Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Analisa 6 (2) (2020) 187-196

http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/index
p-ISSN : 2549-5135 e-ISSN : 2549-5143

Penggunaan kartu positif-negatif untuk meningkatkan hasil


belajar

Ragustini1, Rizki Zakwandi2


1. SD Negeri Gerbang Raya 3 Kecamatan Periuk Kota Tangerang, Indonesia
2. Program Magister Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta
*ragustini8@gmail.com

Received: 24 Mei 2020; Accepted: 23 Desember 2020; Published: 29 Desember 2020

_______________________________________________

Abstrak

Keberhasilan proses pembelajaran salah satunya dapat dianalisis berdasarkan hasil belajar peserta didik.
Pada pelajaran matematika, kemampuan peserta didik dilihat pada kemampuan untuk menjawab soal yang
terindeks pada hasil belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik melalui penggunaan media pembelajaran berupa kartu positif-negatif. Sampel yang digunakan berasal
dari kelas V yang berjumlah 24 peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa media pembelajaran
berupa kartu positif-negatif efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian selanjutnya
dapat mengembangkan aspek-aspek kemampuan berpikir yang ditunjang oleh penggunaan media kartu
positif-negatif.

Kata kunci: media pembelajaran, kartu positif-negatif, hasil belajar, penelitian tindakan kelas.

Abstract

The success of the learning process can be analyzed based on the learning outcomes of students. In
mathematics, the ability of students can be seen from the ability to answer indexed questions in learning
outcomes. The purpose of this study is to improve student learning outcomes by using positive-negative
cards as learning media. The sample that used in this research was 24 fifth grade students. The results of
this study indicated that positive-negative cards learning media was effective for improving students’
learning outcomes. In the further research, it is necessary to carry out research on the aspects of thinking
skills which are supported by the use of positive-negative card media.

Keywords: Learning media, positive-negative card, learning outcome, classroom action research
Ragustini, Rizki Zakwandi

1. PENDAHULUAN tematik yang sangat padu (Wahyuni, Setyosari,


& Kuswandi, 2016).
Proses pembelajaran (PBM) matematika di
tingkat sekolah dasar memiliki tujuan untuk Studi pendahuluan yang dilakukan
membentuk pondasi berpikir logis kepada memberikan gambaran bahwa peserta didik
peserta didik untuk memudahkan mencapai banyak mengalami kesulitan dan tidak
tingkat selanjutnya (Widyastuti & Pujiastuti, termotivasi untuk balajar, khususnya pada
2014). Dalam pelaksanaannnya, peserta didik materi operasi bilangan. Hal ini didasarkan
diharapkan mampu menemukan solusi dari dari data yang diperoleh pada hasil tes formatif
setiap permasalahaan yang diberikan. Guru yang diberikan yang menunjukan hasil belajar
memiliki peranan yang besar dalam yang rendah. Selain itu, hasil tes pendahuluan
memfasilitasi peserta didik demi tercapainya menunjukan bahwa hanya 20,8% peserta didik
hasil belajar yang baik (Febriyanti & Seruni, yang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan
2015) dan menjadi indikator keberhasilan guru Minimum (KKM) sedangkan sisanya sebanyak
dalam mengajar. 79,2% belum memenuhi KKM. Rata-rata hasil
belajar peserta didik pada tes formatif awal
Peranan guru dalam memfasilitasi adalah 56,7 yang tergolong rendah dalam daya
pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi, penjelas. Fakta tersebut menandakan bahwa
prestasi dan perilaku peserta didik. Selain itu, diperlukan sebuah upaya dan pembenahan
kemampuan guru dalam mengorganisasi kelas pembelajaran pada materi operasi bilangan
dan mengoptimalkan lingkungan fisik yang bulat agar hasil belajar peserta didik dapat
berada di kelas membuat peserta didik berada mengalami peningkatan. Karena jika hal
dalam level kenyamanan emosi dan tersebut tidak diatasi sehingga siswa tidak
meningkatkan kualitas komunikasi antar guru menguasi konsep operasi hitung bilangan
dan peserta didik. Kedua hal tersebut menjadi bulat, maka peserta didik akan mengalami
faktor penting dalam suatu keberhasilan kesulitan dalam mengikuti pelajaran
pembelajaran yang mana bisa menjadi faktor selanjutnya (Rachmawati, Suhendar, & Akbar,
pendukung atau penghambat pembelajaran 2018)
yang optimal (Febriyanti & Seruni, 2015).
Faktor pendukung dan penghambat dalam Berdasarkan analisis situasi yang dilakukan
pembelajaran perlu diperhatikan agar diperoleh gambaran mengenai permasalahan
tercapainya indikator pembelajaran. pembelajaran yang dihadapai peserta didik
dengan identifikasi masalah antara lain: 1)
Pembelajaran matematika di tingkat sekolah Peserta didik kurang fokus pada materi
dasar sering kali mendapatkan stigma negatif, pelajaran di saat pembelajaran berlangsung; 2)
dipandang cukup sulit dan kurang diminati Peserta didik tidak dapat menyelesaikan soal
oleh peserta didik. Hal ini disebabkan oleh evaluasi pembelajaran dengan baik; dan 3)
fundamen pembelajaran matematika yang Peserta didik kurang termotivasi selama
cenderung menekankan pada pemikiran logis pembelajaran pada materi operasi bilangan
yang terkadang belum mampu diikuti dan bulat. Menurut Rahimah dan Asy’ari (2017)
dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik dan Susilawati (2015), terdapat beberapa
(Waskitoningtyas, 2016). Selain itu, tuntunan alasan untuk masalah tersebut diantaranya: 1)
kurikulum dengan menerapkan pembelajaran Proses pelaksanaan pembelajaran masih
berbasis tematik juga memberikan beberapa bersifat teacher center; 2) Guru masih kurang
kendala bagi guru. Kendala bagi guru optimal dalam penjelasan materi kepada
diantaranya adalah kesulitan dalam peserta didik, 3) Guru mengajar tanpa dibantu
mengaitkan antara mata pelajaran matematika media pengajaran yang menarik minat peserta
dengan konteks pembelajaran lainnya, dan didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran , 4)
kesulitan dalam merancang pembelajaran Peserta didik jarang diberi kesempatan untuk

