Anda di halaman 1dari 12

C.

Penggunaan Kompas Geologi

Kompas geologi selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk

mengukur besarnya sudut lereng 1. Mengukur Arah Azimuth

Arah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat yang dibidik atau dituju.
Titik tersebut dapat berupa puncuk bukit, patok yang sengaja dipasang dan lain-lain. Untuk mendapat
hasil pembacaan yang baik, dianjurkan untuk mengikuti tahapan berikut:

a Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang. (Gambar 7) b. Kompas dibuat horisontal
(dengan bantuan tabung 'mata sapi')

c. Cermin diatur, terbuka 135° menghadap ke depan dan sighting arm dibuka horisontalnya dengan peep
sight ditegakkan.

d. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud tampak pada cermin dan
berimpit dengan sighting arm dan garis tengah pada cermin. Sangat penting untuk diingat bahwa bukan
hanya tangan dengan kompas saja yang berputar tetapi seluruh badan ikut berputar.

e. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang dimaksud.
Pada Gambar 4a, azimuth S45°E dan pada gambar 4b,

azimuth = N220°E.

Membaca dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas pada posisi mata.
Kompas dipegang horisontal dengan cermin dilipat 45° dan menghadap ke mata. Arah yang ditunjukan
jarum dapat dibaca melalui cermin Karena tangan penunjuk terbalik (menghadap kita), maka dibaca
adalah ujung selatan jarum
kompas Yang mana dari kedua cara ini adalah tergantung dari kebiasaan kita dan

keadaan medan 2. Mengukur Besarnya Sudut Vertikal/Slope/Kemiringan Lereng Dan Menentukan


Ketinggian Suatu Titik

Untuk mengukur besarnya sudut lereng dilakukan tahap sebagai berikut

a Tutup kompas dibuka a 45, sighting arm dibuka dan ujungnya ditekuk 90º

Kompas dipegang dengan posisi seperti diperlihatkan dalam Gambar 8. Skala klinometer harus disebelah
bawah

e Melalui lubang peep sight dan sighting window dibidik titik yang dituju. Usahakan agar titik tersebut
mempunyai tinggi yang sama dengan jarak antara mata pengamat dengan tanah tempat berdiri.

d. Klinometer kemudian diatur dengan jalan memutar pengatur di bagian bawah kompas, sehingga
gelembung udara dalam klinometer level berada tepat di tengah. e. Baca skala yang ditunjukan
klinometer seperti yang ditunjukan dalam Gambar 6. Satuan kemiringan dapat dinyatakan dalam derajat
maupun persen.

Apabila jarak antara tempat berdiri dan titik yang dibidik diketahui, misalnya

dengan mengukur dipeta maka perbedaan tinggi antara dua titik tersebut dapat

dihitung Perbedaan tinggi dapat juga diketahui dengan cara sebagai berikut: a Letakan angka 0
klinometer berhimpit dengan angka skala
b. Pegang kompas seperti Gambar 8, gerakan dalam arah vertikal sedemikian rupa

sehingga gelembung udara berada di tengah.

c. Bidiklah melalui lubang pengintip sehingga mata, lubang pengintip dan garis pada jendels pandang
berada dalam satu garis lurus. Perpanjangan dari garis lurus tersebut akan menembus permukaan tanah
di depan suatu titik tertentu Ingatlah titik tembus ini.

d. Beda tinggi antara pengamat berdiri dan titik tembus sama dengan tinggi pengamat dari telapak
sepatu sampai mata.

e. Berpindahlah ke titik tembus tadi dan ulangi prosedur no. 2 dan 3 diatas sampai darah yang akan anda
ukur selesai.

Jika tidak memiliki pita ukur atau alat pencatat jarak elektronik, panjang dari langkal seseorang adalah
konstan (tetap) jika mereka melangkah secara alamiah pada kecepatan normal Bagaimanapun, panjang
langkah dari setiap orang berbeds

Untuk menggunakan langkahnya dalam mengukur jarak, sangat penting bagi seseorang untuk mengehui
panjang dari langkahnya. Melangkah pada jarak terukur (100 meter) ketika menghitung jumlah langkah
yang dibutuhkan

Lakukan hal ini bolak-balik dan ambil rata-rata di antara keduanya. Kemudian nilai

rata-rata tersebut dibagikan 100 untuk memperoleh panjang dari langkah dalam meter Namun jika
memiliki pita ukur, pengukuran jarak dapat langsung dilakukan dengan pita ukur tersebut

E. Mengukur Kedudukan Unsur Struktur

Dalam geologi hanya dikenal adanya dua jenis struktur yaitu struktur bidang dan
struktur garis

