). Komponen SOAP yaitu S (subyektif)
dimana perawat menemukan keluhan klien yang masih dirasakan setelah
dilakukan tindakan. O (obyektif) adalah data yang berdasarkan hasil
pengukuran atau observasi klien secara langsung dan dirasakan setelah
selesai tindakan keperawatan. A (assesment) adalah kesimpulan dari data
subyektif dan obyektif (biasaya ditulis dala bentuk masalah keperawatan).
P (planning ) adalah perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan
dihentikan, dimodifikasi atau ditambah dengan rencana kegiatan yang
sudah ditentukan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.