188 Jurnal Analisa 6 (2) (2020) :187-196


Penggunaan kartu positif-negatif untuk meningkatkan hasil belajar

bertanya atau mengemukakan pendapat Penelitian ini merupakan penelitian tindakan


sehingga menyebabkan kurang terbentuknya kelas yang subyeknya adalah siswa kelas VA di
interaksi dan komunikasi sesama peserta didik salah satu SDN Kota Tangerang tahun
maupun dengan guru. pelajaran 2016-2017. Subjek pada penelitian
sebanyak 24 orang. Proses penelitian
Febriyanti dan Seruni (Febriyanti & Seruni, ditunjukkan pada Gambar 1.
2015) menemukan solusi untuk mengatasi hal
tersebut yaitu dengan meningkatkan interaksi
antara guru dan peserta didik selama
pembelajaran dan dengan menggunakan media
pembelajaran. Peningkatan kuantitas dan
kualitas interaksi dinilai mampu meningkatkan
hasil belajar, motivasi peserta didik, dan
sebagai jalan tengah bagi guru. Upaya
peningkatan interaksi pembelajaran dapat
dilakukan melalui pemanfaatan siklus belajar
atau learning cycle (Rahayuningsih, Masykuri,
& Utami, 2012). Pemanfaatan media
pembelajaran mampu mendukung proses
belajar mengajar agar pembelajaran lebih
efektif, menarik, dan tepat sasaran (Pitriana,
Agustina, Zakwandi, Ijharudin, & Kurniawan,
2018).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan


hasil belajar peserta didik melalui
pembelajaran learning cycle yang dibantu
dengan menggunakan media pembelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan adalah
kartu positif dan kartu negatif. Penggunaan
kartu positif dan kartu negatif memungkinkan
peserta didik untuk langsung mempraktekan Gambar 1. Alur Penelitian
ke bilangan bulat positif dan negatif, sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna, aktif dan
menyenangkan (Farida, 2018; Putri, 2016) Proses penelitian terdiri dari empat tahap,
Selain itu, berdasarkan studi dari Panjaitan dimulai dengan perencanaan tindakan,
(2015), dan Sinaga (2018) pembelajaran pelaksanaan tindakan, observasi dan diakhiri
dengan mengunakan kartu positif-negatif dengan refleksi. Refleksi dilakukan pada tahap
dinilai efektif dalam meningkatkan hasil pra siklus dan diulangi pada siklus berikutnya.
belajar dan penguasaan konsep peserta didik. Sebelum pelaksanaan penelitian dilaksanakan
Hal ini sejalan dengan penelitian Rachmawati, observasi awal terhadap hasil belajar peserta
Suhendar, dan Akbar (2018) bahwa siswa lebih didik, kemudian diadakan penelitian siklus 1
tertarik untuk menggunakan kartu positif- diawali dengan tahap perencanaan, kemudian
negatif karena dapat langsung mempraktekan pelaksanaan tindakan kelas.
sehingga konsep tentang operasi hitung
bilangan bulat pun mudah diterima 2.1 Pra Siklus
(Rachmawati et al., 2018).
Langkah pertama pada kegiatan pra siklus
2. METODE adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Jurnal Analisa 6 (2) (2020) :187-196 189


Ragustini, Rizki Zakwandi

Pembelajaran (RPP) sebagaimana proses oleh peserta didik sebagai apersepsi


pembelajaran sebelumnya. Dalam tahap pra pembelajaran, d) Guru membagi peserta didik
siklus, hasil observasi terhadap aktivitas menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri
peserta didik digunakan untuk menyiapkan dari 4 orang peserta didik, e) Guru meminta
langkah evaluasi dan digunakan sebagai setiap peserta didik mengeluarkan kartu positif
rujukan untuk menyusun treatmen pada tahap dan kartu negatif (lihat gambar 2) miliknya, f)
berikutnya. Tahapan terakhir pada kegiatan Setiap kelompok peserta didik mengerjakan 10
pra siklus adalah refleksi berupa mencermati, soal hitungan berkaitan dengan materi
mengkaji, dan menganalisis secara mendalam bilangan bulat dengan memanfaatkan kartu
dan menyeluruh tindakan yang telah positif dan kartu negatif sebagai media hitung,
dilaksanakan pada langkah evaluasi. Hasil g) Guru memberi saran dan kesimpulan dari
analisis tersebut akan digunakan sebagai acuan hasil kerja setiap kelompok peserta didik.
untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
Berdasarkan analisis tersebut maka disusunlah c. Observasi
rencana kegiatan yang baru yang akan
dilaksanakan pada tahap siklus 1. Observasi berkaitan dengan analisa guru atau
peneliti terkait pelaksanaan proses
2.2 Silkus 1 pembelajaran. Pada tahap ini peneliti
menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki agar
a. Perencanaan treatment yang direncanakan dalam proses
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang
Berdasarkan kendala yang diemukan pada diinginkan. Hasil dari observasi juga dapat
tahap pra siklus maka dilakukan tindakan yang menemukan kelemahan-kelemahan serta
akan memecahkan masalah tersebut. Adapun kendala dalam proses pembelajaran kemudian
langkah kegiatan yang dilakukan pada tahapan dijadikan dasar perbaikan rencana tindakan
perencanan tindakan siklus 1 meliputi: a) pada siklus berikutnya.
Menyiapkan silabus dan RPP, b) Menyiapkan
skenario pembelajaran, c) Menyiapkan materi
pembelajaran, d) Menyiapkan media
pembelajaran e) Menyiapkan soal pertanyaan
f) Menyiapkan lembar jawaban peserta didik,
g) Menyiapkan lembar penilaian peserta didik.

b. Tindakan

Tahap kedua dari penelitian ini adalah


perlakuan yang diberikan kepada siswa sebagai Gambar 2. Model Kartu Positif Negatif
upaya untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Rancangan kegiatan
pembelajaran meliputi tiga tahap yaitu d. Refleksi
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Secara spesifik, kegiatan-kegiatan yang Kegiatan refleksi berisikan kajian dan analsisis
dilakukan selama proses pembelajaran adalah secara mendalam serta menyeluruh terkait
sebagai berikut: a) Kegiatan pembelajaran tindakan yang telah diberikan. Analisis
dimulai dengan guru menjelaskan tujuan dilakukan berdasarkan data yang telah
pembelajaran atau kompetensi yang akan terkumpul pada langkah observasi. Hasil yang
dicapai, b) Menyampaikan pokok–pokok diperoleh dari observasi dikumpulkan dan
materi pembelajaran, c) Guru memberikan dianalisis sehingga dapat diketahui apakah
beberapa soal hitungan untuk dijawab cepat kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan

190 Jurnal Analisa 6 (2) (2020) :187-196


Penggunaan kartu positif-negatif untuk meningkatkan hasil belajar

tujuan yang direncanakan. Hasil analisis 3.1. Pra Siklus


tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk
merencanakan tindakan selanjutnya pada Pada tahap pra siklus, pemahaman peserta
siklus 2 hingga permasalahan yang ada dapat didik terhadap operasi hitung bilangan bulat
teratasi. Aspek-aspek yang ditinjau pada sangat kurang. Aktivitas belajar peserta didik
kegiatan refleksi diri meliputi penjelasan sangat rendah dan peserta didik cenderung
konsep, alat peraga yang digunakan, metode pasif saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
mengajar, pengelolaan kelas, dan aktifitas Dari 24 peserta didik hanya beberapa peserta
peserta didik selama pembelajaran. didik yang nilainya mencapai KKM sekolah
yang telah ditentukan yaitu 75. Hal ini
2.3. Siklus 2 dikarenakan ada beberapa kekurangan antara
lain pada saat pembelajaran berlangsung
a). Perencanaan media pembelajaran/alat peraga yang
Pada siklus 2 dilakukan tindakan seperti pada digunakan berupa garis bilangan kurang dapat
siklus 1 dengan memperbaiki segala memotivasi peserta didik. Hanya sebagian
keterbatasan dan kekurangan yang ditemukan peserta didik saja yang mau membuat garis
pada pelaksanaan siklus 1. bilangan, sedangkan peserta didik yang lain
hanya diam menunggu hasil jawaban yang
b). Tindakan didapat oleh temannya. Permasalahan ini
Tahap kedua dari penelitian ini adalah menjadi acuan peneliti untuk melakukan
pelaksanaan upaya peningkatan hasil belajar perbaikan pembelajaran, sampai materi
peserta didik melalui tindakan perbaikan pelajaran tersebut benar–benar dapat
pembelajaran. dimengerti dan dipahami oleh peserta didik.

c). Observasi Berdasarkan data pre-test yang diberikan


Siklus 2 merupakan siklus terakhir dalam terlihat bahwa peserta didik yang mencapai
rangkaian penelitian tindakan kelas yang nilai di atas KKM sekolah yaitu sebanyak 5
dilaksanakan sehingga pada tahap observasi orang, atau sebesar 20,8 %, sedangkan peserta
peneliti hanya mengambil data terkait didik yang mendapat nilai dibawah KKM yang
kemampuan akhir peserta didik dan ditentukan sekolah yaitu sebanyak 19 orang
mengamati tingkat keefektifan pembelajaran atau sebesar 79,2 %. Hasil tersebut dapat
yang dilaksanakan dengan menggunakan terlihat dapat Gambar 3.
media kartu positif-negatif.
90,0%
d). Refleksi 79,8%
80,0%
Kegiatan pada langkah ini adalah mencermati,
mengkaji, dan menganalisis secara mendalam 70,0%
dan menyeluruh tindakan yang telah 60,0%
dilaksanakan berdasarkan data yang telah 50,0%
terkumpul pada langkah evaluasi siklus 1 dan 40,0%
siklus 2. Hasil analisis tersebut akan digunakan
sebagai acuan hasil penelitian. Aspek-aspek 30,0% 20,8%
yang ditinjau pada kegiatan refleksi diri 20,0%
meliputi penjelasan konsep, alat peraga yang 10,0%
digunakan, metode mengajar, pengelolaan 0,0%
kelas, dan aktifitas peserta didik selama Tuntas Tidak tuntas
pembelajaran.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 3. Grafik ketuntasan Belajar Pra


