Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ni Gusti Ayu Putu Sari Dewi

NPM : 1811071027

1. Perencanaan dan evaluasi kesehatan

Indonesia negara yang memiliki perokok aktif tertinggi di dunia, Berdasarkan dari data The World Bank
jumlah perokok pria Indonesia mencapai 76%, sementara menurut Tobacco Atlas jumlah perokok aktif
Indonesia akan bertambah 24jt orang pada 2015-2025.

5 Negara perokok tertinggi didunia yaitu Indonesia 76%, Rusia 58%, Mesir 50%, Cina 48%, Bangladesh
45%. Faktor yang mempengaruhi Indonesia menjadi Negada tertinggi perokok aktif didunia yaitu rokok
dijual ecer, masih banyak iklan rokok, rokok dijual bebas, anak dan remaja sasaran industri rokok.

Merokok merupakan faktor resiko berbagai penyakit dan penyumbang angka kematian di Indonesia
(Angka kematian nasional akibat rokok sebesar 88orang/100.000) . Dampak perokok terhadap
penularan Covid-19 yaitu orang yang pernah merokok memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi dari
pada orang yang baru merokok (dengan mengikut sertakan usia dan komobirditas pada orang yang
pernah merokok) karena fungsi paru-paru berkurang akibat rokok, kekebalan tubuh berkurang, dan
resiko infeksi saluran pernafasan. Asap rokok akan meningkatkan ekspresi reseptor spesifik Corona Virus
ACE-2 disistem pernafasan, perokok aktif juga saat merokok mengarahkan tangan kebibir beresiko
menyebarkan virus ke daerah mulut, hidung dan mata.

Solusi dan saasaran yaitu:

1. Edukasi bahaya dan pencegahan rokok dikalangan remaja dan disekolah (contoh: keren tanpa rokok)

2. Kampanye atau penyuluhan pencegahan rokok dikomunitas dan masyarakat.

3. KIE dan program berhenti merokok di fasilitas kesehatan (hotline service, vidio, poster).

4. Kampanye di media sosial (contoh : Kemenkes RI, WHO).

2.Administrasi Pembangunan Kesehatan

Perusahaan rokok mengambil keuntungan dengan cara berkampanye di media sosial dan mendanai
beberapa penelitian sehingga konsumsi rokok meningkat (Luk, Et,a.l. 2020.Chsngeux, et.al.,2020).

Beberapa hasil penelitian menyatakan rendahnya prosentase prokok aktif dikalangan pasien Covid-19
(Guan et.al.,2020 dan Miyara et.al.,2020). Muncul perokok dapat terlindungi dari Infeksi SaARS-COVID19
dan perilaku merokok tidak berhubungan dengan keparahan penyakit akibat Covid-19.

Pemerintah saat ini mewaspadai praktek merokok di dalam keluarga untuk mencegah dampak stunting
pada anak. Apalagi, kata dia, saat ini Presiden Joko Widodo berfokus pada penanganan stunting. Dia
memaparkan, angka stunting di Indonesia saat ini sebesar 27,67 persen. Presiden mencanangkan angka
stunting pada tahun 2024 harus ditekan di bawah 14 persen.

Karena itu, kita mewaspadai praktek merokok dalam keluarga. Ini harus dilakukan karena stunting ini
sangat besar dan menjadi faktor penghambat utama pembangunan manusia indonesia. Bahkan sekitar
54 persen angkatan kerja indonesia yang jumlahnya 136 juta itu 54 persen pernah stunting, terutama
pada masa 1000 hari kehidupan," jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, peneliti PKJS-UI Teguh Dartanto menyampaikan hasil penelitiannya
bahwa prevalensi pada kategori anak di Indonesia menjadi yang cukup tinggi saat ini. Menurut dia, hal
itu dikarenakan beberapa hal, yaitu faktor harga rokok yang cukup murah, dan faktor teman sebaya

Kenaikan harga rokok, menurut Teguh, adalah kunci untuk menekan angka perokok pada anak dan
remaja. Selain itu perlu ada pendekatan perilaku sebafai upaya pencegahan perilaku anak, seperti
sosialisasi bahaya rokok dan kampanye anti rokok.

hasil penelitian, Menko Muhadjir mengatakan, pemerintah akan melakukan kebijakan sebaik mungkin
untuk mengatasi kasus perokok dan remaja. "Saya yakin kementerian terkait telah membuat kebijakan-
kebijakan dalam rangka kita untuk mengurangi jangan sampai anak terjangkit rokok dini,"

Anda mungkin juga menyukai