1. Mengukur Kedudukan Bidang

Yang dimaksud dengan struktur bidang adalah bidang perlapisan, kekar, sesar, foliasi

dan sebagainya. Kedudukannya dapat dinyatakan dengan jurus dan kemiringan atau

dengan arah kemiringan dan kemiringan 2. Dengan Kompas Azimuth

Prosedur mengukur jurus dan kemiringan dengan kompas azimuth adalah sebagai berikut

a Bukalah cermin kompas lebih besar dari 90 b Letakkan salah satu sisi kompas yang bertanda E atau W
(bukan N atau S) pada

bidang yang akan diukur (Gambar 10a)

e Ahr posisi kompas sedemikian rupa sampai horisontal dengan bantuan mata lembu. Tetapi harus
dijaga agar sisi kompas tetap menempel pada bidang yang diukur

d. Bacalah jarum utara dan segera catat agar tidak lupa (bila kompas diangkat janm

akan bergerak). Angka yang anda baca adalah jurus bidang yang diukur

e. Tandailah garis potong antara bidang yang diukur dengan bidang dasar kompas (bidang horisontal).
f. Ubahlah posisi kompas sehingga bidang dasar kompas tegak lurus terhadap garis

potong (Gambar 10b).

g. Aturlah klinometer sehingga gelembung pengatur horisontal terletak di tengah Kemudian bacalah
angka yang ditunjukan (dalam hal ini kompas dapat diangkat). Hasil yang diperoleh adalah besarnya
kemiringan.

3. Dengan Kompas Kwadran

Untuk mengukur jurus, letakan sisi kompas yang bertanda E atau W, letakan horisontal dan baca salah
satu ujung jarum. Dianjurkan agar selalu membaca angka pada belahan utara kompas (atau bagian
dengan tanda N). Dengan demikian kita akan mempunyai bacaan-bacaan sebagai berikut N...E atau N W
(tidak akan terjadi S...E atau S... W)

4. Membaca Arah dan Besarnya Kemiringan Cara ini dapat diterapkan baik pada kompas azimuth
maupun kompas kwadran. Prosedur pengukurannya adalah sebagai berikut

a. Letakan sisi kompas dengan cermin sejajar bidang yang diukur (atau sama dengan mendekatkan sisi
kompas dengan tanda S) (Gambar 10c).

b. Angka yang ditunjuk jarum utara adalah arah kemiringan bidang.

c. Besarnya kemiringan diketahui dengan prosedur-prosedur yang sama seperti cara

pertama atau kedua.

d. Hasil bacaannya akan ditulis: 20° N 45° E, artinya bidang itu miring 20" ke arah
timur laut.

5. Mengukur Kedudukan Struktur Garis Struktur garis yang dimaksud disini dapat berupa poros lipatan,
perpotongan 2 bidang. liniasi mineral, gores-garis pada cermin sesar, liniasi fragmen pada breksi dan
sebagainya Kedudukannya dinyatakan dengan arah dan besarnya penunjaman atau plunge dan pitch.
Adapun penunjaman atau plunge adalah besarnya sudut yang dibuat oleh struktur garis tersebut dengan
bidang horisontal diukur pada bidang vertikal melalui garis tersebut. Cara menentukan besarnya
penunjaman atau plunge adalah dengan membaca klinometer pada saat kedudukan kompas vertikal dan
sisinya dilekatkan seluruhnya (jangan hanya ujungnya) pada garis yang diukur.

F. Membaca Kompas dan Cara Ploting

1. Membaca Arah

Perlu diingat bahwa untuk membaca arah, baik kompas azimuth maupun kwadran, jarum yang
diperhatikan hanyalah jarum utara. Dalam Gambar 4a arah yang ditunjukan kompas adalah $45°E
sedangkan dalam gambar 4b adalah N220 E

2. Membaca Jurus

Membaca jurus lapisan sama persis dengan membaca arah oleh karena jurus dari pada arah garis
potong antara bidang lapisan dengan bidang horisontal.

tidak lain

3. Membaca Sudut Lereng, Kemiringan Lapisan atau Penunjaman Liniasi Untuk membaca ketiga
parameter di atas dipergunakan klinometer. Pada umumnya yang dibaca adalah skala derajat tetapi
khusus untuk sudut lereng kadang-kadang juga skala persentase (96).
Pada pekerjaan pemetaan diperlukan suatu kerangka dasar peta (poligan) yang merupakan jaringan
sejumlah titik yang diketahui posisinya yang berfungsi sebagai pengikat/acuan/tempat untuk
menempatkan titik-titik detil baik detil ketinggian yang berdasarkan relief (bentuk permukaan tanah)
ataupun detil tata letak baik unsur alam (sungai. lembah, dll) maupun unsur buatan manusia (jalan,
bangunan, dll). Poligon sendiri merupakan rangkaian atau jaringan yang terdiri dari sejumlah titik yang
berhubungan satu sama lain, yang telah diukur posisinya.

A. Pengukuran Tertutup

Pengukuran tertutup dimaksudkan untuk menentukan suatu kerangka pengukuran dilapangan terhadap
posisi objek yang akan dipetakan Poligon tertutup ini dibentuk dengan cara berpindah dalam suatu garis
lurus, pada

pengukuran panjang dan arah, yang akan kembali pada titik awal pengukuran dilakukan.

