Anda di halaman 1dari 26

49

ANALISIS PENETAPAN MARGIN AKAD MURABAHAH


PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA

Azmansyah (azman@eco.uir.ac.id)
Eka Nuraini Rachmawati (ekanura212@yahoo.co.id)
Raja Ria (raja_ria10@yahoo.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau

Abstract

The purpose of this research is to know the way or model by syariah banking in
determining margin level of murabahah financing contract. The sample of this
research consist of 1 Sharia Business Unit (UUS), and 2 Sharia Commercial Bank
(BUS), namely Bank Riaukepri Syariah, Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri. The
results of this study indicate the determination of margin on financing with
murabahah scheme at Sharia Bank based on ALCO team decision of each bank refers
to BI-Rate, amount of cost of fund component, overhead cost, bad credit risk, which
are desired.

Keyword: Murabahah, Sharia Business Unit, Sharia Commercial Bank

PENDAHULUAN Islam memandang uang hanya


Ekonomi konvensional telah sebagai alat tukar (medium of
menjadikan uang sebagai komoditas, exchange), bukan sebagai barang
sehingga keberadaan uang saat ini lebih dagangan (komoditas) yang diperjual
banyak diperdagangkan dari pada belikan. Ketentuan ini telah banyak
digunakan sebagai alat tukar dalam dibahas ulama seperi Ibnu Taymiyah,
perdagangan. Lembaga perbankan Al-Ghazali, Al-Maqrizi, Ibnu Khaldun
konvensional juga menjadikan uang dan lain-lain. Hal dipertegas lagi
sebagai komoditas dalam proses Choudhury dalam bukunya “Money in
pemberian kredit. Instrumen yang Islam: a Study in Islamic Political
digunakan adalah Economy”, bahwa konsep uang tidak
bunga (interest). Uang yang memakai diperkenankan untuk diaplikasikan
instrumen bunga telah menjadi lahan pada komoditi, sebab dapat merusak
spekulasi bagi banyak orang di muka kestabilan moneter sebuah negara.
bumi ini. Kesalahan konsepsi itu Islam tidak mengenal adanya
berakibat fatal terhadap krisis hebat system money demand for speculation,
dalam perekonomian sepanjang karena spekulasi tidak diperbolehkan.
sejarah, khususnya sejak awal abad 20 Islam menjadikan harta sebagai obyek
sampai sekarang. Ekonomi berbagai zakat. Uang adalah milik masyarakat,
negara di belahan bumi ini tidak pernah sehingga menimbun uang dan tidak
lepas dari terpaan krisis dan ancaman menggunakannya untuk kegiatan
krisis berikutnya pasti akan terjadi lagi. produktif adalah dilarang, karena hal
(www.ruzaqir.multiply.com/journal). itu berarti mengurangi jumlah uang
yang beredar di masyarakat. Dalam
50 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

pandangan Islam, uang adalah flow bayar tunai. Penetapan harga tangguh
concept, oleh karenanya harus selalu yang lebih tinggi itu sama sekali bukan
berputar dalam perekonomian. disebabkan time value of money, namun
Semakin cepat uang berputar dalam karena semata-mata karena ditahannya
perekonomian, maka akan semakin aksi penjualan barang.
tinggi tingkat pendapatan masyarakat Keberadaan perbankan syariah
dan semakin baik perekonomian. di tengah-tengah aktivitas
(www.syariahlife.com) perekonomian sebagai alternatif dari
Bagi mereka yang tidak dapat perbankan konvensional merupakan
memproduktifkan hartanya, Islam suatu hal yang cukup positif.
menganjurkan untuk melakukan Masyarakat muslim telah mendapatkan
investasi dengan solusi atas permasalahan yang terkait
prinsip Musyarakah atau Mudharabah, dengan fatwa MUI tentang
yaitu bisnis dengan bagi hasil. Bila tidak pengharaman bunga Bank. Perbankan
ingin mengambil resiko karena ber- syariah juga menjanjikan suatu sistem
musyarakah atau ber-mudharabah, operasional yang lebih adil khususnya
maka Islam sangat menganjurkan untuk yang ada pada sistem profit loss sharing
melakukan Qard yaitu (bagi hasil) seperti yang ada pada
meminjamkannya tanpa imbalan sistem Mudharabah dan
apapun karena meminjamkan uang sistem Musyarakah. Namun di dalam
untuk memperoleh imbalan adalah riba. perjalanannya produk
Motif permintaan akan uang pembiayaan dengan akad
adalah untuk memenuhi kebutuhan Mudharabah dan Musyarakah ini masih
transaksi (money demand for ter-marginalkan (tersisihkan), dan yang
transaction), bukan untuk spekulasi. muncul ke permukaan adalah produk
Islam juga sangat menganjurkan jual beli ‘mark
penggunaan uang dalam pertukaran, up’ seperti murabahah yang tentunya
karena Rasulullah telah menyadari masih dikhawatirkan publik sebagai
kelemahan dari salah satu bentuk upaya yang belum maksimal yang
pertukaran di zaman dahulu yaitu dijalankan oleh perbankan syariah.
barter (bai’ al muqayyadah), di mana Pembiayaan murabahah sampai
barang saling dipertukarkan. Rasulullah saat ini masih merupakan pembiayaan
Saw juga menyadari akan kesulitan- yang dominan bagi perbankan syari’ah
kesulitan dan kelemahan - kelemahan di dunia, tetapi banyak kritikan
akan sistem pertukaran ini, lalu beliau dilontarkan pada bank syari’ah dalam
ingin menggantinya dengan sistem masalah penetapan margin keuntungan.
pertukaran melalui uang, oleh karena Hal ini dikarenakan produk
itu beliau menekankan kepada para pembiayaan dengan akad
sahabat untuk menggunakan uang murabahah merupakan produk yang
dalam transaksi-transaksi mereka. mirip dengan produk pembiayaan
Islam juga tidak mengenal kredit berbunga flat pada bank
konsep time value of money, tetapi Islam konvensional.(www.adln.lib.unair.ac.id)
mengenal konsep economic value of Akad murabahah merupakan
time yang artinya bahwa yang bernilai akad jual beli barang pada harga pokok
adalah waktunya itu sendiri. Islam dengan tambahan keuntungan yang
memperbolehkan pendapatan harga disepakati, akibat transaksi jual
tangguh bayar lebih tinggi dari pada beli murabahah menyebabkan
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 51

timbulnya piutang murabahah. Karena bank maupun nonbank, telah tumbuh


adanya penangguhan pembayaran ini dengan cukup pesat. Hal tersebut dapat
menimbulkan kesan bahwa dilihat dari jumlah lembaga keuangan
pembiayaan murabahah tidak berbeda syariah yang terus menerus bertambah
dengan pemberian kredit berbunga setiap tahunnya. Hal ini merupakan
oleh bank konvensional. Di dalam debt imbas positif dari dikeluarkannya
financing (pembiayaan hutang) bank Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,
konvensional ada beberapa unsur yang memungkinkan perbankan
seperti adanya pre fixed konvensional untuk melakukan dual
interest (bunga) yang ditetapkan di banking system atau mendirikan divisi
awal peminjaman, bunga tersebut syariah (unit usaha syariah).
muncul akibat dari penundaan Jumlah lembaga keuangan
pembayaran dan wujudnya spekulasi. syariah di Indonesia, baik dalam bentuk
Kalau dalam konvensional ada pre-fixed bank maupun nonbank, telah tumbuh
interest, maka di dengan cukup pesat. Hal tersebut dapat
dalam murabahah ada pre-fixed dilihat dari jumlah lembaga keuangan
profit (suatu penetapan tambahan), dan syariah yang terus menerus bertambah
penambahan itu juga disebabkan setiap tahunnya. Hal ini merupakan
karena adanya unsur penundaan imbas positif dari dikeluarkannya
pembayaran. Unsur spekulasi terhadap Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,
perubahan base landing rate (suku yang memungkinkan perbankan
bunga) telah dihilangkan dengan konvensional untuk melakukan dual
memakai fixed rate (nilai mark up yang banking system atau mendirikan divisi
tetap). syariah (unit usaha syariah).
Jumlah lembaga keuangan
syariah di Indonesia, baik dalam bentuk

Tabel 1.Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2009 – 2015


Kelompok 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bank

BUS 6 11 11 11 11 12 12
UUS 25 23 24 24 23 22 22
BPRS 138 150 155 158 163 164 163

Sumber: Statistik Perbankan Syariah (www.bi.go.id), 2017

Data dari Bank Indonesia tahun 2015. Pertumbuhan ini salah


menunjukan jumlah Bank Umum satunya disebabkan oleh bervariasinya
Syariah (BUS) sampai dengan mei 2015 kegiatan usaha yang dilakukan. Selain
adalah sebanyak 12, hal ini merupakan menghimpun dana dari masyarakat
peningkatan dari tahun-tahun dalam tabungan dan deposito, Bank
sebelumnya. Adapun jumlah unit Usaha syariah juga melakukan system jual beli
Syariah (UUS) mengalami penurunan di serta jasa lainnya yang tidak
tahun 2010 menjadi 23 dan kembali bertentangan dengan prinsip syariah.
turun lagi jumlahnya menjadi 22 pada
52 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

