Anda di halaman 1dari 8

Nam:Meri weri k sitio

Npm:2001070010

Matkul:Sejarah dan filsafat matematika

. Uts

1. Soal!

1. Matematika digunakan diseluruh dunia sebagai alat penting diberbagai bidang. (Skor 30)

a. Selama ini apa yang anda kenal tentang matematika sebagai suatu ilmu

b. Siapa saja tokoh tokoh Matematika serta

c. jelaskan apa hasil penemuannya sehingga mereka dikatakan matematikawan

Jawab: a Matematika adalah alat yang dapat membantu

memecahkan berbagai permasalahan (dalam

pemerintahan, industri, sains). Dalam perjalanan

sejarahnya, matematika berperan membangun

peradaban manusia sepanjang masa.

b. 1. Thales (Yunani, 624-646 SM)

2. Phytagoras (Yunani, 582-493 SM)

3. Aristoteles (Yunani, 384-322 SM)

4. Plato (Athena, 427-347 SM)

5. Socrates (427-347 SM)

6. Leonhard Euler (1707-1783 M)

7. Rene Descartes (Prancis, 1.596-1.650 M)

8. Blaise Pascal (Prancis, 1.623-1.662 M)

c. : 1. Thales (Yunani, 624-646 SM)

Thales adalah seorang filsuf. Tokoh ini ahli dalam bidang matematika, astronomi, fisika dan ilmu

alam. Thales lahir di Yunani dan kemudian pergi ke Mesir untuk belajar. Iamengukur ketinggian

piramida dengan menggunakan konsep ruang dan waktu untuk bangun serta memprediksi

peredaran Matahari. Tak heran ia disebut sebagai bapak awal ilmu Matematika dan Astronomi.

Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales

terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa

Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta.
Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (naturalphilosophy).

2. Phytagoras (Yunani, 582-493 SM)

Pythagoras lahir di Samos, Yunani (570-495 SM) adalah seorang Matematikawan dan filsuf Yunani

yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", beliau memberikan

sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Salah

satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa

kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-

kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam

dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan.

3. Aristoteles (Yunani, 384-322 SM)

Aristoteles lahir di Stageria, Yunani 384-322 SM. Beliau meninggal dalam usia 63 tahun. Ia menulis

tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik,

pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi

seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat. Aristoteles

memimpin akademik ruang dibangun oleh Plato untuk mengembangkan ajaran Plato tentang

ketuhanan, politik, dan perbintangan. Aristoteles memiliki banyak karya diantaranya adalah buku

Logika, Fisika, Metafisika, Perbintangan, Sastra, dan Ilmu Seni. Filsafat Aristoteles yang lebih

dominan adalah masalah logika. Adapun dasar loginya adalah berfikir secara teratur menurut urutan

yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akibat. Filsafat etika Aristoteles adalah menyangkut

estetika atau keindahan yang tertinggi yang dapat diperoleh dengan kesusilaan.

4. Plato (Athena, 427-347 SM)

Plato lahir sekitar 427 SM meninggal sekitar 347 SMadalah seorang filsuf dan matematikawan

Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat

tinggi pertama di dunia barat. Beliau adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi

oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik yang

di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal".

5. Socrates (427-347 SM)

Socrates adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam

tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat

besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato, dan Plato pada

gilirannya juga mengajar Aristoteles. Semasahidupnya, Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates
pada dasarnya adalah berasal dari catatan Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya..

Dalam karya-karyanya, Plato selalu menggunakan nama gurunya sebagai tokoh utama sehingga

sangat sulit memisahkan gagasan Socrates yang sesungguhnya dengan gagasan Plato yang

disampaikan melalui mulut Socrates

6. Leonhard Euler (1707-1783 M)

Leonhard Euler (15 April 1707-18 September 1783) adalah

seorang matematikawan dan fisikawan pionir dari Swiss. Dia membuat penemuan-penemuan

penting dalam bidang yang beragam seperti kalkulus dan teori graf. Dia juga mengenalkan banyak

notasi dan terminologi matematika modern, terutama untuk analisis matematika, seperti konsep

fungsi matematika.Dia juga dikenal melalui karyanya dalam mekanika, dinamika fluida, optik, dan

astronomi. Dia juga merupakan salah satu matematikawan paling produktif; hasil karyanya termuat

dalam 60–80 jilid kuarto.