Dengan kembali ke titik asal, dapat diperoleh ketepatan/akurasi dari pengukuran yang

dilakukan dan jika diperlukan, gunakan koreksi untuk meminimalkan akibat dari

kesalahan-kesalahan kecil.

B. Mencatat Data Hasil Pengukuran

Bila akan memetakan suatu wilayah, pertama-tama buatlah sketsa wilayah yang akan dipetakan dan beri
nama titik-titik secara umum.

Adapun data yang harus diambil adalah sebagai berikut :


1 Azimuth dari masing-masing titik.

Besarnya azimuth hingga 360 diukur dari utara sesuai arah jarum jam. 2 Back Azimuth dari titik-titik
poligon

Pengukuran back azimuth dilakukan untuk mengetahui ketepatan/akurasi pengukuran azimuth, jika
terjadi kesalahan pengukuran maka perlu dilakukan koreksi.

3. Kemiringan (slope) Slope diukur dari titik poligon satu ke titik poligon berikutnya dan ke titik detail,
besarnya hingga 90°

4. Jarak lapangan

Jarak lapangan diukur menggunakan pita ukur.

5. Sketsa lokasi pengukuran.

Penempatan rambu (orang sebagai rambu ukur) disesuaikan dengan sketsa lapangan

yang dibuat.

6 Titik-titik detail.

Titik detail di lapangan dibedakan detail alamiah seperti relief permukaan bumi, lekukan sungai, lembah
dan detail buatan manusia seperti pojok bangunan, tikungan jalan, saluran, jenjang pada tambang
terbuka. Pengambilan titik-titik detail pada pekerjaan pengukuran harus sedemikian rupa, sehingga
mewakili daerah yang dipetakan Diusahakan jangan terlalu rapat dan jangan terlalu jarang, karena hal
ini akan menyulitkan dalam penggambaran.
Catatlah data hasil pengukuran secara sistematis dalam suatu tabel pencatatan data hasil pengukuran di
lapangan seperti tabel berikut:

8. Tangan-Tangan Penunjuk

Bagian ini berhubungan dengan badan kompas dan dapat dilihat melalui ensel. Bagian tengahnya
memiliki lubang memanjang, yang berfungsi untuk melihat benda yang diukur. Pada bagian ujungnya
terdapat visir (lubang pengintip) yang berguna untuk membidik benda. Visir dapat dilipat karena antara
visir dan tangan-tangan penunjuk dihubungkan dengan ensel.

9. Tempat Kompas

Umumnya dibuat dari kulit agar tidak lekas rusak. Tempat kompas ini dipasang pada ikat pinggang.

B. Menyesuaikan Inidinasi Dan Deklinasi

Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinast dan deklinasinya
telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan
1. Inklinasi

Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografis suatu
daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondo akan hampir 0 (horisontal) apabila kita di dekat / di sekitar
ekuator, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian maka
tiap tempat diatas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda.

Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik,

kedudukan jarum harus horisontal Untuk itu digunakan beban (biasanya ada) yang

dapat digeser sepanjang jarum kompas (Gambar 4) 2. Deklinasi Deklinasi adalah sudut yang dibentuk
olch arah utara janum kompas dan arah utara

sebenarnya (utara geografis) sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnit

dan titik utara geografis Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya ditunjukan pada peta topografi

tersebut. Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukan arah utara yang sebenarnya,
lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara memutar adjunting screw yang terdapat pada
sisi kompas sebesar deklinan yang

disebutkan (Gamber 4)

Contoh

Deklinasi di suatu daerah adalah 15 West.


Artinya, utara magnetik berada 15" di sebelah barat dari utara geografis, Dalam hal in lingkaran derajat
harus diputar sehingga index akan menunjuk pada angaks 15"

sebelah barat titik 0

Penggunaan Kompas Geologi

Kompas geologi selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk

mengukur besarnya sudut lereng 1. Mengukur Arah Azimuth

Arah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdin ke tempat yang dibidik atau dituju.
Titik tersebut dapat berupa puncuk bukit, patok yang sengaja dipasang dan lain-lain Untuk mendapat
hasil pembacaan yang baik, dianjurkan untuk mengikuti tahapan berikut

a Kompas dipegang dengan tangan kin setinggi pinggang (Gambar 7)

b. Kompas dibuat horisontal (dengan bantuan tabung 'mata sapi') e Cermin diatur, terbuka 135°
menghadap ke depan dan sighting arm dibuka

horisontalnya dengan peep sight ditegakkan d. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda
yang dimaksud tampak pada cermin dan berimpit dengan sighting arm dan garis tengah pada cermin.
Sangat penting untuk diingat bahwa bukan hanya tangan dengan kompas saja yang berputar tetapi
seluruh badan ikut berputar.

e. Baca jarum utara kompas, setelah jarun tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang dimaksad Pada
Gambar 4a, azimuth $45'E dan pada gambar 4b, azimuth-N220E
Membaca dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas pada posisi mata
Kompas dipegang horisontal dengan cermin dilipat 45° dan menghadap ke mata. Arah yang ditunjukan
jarum dapat dibaca melalui cermin Karena

Anda mungkin juga menyukai