Berdasarkan data Bank dua, yakni Bank Syariah dan unit usaha
Indonesia tahun 2016, jumlah Bank syariah (UUS).
Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Pada umumnya, produk-produk
Syariah (UUS) sampai dengan Juni 2015 yang ditawarkan oleh lembaga
(12 buah) mengalami perubahan dari keuangan syariah diantaranya produk
tahun 2012 (11 buah), demikian juga penyaluran dana (financing), produk
jumlah jaringan kantor meningkat. penghimpunan dana (funding), dan
Meskipun dengan jumlah BUS (12 produk jasa (service). Produk
buah) maupun UUS (22 buah) UUS penyaluran dana atau pembiayaan
mengalami penurunan, namun dapat dibedakan berdasarkan tujuan
pelayanan kebutuhan masyarakat akan penggunaannya, yakni pembiayaan
perbankan syariah menjadi semakin dengan prinsip jual-beli, pembiayaan
meluas. Secara keseluruhan jumlah dengan prinsip sewa, pembiayaan
kantor perbankan syariah yang dengan prinsip bagi hasil, dan
beroperasi sampai dengan bulan Juni pembiayaan dengan akad pelengkap
2015 dibandingkan tahun sebelumnya (Karim, 2004: 87). Untuk produk
meningkat dari 2.188 kantor menjadi penghimpunan dana hanya
2.881 kantor. Lembaga keuangan menggunakan dua prinsip, yakni
syariah menurut Undang-Undang RI No. dengan prinsip wadi’ah dan prinsip
21 Tahun 2008 Tentang Perbankan mudharabah.
Syariah, dapat digolongkan menjadi
100.000
80.000
JUMLAH

60.000
40.000
20.000
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Modal Kerja 22.87 31.85 41.69 56.09 71.56 77.93 80.09
Investasi 9.955 13.41 17.90 26.58 33.83 41.71 44.62
Konsumsi 14.05 22.91 43.05 64.82 78.71 79.67 79.16

Sumber: OJK, Juni 2015


Gambar 1. Pembiayaan BUS dan UUS berdasarkan Jenis Penggunaan
Pada gambar 1 diatas terlihat semakin bertambah dari tahun 2009
bahwa penggunaan pembiayaan bank hingga periode Juni 2015.
Umum Syariah untuk konsumsi
3.000.000
2.500.000
2.000.000
Jumlah

1.500.000
1.000.000
500.000
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Modal Kerja 767.5 1.106 1.470 1.835 2.206 2.348 2.526
Investasi 186.4 213.5 275.7 465.0 611.9 893.4 1.059
Konsumsi 632.8 740.8 930.0 1.252 1.615 1.763 1.975

Sumber: OJK, Juni 2015


Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 53

Gambar 2. Pembiayaan BPRS berdasarkan Jenis Penggunaan


Meskipun demikian, ternyata Berdasarkan uraian di atas,
dalam kenyataannya pembiayaan terdapat beberapa rumusan masalah
dengan prinsip jual beli (murabahah) yang diangkat yakni Faktor apa saja
paling banyak diterapkan dalam yang menjadi pertimbangan perbankan
perbankan syariah atau memiliki porsi syariah dalam penetapan margin
terbesar dibanding pembiayaan dengan pembiayaan murabahah, bagaimana
prinsip yang lain. Rahmawaty (2007: metode perhitungan margin
188-189) menuturkan bahwa dari keuntungan pembiayaan murabahah
beberapa hasil survey, ternyata pada perbankan Syariah, dan faktor apa
perbankan syariah pada umumnya saja yang menjadi pertimbangan
menggunakan pembiayaan dengan perbankan syariah dalam penetapan
prinsip murabahah sebagai metode margin pembiayaan murabahah.
pembiayaan utama, meliputi hampir
tujuh puluh lima persen (75%) dari TELAAH PUSTAKA
total kekayaan Bank Syariah. Bahkan 2.1. Prinsip-prinsip Fundamental
bank Islam yang berada di luar Muamalah tentang Halal dan
Indonesia, seperti Dubai Islamic Bank Haram
dan Islamic Development Bank, 2.1.1 Segala Sesuatu pada Dasarnya
ternyata juga menggunakan Mubah
pembiayaan dengan prinsip murabahah Prinsip pertama yang ditetapkan
meliputi antara 73-82% dari total islam dipaparkan Qardhawy (2000:20)
pembiayaan. Padahal sebenarnya adalah “asal segala sesuatu dan
perbankan syariah juga memiliki kemanfaatan yang diciptakan Allah
produk pembiayaan unggulan yang lain, adalah halal dan mubah, dan tidak ada
yakni pembiayaan berbasis profit loss yang haram kecuali apa yang
sharing (PLS) seperti mudharabah dan disebutkan oleh nash yang shahih dan
musyarakah. tegas dari Pembuat Syari’at yang
Penentuan harga jual dan tingkat mengharamkannya”. Di dalam
marjin yang jelas pada akad murabahah menetapkan prinsip ini, ulama
merupakan hal penting karena untuk berdalilkan ayat Al-Qur’an yang sangat
menghindari adanya ketidakadilan jelas, semisal QS. Al-Baqarah ayat 29
pada satu pihak, yaitu pembeli. Padahal, “Dia-lah yang menjadikan segala yang
ketidakadilan kegiatan ekonomi ada di bumi untuk kamu”, QS. Al-
merupakan salah satu aspek yang Jatsiyah ayat 13 “Dia menundukkan
dilarang dalam Islam. Nuryadin (2007) untukmu apa yang ada dilangit dan apa
berpendapat bahwa dalam Islam, harga yang ada di bumi semuanya, (sebagai
harus ditentukan sedemikian rupa rahmat) dari-Nya”, QS. Luqman ayat 20
sehingga dapat memberikan keadilan “Tidakkah kamu perhatikan
bagi kedua belah pihak, yakni pihak sesungguhnya Allah telah menundukkan
penjual dan pihak pembeli. Harga yang untukmu (kepentingan)mu apa yang
dapat memberikan keadilan bagi kedua dilangit dan apa yang di bumi dan
belah pihak adalah yang tidak menyempurnakan untukmu nikmat-Nya
memberikan keuntungan di atas normal lahir dan batin.”
atau tingkat kewajaran bagi penjual dan Dengan demikian wilayah haram
harga yang telah disetujui oleh pihak dalam Syari’at Islam sangat sempit,
penjual dan pembeli. sedang wilayah halal sangat luas. Hal itu
54 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

disebabkan nash-nash yang secara Allah. Barangsiapa berbuat


shahih dan tegas mengharamkan itu demikian, maka dia telah
jumlahnya amat sedikit, sedangkan melampaui batas dan melanggar
mengenai sesuatu yang tidak terdapat hak Rububiyyah di dalam
nash yang menghalalkan atau membuat syari’at untuk makhluk.
mengharamkannya berarti tetap pada Barang siapa meridhai perbuatan
hukum asalnya yaitu mubah, dan orang tersebut dan mengikutinya,
termasuk dalam wilayah yang berarti dia telah menjadikannya
dimaafkan Allah. Mengenai hal ini sekutu bagi Allah, dan
dalam riwayat Rasulullah saw perbuatannya itu adalah syirik.”
bersabda:
“Apa yang dihalalkan Allah di Al-Qur’an telah mencela secara
dalam kitab-Nya adalah halal, dan terang-terangan para ahli kitab (kaum
apa yang diharamkan-Nya adalah Yahudi dan Nashrani) yang telah
haram;sedang apa yang meletakkan wewenang menghalalkan
didiamkannya adalah dimaafkan dan mengharamkan di tangan para
(diperkenankan). Oleh karena itu pendeta dan rahib mereka. Allah SWT
terimalah perkenaan dari Allah itu, berfirman:
karena sesungguhnya Allah tidak “Mereka menjadikan orang-orang
akan pernah lupa sama sekali. alimnya dan rahib-rahib mereka
Kemudian Rasulullah saw segabai tuhan selain Allah, dan
membaca ayat “Dan tidaklah (juga mereka mempertuhankan)
Tuhanmu lupa” (QS Maryam ayat al-Masih putra Maryam; padahal
64)” mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada
2.1.2 Menghalalkan dan Tuhan (yang berhak disembah)
Mengharamkan Adalah Hak selain Dia. Maha Suci Allah dari
Allah Semata apa yang mereka persekutukan
Prinsip kedua adalah Allah yang (QS. At-Taubah ayat 31)
berkuasa atas menghalalkan dan Adi bin Hatim pernah datang
mengharamkan suatu perkara. Hal ini kepada Rasulullah SAW ketika
dijelaskan Qardhawy (2000:24) sebagai mendengar Rasulullah membaca ayat
berikut: ini, dia berkata “Wahai Rasulullah,
“islam telah membatasi wewenang sesungguhnya mereka tidak
untuk menghalalkan dan menyembahnya”. Beliau menjawab:
mengharamkan, karena itu “Benar, tetapi mereka (para pendeta dan
wewenang tersebut dilepaskan rahib) telah mengharamkan yang halal
dari tangan semua makhluk, dan menghalalkan yang haram buat
bagaimanapun kedudukannya mereka lantas mereka mengikutinya
dalam urusan dunia dan agama, saja, maka itulah penyembahan mereka
dan menjadikan wewenang itu kepadanya.”
hanya milik Allah saja. Tidak ada
pendeta atau rahib, raja ataupun 2.1.3 Mengharamkan yang Halal dan
penguasa yang mempunyai Menghalalkan yang Haram
wewenang untuk mengharamkan sama dengan Syirik
sesuatu dengan pengharaman Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari
yang abadi bagi hamba-hamba ‘Amr bin ‘Auf yang dikutip dari Fatwa
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 55

Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama agama mereka, dan mengharamkan