Siklus

Jurnal Analisa 6 (2) (2020) :187-196 191


Ragustini, Rizki Zakwandi

Berdasarkan persentase pada Gambar 3, No Kemunculan


Aspek Hasil
ketuntasan belajar peserta didik pada tahap Ada Tidak
pra siklus ini sangat rendah. Sebagai bahan 2 Alat Cukup
refleksi, dilakukan refleksi bersama terhadap peraga 
tahap pra siklus seperti pada Tabel 1. Metode
3 Cukup
meng- 
Tabel 1. Refleksi Diri ajar
No Kemunculan Peng-
Aspek Hasil 4 Cukup
Ada Tidak elolaan 
1 Pen-  Kurang kelas
jelasan Akti-
konsep 5 vitas Kurang

2 Alat  Kurang peserta
peraga didik

3 Metode  Kurang Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran pada


meng- siklus 1, diadakanlah evaluasi secara tertulis.
ajar Adapun nilai evaluasi peserta didik pada siklus
4 Peng-  Kurang 1 dapat dilihat pada Gambar 4.
elolaan
kelas 100,0%

5 Akti-  Kurang
80,0%
vitas
peserta
didik
60,0% 54,2%
45,8%
Berdasarkan hasil refleksi pada Tabel 1,
diperoleh gambaran bahwa masih terdapat 40,0%
beberapa aspek yang belum muncul dan
beberapa lainnya masih belum optimal.
20,0%
3.2. Siklus 1

Dalam melaksanaan pembelajaran pada siklus 0,0%


1 ini penulis diamati oleh teman sejawat yang Tuntas Tidak tuntas
duduk di belakang peserta didik. Hasil
pengamatan teman sejawat terhadap penulis Gambar 4. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 1
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Refleksi Diri Siklus 1


Berdasarkan Gambar 4, dapat disimpulkan
No Kemunculan
Aspek Hasil bahwa dari sejumlah 24 orang peserta didik,
Ada Tidak sebanyak 13 orang peserta didik yang mencapai
Pen- nilai di atas KKM atau sebesar 54,2 %,
1 Cukup
jelasan  sedangkan yang mendapat nilai dibawah KKM
konsep yang ditentukan sekolah yaitu sebanyak 11
orang atau sebesar 45,8 %. Data ini

192 Jurnal Analisa 6 (2) (2020) :187-196


Penggunaan kartu positif-negatif untuk meningkatkan hasil belajar

menunjukkan adanya peningkatan jumlah dan 100,00%


persentase peserta didik yang mencapai nilai 87,50%
90,00%
KKM yaitu sebesar 33,4% dari pra siklus. 80,00%
Merujuk pada Tabel 2, juga terdapat 70,00%
peningkatan capaian refleksi dimana terdapat 60,00%
peningkatan kualitas interaksi yang 50,00%
berlangsung. Meskipun demikian, masih 40,00%
terdapat beberapa catatan yang perlu 30,00%
diperbaiki yaitu: 1) masih terdapat siswa yang 20,00% 12,50%
tidak fokus selama pembelajaran, 2) masih 10,00%
terdapat siswa yang belum dapat mengikuti 0,00%
kegiatan pembelajaran secara maksimal. Hal Tuntas Tidak tuntas
ini perlu diperbaiki sehingga menjadi catatan
dalam pembelajaran dalam siklus 2.
Gambar 5. Grafik ketuntasan Siklus 2
3.3. Siklus 2
Berdasarkan Gambar 5 dapat kita lihat bahwa
Pelaksanaan siklus 2 merupakan tahap akhir
dari sejumlah 24 orang peserta didik kelas VA,
dari pembelajaran pada penelitian ini. Refleksi
peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM
sebagai hasil pengamatan keterlaksanaan
yang ditentukan sekolah yaitu sebanyak 21
pembelajaran terdapat dalam Tabel 3.
orang, atau sebesar 87,5 %, sedangkan peserta
Tabel 3. Refleksi Diri Siklus 2 didik yang mendapat nilai dibawah KKM yang
No Aspek Kemunculan Hasil ditentukan sekolah yaitu sebanyak 3 orang atau
Ada Tidak sebesar 12,5 %. Data ini menunjukkan adanya
1 Pen- peningkatan jumlah peserta didik yang
Baik mencapai nilai KKM yaitu sebesar 33,3% lagi,
jelasan 
konsep dari siklus 1 sebesar 54,2% naik menjadi 87,5%
2 Alat Baik pada siklus 2. Jika diamati persentase
peraga  keberhasilan peserta didik yang mencapai nilai
KKM pada setiap siklus, maka diperoleh
3 Metode Baik
meng-ajar  gambaran bahwa adanya peningkatan yang
cukup signifikan di setiap pertemuan. Untuk
4 Peng- lebih jelasya dapat dilahat pada Gambar 6.
elolaan Baik

