A. Latar Belakang
Skim pinjaman dalam negeri memang belum terlalu dikenal
dibandingkan dengan skim pinjaman luar negeri. Padahal keduanya
merupakan sumber pembiayaan yang diakui sebagaimana terdapat dalam UU
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Dalam Pasal 38 ayat (4) UU Perbendaharaan Negara diamanatkan
adanya pengaturan mengenai pengadaan utang negara baik yang berasal
dari dalam negeri maupun luar negeri melalui Peraturan Pemerintah.
Pemerintah kemudian mengatur pengadaan utang dalam negeri
dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri Oleh
Pemerintah. Alasan pembuatan PP ini dikarenakan Pemerintah melihat
potensi sumber pendanaan dari dalam negeri yang masih dapat dioptimalkan
dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi
ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri serta untuk memenuhi
kebutuhan Pemerintah terhadap sumber pembiayaan pembangunan.
Walaupun telah lama diterbitkan namun implementasi dari Peraturan
Pemerintah ini baru terjadi pada hari Senin, 24 Mei 2010 lalu, dimana TNI AL
menandatangani perjanjian pinjaman dalam negeri dengan salah satu Bank
yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk pembelian alat
utama sistem senjata (alutsista). Hal ini dikarenakan baru pada tahun 2010
diterbitkan peraturan teknis pelaksana yaitu Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 90/PMK.08/2010 tentang Tata Cara Pemilihan Calon Pemberi
Pinjaman Dalam Negeri dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
91/PMK.05/2010 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman Dalam Negeri.
C. PEMBAHASAN
Pinjaman Dalam Negeri (PDN) adalah setiap pinjaman oleh Pemerintah
yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri yang harus dibayar
kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya (Pasal
1 Angka 1 PP Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan
Penerusan Pinjaman Dalam Negeri Oleh Pemerintah).
Berdasarkan bentuknya, PDN merupakan pinjaman kegiatan, sehingga
PDN digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu pada Kementerian
Negara/Lembaga, kegiatan tertentu Pemda melalui penerusan pinjaman,
kegiatan tertentu BUMN melalui penerusan pinjaman dan kegiatan tertentu
Perusahaan Daerah melalui penerusan pinjaman ke Pemda.
Lantas apakah yang dimaksud dengan kegiatan tertentu ? Pasal 5 PP
Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan
Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah menyebutkan :
(1) kegiatan tertentu Kementerian Negara/Lembaga meliputi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan
infrastruktur.
(2) kegiatan tertentu Pemda melalui penerusan pinjaman meliputi kegiatan
dalam rangka pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum dan
kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.
(3) kegiatan tertentu BUMN melalui penerusan pinjaman meliputi kegiatan
dalam rangka pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum diluar
kerangka pelaksanaan penugasan khusus pemerintah dan kegiatan
investasi yang menghasilkan penerimaan.
(4) kegiatan tertentu Perusahaan Daerah melalui penerusan pinjaman ke
Pemda terdiri atas pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum
dan kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.
Jadi tidak semua kegiatan dapat dibiayai dengan pinjaman dalam negeri.
Kementerian Negara/Lembaga, Pemerintah Daerah atau BUMN menyusun
rencana kegiatan yang dapat dibiayai dari PDN dengan menggunakan
prioritas RJPM untuk disampaikan kepada Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Rencana kegiatan ini kemudian
akan dinilai dengan memperhatikan batas maksimum PDN. Jika disetujui,
maka rencana kegiatan tersebut akan dimasukkan dalam daftar kegiatan
D. KESIMPULAN
1. Pinjaman Dalam Negeri (PDN) adalah setiap pinjaman oleh Pemerintah
yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri yang harus dibayar
kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya
(Pasal 1 Angka 1 PP Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan
dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri Oleh Pemerintah).
2. PDN merupakan pinjaman kegiatan yang digunakan untuk membiayai
kegiatan tertentu pada :
a. Kementerian Negara/Lembaga,
b. Pemerintah Daerah,
1
Pembayaran Langsung adalah penarikan dana yang dilakukan oleh KPPN yang ditunjuk atas permintaan
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan cara mengajukan Aplikasi Penarikan Dana kepada pemberi
PDN untuk membayar langsung kepada rekanan/pihak lain.
2
Reksus adalah rekening yang dibuka oleh Menkeu pada BI atau Bank, yang menampung sementara dana
pinjaman dalam negeri tertentu berupa initial deposit untuk kebutuhan pembiayaan kegiatan selama periode
tertentu dan setelah digunakan diisi kembali dengan mengajukan penggantian kepada pemberi PDN.
3
L/C adalah janji tertulis dari bank penerbit L/C (issuing bank) untuk membayar kepada eksportir (beneficiary)
sepanjang memenuhi persyaratan L/C.
4
Pembiayaan Pendahuluan adalah pembayaran yang dilakukan oleh Pemberi PDN untuk penggantian dana yang
dilakukan terlebih dahulu melalui Rekening Kas Umum Negara.
Referensi :
- UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
- PP Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri Oleh
Pemerintah.
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.08/2010 tentang Tata Cara Pemilihan Calon Pemberi
Pinjaman Dalam Negeri.
- economy.okezone.com.
- Investor Daily Indonesia.
- Tempo Interaktif.