Indonesia No: 01/DSN-MUI/IV/2000 atas mereka apa yang telah
tentang Giro: Kuhalalkan buat mereka, serta
“Perdamaian dapat dilakukan di menyuruh mereka
antara kaum muslimin, kecuali mempersekutukan-Ku dengan
perdamaian yang mengharamkan sesuatu yang Aku tidak menurunkan
yang halal atau menghalalkan keterangan padanya”.
yang haram; dan kaum muslimin Allah juga menurunkan ayat-
terikat dengan syarat-syarat ayat muhkamat untuk menegakkan
mereka kecuali syarat yang mereka dalam batas-batas ketentuan
mengharamkan yang halal atau Allah dan mengembalikan mereka ke
menghalalkan yang haram” jalan yang lurus. Firman Allah SWT:
Terkait dengan permasalahan ini “Hai orang-orang yang beriman,
(mengharamkan yang halal dan janganlah kamu mengharamkan
menghalalkan yang haram), Qardhawy apa-apa yang baik yang Allah
(2000:26) menjelaskan: telah halalkan bagi kamu, dan
“Apabila Islam telah mencela janganlah kamu melampaui batas.
semua orang yang mengharamkan Sesungguhnya Allah tidak
dan menghalalkan secara tidak menyukai orang-orang yang
benar. Namun orang yang melampaui batas. Dan makanlah
mengharamkan secara tidak benar makanan yang halal lagi baik dari
lebih banyak mendapat kecaman apa yang Allah telah rezekikan
karena tindakannya itu akan kepadamu, dan bertaqwalah
menghalangi dan mempersempit kepada Allah yang kamu beriman
keleluasaan yang telah diberikan kepadanya” (QS. Al-Ma’idah ayat
Allah kepada manusia. Di samping 87-88)
karena kecenderungan ini sejalan 2.2. Hukum Menjual Bertempo
dengan aliran pemikiran sebagian Dengan Menaikkan Harga
kaum ekstrem.” Menjual barang tidak secara
Nabi saw berusaha keras tunai merupakan perihal yang
memberantas sikap ekstrem dan mengandung berkah, sebagaimana
memeranginya dengan berbagai Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari
senjata, mencela orang-orang yang Shuhaib yang dikutip dari Fatwa Dewan
berlebih-lebihan, dan memberitahukan Syari’ah Nasional Majelis Ulama
bahwa mereka akan binasa. Sabdanya Indonesia tentang Giro No: 01/DSN-
“Ingatlah, mudah-mudahan binasa MUI/IV/2000 “Nabi bersabda, ‘Ada tiga
orang yang berlebih-lebihan. Ingatlah, hal yang mengandung berkah: jual beli
mudah-mudahan binasa orang yang tidak secara tunai, muqaradhah
berlebih-lebihan. Ingatlah, mudah- (mudharabah), dan mencampur gandum
mudahan binasa orang yang berlebih- dengan jejawut untuk keperluan rumah
lebihan”. Dan juga Allah berfirman tangga, bukan untuk dijual.’”
dalam hadits qudsi: Namun yang menjadi perihal yang
“Sesungguhnya Aku telah spekulatif adalah menjual barang niaga
menciptakan hamba-hamba-Ku secara bertempo dengan menaikkan
dengan sikap yang lurus. Lalu harga. Hukum menjual bertempo
datanglah syetan kepada mereka, dengan menaikkan harga dijelaskan
lantas membelokkan mereka dari
56 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

secara lugas oleh Qardhawy (2000:311) Akad dalam Peraturan Bank Indonesia
dalam kitab Halal dan Haram: No: 10/16/PBI/2008 berarti:
“Perlu juga disebutkan di sini, “Akad adalah kesepakatan
bahwa sebagaimana Muslim tertulis antara Bank Syari’ah
diperbolehkan membeli secara atau UUS dan pihak lain yang
kontan, dia juga diperbolehkan memuat adanya hak dan
menangguhkan pembayaran kewajiban bagi masing-masing
hingga batas waktu tertentu sesuai pihak sesuai dengan Prinsip
dengan kesepakatan. Nabi saw Syari’ah sebagaimana yang
pernah membeli makanan dari dimaksud dalam Undang-Undang
seorang Yahudi dengan bertempo Nomor 21 Tahun 2008 tentang
untuk nafkah keluarganya, dan Perbankan Syari’ah.”
beliau memberikan baju besinya 2.3.2. Jenis Akad
sebagai jaminan. Jenis-jenis akad menurut
Nurhayati (2013:56) terbagi atas dua,
Apabila penjual menaikkan harga yaitu:
temponya, sebagaimana dilakukan oleh a. Akad Tabarru’ (gratuitous
sebagian besar orang yang menjual contract) adalah perjanjian yang
barang dengan sistem kredit, maka merupakan transaksi yang tidak
sebagian fuqaha’ ada yang ditujukan untuk memperoleh
mengharamkan jual beli semacam ini laba (transaksi nirlaba). Tujuan
dengan alasan adanya tambahan harga dari transaksi ini adalah tolong
yang berhubungan dengan tenggang menolong dalam rangka berbuat
waktu itu, sehingga sama dengan riba. kebaikan (tabarru’ berasal dari
Sedangkan jumhur ulama kata birr dalam bahasa Arab,
memperbolehkannya, karena asal segala yang artinya kebaikan)
sesuatu adalah mubah, sedang dalam b. Akad Tijarah (compentational
hal ini tidak terdapat nash yang contract) merupakan akad yang
mengharamkan, dan tidak sama dengan ditujukan untuk memperoleh
riba dilihat dari segi mana pun. Penjual keuntungan. Dari sisi kepastian
boleh saja menaikkan harga dengan hasil yang diperoleh, akad ini
alasan-alasannya, asalkan tidak sampai dibagi 2, yaitu:
kepada batas eksploitasi dan kezaliman. 1) Natural Uncertainty Contract
Jika sampai terjadi demikian, maka (NUC) merupakan kontrak
haram hukumnya.” yang diturunkan dari teori
2.3. Tinjauan Umum Akad pencampuran, di mana pihak
2.3.1. Pengertian Akad yang bertransaksi saling
Mas’adi (2000) dalam Nurhayati mencampurkan aset yang
(2013:56) “menurut terminologi hukum mereka miliki menjadi satu,
islam akad adalah pertalian antara kemudian menanggung
penyerahan (ijab) dan penerimaan risiko bersama-sama untuk
(qabul) yang dibenarkan oleh syari’ah, mendapatkan keuntungan.
yang menimbulkan akibat hukum Oleh sebab itu, kontrak jenis
terhadap objeknya.” Kalam Allah SWT ini tidak memberikan imbal
dalam QS. Al-Ma’idah 5 ayat 1 hasil yang pasti, baik nilai
dijelaskan bahwa “Wahai orang-orang imbal hasil (amount)
yang beriman! Penuhilah janji-janji….” maupun waktu (timing).
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 57

2) Natural Certainty Contract 3. Ijab kabul merupakan


(NCC) merupakan kontrak kesepakatan dari para pelaku
yang diturunkan dari teori dan menunjukkan mereka saling
pertukaran, di mana kedua rida. Tidak sah suatu transaksi
belah pihak saling apabila salah satu pihak
mempertukarkan aset yang terpaksa melakukannya (QS
dimilikinya, sehingga objek 4:29), dan oleh karenanya akad
pertukarannya (baik barang dapat menjadi batal. Dengan
maupun jasa) pun harus demikian bila terdapat penipuan
ditetapkan di awal akad (tadlis), paksaan (ikhrah) atau
dengan pasti jumlah terjadi ketidaksesuaian objek
(quantity), mutu (quality), akad karena kesemuanya ini
harga (price), dan waktu dapat menimbulkan
penyerahan (time delivery). ketidakrelaan salah satu pihak
Dalam kondisi ini secara maka akad dapat menjadi batal
tidak langsung kontrak jenis walaupun ijab Kabul telah
ini akan memberikan imbal dilaksanakan.
hasil yang tetap dan pasti 2.4. Tinjauan Umum Pembiayaan
karena sudah diketahui Akad Murabahah
ketika akad. 2.4.1. Pengertian Murabahah
2.3.3. Rukun dan Syarat Akad Murabahah menurut
Rukun dan syarat sahnya akad Muhammad ibn Ahmad Ibnu
menurut Nurhayati (2013:58) terbagi Muhammad Ibn Rusydi dalam
atas tiga, yaitu: Antonio (2001:101) adalah:
1. Pelaku yaitu pihak yang “jual beli barang pada harga asal
melakukan akad (penjual dan dengan tambahan keuntungan
pembeli, penyewa dan yang disepakati. Dalam bai’ al-
menyewakan, karyawan dan murabahah, penjual harus
majikan, shahibul maal dan memberi tahu harga produk yang
mudharib, mitra dengan mitra ia beli dan menentukan suatu
dalam akad musyarakah dan lain tingkat keuntungan sebagai
sebagainya). Untuk pihak yang tambahannya.”
melakukan akad harus Murabahah menurut
memenuhi syarat yaitu orang Pernyataan Standar Akuntansi
yang merdeka, mukalaf, dan Keuangan Nomor 102 adalah
orang yang sehat akalnya. “murabahah adalah akad jual
2. Objek akad merupakan sebuah beli barang dengan harga jual
konsekuensi yang harus ada sebesar biaya perolehan
dengan dilakukannya suatu ditambah keuntungan yang
transaksi tertentu. Objek jual disepakati dan penjual harus
beli adalah barang dagangan. mengungkapkan biaya perolehan
Objek mudharabah dan barang tersebut kepada pembeli.”
musyarakah adalah modal dan Pembiayaan murabahah
kerja, objek sewa-menyewa menurut Karim (2008:113)
adalah manfaat atas barang yang adalah:
disewakan dan seterusnya. “suatu penjualan barang
seharga barang tersebut
58 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

