Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Peternakan Indonesia, Februari 2015 Vol 17 (1)

ISSN 1907-1760

Peran Direct Fed Microbials (DFM) Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus oryzae
terhadap Produktivitas Ternak Ruminansia : Review

The Role of Direct Fed Microbials (DFM) Saccharomyces cerevisiae and


Aspergillus oryzae on Ruminant Productivity : A Review

H. Suryani, M. Zain, N. Jamarun, dan R.W.S. Ningrat


Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, Padang – 25163, Indonesia
e-mail : henysuryani92@yahoo.com
(Diterima: 14 November 2014; Disetujui: 17 Januari 2015)

ABSTRAK

Mikroorganisme yang biasa digunakan dalam pakan ternak ruminansia biasanya berupa
probiotik. Probiotik memiliki makna yang bersepadanan dengan Direct Fed Microbials (DFM).
Penambahan DFM jenis Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus oryzae pada pakan ternak
ruminansia mampu memanipulasi rumen dengan meningkatkan populasi bakteri pemecah serat
sehingga dapat meningkatkan kecernaan dan meningkatkan bobot badan. Mekanisme kerja S.
cerevisiae dan A. oryzae yang masuk kedalam tubuh ternak dan mempengaruhi pencernaan atau
penyerapan, ada yang sudah diketahui secara jelas tetapi ada juga yang masih berupa hipotesa.
Pemanfaatan DFM jenis S. cerevisiae dan A. oryzae secara tunggal maupun kombinasi sebagian
telah diamati dan memberikan respon positif.
Kata kunci : direct fed microbials, Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus oryzae, produktivitas,
ruminansia.

ABSTRACT

Microorganisms used in ruminant feed is usually in the form of probiotics. Probiotics have
a corresponding meaning with Direct Fed microbials (DFM). The addition of DFM, such as
Saccharomyces cerevisiae and Aspergillus oryzae in ruminants feed increased the population of
rumen fiber degragader bacterials. This effort aimed at improving the digestibility and in turn
enhancing ruminant body weight. While the working mechanism of S. cerevisiae and A. oryzae
entering into the animal's body and affect digestion or absorption have been already known, still
some hypothesa should be tested. In fact, DFM utilization of S. cerevisiae and A. oryzae either by
indvidual or a combination had been observed and give a positive response.
Keywords : direct fed microbials, Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus oryzae, productivity,
ruminant.

PENDAHULUAN hemiselulosa yang berikatan dengan lignin,


sehingga nilai nutrisi maupun kecernaannya
Pemanfaatan limbah perkebunan sebagai rendah. Pakan berserat tinggi dapat
pakan ternak dapat dijadikan sebagai alternatif menurunkan efisiensi fermentasi pakan di
untuk mengatasi masalah ketersediaan pakan dalam rumen. Oleh sebab itu pemanfaatan
ternak ruminansia khususnya sapi potong. limbah hasil perkebunan sebagai pakan ternak
Limbah hasil perkebunan seperti pelepah sapi potong perlu diselaraskan dengan usaha
sawit umumnya berkualitas rendah karena untuk meningkatkan efisiensi fermentasi
tingginya kandungan selulosa dan pakan. Upaya-upaya untuk meningkatkan

Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.) 27


Vol 17 (1)