kelas
5 Aktivitas 100,0%
87,5%
peserta Baik 90,0%

didik 80,0%
70,0%
60,0% 54,2%
Berdasarkan Tabel 3, keterlaksanaan
pembelajaran di semua aspek sudah 50,0%
memperoleh catatan yang baik. Hasil ini 40,0%
memberikan refleksi bahwa siklus 30,0% 20,8%
pembelajaran dapat meningkatkan kesiapan 20,0%
dan kemampuan guru dalam menyusun dan 10,0%
mengorganisasikan pembelajaran. 0,0%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Gambar 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar

Jurnal Analisa 6 (2) (2020) :187-196 193


Ragustini, Rizki Zakwandi

Berdasarkan Gambar 6, diperoleh hasil analisis sehingga menimbulkan semangat dalam


berupa nilai N-gain dari masing-masing pembelajaran. Berdasarkan aktivitas
peningkatan. Nilai N-gain antara pra siklus 1 pembelajaran, terdapat peningkatan bentuk
dan pra siklus adalah 0.42 dengan interpretasi interaksi yang dilakukan di setiap siklus. Hasil
sedang. Selanjutnya nilai N-gain dari siklus 2 studi ini sejalan dengan temuan dari
ke siklus 1 menunjukan adalah 0.72 dengan Rahayuningsih (Rahayuningsih et al., 2012)
inerpretasi tinggi, dan untuk nilai N-gain akhir dan Hikmah (2016) yang menyatakan bahwa
(siklus 2 terhadap pra siklus) adalah 0.84 penerapan siklus pembelajaran dapat
dengan interpretasi tinggi (Hake, 1999). Hasil meningkatkan kemampuan siswa. Selain itu,
ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil temuan ini juga mengindikasikan bahwa
hasil belajar yang signifikan di setiap siklus media pembelajaran yang digunakan dinilai
ataupun secara keseluruhan. mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut panjaitan (Panjaitan, 2015) dan
3.4. Peningkatan Hasil Belajar Mahmud (2020), peningkatan ini disebabkan
karena beberapa faktor, diantaranya adalah
Penggunaan media pembelajaran kartu positif- keterlibatan siswa dalam pembalajaran dan
negatif melalui pembelajaran siklus mampu pelaksanaan pembelajaran yang cenderung
meningkatkan hasil belajar matematika materi menyenangkan membuat kesan pembelajaran
operasi bilangan. Peningkatan hasil belajar menjadi lebih baik.
yang diperoleh juga diikuti dengan
peningkatan aktivitas belajar. Berdasarkan Secara keseluruhan, penggunaan media
hasil studi yang dilakukan, terdapat pembelajaran berupa kartu positif-negatif
peningkatan aktivitas belajar dan hasil yang dinilai efektif untuk meningkatkan aktivitas
diberikan pada setiap siklus. belajar dan hasil belajar siswa pada materi
Pada pelaksanaan pembelajaran normal, operasi bilangan. Pada setiap siklus, terlihat
dengan menggunakan media pembelajaran bahwa jumlah siswa yang mampu
garis bilangan, sebagian besar peserta didik menuntaskan KKM semakin meningkat.
tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan Hingga pada akhir siklus ke-2, hanya 12.5%
pembelajaran dan asik dengan aktivias masing- siswa yang masih mengalami kesulitan untuk
masing. Hal ini berimbas pada hasil capaian menyelesaikan permasalahan terkait operasi
KKM yang mana hanya 20.8% siswa yang bilangan. Peningkatan yang ditunjukan dengan
memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini salah nilai N-gain juga relative tinggi yaitu 0.42 pada
satunya disebabkan oleh media yang siklus pertama dengan interpretasi sedang dan
digunakan yang mana tidak memberikan daya 0.72 pada siklus kedua dengan interpretasi
tarik (kurang menarik) perhatian siswa tinggi. Hasil ini sejalan dengan temuan dari
sehingga motivasi dan kemauan belajar masih Panjaitan (Panjaitan, 2015), dan Sinaga
rendah. Kesimpulan ini sejalan dengan temuan (Sinaga, 2018) yang menyatakan bahwa
penelitian. Hal ini didasarkan pada temuan penggunaan kartu positif-negatif efektif untuk
penelitian Agustina dkk (2018) dan penelitian meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pitriana dkk (Pitriana et al., 2018) yang Faktor lainnya yang mempengaruhi hal
menyatakan bahwa media pembelajaran yang tersebut adalah dengan adanya siklus belajar
menarik akan membuat siswa fokus dan dimana peserta didik diberikan materi secara
meningkatkan motivasi belajarnya. komprehensif pada dua tahap. Liana (2020)
dan Haryati (2019) menjelaskan bahwa
Penggunaan media pembelajaran berupa kartu pengulangan materi secara komprehensif akan
positif-negatif memberikan kesempatan pada memberikan peserta didik pengalaman belajar
siswa untuk terlibat lebih aktif dalam proses yang lebih banyak, sehinga peserta didik akan
pembelajaran. Siswa yang diminta untuk mampu menyerap lebih banyak informasi.
membuat kartu terlihat seperti sedang bermain Dengan adanya kontribusi dari media

194 Jurnal Analisa 6 (2) (2020) :187-196


Penggunaan kartu positif-negatif untuk meningkatkan hasil belajar

pembelajaran, peserta didik akan merasa lebih keaktifan dan hasil belajar matematika di
nyaman untuk melakukan pembelajaran. Kelas iii Sekolah Dasar Negeri 4
Tanggung. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Penelitian tindakan kelas ini merupakan Dasar, 4(2), 81.
sebuah langkah taktis yang dilakukan untuk https://doi.org/10.30659/pendas.4.2.81-
mengatasi lemahnya kemampuan siswa pada 90
materi operasi bilangan. Sebagai sebuah
Febriyanti, C., & Seruni, S. (2015). Peran minat
penelitian tindakan kelas, penelitian ini
dan interaksi siswa dengan guru dalam
memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi.
meningkatkan hasil belajar matematika.
Akan tetapi, hasil dari studi yang dilakukan
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan
dapat dijadikan sebagai referensi dalam hal
MIPA, 4(3), 245–254.
melakukan penelitian serupa.
https://doi.org/10.30998/formatif.v4i3.1
61
4. KESIMPULAN
Hake, R. R. (1999). Analizing Change/ Gains
Penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan Scores.
bahwa dengan menggunakan media Haryati, T. (2019). Peningkatan hasil belajar
pembelajaran berupa kartu positif-negatif matematika model belajar sambil bermain
terbukti dapat memberikan hasil yang positif perbantuan media monopoli (PTK
terhadap peningkatan hasil belajar peserta Matematika kelas III SD Negeri
didik. Pelaksanaan pembelajaran melalui dua Nyimplung Tahun 2017). Jurnal
siklus pengulangan menunjukan membuat Penelitian Guru FKIP Universitas
peserta didik aktif dalam kegiatan Subang, 02(01), 187–194.
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan https://doi.org/10.1017/CBO97811074153
pemahaman mereka terhadap materi pelajaran 24.004
yang sedang diajarkan. Secara keseluruhan,
terdapat peningkatan persentase ketuntasan Hikmah, N. (2016). Peningkatan hasil belajar
pembelajaran dari setiap siklus yang dilakukan. matematika tentang penjumlahan dan
Selain itu, peningkatan hasil belajar juga pengurangan bilangan bulat melalui alat
ditunjukan oleh nilai N-gain dengan peraga mistar bilangan pada siswa kelas
interpretasi tinggi. Diharapkan, penelitian ini IV SDN 005 Samarinda Ulu. Nurul
dapat memberikan pilihan pembelajaran Hikmah. Jurnal Pendas Mahakam, 1(1),
matematika di sekolah dasar agar peserta didik 80–85.
mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Liana, D. (2020). Penerapan Pembelajaran
siklus belajar (learning cycle 5e) terhadap
REFERENSI hasil belajar ipa siswa kelas VI SDN 007
Kotabaru Kecamatan Keritang. Mitra
Agustina, R. D., Muhammad Minan Chusni, Pgmi: Jurnal Kependidikan MI, 6(2), 92–
Winda Setya, & Rizki Zakwandi. (2018). 101.
Respon peserta didik dalam praktikum https://doi.org/10.46963/mpgmi.v6i1.127
fluida statis menggunakan alat roberval
Mahmud, N. (2020). Meningkatkan hasil
balance. Jurnal Pendidikan Fisika
belajar matematika operasioanl perkalian
Universitas Muhammadiyah Metro, 6(1),
melalui pendekatan matematika realistik
76–83.
pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Inpres
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2412
Sopi Kecamatan Morotai Jaya. Jurnal
7/jpf.v6i1.1046
Mitra Pendidikan, 4(6), 392–403.
Farida, B. (2018). Penerapan pendekatan
Panjaitan, S. (2015). Efektifitas alat peraga
matematika realistik dalam peningkatan
model kartu positif dan negatif terahadap