ditambah keuntungan yang tidak mengikat nasabah untuk


disepakati. Misalnya, seorang membeli barang yang
membeli barang kemudian dipesannya (bank dapat
menjualnya kembali dengan meminta uang muka
keuntungan tertentu. Berapa pembelian kepada nasabah).”
besar keuntungan tersebut “Transaksi murabahah melalui
dapat dinyatakan dalam pesanan ini adalah sah dalam
nominal rupiah tertentu atau fiqih islam, antara lain
dalam bentuk persentase dari dikatakan oleh Imam
harga pembeliannya, misalnya Muhammad ibnul-Hasan Al-
10% atau 20%.” Syaibani, Imam Syafi’I, dan
Adapun dalil yang dijadikan Imam Ja’far Al-Shiddiq.”
landasan bagi akad murabahah Ketentuan- ketentuan
adalah firman-firman Allah SWT Murabahah kita dapatkan pada
tentang landasan berdagang di sabda Rasulullah SAW riwayat
antaranya QS. An-Nisa ayat 29 Al-Baihaqi dan Ibnu Majah dan
“Wahai orang-orang yang dinilai shahih oleh Ibnu Hibban
beriman! Janganlah kamu saling yang dikutip dari Fatwa Dewan
memakan harta sesamamu Syari’ah Nasional Majelis Ulama
dengan jalan yang batil (tidak Indonesia No: 04/ DSN-MUI/ IV/
benar), kecuali dalam 2000 tentang Murabahah “Dari
perdagangan yang berlaku atas Abu Sa’id Al-Khudri bahwa
dasar suka sama suka di antara Rasulullah SAW bersabda,
kamu….”, QS. Al-Baqarah ayat ‘Sesungguhnya jual beli itu harus
275 “…Padahal Allah telah dilakukan suka sama suka.’”
menghalalkan jual beli dan Hadis riwayat ‘Abd al-Raziq dari
mengharamkan riba….”, dan QS. Zaid bin Aslam “Rasulullah SAW
Al-Baqarah ayat 283 “…Tetapi, ditanya tentang ‘urban (uang
jika sebagian kamu mempercayai muka) dalam jual beli, maka
sebagian yang lain, hendaklah beliau menghalalkannya.”
yang dipercaya itu menunaikan Berikut kutipan yang
amanatnya (utangnya) dan menjelaskan ketentuan akan
hendaklah dia bertakwa kepada penundaan pembayaaran dari
Allah, Tuhannya….” Fatwa Dewan Syari’ah Nasional
2.4.2. Jenis dan Ketentuan Akad Majelis Ulama Indonesia
Murabahah No:17/DSN-MUI/IV/2000
Murabahah menurut tentang Sanksi atas Nasabah
jenisnya, Karim (2008:115) Mampu yang Menunda-nunda
menjelaskan bahwa: Pembayaran, Hadis Nabi riwayat
“Murabahah dapat dilakukan ‘Abd al-Raziq dari Zaid bin
berdasarkan pesanan atau Aslam “menunda-nunda
tanpa pesanan. Dalam (pembayaran) yang dilakukan
murabahah berdasarkan oleh orang mampu,
pesanan, bank melakukan menghalalkan harga diri dan
pembelian barang setelah ada pemberian sanksi kepadanya.”
pemesanan dari nasabah, dan Hadis riwayat jama’ah (Bukhari
dapat bersifat mengikat atau dari Abu Hurairah, Muslim dari
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 59

Abu Hurairah, Tirmizi dari Abu telah membeli dan memasang


Hurairah dan Ibn Umar, Nasa’I berbagai perlengkapan di mobil
dari Abu Hurairah, Abu Daud pesanannya, sedangkan si
dari Abu Hurairah, Ibn Majah pembeli membatalkannya,
dari Abu Hurairah dan Ibn Umar, hamish ghadiyah ini dapat
Ahmad dari Abu Hurairah dan digunakan untuk menutup
Ibn Umar, Malik dari Abu kerugian si dealer mobil. Bila
Hurairah, dan Darami dari Abu jumlah Hamish ghadiyah-nya
Hurairah) “menunda-nunda lebih kecil dibandingkan jumlah
(pembayaran) yang dilakukan kerusakan yang harus di
oleh orang mampu adalah suatu tanggung oleh si penjual, penjual
kezaliman.” dapat meminta kekurangannya.
Hadis riwayat Abu Daud Sebaliknya, bila berlebih, si
dari Abu Hurairah yang pembeli berhak atas kelebihan
dishahihkan oleh al-Hakim itu.
menjelaskan hakikat atas sebuah Karim (2008:115) juga
perikatan akad, baik akad menjelaskan bahwa pembayaran
murabahah maupaun akad murabahah dapat dilakukan baik secara
selain daripada itu, yang harus tunai maupun cicilan:
dilakukan dengan penuh Pembayaran murabahah dapat
kepercayaan (trust) dan tanpa dilakukan secara tunai atau
pengkhianatan, yang dikutip dari cicilan. Dalam murabahah juga
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional diperkenankan adanya perbedaan
Majelis Ulama Indonesia dalam harga barang untuk tata
No:08/DSN-MUI/IV/2000 cara pembayaran yang berbeda.
tentang Pembiayaan Murabahah mu’ajjal dicirikan
Musyarakah, “Rasulullah SAW dengan adanya penyerahan
berkata, Allah SWT berfirman barang di awal akad dan
‘Aku adalah pihak ketiga dari dua pembayaran kemudian (setelah
orang yang bersyarikat selama awal akad), baik dalam bentuk
salah satu pihak tidak angsuran maupun dalam bentuk
mengkhianati pihak yang lain. lump sum (sekaligus).”
Jika salah satu pihak telah Ketentuan umum murabahah juga
berkhianat, Aku keluar dari dijelaskan Antonio (2001:105) dengan
mereka.” klasifikasi sebagai berikut:
Ketentuan murabahah 1. Jaminan. Jaminan dimaksudkan
lainnya juga dijelaskan Karim untuk menjaga agar si pemesan
(2008:115) tentang kebolehan tidak main-main dengan
meminta pembayaran Hamish pesanan. Si pembeli (penyedia
Ghadiyah (uang tanda jadi): pembiayaan/bank) dapat
“Dalam murabahah melalui meminta si pemesan
pesanan ini, si penjual boleh (pemohon/nasabah) suatu
meminta pembayaran Hamish jaminan (rahn) untuk
Ghadiyah, yakni uang tanda jadi dipegangnya.
ketika ijab-kabul. Hal ini untuk 2. Utang dalam Murabahah
menunjukkan bukti keseriusan kepada Pesanan Pembelian
pembeli. Bila kemudian si penjual (KPP). Secara prinsip,
60 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

penyelesaian utang si pemesan kesukaran, berilah tangguh


dalam transaksi murabahah sampai dia berkelapangan….”
KPP tidak ada kaitannya 2.5. Rukun dan Syarat Murabahah
dengan transaksi lain yang 2.5.1. Rukun Murabahah
dilakukan si pemesan kepada Rukun dari akad murabahah
pihak ketiga atas barang yang harus dipenuhi dalam transaksi
pesanan tersebut. Apakah si ada beberapa yaitu (Ascarya,2010):
pemesan menjual kembali a. Pelaku akad yaitu ba‟i (penjual)
barang tersebut dengan adalah pihak yang memiliki
keuntungan atau kerugian, ia barang untuk dijual, dan
tetap berkewajiban musytari (pembeli) adalah pihak
menyelesaikan utangnya yang memerlukan dan akan
kepada si pembeli. membeli barang.
3. Penundaan Pembayaran oleh b. Objek akad, yaitu mabi‟ (barang
Debitor Mampu. Seorang dagangan) dan tsaman (harga)
nasabah yang mempunyai c. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
kemampuan ekonomis dilarang 2.5.2. Syarat Murabahah
menunda penyelesaian Syarat jual beli adalah sesuai
utangnya dalam al-murabahah dengan rukun jual beli (Osmad
ini. Bila seorang pemesan Muthaher, 2010), yaitu:
menunda penyelesaian utang 1) Syarat orang yang berakal Orang
tersebut, pembeli dapat yang melakukan jual beli harus
mengambil tindakan: memenuhi:
mengambil prosedur hukum a. Berakal. Oleh karena itu, jual
untuk mendapatkan kembali beli yang dilakukan anak kecil
utang itu dan mengklaim dan orang gila hukumnya
kerugian finansial yang terjadi tidak sah. Menurut Jumhur
akibat penundaan. Sabda ulama bahwa orang yang
Rasulullah SAW “Yang melakukan akad jual beli itu
melalaikan pembayaran utang harus telah baligh dan
(padahal ia mampu) maka berakal.
dapat dikenakan sanksi dan b. Yang melakukan akad jual beli
dicemarkan nama baiknya adalah orang berbeda.
(semacam black list).” 2) Syarat yang berkaitan dengan
4. Bangkrut. Jika pemesan yang ijab kabul
berutang dianggap pailit dan Menurut para ulama fiqh, syarat
gagal menyelesaikan utangnya ijab dan kabul adalah:
karena benar-benar tidak a. Orang yang mengucapkannya
mampu secara ekonomi dan telah baligh dan berakal.
bukan karena lalai sedangkan b. Kabul sesuai dengan ijab.
ia mampu, kreditor harus c. Ijab dan kabul itu dilakukan
menunda tagihan utang sampai dalam satu majelis.
ia menjadi sanggup kembali. 3) Syarat barang yang
Dalam hal ini, Allah SWT diperjualbelikan
berfirman dalam QS. Al- Syarat barang yang
Baqarah ayat 280 “Dan jika diperjualbelikan, yaitu:
(orang berutang itu) dalam
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 61