kegunaan pakan berserat tinggi telah banyak DFM species khamir/yeast (S. cerevisiae) dan
dilakukan melalui pengolahan bahan pakan species jamur (A. oryzae).
baik secara fisik, kimiawi, atau biologis Direct Fed Microbials (DFM)
(Preston dan Leng, 1987). Namun pengolahan Penggunaan mikroba sebagai suplemen
saja belum memberikan hasil yang optimal ternak ruminansia bukanlah suatu hal yang
pada ternak (Zain et al., 2002 ). baru, DFM memiliki arti kata yang bersepa-
Pada ternak ruminansia proses pencer- danan dengan probiotik. Cara kerja probiotik
naan dalam rumen sangat bergantung pada adalah dengan membantu menurunkan derajat
populasi dan jenis mikroba rumen. Pada dasar- keasaman dan menghambat pertumbuhan
nya proses perombakan pakan adalah aktivitas organisme penganggu dalam sistem pencer-
enzim yang dihasilkan oleh mikroba rumen. naan. Fuller (1992) dan Roberfoid (2000) me-
Oleh karena itu, usaha memanfaatkan pakan nyatakan bahwa DFM merupakan imbuhan
serat disamping melalui pengolahan juga pakan berupa mikroorganisme hidup yang
diikuti usaha untuk mengoptimalkan pertum- menguntungkan dan mempengaruhi induk se-
buhan mikroba rumen dengan pemberian mang melalui perbaikan keseimbangan mikro-
suplemen tambahan. Salah satu pendekatan organisme dalam saluran pencernaan. Fuller
yang dapat digunakan adalah dengan penam- (2002) menyatakan bahwa keseimbangan
bahan suplemen probiotik atau mikroba hidup mikroba tercapai apabila mikroorganisme
(Mustangwa et al., 1992). Fuller (1989) yang menguntungkan dapat menekan mikroor-
mendefenisikan DFM sebagai pakan ganisme yang merugikan. DFM juga dapat
tambahan berupa mikroorganisme hidup yang menghasikan produk akhir antimikroba berupa
diberikan langsung pada ternak yang dapat asam yang dapat menghambat pertumbuhan
mempengaruhi dan menguntungkan ternak bakteri patogen (Denev, 2006), selanjutnya
inang dengan meningkatkan keseimbangan dinyatakan bahwa prinsip kerja DFM meliputi
ekosistem rumen. Proses pencernaan rumen kompetisi untuk mendapatkan zat makanan,
dapat dimanipulasi dengan penambahan DFM tempat adhesi pada dinding usus, dan peng-
untuk meningkatkan pencernaan, hambatan secara langsung terhadap kehidupan
meningkatkan performans ternak, dan mikroba yang dikalahkan. Konsep utama dari
meningkatkan kesehatan ternak (Desnoyers et pemanfaatan DFM pada ternak ruminansia
al., 2009). Saccharomyces cerivisiae adalah kemampuan DFM memodifikasi
merupakan DFM yang kaya akan enzim, ekosistem rumen (Seo et al., 2010). DFM di
vitamin, dan kofaktor penting lainnya bidang peternakan bermanfaat bagi kesehatan,
(Dawson, 1993), sedangkan Aspergillus efisiensi fermentasi rumen, produksi dan pen-
oryzae mengandung enzim selulase yang cegahan penyakit ternak. Menurut Suharsono
merangsang pertumbuhan mikroorganisme (1994) mikroba yang termasuk dalam kelom-
selulolitik (Offer, 1990). Kedua DFM ini pok DFM mempunyai ciri sebagai berikut
dapat memberikan respon yang sama terhadap yaitu: 1) dapat diproduksi dalam skala
populasi selulolitik (Yoon dan Stern, 1996). industri; 2) jika disimpan di lapangan akan
Peningkatan populasi ini disebabkan DFM stabil dalam jangka waktu yang lama; 3)
tersebut dapat memanfaatkan oksigen dalam mikroorganisme harus dapat hidup kembali
rumen sehingga keadaaan menjadi lebih dalam saluran pencernaan; dan 4) memberikan
anaerob dan mengakibatkan meningkatnya manfaat pada induk semang.
jumlah mikroba yang hidup. Penambahan Suplementasi DFM merupakan salah
DFM diharapkan dapat meningkatkan jumlah satu pilihan pakan tambahan pada ternak yang
populasi mikroba rumen dan meningkatkan sehat dan aman bagi lingkungan (Cole, 1991).
efisiensi fermentasi rumen. Pada umumnya, probiotik diberikan pada ter-
Tulisan ini akan mereview peran DFM nak yang mengkonsumsi serat tinggi dan ha-
dalam mencerna serat, proses dan hasilnya nya satu laporan yang memberikan Starbio
pada ternak ruminansia, yang dibatasi pada pada ternak yang konsumsi konsentratnya

28 Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.)


Vol 17 (1)

