Hukum pajak internasional atau International tax law merupakan kaidah pajak yang didasarkan pada hukum antar negara dan diterima baik oleh negara di dunia untuk mengatur perpajakan antar negara yang memiliki kepentingan. Hukum pajak internasional dalam arti sempit yaitu seluruh kaidah pajak berdasarkan hukum antar negara dan berdasarkan prinsip hukum pajak yang telah diterima baik oleh negara yang ada di dunia, memiliki tujuan untuk mengatur soal perpajakan antar negara yang memiliki kepentingan tertentu. Hukum pajak internasional dalam arti luas adalah keseluruhan kaidah baik yang berdasarkan traktat, konvensi, dan prinsip hukum pajak yang diterima negara-negara dunia, maupun kaidah nasional yang objeknya adalah pengenaan pajak yang mengandung adanya unsur-unsur asing, yang dapat menimbulkan bentrokan hukum antara dua negara atau lebih. B. Sumber-sumber hukum pajak internasional Hukum pajak nasional Yaitu peraturan pajak yang sepihak tanpa ditujukan kepada negara lain Traktat Perjanjian pajak dengan negara lain seperti berikut: Untuk menghindari pajak berganda. Untuk mengatur perlakuan fiskal terhadap orang asing. Untuk menetapkan tarif douane Untuk memberantas adamya penyeludupan pajak Untuk mengatur mengenai laba Badan Usaha Tetap Putusan hakim nasional maupun internasional. C. Tujuan umum pajak internasional Untuk mengeliminasi gejala pajak ganda dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: Dengan cara unilateral yaitu dengan cara negara yang bersangkuatan memasukkan dalam perundang-undangan pajaknya ketentuan untuk menghindari pajak berganda seperti : Exemption yang didasarkan pada pure teritorial principle atau restricted teritorial principle Tax credit yang dapat dibedakan menjadi direct tax credit, indirect tax credit, dan fictious tax credit/tax sparing Dengan cara bilateral, yaitu dengan melakukan perjanjian pajak antar negara yang dikenal dengan isilah tax treaty atau perjanjian penghindaran pajak berganda. Perjanjian multilateral, misalnya Igeneral Agreement Tariffs and Trade yang mengatut tarif douane secara multilateral. D. Subjek Dan Objek Pajak Dalam Pajak Internasional Subjek pajak dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut: Subjek pajak dalam negeri yang mendapat penghasilan dari sumber-sumber di luar negeri Subjek pajak luar negeri yang mendapat penghasilan dari sumber- sumber di dalam negeri
Objek pajak dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
Objek pajak dengan sumber di dalam negeri
Objek pajak dengan sumber di luar negeri E. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda atau Tax Treaty Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yaitu perjanjian pajak antar dua negara dalam upaya menghindari pajak berganda. Hal yang ada didalamnya meliputi negara mana saja yang menjadi peserta dan terikat pada perjanjian tersebut serta objek pajak apa yang tercakup dalam perjanjian tersebut. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Menyebutkan jenis pajaknya tetapi tidak menyebutkan definisinya.
Mencantumkan definisi pajak yang diliputinya disertai dengan nama pajaknya. Menyebutkan nama pajaknya dengan ketentuan.
Objek pajak dalam perjanjian penghindaran pajak berganda dibagi menjadi
15 jenis penghasilan yaitu sebagai berikut :
Penghasilan dari harta tetap.
Penghasilan dari usaha. Penghasilan dari usaha perkapalan atau angkutan udara. Deviden. Bunga. Royalti. Keuntungan dari penjualan harta. Penghasilan dari pekerjaan bebas. Penghasilan dari pekerjaan. Gaji untuk direktur. Penghasilan seniman, artis dan atlet. Uang pensiun dan jaminan sosial tenaga kerja. Penghasilan pegawai negeri. Penghasilan pelajar. Penghasilan lain-lain.