a. Barang itu ada atau tidak seperti gaji pegawai, sewa


ditempat, tetapi pihak tempat usaha, dan
penjual menyatakan sebagainya tidak dimasukkan
kesanggupannya untuk ke dalam harga suatu
mengadakan barang itu. transaksi. Margin
b. Dapat dimanfaatkan dan keuntungan yang diminta
bermanfaat bagi manusia. itulah yang meng-cover
c. Milik seseorang, barang pengeluaran-pengeluaran
yang sifatnya belum tersebut.
dimiliki seseorang tidak d. Murabahah dikatakan sah
boleh dijualbelikan. hanya ketika biaya-biaya
d. Boleh diserahkan saat perolehan barang dapat
akad berlangsung dan ditentukan secara pasti. Jika
pada waktu yang biaya-biaya tidak dapat
disepakati bersama dipastikan,
ketika transaksi barang/komoditas tersebut
berlangsung. tidak dapat dijual dengan
4) Syarat pokok murabahah prinsip murabahah.
menurut Usmani (1999), antara
lain sebagai berikut. 2.6. Tinjauan Umum Margin
a. Murabahah merupakan salah 2.6.1. Pengertian Margin
satu bentuk jual ketika Margin menurut Kamus Besar
penjual secara eksplisit Bahasa Indonesia (2008:850) adalah
menyatakan biaya perolehan “Laba berdasarkan tingkat selisih antara
barang yang akan dijualnya biaya produksi dan harga jual di pasar.”
dan menjual kepada orang Secara tersirat, Karim (2008:113)
lain dengan menambahkan mendefinisikan margin sebagai
tingkat keuntungan yang keuntungan yang disepakati dari akad
diinginkan. murabahah, berikut kutipannya
b. Tingkat keuntungan dalam “…murabahah akad jual beli barang
murabahah dapat ditentukan dengan menyatakan harga perolehan
berdasarkan kesepakatan dan keuntungan (margin) yang
bersama dalam bentuk disepakati oleh penjual dan pembeli.”
lumpsum atau persentase 2.6.2. Metode Penentuan Margin
tertentu dari biaya. Menurut Karim (2008:280),
c. Semua biaya yang penetapan margin keuntungan
dikeluarkan penjual dalam pembiayaan Natural Certainty Contracts
rangka memperoleh barang, (NCC) berdasarkan rekomendasi, usul,
seperti biaya pengiriman, dan saran dari Tim Asset-Liability
pajak, dan sebagainya Committee Bank Syariah (ALCO Bank
dimasukkan ke dalam biaya Syariah), dengan mempertimbangkan
perolehan untuk beberapa hal berikut:
menentukan harga agregat 1. Direct Competitor’s Market Rate
dan margin keuntungan (DCMR) adalah tingkat margin
didasarkan pada agregat ini. keuntungan rata-rata perbankan
Akan tetapi, pengeluaran syari’ah, atau tingkat margin
yang timbul karena usaha, keuntungan rata-rata beberapa
62 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

bank syari’ah yang ditetapkan


dalam rapat ALCO sebagai
kelompok kompetitor langsung,
atau tingkat margin keuntungan 2.6.3. Penetapan Harga Jual
bank syari’ah tertentu yang Setelah memperoleh referensi
ditetapkan dalam rapat ALCO margin keuntungan, bank melakukan
sebagai kompetitor langsung penetapan harga jual. Harga jual adalah
terdekat. penjumlahan harga beli/harga pokok
2. Indirect Competitor’s Market atau harga perolehan bank dan margin
Rate (ICMR) adalah tingkat suku keuntungan (Karim,2008:281).
bunga rata-rata perbankan
konvensional, atau tingkat rata-
rata suku bunga beberapa bank
konvensional yang dalam rapat
ALCO ditetapkan sebagai
kompetitor tidak langsung, atau Penentuan harga pada sebuah
tingkat suku bunga bank kontrak (atau) transaksi yang
konvensional tertentu dalam menghasilkan keuntungan secara pasti
rapat ALCO ditetapkan sebagai (natural certainty contract), pada
kompetitor tidak langsung kebanyakan perusahaan ataupun bank
terdekat. menurut Karim (2008:389) dapat
3. Expected Competitive Return for dijelaskan dengan metode sebagai
Investor (ECRI) adalah target berikut:
bagi hasil kompetitif yang Markup Pricing.
diharapkan dapat diberikan Kebanyakan dasar dari penentuan
kepada dana pihak ketiga. tingkat harga adalah memarkup
4. Acquiring Cost merupakan biaya biaya produksi (production cost)
yang dikeluarkan oleh bank yang komiditas yang bersangkutan.
langsung terkait dengan upaya Dengan demikian, pada metode ini
untuk memperoleh dana pihak perusahaan terlebih dahulu harus
ketiga. menentukan tingkat biaya produksi
5. Overhead Cost adalah biaya yang atau biaya perolehan dari suatu
dikeluarkan oleh bank yang produk dan menentukan pula tingkat
tidak langsung terkait dengan margin atau markup dari biaya
upaya memperoleh dana pihak produksi tersebut.
ketiga. 1. Target-Return Pricing. Selain
Jadi dalam menetapkan pendekatan dengan biaya
besarnya margin keuntungan pada produksi, diperkenalkan juga
produk jual beli atau merubahah maka penentuan harga dengan
pihak Bank harus mempertimbangkan didasarkan pada target return.
ke lima faktor tersebut, seperti yang Perusahaan dapat menentukan
terdapat pada gambar berikut ini. harga dengan tujuan pencapaian
tingkat return on investment
(ROI).
2. Perceived-Value Pricing. Berbeda
dengan target return pricing
yang hanya menggunakan biaya
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 63

produksi sebagai kunci


penentuan harga, pada
perceived-value pricing juga
digunakan nonprice variable
sebagai dasar dari penentuan c. Margin Keuntungan Flat
harga jual.. Margin keuntungan flat adalah
3. Value Pricing. Suatu kebijakan perhitungan margin keuntungan
penetapan harga yang kompetitif terhadap nilai harga pokok
atas barang yang berkualitas pembiayaan secara tetap dari
tinggi. Sudah menjadi satu periode ke periode lainnya,
pemahaman umum bahwa walaupun baki debet nya
barang yang baik maka harganya menurun sebagai akibat adanya
mahal. angsuran pokok.
2.6.4. Pengakuan Angsuran Harga
Jual
Angsuran harga jual terdiri dari
angsuran harga beli/harga pokok dan
angsuran margin keuntungan. Menurut
Karim (2008:281) bahwa pengakuan d. Margin Keuntungan Annuitas
angsuran dapat dihitung dengan Margin keuntungan annuitas
menggunakan empat metode, yaitu: adalah margin keuntungan yang
a. Metode Margin Keuntungan diperoleh dari perhitungan
Menurun (Sliding) secara annuitas. Perhitungan
Metode margin keuntungan annuaitas adalah suatu cara
menurun adalah perhitungan pengembalian pembiayaan
margin keuntungan yang dengan pembayaran angsuran
semakin menurun sesuai dengan harga pokok dan margin
menurunnya harga pokok keuntungan secara tetap.
sebagai akibat adanya Perhitungan ini akan
cicilan/angsuran harga pokok, menghasilkan pola angsuran
jumlah angsuran (harga pokok harga pokok yang semakin
dan margin keuntungan) yang membesar dan margin
dibayar nasabah setiap bulan keuntungan yang semakin
semakin menurun. menurun.

b. Margin Keuntungan Rata-Rata


Margin keuntungan rata-rata 2.6.5. Persyaratan Untuk
adalah margin keuntungan Perhitungan Margin
menurun yang perhitungannya Keuntungan
secara tetap dan jumlah Margin keuntungan hanya bisa
angsuran (harga pokok dan dihitung apabila komponen-komponen
margin keuntungan) dibayar yang di bawah ini bersedia:
nasabah tetap setiap bulan. a. Jenis perhitungan margin
keuntungan
64 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

b. Plafond pembiayaan sesuai jenis Data adalah segala fakta dan


c. Jangka waktu pembiayaan angka yang dapat dijadikan bahan
d. Tingkat margin keuntungan untuk menyusun suatu informasi
pembiayaan (Arikunto, 2002:96). Jenis data dalam
e. Pola tagihan atau jatuh tempo penelitian ini adalah data primer dan
tagihan (baik harga pokok data sekunder.
maupun margin keuntungan) Data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung dari sumber
METODE PENELITIAN yang diteliti, dengan melakukan
1.1. Lokasi Penelitian pengamatan dan pencatatan secara
Penelitian ini dilaksanakan pada sistematis terhadap masalah yang
Bank Riau Kepri Syariah, Bank Mandiri dihadapi (Sutrisno Hadi, 2004). Data
Syariah, Bank Mega Syariah yang primer yang akan diambil adalah data
berada di Pekanbaru dan selanjutnya mengenai mekanisme penetapan
didukung data sekunder lainnya yang margin pembiayaan murabahah dan
bersumber dari website Bank Umum faktor apa saja yang dipertimbangkan
Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah dalam penetapan besarnya margin
(UUS) dengan pertimbangan bahwa murabahah.
berdasarkan surat edaran BI No. Menurut Mudrajat data
2/77/KEP/DIR, tanggal 28-02-1991 sekunder yaitu data yang telah
semua bank wajib mempublikasikan dikumpulkan oleh lembaga
laporan keuangannya di media cetak pengumpulan data dan dipuplikasi
empat kali dalam setahun pada akhir kepada masyarakat. Data ini berupa ini
Maret, Juni, September dan Desember. berupa laporan keuangan konsolidasi
dan catatan-catatan lain yang
1.2. Populasi dan Sampel mendukung. Sumber data dalam
Populasi dalam penelitian ini penelitian ini adalah laporan keuangan
adalah seluruh Bank Umum Syariah dan Perbankan Syariah. Menurut Arikunto
Unit Usaha Syariah yang beroperasi di (2002:107) yang dimaksud sumber
Indonesia. Adapun Teknik penentuan data adalah “subyek dimana data
sampling dalam penelitian ini adalah diperoleh”. Sekaligus menggunakan
teknik sampel purpossive sampling yaitu data langsung dari bank syariah
sampel diambil berdasarkan kriteria bersangkutan yang ada di Pekanbaru.
tertentu maka sampel dalam penelitian Data sekunder dalam penelitian
ini sebanyak dua Bank Umum syariah ini diperoleh dari laporan keuangan,
dan 1 Unit Usaha Syariah yaitu Bank modul panduan dan brosur pembiayaan
Syariah Mandiri, Bank Muamalat murabahah.
Indonesia dan Bank Riaukepri Syariah 1.4. Analisis Data
yang berlokasi di Pekanbaru. Metode analisis yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
1.3. Jenis dan Sumber Data analisis deskriptif. dimana data
Jenis penelitian ini adalah dianalisis dengan menggunakan metode
penelitian deskriptif yaitu penelitian deskriptif yaitu metode dimana data
yang berusaha memberikan suatu dikumpulkan, disusun,
gambaran atau kondisi mengenai suatu diinterpretasikan, dan dianalisis
objek penelitian (Kuncoro: 8) sehingga memberikan keterangan yang
lengkap bagi permasalahan yang
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 65