tinggi (Ngadiyono dan Baliarti, 2001). Hal ini sakarida untuk menguraikan senyawa oligo-
menunjukkan bahwa penambahan probiotik sakarida (vebraskosa, sciosa dan rafinosa)
untuk ternak ruminansia lebih ditujukan agar menjadi gula-gula sederhana (di dan mono
rumen dapat mencerna lebih baik pakan yang sakarida) dan kemungkinan melepaskan zat-
berserat tinggi. zat nutrisi yang terikat oleh senyawa sakarida
sehingga terbuka bagi enzim pencernaan (Li et
Jenis – Jenis DFM
al., 2004).
Mikroorganisme yang bisa digunakan
DFM S. cerevisiae merupakan faktor
dalam DFM untuk ternak ruminansia meliputi
pertumbuhan bagi bakteri selulotik karena
spesies Lactobacillus, Bifidobacterium,
dapat menyediakan nutrien yaitu vitamin,
Enterococcus, Streptococcus, Bacillus,
mineral dan asam amino untuk pertumbuhan
Saccharomyces, Aspergillus dan Propio-
bakeri tersebut (Wina, 2000). Meningkatnya
nibacterium. Jenis kamir yang umum diguna-
jumlah populasi bakteri selulolitik akan
kan untuk DFM pada ternak ruminansia
meningkatkan aktifitas selulolitik untuk men-
adalah S. cerevisiae (Shin et al., 1989). Jamur
cerna serat. Aktifitas pernafasan yeast culture
yang sering digunakan adalah Aspergillus
dapat menurunkan potensi redoks (Dawson et
niger dan Aspergillus oryzae (Chen et al.,
al. 1990).
2004). Penggunaan mikroba tersebut
Yeast culture menggunakan oksigen
memberikan keuntungan pada peningkatan
untuk metabolisme partikel pakan menjadi
efisiensi fermentasi dalam rumen, peningkatan
gula dan oligosakarida dalam menghasilkan
kecernaan hijauan dan peningkatan laju aliran
peptida dan asam amino sebagai produk akhir
protein mikroba dari rumen (Wallace dan
yang digunakan oleh bakteri. Sebagian besar
Newbold, 1992).
mikroorganisme rumen bersifat anaerob, maka
Peran DFM dalam Mencerna Serat Kasar pemanfaatan oksigen oleh yeast culture akan
pada Ternak Ruminansia meningkatkan kondisi optimum di dalam
Dalam usaha meningkatkan efisiensi rumen. Kondisi tersebut, akan melindungi
pemanfaatan pakan untuk menghasilkan pro- bakteri rumen anaerob dari kerusakan oleh O2.
duk ternak secara optimal, mikroba rumen Menciptakan kondisi yang lebih baik untuk
berperan dalam membantu pemecahan zat pertumbuhan bakteri selulolitik, sehingga
gizi dalam pakan dan mengubahnya menjadi jumlah bakteri selulolitik meningkat dan
senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh ternak. meningkatkan pencernaan dalam rumen
Pakan yang berserat merupakan pakan yang (Jouany, 2001). S. cerevisiae juga mampu
biasa untuk ternak ruminansia, namun peme- memproduksi asam glutamat sehingga dapat
cahan komponen serat (selulosa, hemiselulosa meningkatkkan palatabilitas pada pakan
dan lignin) sangat tergantung pada aktivitas ternak, sehingga meningkatkan konsumsi
enzimatis mikroba rumen serta sifat degra- pakan dan pada akhirnya dapat meningkatkan
dabilitas komponen serat tersebut. Beberapa produktivitas ternak. Suplementasi yeast juga
penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas mampu meransang acetogens untuk bersaing
enzimatis mikroba rumen dapat dirangsang memanfaatkan hidrogen dengan methanogen,
melalui induksi sintesis enzim maupun pe- sehingga dapat mengurangi emisi metan
ningkatan populasi mikroba tertentu (Hobson (Mwenya et al., 2004). Dengan
dan Jouany, 1988). berkurangnya produksi metan dalam rumen,
Mekanisme kerja DFM S. cerevisiae pada maka dapat meningkatkan energi pakan yang
Ternak Ruminansia pada akhirnya memberikan efek positif
Mekanisme kerja DFM S. terhadap produktivitas ternak.
cerevisiae pada prinsipnya seperti probiotik Mekanisme kerja DFM Aspergillus oryzae
lainnya yakni secara fermentatif dengan mula pada Ternak Ruminansia
mula mensekresikan enzim α-galaktosidase Kapang Aspergillus oryzae dikenal
dan β-glukosidase menyerang ikatan senyawa sebagai kapang yang banyak meng-

Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.) 29


Vol 17 (1)

Tabel 1. Ringkasan model kerja DFM untuk ruminansia dari referensi hasil penelitian sejak 1991
Bacteria Aplikasi Reference Mode of action
1 2 3 4
Lactic acid producers
Enterococcus faecium C Nocek et al. (2003) Stimulasi pemanfaatan asam laktat
F Emmanuel et al (2007) Sebagai antibakteri
L Abas et al (2007) Meningkatkan respon imune
Lactobacillus case D Yasuda et al. (2007)
L Lema et al. (2001)
Lactobacillus acidophilus C Al- Saiady (2010)
Rumen bacteria
Megaspharea elsdenii D Henning et al. (2010) Meningkatkan propionat
F Leeuw et al. (2009) Modulator pH
Prevotella bryantii D Chiqueete et al. (2008)
Other
Propianibacterium F Vasconcelos et al. (2008) Menigkatkan propionat
freudenreichii

Propianicbacterium C Adam et al (2008) Modulator pH


jensenii
Bifidobacterium spp. C Krehbiel et al. (2003) Menurunkan fungssi saluran cerna
Bacillus spp. C Aydin et al. (2009) Penyerapan substrat
F Arthur et al. (2010)
Escherichia coli C Schamberger et al (2004)
Yeast and Fungi
Saccharomyces cerevisiae C Kalmus et al. (2009) Mempercepat pembentukan
mikroba pada ternak yang baru lahir
D Liou et al. (2009) Meningatkan keernaan serat
F Thrune et al. (2009) Meningkatkan pemanfaatan asam
laktat
L Chaucheryas-Durand et al. Mampu menghilangkan oksigen
(2010)
Stimulasi growth factor/nutrient
Sumber dari enzim hidrolisis
Aspergillus oryzae F Miranda et al. (1996)
Ket : C, Calves; D, Dairy cattle; F, Feedlot cattle; L, Lamb
Sumber : McAllister et al. (2011)

Gambar 1. Proses S. cerevisiae memecah serat

30 Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.)