7. Rene Descartes (Prancis, 1.596-1.650 M)

Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes lahir di La Haye

Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat

Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan

berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan

setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme

kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.

8. Blaise Pascal (Prancis, 1.623-1.662 M)

Blaise Pascal (lahir di Clermont-Ferrand, Perancis, 19

Juni 1623, meninggal di Paris, Perancis, 19 Agustus 1662 pada

umur 39 tahun) berasal dari Perancis. Dia memberi kontribusi

signifikan terhadap matematika dan dunia ilmiah sejak usia yang

sangat muda sebelum beralih ke topik agama dan filsafat setelah konversi dramatis pada usia 31
tahun. Berdasarkan hal ini, Pascal berpendapat bahwa

prosedur yang digunakan dalam geometri itu sempurna, dengan prinsip-prinsip

tertentu diasumsikan dan proposisi lain yang dikembangkan dari mereka.


2. Matematika praktis telah menjadi kegiatan manusia sejak adanya rekaman tertulis. Langkah

selanjutnya memerlukan penulisan atau sistem lain untuk mencatat bilangan, (Skor 20)

A. Jelaskan sejarah awal mulanya bilangan hingga saat ini!

B. berikan contoh angka 9 yang mempesona !

Jawab: a Pada mulanya di zaman purbakala banyak bangsa-bangsa yang bermukim sepanjang
sungai-

sungai besar. Bangsa Mesir sepanjang sungai Nil di Afrika, bangsa Babilonia sepanjang sungai Tigris

dan Eufrat, bangsa Hindu sepanjang sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina sepanjang sungai Huang

Ho dan Yang Tze. Bangsa-bangsa itu memerlukan keterampilan untuk mengendalikan banjir,

mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi untuk mengolah tanah sepanjang sungai menjadi daerah

pertanian untuk itu diperlukan pengetahuan praktis, yaitu pengetahuan teknik dan matematika

bersama-sama.

Sejarah menunjukkan bahwa permulaan Matematika berasal dari bangsa yang bermukim sepanjang

aliran sungai tersebut. Mereka memerlukan perhitungan, penanggalan yang bisa dipakai sesuai

dengan perubahan musim. Diperlukan alat-alat pengukur untuk mengukur persil-persil tanah yang

dimiliki. Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan perdagangan, keuangan dan

pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan bilangan-bilangan.

Simbol bilangan bangsa Babilonia:

Simbol bilangan bangsa Maya di Amerika pada 500 tahun SM:

Simbol bilangan menggunakan huruf Hieroglif yang dibuat bangsa Mesir Kuno:

Simbol bilangan bangsa Arab yang dibuat pada abad ke-11 dan dipakai hingga kini oleh umat Islam di

seluruh dunia:

Simbol bilangan bangsa Yunani Kuno:

Simbol bilangan bangsa Romawi yang juga masih dipakai hingga kini.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada abad ke-X ditemukanlah manuskrip Spanyol yang memuat

penulisan simbol bilangan oleh bangsa Hindu-Arab Kuno dan cara penulisan inilah yang menjadi cikal

bakal penulisan simbol bilangan yang kita pakai hingga saat ini.

b. 987654321 x 9 = 8.888.888.889

987654321 x 18 = 17.777.777.778

987654321 x 27 = 26.666.666.667
987654321 x 36 = 35.555.555.556

987654321 x 45 = 44.444.444.445

987654321 x 54 = 53.333.333.334

987654321 x 63 = 62.222.222.223

987654321 x 72 = 71.111.111.112

987654321 x 81 = 80.000.000.001

3.Jelaskan sejarah aritmatika dan perkembangannya hingga saat ini!

Jawab:

Aritmetika (kadang salah dieja sebagai aritmatika, berasal dari bahasa Yunani αριθμός – arithmos =

angka) atau dulu disebut ilmu hitung merupakan cabang (atau pendahulu) matematika yang

mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam, kata “aritmetika” sering dianggap sebagai

sinonim dari teori bilangan. Silakan lihat angka untuk mengetahui lebih dalam tentang teori

bilangan.

Prasejarah aritmetika terbatas pada sejumlah kecil artefak, yang dapat menunjukkan konsep

penjumlahan dan pengurangan, yang paling terkenal adalah tulang Ishango dari Afrika Tengah,

berasal dari suatu tempat antara 20.000 dan 18,000 SM, meskipun interpretasinya diperdebatkan.

Catatan tertulis paling awal menunjukkan Mesir dan Babilonia menggunakan semua operasi

aritmetika dasar sejak 2000 SM. Artefak ini tidak selalu mengungkapkan proses spesifik yang

digunakan untuk memecahkan masalah, tetapi karakteristik sistem angka tertentu sangat

mempengaruhi kompleksitas metode. Sistem hieroglif untuk angka Mesir, seperti kemudian angka

Romawi, diturunkan dari tanda penghitungan yang digunakan untuk menghitung. Dalam kedua

kasus, asal ini menghasilkan nilai yang menggunakan basis desimal, tetapi tidak menyertakan notasi

posisi. Perhitungan kompleks dengan angka Romawi membutuhkan bantuan dari papan hitung (atau

swipoa Romawi) untuk mendapatkan hasil.

istem bilangan awal yang menyertakan notasi posisi bukanlah desimal, termasuk sexagesimal (basis

60) sistem untuk angka Babilonia, dan sistem vigesimal (basis 20) yang menentukan angka Maya.

Karena konsep nilai tempat ini, kemampuan untuk menggunakan kembali angka yang sama untuk

nilai yang berbeda berkontribusi pada metode penghitungan yang lebih sederhana dan lebih efisien..

Perkembangan historis yang berkelanjutan dari aritmatika modern dimulai dengan peradaban

Helenistik dari Yunani kuno, meskipun berasal lebih lama dari contoh Babilonia dan Mesir. Sebelum
karya Euklides sekitar 300 SM, studi Yunani dalam matematika tumpang tindih dengan keyakinan

filosofis dan mistik. Misalnya, Nicomachus meringkas sudut pandang dari pendekatan Pythagoras

sebelumnya terhadap angka, dan hubungannya satu sama lain, dalam Pengantar Aritmetika.

Angka Yunani digunakan oleh Archimedes, Diophantus dan lainnya dalam notasi posisi yang tidak

jauh berbeda dari notasi modern. Orang Yunani kuno tidak memiliki simbol nol sampai periode

Helenistik, dan mereka menggunakan tiga set simbol terpisah sebagai digit: satu set untuk tempat

satuan, satu untuk tempat puluhan, dan satu untuk ratusan. Untuk tempat ribuan, mereka akan

menggunakan kembali simbol untuk tempat satuan, dan seterusnya. Algoritma penjumlahan mereka

identik dengan metode modern, dan algoritma perkaliannya hanya sedikit berbeda. Algoritme

pembagian panjangnya sama, dan algoritme akar kuadrat digit demi digit, populer digunakan baru-

baru ini pada abad ke-20, dikenal oleh Archimedes (yang mungkin telah menemukannya). Dia lebih

memilihnya daripada Metode Heron dari perkiraan berturut-turut karena, setelah dihitung, sebuah

digit tidak berubah, dan akar kuadrat dari kuadrat sempurna, seperti 7485692. Untuk bilangan

dengan bagian pecahan, seperti 546,934, mereka menggunakan pangkat negatif 60 bukan pangkat

negatif 10 untuk bagian pecahan 0,934.

Orang Cina kuno memiliki studi aritmatika lanjutan yang berasal dari Dinasti Shang dan berlanjut

hingga Dinasti Tang, dari angka dasar hingga aljabar lanjutan. The orang Cina kuno menggunakan

notasi posisi yang mirip dengan orang Yunani. Karena mereka juga kekurangan simbol untuk nol,

mereka memiliki satu set simbol untuk tempat satuan, dan set kedua untuk puluhan. Untuk tempat

ratusan, mereka kemudian menggunakan kembali simbol untuk tempat satuan, dan seterusnya.

Simbol mereka didasarkan pada batang penghitung kuno. Waktu pasti di mana orang Tionghoa mulai

menghitung dengan representasi posisi tidak diketahui, meskipun diketahui bahwa adopsi dimulai

sebelum 400 SM.[3] Orang Cina kuno adalah orang pertama yang menemukan, memahami, dan

menerapkan angka negatif secara bermakna. Ini dijelaskan di Sembilan Bab tentang Seni Matematika

(Jiuzhang Suanshu), yang ditulis oleh Liu Hui berasal dari abad ke-2 SM.