dihadapi. Dengan ini peneliti mencoba kebijakan harga yang kompetitif atas
menganalisis konsep penentuan margin barang yang berkualitas tinggi. Dengan
murabahah yang sesuai dengan ungkapan: ono rego ono rupo. Artinya:
syari’ah. barang yang baik parti harganya mahal.
3.5. Benchmark Penentuan Margin Namun perusahaan yang sukses adalah
Murabahah perusahaan yang mampu
Metode penentuan profit margin menghasilakan barang yang berkualitas
pembiayaan diterapkan pada dengan biaya yang efisien sehingga
bisnis/bank konvensional menurut perusahaan tersebut dapat dengan
Muhammad (2004:178) terbagi atas leluasa menentukan tingkat harga di
empat metode yaitu: bawah harga kompetitor.
a. Mark-up Pricing
b. Target-Return Pricing HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Perceived-Value Pricing Dalam aplikasinya produk
d. Value Pricing pembiayaan menggunakan akad
murābaḥah ini biasanya digunakan
3.5.1 Mark-up Pricing untuk membiayai pembiayaan
Mark-up pricing, menurut berjangka seperti untuk pembiayaan
Muhammad (2004:116), adalah: kepemilikan rumah, kendaraan dan lain
“penentuan tingkat harga dengan sebagainya. Namun sedikit nasabah
memarkup biaya produksi komoditas yang mengetahui akan hal tersebut
bersangkutan. melainkan dari pihak Bank sendiri yang
3.5.2 Target-Return Pricing memilihkan akad yang sesuai untuk
Target-Return Pricing, menurut pembiayaan tersebut. Setiap Bank
Muhammad (2004:179) adalah mempunyai aturan tersendiri mengenai
penentuan harga jual produk yang hal tersebut, seperti halnya dalam
bertujuan mendapatkan tingkat return prosedur pengajuan pembiayaan.
atas besarnya modal yang 5.1 Analisis Penetapan Margin
diinvestasikan. Dalam bahasan Pembiayaan Murabahah Pada
keuangan dikenal dengan Return on Bank Syariah Mandiri
Investment (ROI). Dalam hal ini, Berdasarkan hasil wawancara
perusahaan yang akan menentukan dengan pihak Service Manager Bank
berapa return yang diharapkan atas Syariah Mandiri dan pengamatan
modal yang telah diinvestasikan penyusun di Bank Syariah Mandiri
3.5.3 Perceived Value Pricing Pekanbaru. Metode perhitungan margin
Perceived Value Pricing, menurut keuntungan pembiayaan murābaḥah di
Muhammad (2004:180), adalah Bank Syariah Mandiri Pekanbaru
penentuan harga dengan tidak menggunakan metode Annuitas dan
menggunakan variabel harga jual. metode Flat
Harga jual didasarkan pada harga Adapun rumus sederhana untuk
produk pesaing dimana perusahaan mengetahui total angsuran, pokok
melakukan penambahan atau pembiayaan dan margin keuntungan
perbaikan unit untuk meningkatkan yaitu sebagai berikut:
kepuasan pembeli 1. Metode Margin Keuntungan Flat
3.5.4 Value Pricing Di Bank Syariah Mandiri
Value Pricing, menurut Pekanbaru besrnya persentase margin
Muhammad (2004:180) adalah berbeda-beda tergantung pada
66 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

besarnya plafon pembiayaan yang BSM Pekanbaru. Bapak Budi


diajukan nasabah. mempunyai pembiayaan warung mikro
Tabel 3. Prosentase di BSM Pekanbaru sebesar Rp.
Margin Murabahah 120.000.000 dengan jangka waktu 1
Plafon Pembiayaan %Margin / tahun. Dari ilustrasi tersebut, dapat
Murabahah Thn diketahui:
10.000.000 - 50.000.000 21,5 %
Plafon pembiayaan : Rp 120.000.000
51.000.000 - 100.000.000 19,5 %
101.000.000 - 200.000.000 15,5 % Jangka Waktu : 12 bulan
Margin : 15,5 %
Adapun rumus sederhana untuk Perhitungannya :
mengetahui total angsuran, pokok Pokok =
pembiayaan dan margin keuntungan Plafon : Jangka Waktu
yaitu sebgai berikut: = Rp. 120.000.000 / 12 Bulan
= Rp. 10.000.000
jumlah angsuran Margin Keuntungannya =
= pokok + margin keuntungan pokok Plafon x Prosentase Margin
= plafon/jangka waktu = Rp. 120.000.000 x 15.5%
margin keuntungan = Rp. 18.600.000 / 12 Bulan
= plafon x prosentase margin = Rp. 1.550.000/ Bulan
Jumlah Angsuran =
Dari proses perhitungan margin Pokok + Margin Keuntungan
keuntungan di atas, simulasi proses = Rp. 10.000.000 + Rp. 1.550.000
perhitungan margin keuntungan = Rp. 11.550.000/bulan
pembiayaan murābaḥah di BSM adalah
sebagai berikut: Perincian pembayaran angsuran
Contoh : pokok dan angsuran margin seperti
ilustrasi perhitungan margin yang tercantum pada tabel berikut ini:
keuntungan pembiyaan murabahah di
Tabel. 4 Angsuran murabahah dengan perhitungan flat pada Bank Syariah
Mandiri.
Angsuran Angsuran
Bulan Total Angsuran Sisa Angsuran Saldo Pokok Margin
Pokok Margin
1 - - - Rp 120,000,000 Rp 120,000,000 Rp 21,000,000
2 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 108,450,000 Rp 110,000,000 Rp 19,450,000
3 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 96,900,000 Rp 100,000,000 Rp 17,900,000
4 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 85,350,000 Rp 90,000,000 Rp 16,350,000
5 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 73,800,000 Rp 80,000,000 Rp 14,800,000
6 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 62,250,000 Rp 70,000,000 Rp 13,250,000
7 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 50,700,000 Rp 60,000,000 Rp 11,700,000
8 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 39,150,000 Rp 50,000,000 Rp 10,150,000
9 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 27,600,000 Rp 40,000,000 Rp 8,600,000
10 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 16,050,000 Rp 30,000,000 Rp 7,050,000
11 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp 4,500,000 Rp 20,000,000 Rp 5,500,000
12 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp (7,050,000) Rp 10,000,000 Rp 3,950,000
13 Rp 10,000,000 Rp 1,550,000 Rp 11,550,000 Rp (18,600,000) Rp - Rp 2,400,000
Setiap bulan nasabah membayar sebesar Rp 1.550.000 sampai
angsurannya sebesar Rp 11.550.000 berakhirnya jangka waktu pembiayaan.
dengan jumlah pokok angsuran Rp 2. Metode Margin Keuntungan
10.000.000 dan angsuran margin tetap Annuitas
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 67

Perhitungan anuitas adalah suatu = Rp 18.600.000


cara pengembalian pembiayaan dengan Harga jual bank =
pembayaran angsuran harga pokok dan Plafon + total margin
margin keuntungan secara tetap. = Rp120.000.000 + Rp 18.600.000
Perhitungan ini akan mengahsilkan = Rp 138.600.000
pola angsuran harga pokok yang Angsuran per bulan =
semakin membesar dan margin Harga jual : jangka waktu
keuntungan yang semakin menurun. = Rp 138.600.000 : 12 bulan
Plafon Pembiayaan : Rp 120.000.000 = Rp 11.550.000
Margin : 15,5 % flat Perincian angsuran pokok dan
Jangka Waktu : 12 Bulan angsuran margin yang harus dibayar
Margin Keuntungan Total : nasabah dengan metode perhitungan
Plafon x prosentase margin margin annuitas, seperti yang
= Rp 120.000.000 x 15,5 % tercantum pada tabel berikut ini :

Tabel. 5 Angsuran murabahah dengan perhitungan


Annuitas pada Bank Syariah Mandiri.
Angs- Sisa Angsuran Total Angsuran Angsuran Angsuran
Ke Per Bulan Margin Pokok