Vol 17 (1)

Tabel 2. Perkembangan penelitian suplementasi DFM S. cerevisiae pada ternak ruminansia


Peneliti Strain Dosis Ternak Effect
1 2 3 4 5
Arambel and Kent S. cerevisiae 90 g/d Sapi Suplementasi SC tidak memberikan
(1990) perah efek yang signifikan terhadap
kecernaan protein, ADF dan NDF
antar perlakuan
William et al. (1991) S. cerevisiae plus 10 g YC/d Sapi Suplementation yeast culture
growth medium perah meningkatkan kecernaan bahan
(YC) kering dan produksi susu.
Yoon and Stern S. cerevisiae 57 g/d Sapi Penambahan yeast culture
(1995) A. oryzae perah meningkatkan kecernaan bahan
organik, protein. Sedangkan fungal
kultur dapat mentimulasi bakteri
selulolitik dan proteolitik
Oetzel et al. (2007) S. cerevisiae 5×109 Sapi Meningkatkan persentase lemak susu,
cfu/cow/d perah dan protein susu.
Mikulec et al. (2010) S. cerevisiae 0,5 g/d dan Domba Suplementasi 0,5 g/d dan 1 g/d YC
1 g/d belum meningkatkan perfomance
ternak domba.
Inal et al. (2010) S. cereviae 4g/d Domba Menurunkan kosentrasi asetat dan
meningkatkan propionat
Zain et al. (2011) S. cerevisiae 0, 0,25%, In vitro Suplementasi S. cerevisiae dapat
0,50% dan meningkatkan populasi bakteri
0,75% dibanding kontrol namun tidak
berbeda nyata antar perlakuan. 0,29
vs 4,99, 5,12, dan 6,01.
Grochowska S. cerevisiae 15 g/d Domba Penambahan H-NDF dan L-NDF
et al. (2012) tidak dapat merubah pH, ammonia,
kosentrasi VFA dan persentase molar
asetat, proponat dan butirat. Namun
jika dibandingkan dengan kontrol L
DF dapat meningkatkan propionat.

hasilkan bermacam jenis enzim, diantaranya terpenuhinya kebutuhan hidup minimal bagi
α-amilase, α-glaktosidase, glutaminase, perkembangbiakan mikroorganisme (Hobson
proteinase, dan β-glukosidase (Yano, 1988). dan Wallace, 1982). Penggunaan probiotik
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ada jamur menyebabkan peningkatan populasi
Offer (1990) dan Newblod (1990) mencoba mikroorganisme dalam rumen, sebagai akibat
membuat suatu diagram alur (tahap 1 - 3) terjadinya perbaikan daya hidup mikroor-
tentang pendugaan model cara kerja probiotik ganisme (tahap 3a dan tahap 3b). Tahap 4 - 6
jamur pada ternak ruminansia (Gambar 2). merupakan penggambaran dari hasil penelitian
Peningkatan produktivitas pada ternak William (1989) dan William et al. (1991).
dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi pakan Perbaikan daya hidup mikroorganisme ini ter-
(tahap 1). Peningkatan konsumsi ini terjadi jadi karena stabilnya pH rumen yang merupa-
akibat meningkatnya laju cerna serat (tahap kan pengaruh sekunder (tahap 4). Kestabilan
2a) dan meningkatnya laju alir protein pH rumen diduga disebabkan oleh penurunan
mikroba (tahap 2b). Peningkatan laju asam laktat dalam rumen (tahap 5). Sebagian
pencernaan serat akan menyebabkan perbai- besar strain khamir tidak membentuk asam
kan pertumbuhan mikroorganisme, karena laktat kecuali S. cerevisiae.

Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.) 31


Vol 17 (1)

Gambar 2. Pendugaan model cara kerja probiotik jamur. Sumber : Newbold (1990)

Tabel 3. Perkembangan penelitian suplementasi DFM A. oryzae pada ternak ruminansia


Peneliti Strain Dosis Animal Efek
1 2 3 4 5
Gomez-Alarcon A. oryzae 3 g/d Sapi perah Meningkatkan kecernaan fraksi
et al. (1989) serat dalam rumen

Beharka et al. A. oryzae 5 x 10 cfu/ml In vitro Mengingkatkan kosentrasi total


(1991) VFA, propionat, asetat dalam
rumen

Beharka and A. oryzae fermentation 1,2 g/L In vitro Suplementasi Amaferm® dapat
Nagaraja (1993) extract (Amaferm®) meningkatkan kecernan serat
dengan menstimulasi pertumbu-
han bakteri rumen namun tidak
terhadap fungal dan aktifitas
protozoa

Lubis et al. A. oryzae 0%, 5% Domba Pemberian AOFC 10 % dapat


(2002) Fermentation Culture dan 10% meningkatkan populasi bakteri
(AOFC) selulolitik, karakteristik cairan
rumen, kecernaan serat dan
kecernaan protein dari 59,6%
pada domba kontrol menjadi
65,5% dengan suplementasi
10% AOFC.

Sosa et al. A. oryzae pada Dosis pertama 0, In vitro Percobaan 100 ml menurunkan
(2011) substrat Penisettum 50, 100 dan 200 produksi asam asetat, butirat
purpureum vs Cuba ml. Dosis kedua 0, dan meningkatkan propionat,
CT-169. 0,5, 5, 25 dan 50 meningkatkan KCBK dan VFA
ml / 50 ml

32 Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.)


Vol 17 (1)

Tabel 4. Perkembangan penelitian suplementasi beberapa jenis DFM pada ternak ruminansia
Peneliti Strain Dosis Ternak Efek
1 2 3 4 5
Wiedmeier et al. yeast culture, ekstrak 90 g/d dan Sapi perah KCBK meningkat dengan penamba-
(1987) fermentasi A. oryzae dan 2,63 g/d han A. oryzae dan kombinasi A.
kombinasi keduanya oryzae dan yeast culture. KCP
meningkat dengan penambahan yeast
culture. Kecernaan hemiselulosa,
total bakteri selulolitik, ratio asetat
dan propionat meningkat dengan
kombinasi keduanya.

Chiquette (1995) S. cerevisiae dan 10 g head-1d- Sapi perah Suplementasi AO individu atau
1
A. oryzae kombinasi dengan SC dapat mensti-
mulasi kosentrasi asetat, propionat
dan total VFA. Meningkatkan rasio
produksi susu.

Yoon and S. cerevisiae 57 g/d dan 3 Sapi perah Penambahan yeast culture mening-
Stern (1995) dan fungal culture g/d Laktasi katkan kecernaan bahan organik,
A. oryzae protein. Sedangkan fungal kultur
dapat menstimulasi bakteri selulolitik
dan proteolitik.

Latif et al. S. cerevisiae, A. oryzae 0.5 g/d Domba Suplementasi AO dan SC+AO me-
(2014) dan kombinasi keduanya 0.5 g/d ningkatkan konsumsi bahan kering
0.5 and 0.5 5% dan 9%. Suplementasi SC, AO
g/d dan SC+AO tidak berpengaruh
terhadap kecernaan NDF dan ADF
dibandingkan kontrol. Kombinasi
SC+AO meningkatkan nitrogen
intake.

Probiotik membentuk suatu substansi yang selu-lase dan hemiselulase yang mampu
berfungsi sebagai kofaktor sehingga dapat mencerna serat kasar (selulosa dan hemise-
meningkatkan penyerapan laktat oleh lulosa). Hal tersebut mendukung pernyataan
mikroorganisme rumen (Nisbet dan Martin, Shin et al. (1989) yang menyatakan bahwa S.
1990a). Perlambatan pelepasan senyawa cerevisiae termasuk salah satu mikroba yang
oligosakarida yang merupakan prekursor asam umum dipakai untuk ternak sebagai probiotik,
laktat (tahap 6). bersama-sama dengan bakteri dan cendawan
lainnya seperti Aspergillus niger, Aspergillus
Kombinasi DFM S. cerevisiae dan A. oryzae
oryzae, Bacillus pumilus, Bacillus centuss,
pada Ternak Ruminansia
Lactobacillus acidophilus, Saccharomyces
Penelitian yang menggunakan
crimers, Streptococcus lactis dan
kombinasi beberapa jenis DFM telah
Streptococcus termophilus.
dilakukan untuk mengoptimalkan
Penambahan suplemen jamur (A. oryzae
produktivitas ternak. Amin (1977)
dan S. cerevisiae) dapat meningkatkan kecer-
menyatakan bahwa suplementasi kombinasi
naan bahan kering, produksi dan kualitas susu,
probiotik S. cerevisiae dan A. oryzae dapat
serta bobot hidup ternak ruminansia (Alshaikh
meningkatkan fermentabilitas pakan dalam
et al., 2002). Hal ini terjadi karena peningka-
rumen in vitro. Hal ini disebabkan kerjasama
tan jumlah bakteri selulolitik, peningkatan
yang sinergis kedua fungi tersebut. S.
degradasi serat dalam rumen, dan perubahan
cerevisiae mampu menghasilkan enzim
kandungan asam lemak terbang (VFA) rumen.
amilase yang berfungsi mencerna pati,
sedangkan A. oryzae menghasilkan enzim

Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.) 33


Vol 17 (1)

KESIMPULAN fed diets with Aspergillus oryzae


fermentation extract. J. Dairy Sci.
Pemanfaatan DFM S. cerevisiae dan A. 74:4326-4336.
oryzae untuk ternak ruminansia dapat
Beharka, A.A., and T.G. Nagaraja. 1993.
menguntungkan ternak melalui perbaikan
Effect of Aspergillus oryzae
ekosistem rumen. Suplementasi DFM pada
fermentation extract (Amaferm®) on in
ternak ruminansia dapat meningkatkan karak-
vitro fiber degradation. J. Dairy. Sci.
teristik cairan rumen, populasi mikroba
76:812-818.
rumen, perfomans dan produktifitas ternak
ruminansia. Tetapi, tidak semua hasil pene- Chen, C.R., B. Yu and P.W.S. Chiou. 2004.
litian menghasilkan respon positif walaupun Roughage energy and degradability
sangat jarang yang memberikan dampak estimatiion with Aspergillus oryzae
negatif. Oleh sebab itu, penambahan DFM inclusion using dairy in vitro fermen-
dalam pakan ternak ruminansia juga harus tation. Asian-Aust. J. Anim. Sci.
memperhatikan jenis DFM yang akan 17:5362.
digunakan baik secara individu ataupun kom- Chiquette, J. 1995. Saccharomyces cerevisiae
binasi sehingga dapat terjadi kerjasama yang and Aspergilus oryzae, used alone or in
sinergis dari DFM untuk meningkatkan pro- combination, as feed supplement for
duktivitas ternak. Pemanfaatan DFM pada beef and dairy cattle. Agriculture canada
ternak ruminansia sangat disarankan di Indo- research, Lenooxville, Quebec, Canada
nesia, terutama untuk ternak ruminansia yang J1M 1Z3 no. 483.
memperoleh pakan berkualitas rendah seperti
limbah-limbah hasil pertanian atau perkebu- Cole, D..J.A . 1991 . The role of the nutrionist
nan. in design feed for future in feed
industry. Proc. of Alltechs, Seventh
DAFTAR PUSTAKA Annual Symposium. Alltech Technical
Publication, Nicholasville Kentucky : 1-
Amin. 1997. Pengaruh pengggunaan probiotik 2.
Saccharoyces cerevisiae dan Aspergillus Dawson, K.A. 1990. Designing the yeast
oryzae dalam Ransum pada Populasi culture of tomorrow. Mode of action of
mikroba, Aktifitas fermentasi rumen, yeast culture for ruminant and non rumi-
Kecernaan dan Pertumbuhan sapi perah nant. In: T.P. Lyons (ed), Biotecnology
dara. Thesis magister sains program in the feed industry. Altech Technical
Pascasarjana IPB, Bogor. Publications, Nicholasvillae, KY. Pp.
Arambel, M.J. dan B.A. Kent. 1990. Effect of 59-78.
yeast culture on nutrient digestibility
and milk yield response in early-to mid Dawson, K.A. 1993. Current and future role of
lactation dairy cows. J. Dairy Sci 73: yeast culture in animal production : A
1929-1932. Review of research over the last seven
years. P. 269-291. In : T.P. Lyons (ed).
Alshaikh, M. A., A.Y. Alsiadi, S.M. Zahran, Biotechnology in feed industry. Vol. IX.
H.H. Mugawer and T.A. Aalshowime. Alltech Technical Publications, Nicho-
2002. Effect of feeding yeast culture lasville, K.Y.
from different sources on the perfor-
mance of lactating holstein cows in Denev, S.A., T.Z. Peeva, P. Radulova, N.
saudi arabia. Asian-Australia. J. Animal. Stancheva, Staykova, G. Beev, P.
Sci. 15(3) : 352-355. Todorova, S. Tchbanova. 2006. Yeast
cultures in ruminant nutrition. Bulgarian
Beharka, A. A., T.G. Nagaraja and J.L. Journal of Agricultural Science. 13. P.
Morrill. 1991. Performance and ruminal 357–374.
function development of young calves

34 Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.)