Perkembangan bertahap dari sistem angka Hindu-Arab secara independen menciptakan konsep nilai

tempat dan notasi posisi, yang menggabungkan metode sederhana untuk komputasi dengan basis

desimal, dan penggunaan digit yang mewakili 0. Hal ini memungkinkan sistem untuk secara

konsisten mewakili bilangan bulat besar dan kecil, sebuah pendekatan yang pada akhirnya

menggantikan semua sistem lainnya. Di awal Abad ke-6 Masehi, matematikawan asal India
Aryabhata memasukkan versi yang ada dari sistem ini dalam karyanya, dan bereksperimen dengan
notasi yang berbeda. Pada abad ke-7, Brahmagupta menetapkan penggunaan 0 sebagai bilangan

terpisah, dan menentukan hasil perkalian, pembagian, penambahan dan pengurangan nol dan

semua bilangan lainnya — kecuali untuk hasil pembagian dengan nol. Sesamannya, uskup Siria

Severus Sebokht (650 M) berkata, “Orang India memiliki metode perhitungan yang tidak dapat dipuji

oleh satu kata pun. Sistem matematika rasional mereka, atau metode perhitungan mereka. Maksud

saya sistemnya menggunakan sembilan simbol.”] Orang Arab juga mempelajari metode baru ini dan

menyebutnya hesab.

Leibniz’s Stepped Reckoner adalah kalkulator pertama yang bisa melakukan keempat operasi

aritmatika.

Meskipun Codex Vigilanus menggambarkan bentuk awal angka Arab (menghilangkan 0) pada 976 M,

Leonardo dari Pisa (Fibonacci) bertanggung jawab terutama untuk menyebarkan penggunaannya ke

seluruh Eropa setelah penerbitan bukunya Liber Abaci pada 1202. Dia menulis, “Metode orang India

(Latin Modus Indoram) melampaui metode komputasi apa pun yang diketahui. Itu metode yang luar

biasa. Mereka melakukan komputasi menggunakan sembilan angka dan simbol nol”.

Pada Abad Pertengahan, aritmatika adalah salah satu dari tujuh seni liberal yang diajarkan di

universitas.

Berkembangnya aljabar di dunia abad pertengahan Islam, dan juga di Renaisans Eropa, adalah hasil

dari penyederhanaan komputasi melalui desimal bukan.

Berbagai jenis alat telah ditemukan dan digunakan secara luas untuk membantu dalam perhitungan

numerik. Sebelum Renaisans, mereka adalah berbagai jenis abaci. Contoh yang lebih baru termasuk

aturan geser s, nomogram dan kalkulator mekanis, seperti kalkulator Pascal. Saat ini, mereka telah

digantikan oleh kalkulator dan komputer elektronik.

4. Jelaskan bagaimana hubungan matematika dengan filsafat! (Skor 25)

Jawab: Pendapat bahwa filsafat merupakan ayah ibu dari matematika adalah keliru.
Matematika tidak pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama dengan
saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masuk  dan umpan balik. Dalam lintasan
sejarah kedua saudari kembar filsafat dan matematika itu selanjutnya tumbuh bersama-sama
dibawah asuhan filsuf yang juga ahli matematika pythagoras (572-497 S.M.).

Filsafat dan matematika memiliki hubungan yang erat, antara lain:


a.    Filsafat dan geometri (suatu cabang matematika) lahir pada masa yang sama, di tempat yang sama,
dan dari ayah yang tunggal, yakni sekitar 640-546 sebelum Masehi, di Miletus (terletak di pantai
barat negara Turki sekarang) dan dari pikiran seorang bernama Thales.

b.   Matematika tidak pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama dengan
saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masuk dan umpan balik.

c.    Adanya hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan matematikadipacu pula oleh
filsuf Zeno dari Elea. Zeno memperbincangkan paradoks-paradoks yang bertalian dengan pengertian-
pengertian gerak, waktu, dan ruang yang kemudian selama berabad-abad membingungkan para
filsuf dan ahli matematik.

Demikianlah sejak permulaan sampai sekarang filsafat dan matematika terus menerus saling
mempengaruhi. Filsafat mendorong perkembangan matematika dan sebaliknya matematika juga
memacu pertumbuhan filsafat.

Anda mungkin juga menyukai