0 Rp.138.600.000 - - -
1 Rp.127.050.000 Rp.11.550.000 Rp.1.790.250 Rp.9.759.750
2 Rp.115.500.000 Rp.11.550.000 Rp.1.641.063 Rp.9.908.938
3 Rp.103.950.000 Rp.11.550.000 Rp.1.491.875 Rp.10.058.125
4 Rp.92.400.000 Rp.11.550.000 Rp.1.342.688 Rp.10.207.313
5 Rp.80.850.000 Rp.11.550.000 Rp.1.193.500 Rp.10.356.500
6 Rp.69.300.000 Rp.11.550.000 Rp.1.044.313 Rp.10.505.688
7 Rp.57.750.000 Rp.11.550.000 Rp.895.125 Rp.10.654.875
8 Rp.46.200.000 Rp.11.550.000 Rp.745.938 Rp.10.804.063
9 Rp.34.650.000 Rp.11.550.000 Rp.596.750 Rp.10.953.250
10 Rp.23.100.000 Rp.11.550.000 Rp.447.563 Rp.11.102.438
11 Rp.11.550.000 Rp.11.550.000 Rp.298.375 Rp.11.251.625
12 - Rp.11.550.000 Rp.149.188 Rp.11.400.813
Nasabah membayar total tersebut ditentukan oleh pengurus,
angsuran yang tetap sebesar Rp dewan syariah dan pengelola.
11.550.000 setiap bulannya, namun 5.2 Analisis Penetapan Margin
pembayaran angsuran pokok yang Pembiayaan Murabahah Pada Bank
semakin meningkat dan angsuran Muamalat Indonesia (BMI)
margin yang semakin menurun. Dalam aplikasinya produk
Berdasarkan hasil penelitian yang pembiayaan menggunakan akad
telah dilakukan pada Bank Syariah , murābaḥah ini biasanya digunakan
maka perhitungan margin keuntungan untuk membiayai pembiayaan
pembiayaan ada dua macam yaitu flat berjangka seperti untuk pembiayaan
dan anuitas. Untuk yang flat dan kepemilikan rumah, kendaraan dan lain
anuittas persentasenya sebesar 2% sebagainya. Namun sedikit nasabah
sedangkan anuitas 3%. Persentase yang mengetahui akan hal tersebut
68 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

melainkan dari pihak bank sendiri yang


memilihkan akad yang sesuai untuk 1. Metode Margin Keuntungan
pembiayaan tersebut. Setiap bank Annuitas
mempunyai aturan tersendiri mengenai Plafon Pembiayaan : Rp 120.000.000
hal tersebut, seperti halnya dalam Margin : 15 % flat
prosedur pengajuan pembiayaan. Jangka Waktu : 12 Bulan
Berdasarkan hasil wawancara Margin Keuntungan Total :
dengan pihak Service Manager Bank = Plafon x prosentase margin
Muamalat dan pengamatan penyusun di = Rp 120.000.000 x 15 %
Bank Muamalat Pekanbaru. Metode = Rp 18.000.000
perhitungan margin keuntungan Harga jual bank :
pembiayaan murābaḥah di Bank = Plafon + total margin
Muamalat Pekanbaru menggunakan = Rp 120.000.000 + Rp 18.000.000
metode Annuitas. = Rp 138.000.000
Contoh simulasi pembiayaan akad Angsuran per bulan :
murabahah pada Bank Muamalat = Harga jual : jangka waktu
Indonesia yang menggunakan metode = Rp 138.000.000 : 12 bulan
perhitungan margin annuitas adalah = Rp 11.500.000
sebagai berikut.

Tabel. 6 Angsuran murabahah dengan perhitungan Annuitas


pada Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Bulan Sisa Angsuran Total Angsuran Angsuran Angsuran
Ke Per Bulan Margin Pokok

0 Rp.125.400.000 - - -
1 Rp.114.950.000 Rp.10.450.000 Rp.1.619.750 Rp.8.830.250
2 Rp.104.500.000 Rp.10.450.000 Rp.1.484.771 Rp.8.965.229
3 Rp. 94.050.000 Rp.10.450.000 Rp.1.349.792 Rp.9.100.208
4 Rp. 83.600.000 Rp.10.450.000 Rp.1.214.813 Rp.9.235.188
5 Rp.73.150.000 Rp.10.450.000 Rp.1.079.833 Rp.9.370.167
6 Rp.62.700.000 Rp.10.450.000 Rp.944.854 Rp.9.505.146
7 Rp.52.250.000 Rp.10.450.000 Rp.809.875 Rp.9.640.125
8 Rp.41.800.000 Rp.10.450.000 Rp.674.896 Rp.9.775.104
9 Rp. 31.350.000 Rp.10.450.000 Rp.539.917 Rp.9.910.083
10 Rp.20.900.000 Rp.10.450.000 Rp.404.938 Rp.10.045.063
11 Rp.10.450.000 Rp.10.450.000 Rp.269.958 Rp.10.180.042
12 - Rp.10.450.000 Rp.134.979 Rp.10.315.021

Setiap bulan nasabah membayar perhitungan margin keuntungan


angsurannya sebesar Rp 10.450.000 pembiayaan hanya menggunakan
dengan jumlah angsuran pokok yang metode anuitas.
semakin membesar dan angsuran 5.3. Analisis Penetapan Margin
margin yang semakin mengecil. Pembiayaan Murabahah Pada
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Bank Riau Kepri Syariah
dilakukan pada Bank Muamallat , maka
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 69

Penetapan margin pembiayaan Fund, Overhead Cost dan Risk Cost. Jenis
murabahah di Bank Riau-Kepri seperti pembiayaan yang diberikan Bank Riau
pada bank syariah lainnya, dengan Kepri Syariah ada dua jenis, yakni
mempertimbangkan faktor: Cost of pembiayaan produktif dan konsumtif.

Table 7 Tarif Margin Pembiayaan Produktif


Jenis Jumlah Pembiayaan Margin (%) Jangka Waktu
Pembiayaan
Produktif < Rp 50 Juta 10 -12 % 0-5 tahun
Rp 51 –Rp 99 juta 8 - 10 %
>Rp Rp 100 juta 7,5 -7,7 %
Konsumtif 0 – 700 juta 8,5 % 0-5 tahun
9,5 % 6-10 tahun
Sumber: Bank Riau- Kepri Syariah

Berdasarkan hasil penelitian pada diberikan dengan plapond maksimal


Bank Riau-Kepri Syariah bahwa untuk roda 2 sebesar Rp 250 juta dan
penetapan margin murabahah untuk kendaraan Roda 4 sebesar Rp
dipengaruhi oleh dua hal uatama, yakni: 500 juta, adapun maksimum
1. Jangka waktu pembiayaan pemotongan penghasilan untuk
2. Besar dana pembiayaan pembayaran angsuran PKB (pokok+
(flapond) margin) adalah sebesar 60 % dari
Pembiayaan murabahah pada Bank penghasilan nasabah.
Riau Kepri Syariah khusus untuk Contoh Pembiayaan Murabahah
kendaraan ada dua jenis, yaitu yang bersifat konsumtif pada
kendaraan roda 2 dan rodan 4. kendaraan pada Bank Riau-Kepri
Pembiayaan murabahah untuk Roda 2 sebagai berikut :
dan Roda 4 di Bank Riau-Kepri Syariah
Tipe Plapond Jangka Uang Umur Maksimal Margin Biaya
Kendaraan Maksimal waktu Muka Agunan (BPKB) Flat Adm min
Maksimal
Roda 2 Rp 250 juta 5 tahun 25 % 8 tahun 7,5 % Rp 150 000
Roda 4 Rp 500 juta 5 tahun 30 % 8 tahun 8,5 % Rp 250 000
Contoh simulasi Pembiayaan = Rp 48.000.000 x 7,5 %
Murabahah pada Bank Riau Kepri = Rp 3.600.000
Syariah dengan metode perhitungan Margin bulanan :
margin flat. (Total margin + biaya administrasi) /
Plafon Pembiayaan : Rp 48.000.000 12 bulan
Margin : 7,5 % flat = (3.600.000 + 240.000) / 12 bulan
Jangka Waktu : 12 Bulan = Rp 320.000
Perhitungan Angsuran Pokok : Jumlah angsuran :
Plafon : Jangka waktu Pokok + Margin keuntungan
= Rp 48.000.000 : 12 bulan = Rp 4.000.000 + Rp 320.000
= Rp 4.000.000 = Rp 4.320.000
Margin Keuntungan Total :
= Plafon x prosentase margin
70 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

Tabel 3.5 Angsuran murabahah dengan perhitungan flat


pada Bank Riau Kepri Syariah
Ang Angsuran Saldo
Bln Bulan Pokok Margin Total Pokok Margin
1 Januari 48.000.000 3.600.000
2 Februari 4.000.000 320.000 4.320.000 44.000.000 3.280.000
3 Maret 4.000.000 320.000 4.320.000 40.000.000 2.960.00
4 April 4.000.000 320.000 4.320.000 36.000.000 2.640.000
5 Mei 4.000.000 320.000 4.320.000 32.000.000 2.320.000
6 Juni 4.000.000 320.000 4.320.000 28.000.000 2.000.000
7 Juli 4.000.000 320.000 4.320.000 24.000.000 1.680.000
8 Agustus 4.000.000 320.000 4.320.000 20.000.000 1.360.000
9 September 4.000.000 320.000 4.320.000 16.000.000 1.040.000
10 Oktober 4.000.000 320.000 4.320.000 12.000.000 720.000
11 November 4.000.000 320.000 4.320.000 8.000.000 400.000
12 Desember 4.000.000 320.000 4.320.000 4.000.000 80.000
13 Januari 4.000.000 320.000 4.320.000 4.000.000 (240.000)
Nasabah setiap bulannya menyatakan bahwa besarnya margin
membayar angsuran sebesar Rp yang ditetapkan perbankan atas dasar
4.320.000 dengan jumlah angsuran rekomendasi, usulan, dan saran rapan
pokok Rp 4.000.0000 dan margin yang tim ALCO.
tetap sebesar Rp 320.000 sampai jatuh Besarnya tingkat margin
tempo. murabahah juga dipengaruhi oleh
5.4. Pembahasan besarnya cost of fund (Cof), biaya
Pembiayaan yang menggunakan overhead, cadangan penyisihan piutang,
akad murabahah biasanya digunakan serta laba yang diinginkan (spread
untuk mendanai pembiayaan aset tetap margin). Cost of fund adalah biaya yang
seperti pembiayaan kepemilikan dikeluarkan bank untuk memperoleh
rumah, kendaraan, pembelian ruko dan dana simpanan baik dalam bentuk
lain sebagainya. Setiap bank simpanan giro, tabungan atau deposito.
mempunyai mekanisme sendiri dalam Cost of fund merupakan nisbah bagi
proses pemberian pembiayaan dengan hasil dari dana yang disetor kepada
akad murabahah. Untuk menentukan bank dalam bentuk tabungan, deposito
besarnya harga jual produk dan giro. Jika nisbah bagi hasilnya 10,5
pembiayaan murabahah, bank harus % misalnya maka margin murabahah
menetapkan tingkat margin tertentu. nya harus lebih besar dari nisbah bagi
Penetapan besarnya tingkat margin hasilnya.
dipengaruhi oleh suku bunga sertifikat Penetapan margin murabahah
Bank Indonesia atau BI-Rate sebagai juga dipengaruhi biaya overhed yang
acuan tingkat margin. BI-Rate merupakan biaya operasional yang
ditetapkan berdasarkan rapat Dewan harus ditanggung oleh bank dalam
Gubernur Bank Indonesia. Besarnya melakukan setiap kegiatannya, seperti
tingkat margin ditentukan berdasarkan biaya administrasi, biaya gaji pegawai,
rapat ALCO, yakni rapat Asset Liability biaya pemeliharaan, dan biaya lainnya.
Management Committe. Prosedur Selanjutnya, margin murabahah
penetapan margin tersebut sesuai dipengaruhi cadangan risiko (risk
dengan teori Karim (2010) yang allowance) pembiayaan yang tidak
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 71