Vol 17 (1)

Desnoyers, M., S. Giger-Reverdin, G. Bertin, Jouany, J.P. 2001. Twenty years of research
C. Duvaux-Ponter and D. Sauvant. and now more relevant than ever the
2009. Meta-Analysis Of The Influence coming of age of yeast cultures in
Of Saccharomyces Cerevisiae Supple- ruminant diets. In : Responding to a
mentation On Ruminal Parameters And Changing Agricultural Landscape.
Milk Production Of Ruminant. J. Dairy. Alltech’s European, Middle Eastern and
Sci., 92: 1620-1632. African Lecture Tour, pp. 44-69.
Fuller, R. 1989. A Review : Probiotics in man Latief, M.R., S.M. Zahran, M.H. Ahmed, H.S.
and animals. J. Appl. Bacteriol. 66:365- Zeweil and S.M.A. Sallam. 2014. Effect
378. of feeding Saccharomyces cerevisiae
and Aspergillus oryzae on nutrient
Fuller, R. 1992. History and Development of
uutilization and rumen fermentation
Probiotics. In Probiotics the Scientific
characteristic of sheep. J. Agric. Res.
basis. Edited by Fuller. Chapman and
Vol. 59, No. 2, pp. 121-127.
hall. London, New York, Tokyo,
Melbourne, Madras. Pp. 1 – 7. Li. J., D. F. Li, J. J. Xing, Z. B. Cheng and C.
H. Lai., 2004. Effects of β -glucan
Fuller, R., 2002, Probiotic- What they are and
extracted from Saccharomyces
what they do. http://D:/Probiotic. What
cerevisiae on growth performance, and
they and what do, html.
immunological and somatotropic res-
Gomez-Alarcon., C. Dudas, and J.T. Huber. ponses of pigs challenged with
1989. Influence of culture of Aspergillus Escherichia coli lipopolysaccharide.
oryzae on rumen and total tract Journal of Animal Science. 2006.No 84.
digestibility of dietary components. J. Pp 2374-2381
Dairy. Sci. 73: 703-710.
Lubis, D., E. Wina, B. Haryanto, and T.
Grochowska, S.W. Nowak., R. Mikula, and Suhargiyantatm. 2002. Feeding
M. Kasprowicz-Potocka. 2012. The Aspergillus oryzae Fermentation Culture
effect Saccharomyces cerevisiae on (AOFC) to Growing Sheep: The Effect
ruminal fermentation in sheep fed hidh of AOFC on Rumen Fermentation .
or low NDF rations. J. Anim. Feed. Sci. JLTV. Vol.7. No. 3.
21, 276-284.
McAllister. T.A., K.A. Beauchemin, A. Y.
Hobson, P.N. and J.P. Jouany. 1988. Models Alazzeh, J. Baah, R. M. Teather, and K.
Mathematical and Biological, of the Stanford. 2011. Rivew : The use of
Rumen Function. The Rumen Microbial direct fed microbials to mitigate
Ecosystem. P.N Hobson (ed.). Elseiver pathogens and enhance production in
Science Publishers. London. cattle. J. Anim. Sci. 91: 1-19.
Hobson, P.N . and R.J. Wallace. 1982 . Mikulec, Z.,T. Masek., B. Habrun., and H.
Microbial ecology and activities in the Valpotic. 2010. Ifluence of live yeast
rumen . Part IL CRC Crit . Rev . cells (Saccharomyces cerevisiae)
Microbiol . 9 : 253 – 320. supplementation to the diet of fattening
Inal, F., E. Gurbuz, B. Coskun, M.S. Alatas, lambs on growth perfomance and rumen
O.B. Citil, E.S. Polat, E. Seker, dan C. bacterial number. Veterinarski Arhiv. 80
Ozcan. 2010. The effect of live yeast (6), 695-703.
culture (Saccharomyces cerevisiae) on Mustangwa, T., I.E. Edward, J.H. Topps and
Rumen Fermentation and Nutrient G. F. M. Peterson. 1992. The effect of
Degradability in Yearling Lambs. dierty inclusion yeast culture (Yea-Saac)
Kakfas Univ. Vet. Fak. Derg. 16(5): on pattern of rumen fermentation, food
799-804.

Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.) 35


Vol 17 (1)

intake and growth of intensively fed Roberfoid, M.B . 2000. Prebiotics and
bulls. Anim. Prod., 55: 35-40. probiotics :are they functional foods 1-3
Am. J. Clin. New. 71 (Suppl) :16828-
Mwenya, B., B. Santoso, C. Sar, Y. Gamo,T.
16878.
Kobayashi, I. Arai and J. Takahashi.
2004. Effects of including 1,4-galacto- Shin, T., S. Hyung, K. Kyun and A. Choong.
oligosaccarides, lactic acid bacteria rr 1989 . Effects of CYC on the
yeast culture on methanogenesis as well performance of Dairy, Beef cattle and
as energy and nitrogen metabolism in swine. Seoul, Korea.
sheep. Anim. Feed Sci. Technol., 115 : Soeharsono. 1994. Probiotik (alternatif
313-326. pengganti antibiotik dalam bidang
Newbold, C.J. 1990. Probiotics as feed addi- peternakan) . Laboratorium Fisiologi
tives in ruminant diets.51a Minnesota dan Biokimia. Fakultas Peternakan.
Nutrition Conference .pp . 102 -118. Universitas Padjajaran.
Ngadiyono, N. dan E. Baliarti. 2001. Laju Sosa, A., J. Galindo, M.L. Tejido, A. Diaz,
Pertumbuhan dan produksi karkas sapi M.E. Martinez, C. Saro, M.D. Carro,
Peternakan Ongle Jantan dengan penam- and M.J. Ranilla. 2011. Effects of
bahan probiotik starbio pada pakannya. Aspergillus oryzae on in vitro ruminal
Media Peternakan 24(2): 63-67. fermentation. Options Mediterraneennes
: Série A. Séminaires Mediterraneens; n.
Nisbet, D.J. and S.A. Martin. 1990a. Effect of
99.
dicarboxylic acids and Aspergillus
oryzae fermentation extract on lactate Wallace, R.J. and C.J. Newbold. 1992 .
uptake by ruminant bacterium Probiotics for ruminants. In : Probiotics,
Selemonas ruminantium. Appi . the Scientific Basis. FULLER, R . (Ed
Environ. Microbiol. 58 : 3515 -3518. .). Champan and Hall. London. pp . 317
– 353.
Oetzel, G.R., K.M. Emery, W.P. Kautz and
J.E. Nocek. 2007. Direct-fed microbial Wiedmeier, R.D., M.J. Arambel and J.L.
supplementation and health and Waltern. 1987. Effect of yeast culture
performance of pre- and postpartum and Aspergillus oryzae fermentation
dairy cattle: A field trial. J. Dairy Sci. extracts on ruminal characteristics and
90:2058-2068. nutrient digestibility. J. Dairy Sci.
70:2063.
Offer, N .W. 1990. Maximising fiber digestion
in the rumen : The role of yeast culture . William, P.E.V. 1989 . The mode of action of
In : Biotechnology in the Feed Industry . yeast culture in ruminant diets : A
LYONS, E .P . (Ed.). Alltech Technical review of the effect on rumen
Publications, Nicholasville, Kentucky . fermentation patterns . In : Biotech-
pp . 79-76. nology in the Feed Industry . LYONS, T
.P. (Ed .). Altech Technical Publication,
Preston, T.R. and R.A. Leng. 1987. Matching
Nicholasville. Kentucky. pp . 65 - 84.
ruminant production systems with
available resources in the tropics and William, P.E.V., C.A.G . Tait, G.M . Innes
sub-tropics. Penambul Books: Armidale, and C.J . Newbold. 1991 . Effect on the
Australia pp. 245. inclusion of yeast culture in the diet of
dairy cow on milk yield and forage
Ritonga, H. 1992. Bakteri sebagai pemicu
degradation and fermentation patterns in
pertumbuhan. Poultry Indonesia No.
the rumen of sheep and steers . J . Anim
14/April , Hal : 11-13.
Sci . 69 : 3016 -3026.

36 Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.)


Vol 17 (1)

Wina, E. 2000. Pemanfaatan ragi (yeast) Yoon, I.K. and M.D. Stern. 1996. Effect of
sebagai pakan imbuhan untuk Saccharomyces cerevisiae and
meningkatkan produktivitas temak Aspergillus oryzae cultures on ruminal
ruminansia. Wartazoa 9(2) : 50-56. fermentation in dairy cows.
Yano, T.M. dan Ito, K.T., 1998. Purification Zain,M., N. Jamarun dan Elihasridas. 2002.
and Properties of Glutaminase From Suplementasi rumput dengan jerami
Aspergillus Oryzae. J. Ferment.Technol. olahan dalam ransum ternak sapi.
6(2): 137-142. J.Andalas. No.31/Mei/Tahun XI.
Zain,M, N. Jamarun,A.Arnim, W.S.N. Ningrat
Yoon, I.K. and M.D. Stern. 1995. Influence of and R.Herawati 2011. Effect of Yeast
direct-fed microbials on ruminant (Saccharomyces cerevisiae) on
microbialfermentation and performance
fermentability, microbial population and
of ruminants: A review. Asian-Aust. J. digestibility low quality roughage (in
Anim. Sci. 8:533-555. vitro). Archiva Zootecnica 14(4): 51-58.

Peran Direct Fed Microbials ... (Suryani, et al.) 37

Anda mungkin juga menyukai