Jurnal Analisa 6 (2) (2020) :187-196 195


Ragustini, Rizki Zakwandi

hasil belajar. Jurnal Pendidikan Biologi FTIK IAIN Mataram, 8(1), 27–36.
Matematika Dan Terapan, 1(3), 82–91.
Wahyuni, H. T., Setyosari, P., & Kuswandi, D.
Pitriana, P., Agustina, R. D., Zakwandi, R., (2016). Implementasi pembelajaran
Ijharudin, M., & Kurniawan, D. T. (2018). tematik kelas 1 SD. Edcomtech, 1(2), 129–
Fun Science : Roket air sebagai media 136.
edu-sains untuk meningkatkan motivasi
Waskitoningtyas, R. S. (2016). Analisis
belajar peserta didik sekolah dasar. Jurnal
kesulitan belajar matematika siswa kelas v
Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset
sekolah dasar kota Balikpapan pada
Ilmiah, 2(1), 1–7.
materi satuan waktu tahun ajaran
https://doi.org/10.30599/jipfri.v2i1.143
2015/2016. JIPM (Jurnal Ilmiah
Putri, M. S. (2016). Penggunaan media kartu Pendidikan Matematika), 5(1), 24.
bilangan positif negatif sebagai upaya https://doi.org/10.25273/jipm.v5i1.852
meningkatkan prestasi belajar materi
Widyastuti, N. S., & Pujiastuti, P. (2014).
penjumlahan dan pengurangan bilangan
Pengaruh pendidikan matematika
bulat siswa kelas IV SD Negeri Delegan II
realistik indonesia (PMRI) terhadap
Prambanan. Universitas Negeri
pemahaman konsep dan berpikir logis
Yogyakarta.
siswa. Prima Edukasia, 2(2), 183–193.
Rachmawati, T. K., Suhendar, Y., & Akbar, R.
(2018). Penggunaan kartu positif negatif
dalam menyelesaikan operasi hitung
bilangan bulat. 50–56.
Rahayuningsih, R., Masykuri, M., & Utami, B.
(2012). Penerapan siklus belajar 5e
(learning cycle 5e) untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar kimia
pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan kelas XI IPA SMA Negeri 1
Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012.
Jurnal Pendidikan Kimia Universitas
Sebelas Maret, 1(1), 127449.
Rahimah, N., & Asy’ari, A. (2017).
Keterampilan dasar geometri siswa kelas v
dalam menyelesaikan soal bangun datar
berdasarkan kemampuan matematika di
MI Al Istiqomah Banjarmasin. Math
Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika,
3(1), 55–63.
https://doi.org/10.33654/math.v3i1.55
Sinaga, R. F. (2018). Efektivitas alat peraga
model kartu positif dan negatif terhadap
prestasi belajar. Jurnal Pendidikan
Matematika Dan Terapan, 3(1), 16–25.
Susilawati, Susilawati, & Sridana, N. (2015).
Pengaruh model pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap keterampilan proses
sains siswa. BIOTA: Jurnal Tadris IPA

196 Jurnal Analisa 6 (2) (2020) :187-196

Anda mungkin juga menyukai