Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN SAMPAH SECARA TERPADU DI WILAYAH PERKOTAAN

M. Debby Rizani
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT)
Jl. Diponegoro No. 1B Jogoloyo Demak Telp (0291) 686227

Abstrak : Sampah perkotaan dari hari ke hari semakin meningkat produksinya sejalan dengan
pertumbuhan penduduk perkotaan yang meningkat. Pemerintah kota dalam hal ini telah menyiapkan TPS
yang mendekati masyarakat, maupun gerobak atau mobil yang beroperasional dari rumah kerumah untuk
mengambil sampah yang selanjutnya sampah dibawa ke TPA. Namun demikian sistem yang sedang
berjalan tersebut masih belum mampu menyelesaikan permasalah sampah dengan baik dan tuntas.
Oleh karenya diperlukan terobosan baru untuk penangananya, yaitu dengan sistem Silarsatu dengan
prinsip sistem pengelolaan sampah tanpa sisa (zero waste system). Sistem ini merupakan pengelolan
sampah dengan reaktor sampah terpadu, karena akan melibatkan stokholder secara utuh dan proposional.
Pada sistem ini masyarakat dilibatkan secara penuh, pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator dan
regulator. Masyarakat akan mengelola sendiri sampahnya, masyarakat akan merasa memiliki dan juga
akan memperoleh pendapatan dari pengelolaan ini, sedangkan Pemerintah Daerah akan sangat berkurang
beban yang ditanggungnya. Partisipasi masyarakat yang diperlukan disini adalah dimulai dari mengemas
sampahnya sendiri sesuai dengan jenis sampah yang ada, misal sampah dari rumah tangga, yang
selanjutnya dikumpulkan oleh petugas (dari masyarakat) pengumpul dengan gerobak/mobil sampah dan
dibawa ke lokasi proses silarsatu. Di lokasi ini sampah tersebut dipilih dan dipilah serta disortasi ulang
oleh petugas yang sudah ahli baik memakai alat maupun secara manual menjadi kelompok-kelompok
sampah.

Kata Kunci: terobosan, terpadu, partisipasi masyarakat, silarsatu

PENDAHULUAN penyiapan infrastruktur baru, seperti


Pertumbuhan penduduk pendidikan, kesehatan, serta pelayanan-
perkotan di kota-kota Indonesia pada pelayan perkotaan lainya, apalagi para
dekade akhir abad XIX hingga abad pendatang pada umumnya
abad XX ini mengalami tingkat eskalasi bependidikan rendah, sehingga keadaan
pertumbuhan yang tinggi dan ini juga akan lebih menambah beban
pertumbuhan ini akan berlangsung bagi pemerintah kota.
terus dengan percepatan yang tinggi, Salah satu beban yang timbul
meskipun beberapa kota besar seperti adalah limbah padat atau sering disebut
Jakarta, Surabaya, Medan dan kota- dengan sampah, sampah sebagai barang
kota lainya telah membangun sistem sisa yang tidak terpakai baik padat
yang ketat dalam kaitanya dengan maupun cair dari manusia, sehingga
pertumbuhan penduduk perkotaan di dengan demikian apabila masalah
wilayahnya masing-masing. sampah ini tidak dapat dikelola dengan
Tingkat pertumbuhan penduduk baik maka otomatis akan menyebabkan
yang capat akan menambah beban yang penurunan kualitas lingkungan yang
tidak ringan bagi suatu kota dalam selanjutnya akan mengancam

Pengelolaan
20JURNALSampah Secara
TEKNIK TerpaduVol.
- UNISFAT, di Wilayah
10 No. 2,Perkotaan – M.
Maret 2015 HalDebby Rizani
86 - 100 86
20
kehudupan manusia itu sendiri. Dimana Tujuan
notabene kota-kota di Indonesia sampai 1. Mengkaji dan melihat kelemahan-
sejauh ini belum mampu menangani kelemahan maupun permasalahan
sampah ini dengan baik. yang telah dan mungkin akan
Dengan adanya pertumbuhan kota timbul dari cara pengelolaan
yang pesat dan tingkat sosial yang sampah dengan sistem yang
berubah serta teknologi kemajuan sedang diterapkan; dan
manusia berkembang, sampah menjadi 2. Menyajikan alternatif solusi
masalah yang sirius dan diperlukan pengelolaan sampah yang
penanganan secara seksama secara dipridiksikan akan dapat
terintegrasi dengan inovasi-inovasi baru diterapkan di lapangan dan mampu
yang lebih memadai ditinjau dari segala menyelesaikan permasalahan
aspek, baik itu aspek sosial, aspek sampah dengan baik.
ekonomiu maupun aspek teknis. Dalam
kondisi sekarang ini penanganya PROTRET PERSAMPAHAN
menjadi masalah yang kian mendesak KOTA-KOTA DI INDONESIA
di kota-kota di Indonesia, sebab Peningkatan jumlah penduduk
pertumbuhan kota di indonesia akan dan gaya hidup sangat berpengaruh
terus berlangsung dengan percepatan pada volume sampah. Misalnya saja,
yang tidak juga berkurang bahkan ada kota Jakarta pada tahun 1985
kecenderungan terus meningkat. menghasilkan sampah sejumlah 18.500
Kondisi yang demikian dapat m3 per hari dan pada tahun 2000
diprediksikan bahwa kedepan bahwa meningkat menjadi 25.700 m3 per
kota juga akan memproduksi sampah hari. Jika dihitung dalam setahun,
lebih banyak dan lebih bervariatif, oleh maka volume sampah tahun 2000
karenanya apabila tidak dilakukan mencapai 170 kali besar Candi
penanganan yang baik sejak sekarang Borobudur (volume Candi Borobudur =
ini akan mengakibatkan terjadinya 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain
perubahan keseimbangan lingkungan Jakarta, jumlah sampah yang cukup
yang merugikan atau tidak diharapkan besar terjadi di Medan dan Bandung.
sehingga dapat mencemari lingkungan Kota metropolitan lebih banyak
baik terhadap tanah, air dan udara, yang menghasilkan sampah dibandingkan
pada giliranya kehidupan perkotaan dengan kota sedang atau kecil.
dihadapkan kepada kehidupan yang Dalam kehidupanya sehari-hari
tidak sehat lagi. setiap manusia memproduksi sejumlah
sampah dalam bentuk padatan dengan

87JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 87


volume antara 3 – 5 liter atau sekitar 1 terutama di perkotaan, tidak berjalan
– 3 kg sampah perhari, baik sampah dengan efisien dan efektif karena
organik (tinja, sisa dapur, sisa pengelolaan sapah bersifat terpusat.
makanan) maupun sampah anorganik Misanya saja, seluruh sampah dari kota
(kertas, plastik, kaca, logam, dlsb.). Jakarta harus dibuag di Tempat
Rasio bahan organik dengan bahan Pembuangan Akhir di daerah Bantar
anorganik sampah adalah antara 1 : 3. Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan
Jumlah tersebut tidak termasuk cairan berapa ongkos yang harus dikeluarkan
(urin dan cairan sanitasi) yang dapat untuk ini. Belum lagi, sampah yang
mencapai 50 – 350 liter per hari (Roni dibuang masih tercampur antara
Kastamanet et al., 2007). sampah basah dan sampah kering.
Masalah yang sering muncul Padahal, dengan mengelola sampah
dalam penanganan sampah kota adalah besar di tingkat lingkungan terkecil,
masalah biaya operasional yang tinggi seperti RT atau RW, dengan
dan semakin sulitnya ruang yang pantas membuatnya menjadi kompos maka
untuk pembuangan. Sebagai akibat paling tidak volume sampah dapat
biaya operasional yang tinggi, diturunkan/dikurangi.
kebanyakan kota-kota di Indonesia Estimasi Total Timbulan
hanya mampu mengumpulkan dan Sampah Berdasarkan Jenisnya Kota
membuang 60% dari seluruh produksi Metropolitan/Besar (26 kota dengan
sampahnya. Dari 60% ini, sebagian total penduduk 40,1 juta):
besar ditangani dan dibuang dengan JenisSampah Jumlah(jutaton/tahun) Persentase (%)
Sampah Dapur 22,4 58%
cara yang tidak saniter, boros dan Sampah Plastik 5,4 14%
mencemari (Daniel et al., 1985). SampahKertas 3,6 9%
SampahLainnya 2,3 6%
Pada umumnya, sebagian besar SampahKayu 1,4 4%
sampah yang dihasilkan di Indonesia Sampah Kaca 0,7 2%
SampahKaret/Kulit 0,7 2%
merupakan sampah basah, yaitu Sampah Kain 0,7 2%
mencakup 60-70% dari total volume Sampah Metal 0,7 2%
Sampah Pasir 0,5 1%
sampah. Oleh karena itu pengelolaan ==========================================
sampah yang terdesentralisisasi sangat TOTAL 38,5 100%
(KLH, 2008)
tidak membantu dalam meminimasi
sampah yang harus dibuang ke tempat
Berdasarkan asal atau
pembuangan akhir. Pada prinsipnya
sumbernya sekurang-kurangnya data
pengelolaan sampah haruslah dilakukan
pada 5 tahun terakhir besaran
sedekat mungkin dengan sumbernya.
Selama ini pengleolaan persampahan,

TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100


88JURNAL Sampah 8888
Pengelolaan Secara Terpadu di Wilayah Perkotaan – M. Debby Rizani
sampah di kota-kota indonesia sebagai gerobak sampah maupun truk dalam
berikut : melakukan bongkar muat kontainer.
Selanjutnya dari TPS sampah diangkut
Permukiman 16,7juta ton/tahun dengan truk/dump truk ketempat
Pasar 7,7 juta ton/tahun pengolahan sampah dan/atau TPA.
Jalan 3,5 juta ton/tahun
Pengolahan sampah yang ada dapat
Fasilitas Umum 3,4 juta ton/tahun
Perkantoran 3,1 juta ton/tahun berupa fasilitas yang dimiliki oleh
Industri 2,3 juta ton/tahun pemerintah daerah atau fihak swasta
Lainnya 1,8juta ton/tahun yang bekerja sama maupun yang telah
(KLH, 2008) mendapat izin. Fasilita spengolahan
Jumlah penduduk terlayani sampah ini berupa bangunan
mencapai 130 juta jiwa atau sebesar 56 pengomposan, insinerator dan fasilitas
% dari total penduduk Indonesia, pengolahan lainya . Disamping itu di
sedangkan pelayan antar daerah/kota TPA terdapat pemulung di 116 kota
berbeda. Contoh wilayah P Jawa sudah sebesar 14.538 orang.
rata-rata mencapai 59 %, sedangkan Semua kota/kabupaten rata-rata
sumatera baru 48 %. Tidak semua mempunyai lokasi TPA yang sebagian
sampah dapat diangkut ke TPS/TPA, besar masih berada di wilayah
sehingga ditemukan berbagai macam administrasinya (+ 88 %), namun juga
system penanganan sampah dilakukan ada kota/kabupaten tidak demikian dan
oleh masyarakat. Sistem penanganan memanfaatkan TPA secara bersama-
sampah setelah sampah dikumpulkan sama ( 6 % ), Sedangkan status lahan
masyarakat dari permukiman adalah TPA sebesar 93 % milik sendiri dan
sebagai berikut : yang lainya sewa atau status lainya.
Sampah diangkut ke TPS/TPA 11,6 juta ton/tahun
Adanya prasarana lain seperti drainase,
Sampah di timbun 1,6 juta ton/tahun
Sampah dibuat kompos 1,2 juta ton/tahun liner dan alat-alat berat juga serta
Sampah dibakar 0.8 juta ton/tahun kegiatan pemantauan terhadap lindi dan
Sampah di buang ke sungai 0.6 juta ton/tahun
kualitas air tanah juga telah dilakukan
Lain-lain 1,1 juta ton/tahun
(KLH, 2008) oleh sebagian kota/kabupaten. (Kantor
Negara Lingkungan Hidup, 2008).
Tempat penampungan sampah
sementara ada berbagai jenis mulai dari Dari sistem pengelolaan
persampahan yang sedang berjalan
bangunan permanen, bangunan semi
permanen, sampai dengan bentuk sampai saat ini, ternyata masih belum
mampu menangani persampahan kota,
transfer depo yang merupakan tempat
pembuangan sementara yang kararena ada beberapa permasalahan
dilengkapi dengan landasan untuk

89JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 89


yang timbul dalam sistem penanganan Incinerator yang ada
sampah sistem sekarang ini, yakni : tidak dapat mengimbangi
1. Dari segi pengumpulan jumlah sampah yang
sampah dirasa kurang efisien masuk jumlah
karena mulai dari sumber timbunannya semakin
sampah sampai ke tempat lama semakin meningkat.
pembuangan akhir, sampah Lalu dikhawatirkan akan
belum dipilah-pilah sehingga timbul berbagai masalah
kalaupun akan diterapkan sosial dan lingkungan,
teknologi lanjutan berupa diantaranya :
komposting maupun daur ulang - dapat menjadi lahan yang
perlu tenaga untuk pemilahan subur bagi pembiakan
menurut jenisnya sesuai dengan jenis-jenis bakteri serta
yang dibutuhkan, dan hal ini bibit penyakit lain;
akan memerlukan dana maupun - dapat menimbulkan bau
menyita waktu. tidak sedap yang dapat
2. Pembuangan akhir ke TPA dapat tercium dari puluhan
menimbulkan masalah, bahkan ratusan meter;
diantaranya : dan
a. Perlu lahan yang besar bagi - dapat mengurangi nilai
tempat pembuangan akhir estetika dan keindahan
(TPA) sehingga hanya lingkungan.
cocok bagi kota yang b. Biaya operasional sangat
masih mempunyai tinggi bagi pengumpulan,
banyak lahan yang pengangkutan dan
tidak terpakai. Apalagi pengolahan lebih lanjut.
bila kota menjadi Apalagi bila letak TPA
semakin bertambah jauh dan bukan di wilayah
jumlah penduduknya, otonomi.
maka sampah akan c. Pembuangan sistem open
menjadi semakin dumping dapat
bertambah baik jumlah menimbulkan beberapa
dan jenisnya. Hal ini akan dampak negatip terhadap
semakin bertambah juga lingkungan. Pada
luasan lahan bagi TPA. penimbunan dengan sistem
Apabila instalasi anarobik landfill akan

90JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 90


Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Wilayah Perkotaan – M. Debby Rizani 90
timbul leachate di dalam - Pada proses penimbunan,
lapisan timbunan dan akan sebaiknya sampah diolah
merembes ke dalam lapisan terlebih dahulu dengan
tanah di bawahnya. cara dihancurkan dengan
Leachate ini sangat tujuan untuk memperkecil
merusak dan dapat volume sampah agar
menimbulkan bau tidak memudahkan
enak, selain itu dapat pemampatan sampah.
menjadi tempat Untuk melakukan ini
pembiakan bibit penyakit tentunya perlu tambahan
seperti : lalat, tikus dan pekerjaan yang berujung
lainnya (Sidik, et al, 1985). pada tambahan dana.
d. Pembuangan dengan cara 3. Penggunaan Incinerator dalam
sanitary landfill, walaupun pengolahan sampah memiliki
dapat mencegah timbulnya beberapa kelemahan, di
bau, penyakit dan antaranya :
lainnya, tetapi masih - dihasilkan abu (15%) dan gas
memungkinkan muncul yang memerlukan
masalah lain yakni : penanganan lebih lanjut.
- Timbulnya gas yang Selain itu gas yang
dapat menyebabkan dihasilkan dari pembakaran
pencemaran udara. Gas- dengan menggunakan alat
gas yang mungkin ini dapat mengandung gas
dihasilkan adalah : pencemar berupa : NOx.,
methan, H2S, NH3 dan SOx dan lain-lain yang
lainnya. Gas H2S dan dapat mengganggu kesehatan
NH3 walaupun manusia;
jumlahnya sedikit, - dapat menimbulkan air kotor
namun dapat saat proses pendinginan gas
menyebabkan bau yang maupun proses pembersihan
tidak enak sehingga dapat Incinerator dari abu maupun
merusak sistem terak. Kualitas air kotor dari
pernafasan tanaman dan instalasi ini menyebabkan
membuat tanaman COD meningkat dan pH
kekurangan gas oksigen menurun;
dan akhirnya mati.

91JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 91


- memerlukan biaya yang dihasilkan dari proses
besar dalam menjalankan pengomposan sampah kota;
Incinerator. Untuk 5. Belum maksimalnya upaya
menangani sampah 800 sistem daur ulang menjadi
ton/hari memerlukan barang-barang yang bernilai
investasi Rp. 60 milyar, ekonomi tinggi;
sedangkan dari hasil 6. Sulitnya mendapatkan tambahan
penjualan listrik yang biaya bagi peningkatan
dihasilkanhanya Rp. 2,24 kesejahteraan petugas yang
milyar/tahun; terlibat dalam penanganan
- butuh keahlian tertentu sampah. Hal ini tentu akan
dalam penggunan alat ini. berakibat pada kegairarahan
Sebagai contoh pada kerja yang rendah dari para
penanganan sampah di pengelola sampah.
Surabaya, tehnologi ini
sudah digunakan sejak tahun PENGELOLAAN SAMPAH
1990, namun tanpa didukung DIPERKOTAAN PERLU
dengan kualitas sumber daya DIRUBAH.
manusia yang memahami Masih belum tuntasnya
filosofi alat ini, akibatnya penanganan persampahan perkotaan
pada tahun kedua terjadi sampai sejauh ini dengan baik,
kerusakan. Hal ini tentu diperlukan terobosan-terobosan
menambah beban dalam maupun inovasi baru dalam
perolehan dana bagi managemen pengelolaan persampahan.
perbaikannya. Belum lagi Untuk maksud tersebut perlu
sampah yang akan melakukan evaluasi secara cermat atas
menumpuk dengan tidak semua proses maupun langkah-langkah
berfungsinya alat ini. yang selama ini telah pernah kita
- penggunaan Incinerator ini lakukan sebagaimana pembahasan
tidak dapat berdiri sendiri dimuka.
dalam pemusnahan sampah, Seperti diketahui bahwa pola
tetapi masih memerlukan pembuangan sampah yang dilakukan
landfill guna membuang sisa dengan sistem TPA (tempat
pembakaran; pembuangan akhir) perlu difikirkan
4. Belum maksimalnya usaha ulang, apakah masih relevan dengan
pemasaran bagi kompos yang kondisi sekarang, dimana lahan kota

92JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 92


Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Wilayah Perkotaan – M. Debby Rizani 92
yang semakin sempit karena meliputi penghapusan model TPA
pertambahan penduduk yang pesat. secara bertahap.
Pembuangan yang dilakukan dengan Partisipasi masyarakat dalam
pembuangan sampah secara terbuka pengelolaan sampah merupakan aspek
dan di tempat terbuka juga berakibat yang terpenting untuk diperhatikan
meningkatnya intensitas pencemaran . dalam sistem pengelolaan sampah
karena dalam banyak hal pengelolaan secara terpadu. Cohen dan Uphof
TPA (tempat pembuangan sampah) (1977) mengemukakan bahwa
masih sangat buruk mulai dari partisipasi masyarakat dalam suatu
penanganan air sampah (leachet) proses pembangunan terbagi atas 4
sampai penanganan bau yang sangat tahap, yaitu :
buruk. Selain itu yang paling dirugikan a) partisipasi pada tahap perencanaan,
dan selama ini tidak dirasakan oleh b) partisipasi pada tahap pelaksanaan,
masyarakat adalah telah dikeluarkannya c) partisipasi pada tahap pemanfaatan
miliaran rupiah untuk membuat dan hasil-hasil pembangunan dan
mengelola TPA. d) partisipasi dalam tahap pengawasan
Solusi dalam mengatasi masalah dan monitoring.
sampah ini dapat dilakukan dengan Masyarakat senantiasa ikut
meningkatkan efisiensi terhadap semua berpartisipasi terhadap proses-proses
program pengelolaan sampah yang pembangunan bila terdapat faktor-
dimulai pada skala kawasan (tingkat faktor yang mendukung, antara lain :
kecamatan/kawasan permukiman), kebutuhan, harapan, motivasi, ganjaran,
kemudian dilanjutkan pada skala yang kebutuhan sarana dan prasarana,
lebih luas lagi. Cara penyelesaian yang dorongan moral, dan adanya
ideal dalam penanganan sampah di kelembagaan baik informal maupun
perkotaan adalah dengan cara formal.
membuang sampah sekaligus Keterlibatan masyarakat dalam
memanfaatkannya sehingga selain pengelolaan sampah merupakan salah
membersihkan lingkungan, juga satu faktor teknis untuk menanggulangi
menghasilkan kegunaan baru. Hal ini persoalan sampah perkotaan atau
secara ekonomi akan mengurangi biaya lingkungan pemukiman dari tahun ke
penanganannya (Murthado dan Said, tahun yang semakin kompleks.
1987). Oleh Karenanya model Pemerintah Jepang saja membutuhkan
pengelolaan sampah perkotaan secara waktu 10 tahun untuk membiasakan
menyeluruh salah satunya adalah masyarakatnya memilah sampah.
Reduce (mengurangi), Reuse

93JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 93


(penggunan kembali) dan Recycling pencemaran lingkungan yang
(daur ulang) adalah model relatif diakibatkan oleh sampah.
aplikatif dan dapat bernilai ekonomis.
Sistem ini diterapkan pada skala
kawasan sehingga memperkecil SISTEM PENGELOLAAN
kuantitas dan kompleksitas sampah. SAMPAH TERPADU
Model ini akan dapat memangkas rantai Sistem Pengelolaan Sampah
transportasi yang panjang dan beban Terpadu, suatu sistem pengelolaan
APBD yang berat. Selain itu sampah yang beroperasi lebih banyak
masyarakat secara bersama mengikut sertakan partisipasi
diikutsertakan dalam pengelolaan yang masyarakat, lebih ramah lingkungan,
akan memancing proses serta hasil secara operasional lebih hemat energi
yang jauh lebih optimal daripada cara dan biaya, serta secara produktif dapat
yang diterapkan saat ini. meningkatkan pemberdayaan ekonomi
Oleh karenaya, untuk masyarakat. Sistem yang dimaksud di
mendapatkan tingkat efektifitas dan sini merupakan satu diantara alternatif
efisiensi yang tinggi dalam penanganan dari berbagai sistem pengelolaan
sampah di kota maka dalam sampah lainya, yang mengarah kepada
pengelolaannya harus cukup layak pemecahan kelemahan-kelemahan yang
diterapkan yang sekaligus disertai ada dalam penanganan sampah
upaya pemanfaatannya sehingga perkotaan selama ini. Satu di antara
diharapkan mempunyai keuntungan model konseptual yang dikembangkan
berupa nilai tambah. Untuk mencapai adalah dengan menerapkan Sistem
hal tersebut maka perlu pemilihan cara Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu
dan teknologi yang tepat, perlu (Silarsatu).
partisipasi aktif dari masyarakat sumber Sistem Pengelolaan Reaktor
sampah berasal dan mungkin perlu Sampah Terpadu (Silarsatu) ini
dilakukan kerjasama antar lembaga beroperasi dengan cara zero waste
pemerintah yang terkait (antara system atau sistem pengelolaan sampah
Departemen Koperasi, Departemen tanpa sisa yang menganut motto ― lebih
Pertanian, Departemen Perdagangan, baik memelihara kompos yang ramah
dan Industri maupun lembaga lingkungan dan bernilai ekonomis dari
keuangan). Disamping itu juga perlu pada memelihara sampah yang
aspek legal untuk dijadikan pedoman menurunkan kualitas lingkungan‖. Dari
berupa peraturan-peraturan mengenai sistim ini sampah relatif habis terurai
lingkungan demi menanggulangi menjadi kompos yang tidak

94JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 94


Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Wilayah Perkotaan – M. Debby Rizani 94
menimbulkan polusi tanah, perairan Studi Penelitian Terpadu
dan udara, sedang truk-truk pengangkut Kegiatan ini diawali dengan
sampah dari TPS ke TPA bebannya melibatkan lembaga peneliti,
berkurang dengan cukup banyak, pemerhati dan praktisi guna mencari
karena ada reaktor-reaktor sampah data sedetail mungkin mengenai
pengubah sampah menjadi kompos sampah, sehingga akan keluar suatu
langsung ditempat. hubungan korelasi antara input dengan
Sistem Pengelolaan Sampah output yang pada akhirnya akan
terpadu diarahkan agar sampah-sampah memudah kan perecanaan sistem
dapat dikelola dengan baik dalam arti penanganan dan investasi yang
mampu menjawab permasalah sampah mengacu pada data/kondisi yang ada.
hingga saat ini yang belum dapat Pendekatan Sosial
diselesaikan dengan tuntas, juga Segala sesuatu agar dapat
diarahkan untuk pemberdayaan diterima oleh masyarakat dengan baik,
masyarakat lokal agar mampu mandiri terlebih dahulu harus dilakukan proses
terutama menyangkut : sosialisasi terhadap masyarakat, agar
1. Penataan dan pemanfaatan sampah betul-betul masyarakat dengan
berbasis masyarakat secara terpadu, teknologi yang baru yaitu Sistem
2. Peningkatan partisipasi aktif Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu
masyarakat dalam pengelolaan (Silarsatu), dapat diketahui, dimengerti,
sampah, difahami, diterima dan selanjutnya akan
3. Penggalian potensi ekonomi dari dilaksanakan oleh masyarakat secara
sampah, sehingga diharapkan dapat utuh dengan kesadaran yang tinggi.
memperluas lapangan kerja. Dengan sosialisai ini nantinya juga
Pengelolaan sampah terpadu dapat di potret aspirasi, kondisi
dengan Sistem Pengelolaan Reaktor masyarakat secara lebih utuh, sehingga
Sampah Terpadu (Silarsatu) ini, karena bahan ini akan dapat dipakai untuk
melibatkan mayarakat luas, agar dapat menyusun organisasi kelembagaan
berjalan dengan baik diperlukan studi- yang akan menangani Sistem
studi yang mendalam dan berlanjut, Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu
pendekatan-pendekatan secara (Silarsatu).
menyeluruh, baik pendekatan sosial, Pengalaman menunjukkan
pendekatan teknis, pendekatan secara bahwa kegagalan suatu proyek/kegiatan
ekonomis, maupun perlu adanya banyak disebabkan karena tidak adanya
kebijakan-kebijakan dan peraturan- sosialisai kepada masyarakat yang
peraturan yang mendukungnya. memadahi atau sosialisasi yang terlalu

95JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 95


minim sekali, oleh karenanya Pada tahap ini sampah masih
pendekatan ini harus meletakkan berada dimana sampah itu dihasilkan
masyarakat sebagai subyek, sebagai sebagai hasil buangan dari suatu
penentu dimana peran aktif masyarakat kegiatan, diantaranya adalah kegiatan
memang harus besar atau setidak- rumah tangga, kegiatan pasar dan
tidaknya masyarakat merupakan partner kegiatan industri. Disini sampah sudah
yang penting dalam pengelolaan disortir dan dipilih maupun dipilah
sampah dengan Sistem Pengelolaan menjadi sampah organik dan sampah
Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu). anorganik oleh tenaga kerja yang
Masyarakat harus didorong untuk terlatih ( kader pembina atau anggota
mampu bertindak berinovasi dalam masyarakat yang dibekali penyuluhan
membangun sistim ini sesuai dengan dan pelatihan mengenai sampah
kondisi yang ada, tanpa terlalu terpadu ). Tentunya sambil disortir
didominasi oleh campur tangan yang sampah tersebut ditempatkan dalam
sifatnya top down atau masyarakat suatu wadah tertentu yang sudah
hanya sekedar menerima saja. standart baik warna maupun ukuranya,
Dalam hal ini agar sosialisasi warna menunjukkan jenis sampahnya
lebih effektif perlu penyelenggaraan sedang ukuran wadah atau kemasan
kampanye secara rutin melalui biasanya hanya untuk alasan
kegiatan penyuluhan, pelatihan mempermudah dalam pengangkutan
pemanfaatan sampah, informasi menuju proses selanjutnya.
melalui media TV, radio, ajalah dan Seperti sampah rumah tangga
lain – lain mengenai dampak misalnya, wadahnya dapat berupa
dari sampah yang tidak terolah, kantong plastik dengan warna hitam
dan penyelenggaraan forum-forum untuk sampah organik, sedangkan
informasi daerah dengan melibatkan kantong plastik warna merah untuk
masyarakat dan lembaga non sampah anorganik. Demikian untuk
pemerintah (ornop/LSM/KSM) sebagai sampah pasar maupun sampah industri
organisasi yang langsung bersentuhan dapat di rencanakan sesuai dengan
dengan masyarakat (partisipatoris). kebutuhan masing-masing. Di dalam
Pendekatan Teknis kantong–kantong plastik ini dari
Secara garis besar, teknis sumbernya diangkut dengan gerobak
pengelolaan sampah Sistem sampah yang sudah di desain sebagai
Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu gerobak-gerobak penyortir yang
(Silarsatu), dilakukan sebagai berikut : mengangkut sampah ke Silarsatu.

96JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 96


Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Wilayah Perkotaan – M. Debby Rizani 96
Selanjutya, sampah anorganik Sedangkan sampah organik
jenis logam dikumpulkan dan dipilah yang mudah lapuk segera setelah
ulang disortir menurut jenis logamnya dikering- anginkan dan diranjang
(bahannya) dan selanjutnya di pres dengan mesin peranjang. Bau busuk
pada mesin pres menjadi bentuk sampah organik di eliminasi oleh
padatan kubus yang mudah di pindah Bioaktivatir, sejenis bahan
disimpan, atau diangkut ke indutri pengharum sekaligus pengurai bahan
proses lanjutan (pabrik peleburan organik yang di semprotkan ke dalam
dan industri otomotif). Sedangkan kantong plastik. Bioaktivitatir yang
bahan plastik di hancurkan oleh digunakan dalam sistem ini adalah
mesin pulverasi plastik menjadi konsentrat cair yang mengandung
serbuk/ bijih plastik siap eskpor. kumpulan bakteri tergradasi
Bahan-bahan anorganik tersebut (degraded bakteria). Mikroba ini
dikumpulkan dari beberapa tempat, mampu mempercepat pelapukan dan
dan pada saat yang relatif bersamaan penguraian bahan organik, sekaligus
semua bahan organik yang mudah menghilangkan bau yang dihasilkan
lapuk setelah terkumpul juga segera oleh kegiatan bakteri pembusuk.
diangkut ke depot penanganan dan Sampah organik disemprot
pengolahan Silarsatu untuk proses dengan cairan mikroba pengurai di
selanjutnya tempatkan ke dalam rektor sampah
Pabrik pengolahan Sampah untuk diproses menjadi kompos. Lama
Silarsatu dilengkapi dengan beberapa proses pengomposan diperkirakan
gudang penampungan. Gudang antara 14—18 hari, bergantung
penampungan limbah plastik komposisi sampah organik yang
dilengkapi dengan alat mesin diproses dan aktivitas miktoba
penghancur plastik yang memroduksi pengurai yang digunakan.
bijih plastik diexspor. Gudang Kompos yang dihasilkan
penampungan limbah logam kemudian disaring, dikering-angikan
dilengkapi alat pengepres logam. dan diuji melalui pengujian
Beberapa logam disortis kembali sertifikasi kompos di laboratorium
sesuai dengan jenis logam. Setelah silarsatu.bila perlu, komposisi kompas
dipres logam tersebut segera dijual. dapat direkayasa sedemikian rupa
Khusus gudang penampungan dengan kebutuhan penggunaanya;
limbah kaca, dilengkapi alat sebagai pupuk kompos multiguna
pendulang kaca. untuk kesuburan tanah pertanian, atau
bahan kondisioner tanah untuk

97JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 97


reklamasi lahan marginal, atau lahan ini adalah dengan NPV (Net present
bekas tambang. Setelah dikemas, value) dari proyek disertai dengan
kompos ini dipasarkan sebagai IRR (Internal Rate of Retum) yang
komoditi agrisbisnis, baik untuk dapat dihasilkan dengan sistem ini.
kebutuhan dalam negeri maupun Penerapan sistem pengolahan
ekspor. sampah model Silarsatu ini bila
dilihat dari pendekatan ekonomi
Pendekatan Ekonomi harus dapat memberikan pendapatan
Pendekatan katan ekonomi tambahan bagi masyarakat sekitar
pada dasarnya menekankan aspek dan bahkan secara makro dapat
kelayakan kegiatan pengolahan meningkatkan Pendapatan Asli
secara ekonomi. Kelayakkan tersebut Daerah (PAD) .
dapat berupa struktus dan rancang Kebijakan Politik
bangun instalasi Silarsatu dapat Pemerintahdaerah diharapkan
memenuhi persaratan untuk dapat melakukan kebijakan politik
dioprasikan sebagai fasilitas teknis khusunya mengenai pengelolaan
kegiatan industri yang aman dan sampah dan hendaknya didukung
terkendali ; ramah lingkugan yang penuh oleh pemerintah pusat dengan
keberadanya tidak mengurangi melibatkan
kualitas lingkungan hidup di stakeholder dalam teknis perencanaan,
sekitarnya ; baik kualitas sosial penyelenggaraan dan pengembanganya.
maupun kualitas SDA, dan secara Hal ini diperlukan karena sampah pada
perhitungan tekno-sosio-ekonomi dasarnya bukan sekedar permasalahan
memberikan keuntungan ekonomi Pemda atau Dinas Kebersihan
dengan nilai tambah yang proposal . setempat, namun lebih dari itu
Dengan demikian, untuk menciptakan merupakan masalah bagi setiap
sistem pengolahan sampah yang individu, keluarga, organisasi dan akan
memberi nilai ekonnomi baik, menjadi masalah negara bila sistem
haruslah dilihat sampai pada skala perencanaan dan pelaksanaanya tidak
ekonomi berapa sistem ini akan dilakukan dengan terpadu dan
memberikan dampak ekonomi yang berkelanjutan.
positif, tidak saja bagi pemerintah Aparat terkait sebaiknya tidak
akan tetap juga bagi masyarakat. ikut terlibat secara teknis dan dalam,
Ukuran yang dapat dijakan halini untuk menghindari meningkatnya
dasar untuk menilai kelayakan anggaran biaya penyelenggaraan, selai
ekonomi dari implementasi Silarsatu itu keterlibatan aparat terkait

98JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 98


Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Wilayah Perkotaan – M. Debby Rizani 98
dikhawatirkan akan membentuk KEUNTUNGAN SISTEM
budaya masyarakat yang bersifat PENGELOLAAN SAMPAH
tidak peduli. Pemerintah dan TERPADU
aparat terkait sebaiknya memposisikan Beberapa keuntungan yang dapat
kewenangannya sebagai fasilitator dan diperoleh dari sistem pengelolaan
regulator, dan setiap permasalahan sampah terpadu ini, diantaranya :
persampahan sebaiknya dimunculkan ol 1. Dengan sitem silarpadu ini terjadi
eh masyarakat atau organisasi sisial peningkatan kualitas lingkungan
selaku produsen sampah . Hal ini demikian juga ekosostem dapat
diharapkan terciptanya sikap terjaga dengan baik, karena sistem
masyarakat selaku individu, keluarga yang dipakai dengan pengelolan
dan organisasi. sampah tanpa sisa;
Law Enforcement 2. Matarantai pengangkutan sampah
Semua fihak yang menjadi sangat kecil, sehingga
berkepentingan berharap sistem yang dengan demikian biaya
dibangun dapat berjalan sesuai dengan pengangkutan dapat ditekan ;
sistem dan mekanisme yang telah 3. Tidak memerlukan lahan untuk
direncanakan dan sistem itu juga telah TPA yang luas ataupun TPA
disepakati bersama, oleh karenanya terpusat dengan incenerator
juga perlu dibangun juga subsistem maupun peralatan lainya dengan
penegakan hukum (law enforcement) biaya operasional yang besar,
yang memadai, agar semua fihak cukup lahan-lahan untuk lokasi
memahami akan hak-haknya, demikian silarsatu yang lebih kecil yang
juga kewajiban-kewajibanya. Perlunya mendekati daerah pelayanan;
dibangun suatu penegakan hukum 4. Dapat menghasilkan nilai tambah
dimaksud agar pelanggaran- hasil pemanfaatan sampah menjadi
pelanggaran akan ada sanksi-sanksi, barang yang memiliki nilai
dimana sanksi yang diterapkan ekonomis, dan tidak membebani
disesuaikan jenis pelanggaranya Pemerintah Daerah yang
sehingga penerapanya dilakukan secara berlebihan;
berjenjang mulai dari yang bersifat 5. Dapat menambah lapangan
mendidik, peringatan dan pemungutan pekerjaan sekaligus dapat lebih
kembali sampah yang dibuang, mensejahterakan masyarakat
kompensasi pembayaran denda, pengelola dengan berdirinya badan
hingga penegakan hukum usaha yang dikelola oleh
lingkungan bagi pelanggar lingkungan. masyarakat yang mengelola

99JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 99


sampah menjadi bahan yang masyarakat dan pemanfaatan
bermanfaat; sampah menjadi bahan yang
6. Beban Anggaran Pemerintah mempuyai nilai ekonomis.
Daerah/Kota akan berkurang, atau
bahkan akan tidak ada sama sekali
(yang terkait dengan penanganan DAFTAR PUSTAKA
sampah). Prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, M,Pd, 2008.
Kesadaran Lingkungan. Penerbit
KESIMPULAN PT Rinika Cipta, Jakarta
1. Pengelolaan yang sedang berjalan Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan
saat ini (TPA, TPS) yang Sampah Menuju ke Sanitasi
mengandalkan pada sistem Lingkungan dan
pengangkutan, pembuangan dan Permasalahannya; Wilayah DKI
pengolahan menjadi bahan urugan Jakarta Sebagai Suatu Kasus.
perlu diubah karena dirasakan Jakarta.
sangat tidak ekonomis (cost Roni Kastaman, Ade Moetangad
center). Disamping memerlukan Kramadibrata, 2007. Sistem
biaya operasional dan lahan bagi Penelolaan Reaktor Sampah
pembuangan akhir yang luas juga Terpadu Silarsatu.
menimbulkan banyak dampak Prof. Ir. Ekobuharjo, MSc, Ir. Sudati
yang kurang menguntungkan bagi Hardjohubojo, MS. 1993 Kota
kehidupan masyarakat kota serta Berwawasan Lingkungan.
akan menumbuhkan masyarakat Penerbit Alumni, Bandung.
yang kurang peduli terhadap Kementerian Negara Lingkungan Hidup
lingkungannya. Republik Indonesia (KNLH),
2. Kedepan pendekatan yang paling 2008, Statistik Persampahan
tepat dalam penanganan sampah Indonesia
melalui sistem pengelolaan Klara Tiwon et all, 2003, Pengelolaan
sampah terpadu yang disebut sampah terpadu sebagai salah
Silarsatu dimana sistem ini satu upaya mengatasi proplem
merupakan sitem pengelolaan sampah diperkotaan.
sampah tanpa sisa (zero waste Prof.Dr.Ir. Karden Eddy Sontang Manik,
system) dapat merubah paradigma M.S.,2007. Pengelolaan
dari cost center menjadi profit Lingkungan Hidup. Penerbit
center dengan cara Djambatan, Jakarta.
memaksimalkam peran serta

JURNAL
100 TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 86 - 100 100
Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Wilayah Perkotaan – M. Debby Rizani 100

Anda mungkin juga menyukai