terbayar (macet). Spread margin, pembiayaan dengan pembayaran


merupakan unsur paling utama dalam angsuran harga pokok dan margin
menetapkan besarnya margin keuntungan secara tetap.
murabahah. Perhitungan ini akan
Sebagai contohnya, jika BI-rate menghasilkan pola angsuran
ditetapkan 7 % maka besarnya margin harga pokok yang semakin
murabahah yang ditetapkan tim AlCO, membesar dan margin
misalnya 12 %, merupakan margin keuntungan yang semakin
minimal yang ditetapkan Bank Cabang menurun.
Utama, sedangkan kantor cabang boleh KESIMPULAN
menetapkan marginnya lebih besar dari Berdasarkan hasil penelitian
12% asal ada kesepakatan dengan bahwa penetapan margin pada
nasabahnya. Metode perhitungan pembiayaan dengan akad murabahah
margin untuk pengakuan angsuran pada Bank Syariah berdasarkan
yang digunakan bank syariah ada keputusan tim ALCO masing-masing
empat (4), yaitu : bank. Keputusan tim AlCO dalam
a. Metode Margin Keuntungan memutuskan besarnya margin
Menurun (Sliding) adalah murabahah, mengacu dari hasil rapat
perhitungan margin keuntungan Dewan Gubernur Bank Indonesia yang
yang semakin menurun sesuai mentapkan BI-Rate, yang kemudian
dengan menurunnya harga pokok disiskusikan Tim ALCO untuk
sebagai akibat adanya menetapkan tingkat margin murabahah
cicilan/angsuran harga pokok, minimal, yang berlaku pada kantor
jumlah angsuran (harga pokok pusat, sedangkan kantor cabang dapat
dan margin keuntungan) yang menetapkan margin pembiayaan
dibayar nasabah setiap bulan murabahah dengan menambah sebesar
semakin menurun. persentase tertentu diatas margin
b. Margin Keuntungan Rata-Rata minimal.
adalah margin keuntungan Selain pertimbangan BI-Rate,
menurun yang perhitungannya besarnya margin murabahah
secara tetap dan jumlah angsuran dipengaruhi besarnya komponen cost of
(harga pokok dan margin fund (total biaya dana), biaya overhead,
keuntungan) dibayar nasabah cadangan risiko kredit macet, serta
tetap setiap bulan. tingkat laba yang diinginkan. Metode
c. Margin Keuntungan Flat adalah pengakuan pendapatan angsuran
perhitungan margin keuntungan murabahah pada Bank Syariah Mandiri
terhadap nilai harga pokok adalah metode flat (rata-rata) dan
pembiayaan secara tetap dari satu metode anuitas, sedangkan pada bank
periode ke periode lainnya, Muamalat menggunakan metode
walaupun baki debet nya anuitas (metode proporsional), yaitu
menurun sebagai akibat adanya pengakuan keuntungan yang dilakukan
angsuran pokok. secara proporsional atas jumlah
d. Margin Keuntungan Annuitas piutang (harga jual) yang berhasil
adalah margin keuntungan yang ditagih dengan mengalikan presentase
diperoleh dari perhitungan secara keuntungan terhadap jumlah piutang
annuitas. Perhitungan annuaitas yang berhasil ditagih. Adapun Bank
adalah suatu cara pengembalian Riau Kepri Syariah menggunakan
72 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

metode perhitungan margin flat untuk pembiayaan murabahah bagi


menetapkan besarnya angsuran nasabahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al Quran
Al-Haritsi, Jaribah bin Ahmad. 2006. Fikih Ekonomi Umar bin Khathab.
Diterjemahkan oleh Asmuni Solihan Zamakhsyari. Jakarta: Khalifah.
Al-Khatib, Muhammad Abdullah dan Muhammad Abdul Halim Hamid. 2007.
Syarah Risalah Ta’alim. Diterjemahkan oleh Tim Al-I’tishom. Jakarta: Al-
I’tishom.
Alimuddin. 2011. Merangkai Konsep Harga Jual Berbasis Nilai Keadilan dalam
Islam. Jurnal Ekuitas Vol. 15 No. 4.
Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah “Dari Teori Ke Praktik”. Jakarta: Gema Insani
Press.
Anggadini, Sri Dewi. Tanpa tahun.. Penerapan Margin Pembiayaan Murabahah
pada BMT As-Salam Pacet – Cianjur. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No.2.
Ash-Shallabi, Ali Muhammad. 2009. Umar bin Abdul Aziz. Terjemahan oleh Shofau
Qolbi. Jakarta: Al-Kautsar.
Baidhawy, Zakiyuddin. 2007. Rekonstruksi Keadilan, Etika Sosial-Ekonomi Islam
untuk Kesejahteraan Universal. Salatiga-Jawa Tengah: STAIN SALATIGA
PRESS
Chapra, M. Umer. 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema.
Faris .S.Z dan Fauzul. H.N.A, 2015, Metode Perhitungan Penentuan Harga Jual Pada
Pembiayaan Murabahah di Perbankan Syariah, Jurnal El-Dinar, Vol.3, No.1.
Januari
Faozan, Akhmad. 2009. Murabahah dalam Hukum Islam dan Praktik Perbankan
Syari’ah serta Permasalahannya. Jurnal Asy-Syir’ah Vol. 43, No.1.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro. 2000.
Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.
2000. Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Musyarakah. 2000. Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang Diskon dalam
Murabahah. 2000. Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia. 116Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 17/DSN-MUI/IX/2000
tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran.
2000. Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Ishlahi, A. A. 1997. Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah. Diterjemahkan oleh H.
Anshari Thayib. Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset
Ismail, Rifki. Tanpa Tahun. Assessing Moral Hazard Problem in Murabahah
Financing. Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, Vol. 5, No. 2.
Karim, Adiwarman A. 2008. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 73

__________________. 2007. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


__________________. 2004. Ed. 3. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT
RajaGrafindo persada.
Khadduri, Majid. 1999. Teologi Keadilan, Perspektif Islam. Diterjemahkan oleh H.
Mochtar Zoerni dan Joko S. Kahhar. Surabaya: Risalah Gusti.
Kholis, Nur. 2007. Evaluation to the Practice of Murabahah in the Operations of
Baitul Mal Wattamwil (BMT), Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Islam La_Riba.
Vol.1, No.1.
Muhammad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah.
Yogyakarta: UII Press.
______________,2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN
Nugroho, Adi. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Margin Pembiayaan
Murabahah (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia). Tesis. Bogor:
Program Pasca Sarjana Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam
Universitas Indonesia.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2013. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Nopirin. 1998. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Peraturan Bank Indonesia No.10/16/PBI/2008 tentang Perubahan atas Perubahan
Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah
dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan
Jasa Bank Syariah, 2008. Jakarta: Bank Indonesia.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 102 tentang Akuntansi Murabahah,
2007. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Pratiwi, Zakiya Sarah. 2011. Evaluasi Perhitungan dan Penerapan Prinsip Syariah
pada Praktik Pembiayaan Jual Beli (Murabahah) (Studi Kasus di KSU
Makarima Sukoharjo). Tugas Akhir. Surakarta: Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah. 2008. Tata Cara Pendirian BMT. Jakarta: Pusat
Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES Publishing).
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Rahmawaty, Anita. 2007. Ekonomi Syari’ah: Tinjauan Kritis Produk Murabahah
dalam Perbankan Syari’ah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam La_Riba. Vol.1,
No.2.
Qardhawy, Yusuf. 2000. Halal dan haram. Jakarta: Robbani Press.
Rawls, John. 1995. Teori Keadilan; Dasar-dasar Filsafat Politik untuk Mewujudkan
Kesejahteraan Sosial dalam Negara. Terjemahan Oleh Uzair Fauzan dan
Heru Prasetyo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Triyuwono, Iwan. 2006. Akuntansi Syariah: Perspektif, Metodologi, dan Teori.
Jakarta: Rajawali Pers.
Yuli Ariani, 2016. Metode Perhitungan Margin pada pembiayaan Murabahah di
Bank Syariah Mandiri Purwokerto Banyumas, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Purwokerto
Weygandt, Jerry J., Donald E.Kieso, dan Paul D. Kimmel. Ed. 7. 2007. Accounting
Principle. Jakarta: Salemba Empat
74 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai