Azmansyah (azman@eco.uir.ac.id)
Eka Nuraini Rachmawati (ekanura212@yahoo.co.id)
Raja Ria (raja_ria10@yahoo.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau
Abstract
The purpose of this research is to know the way or model by syariah banking in
determining margin level of murabahah financing contract. The sample of this
research consist of 1 Sharia Business Unit (UUS), and 2 Sharia Commercial Bank
(BUS), namely Bank Riaukepri Syariah, Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri. The
results of this study indicate the determination of margin on financing with
murabahah scheme at Sharia Bank based on ALCO team decision of each bank refers
to BI-Rate, amount of cost of fund component, overhead cost, bad credit risk, which
are desired.
pandangan Islam, uang adalah flow bayar tunai. Penetapan harga tangguh
concept, oleh karenanya harus selalu yang lebih tinggi itu sama sekali bukan
berputar dalam perekonomian. disebabkan time value of money, namun
Semakin cepat uang berputar dalam karena semata-mata karena ditahannya
perekonomian, maka akan semakin aksi penjualan barang.
tinggi tingkat pendapatan masyarakat Keberadaan perbankan syariah
dan semakin baik perekonomian. di tengah-tengah aktivitas
(www.syariahlife.com) perekonomian sebagai alternatif dari
Bagi mereka yang tidak dapat perbankan konvensional merupakan
memproduktifkan hartanya, Islam suatu hal yang cukup positif.
menganjurkan untuk melakukan Masyarakat muslim telah mendapatkan
investasi dengan solusi atas permasalahan yang terkait
prinsip Musyarakah atau Mudharabah, dengan fatwa MUI tentang
yaitu bisnis dengan bagi hasil. Bila tidak pengharaman bunga Bank. Perbankan
ingin mengambil resiko karena ber- syariah juga menjanjikan suatu sistem
musyarakah atau ber-mudharabah, operasional yang lebih adil khususnya
maka Islam sangat menganjurkan untuk yang ada pada sistem profit loss sharing
melakukan Qard yaitu (bagi hasil) seperti yang ada pada
meminjamkannya tanpa imbalan sistem Mudharabah dan
apapun karena meminjamkan uang sistem Musyarakah. Namun di dalam
untuk memperoleh imbalan adalah riba. perjalanannya produk
Motif permintaan akan uang pembiayaan dengan akad
adalah untuk memenuhi kebutuhan Mudharabah dan Musyarakah ini masih
transaksi (money demand for ter-marginalkan (tersisihkan), dan yang
transaction), bukan untuk spekulasi. muncul ke permukaan adalah produk
Islam juga sangat menganjurkan jual beli ‘mark
penggunaan uang dalam pertukaran, up’ seperti murabahah yang tentunya
karena Rasulullah telah menyadari masih dikhawatirkan publik sebagai
kelemahan dari salah satu bentuk upaya yang belum maksimal yang
pertukaran di zaman dahulu yaitu dijalankan oleh perbankan syariah.
barter (bai’ al muqayyadah), di mana Pembiayaan murabahah sampai
barang saling dipertukarkan. Rasulullah saat ini masih merupakan pembiayaan
Saw juga menyadari akan kesulitan- yang dominan bagi perbankan syari’ah
kesulitan dan kelemahan - kelemahan di dunia, tetapi banyak kritikan
akan sistem pertukaran ini, lalu beliau dilontarkan pada bank syari’ah dalam
ingin menggantinya dengan sistem masalah penetapan margin keuntungan.
pertukaran melalui uang, oleh karena Hal ini dikarenakan produk
itu beliau menekankan kepada para pembiayaan dengan akad
sahabat untuk menggunakan uang murabahah merupakan produk yang
dalam transaksi-transaksi mereka. mirip dengan produk pembiayaan
Islam juga tidak mengenal kredit berbunga flat pada bank
konsep time value of money, tetapi Islam konvensional.(www.adln.lib.unair.ac.id)
mengenal konsep economic value of Akad murabahah merupakan
time yang artinya bahwa yang bernilai akad jual beli barang pada harga pokok
adalah waktunya itu sendiri. Islam dengan tambahan keuntungan yang
memperbolehkan pendapatan harga disepakati, akibat transaksi jual
tangguh bayar lebih tinggi dari pada beli murabahah menyebabkan
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 51
BUS 6 11 11 11 11 12 12
UUS 25 23 24 24 23 22 22
BPRS 138 150 155 158 163 164 163
Berdasarkan data Bank dua, yakni Bank Syariah dan unit usaha
Indonesia tahun 2016, jumlah Bank syariah (UUS).
Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Pada umumnya, produk-produk
Syariah (UUS) sampai dengan Juni 2015 yang ditawarkan oleh lembaga
(12 buah) mengalami perubahan dari keuangan syariah diantaranya produk
tahun 2012 (11 buah), demikian juga penyaluran dana (financing), produk
jumlah jaringan kantor meningkat. penghimpunan dana (funding), dan
Meskipun dengan jumlah BUS (12 produk jasa (service). Produk
buah) maupun UUS (22 buah) UUS penyaluran dana atau pembiayaan
mengalami penurunan, namun dapat dibedakan berdasarkan tujuan
pelayanan kebutuhan masyarakat akan penggunaannya, yakni pembiayaan
perbankan syariah menjadi semakin dengan prinsip jual-beli, pembiayaan
meluas. Secara keseluruhan jumlah dengan prinsip sewa, pembiayaan
kantor perbankan syariah yang dengan prinsip bagi hasil, dan
beroperasi sampai dengan bulan Juni pembiayaan dengan akad pelengkap
2015 dibandingkan tahun sebelumnya (Karim, 2004: 87). Untuk produk
meningkat dari 2.188 kantor menjadi penghimpunan dana hanya
2.881 kantor. Lembaga keuangan menggunakan dua prinsip, yakni
syariah menurut Undang-Undang RI No. dengan prinsip wadi’ah dan prinsip
21 Tahun 2008 Tentang Perbankan mudharabah.
Syariah, dapat digolongkan menjadi
100.000
80.000
JUMLAH
60.000
40.000
20.000
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Modal Kerja 22.87 31.85 41.69 56.09 71.56 77.93 80.09
Investasi 9.955 13.41 17.90 26.58 33.83 41.71 44.62
Konsumsi 14.05 22.91 43.05 64.82 78.71 79.67 79.16
1.500.000
1.000.000
500.000
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Modal Kerja 767.5 1.106 1.470 1.835 2.206 2.348 2.526
Investasi 186.4 213.5 275.7 465.0 611.9 893.4 1.059
Konsumsi 632.8 740.8 930.0 1.252 1.615 1.763 1.975
secara lugas oleh Qardhawy (2000:311) Akad dalam Peraturan Bank Indonesia
dalam kitab Halal dan Haram: No: 10/16/PBI/2008 berarti:
“Perlu juga disebutkan di sini, “Akad adalah kesepakatan
bahwa sebagaimana Muslim tertulis antara Bank Syari’ah
diperbolehkan membeli secara atau UUS dan pihak lain yang
kontan, dia juga diperbolehkan memuat adanya hak dan
menangguhkan pembayaran kewajiban bagi masing-masing
hingga batas waktu tertentu sesuai pihak sesuai dengan Prinsip
dengan kesepakatan. Nabi saw Syari’ah sebagaimana yang
pernah membeli makanan dari dimaksud dalam Undang-Undang
seorang Yahudi dengan bertempo Nomor 21 Tahun 2008 tentang
untuk nafkah keluarganya, dan Perbankan Syari’ah.”
beliau memberikan baju besinya 2.3.2. Jenis Akad
sebagai jaminan. Jenis-jenis akad menurut
Nurhayati (2013:56) terbagi atas dua,
Apabila penjual menaikkan harga yaitu:
temponya, sebagaimana dilakukan oleh a. Akad Tabarru’ (gratuitous
sebagian besar orang yang menjual contract) adalah perjanjian yang
barang dengan sistem kredit, maka merupakan transaksi yang tidak
sebagian fuqaha’ ada yang ditujukan untuk memperoleh
mengharamkan jual beli semacam ini laba (transaksi nirlaba). Tujuan
dengan alasan adanya tambahan harga dari transaksi ini adalah tolong
yang berhubungan dengan tenggang menolong dalam rangka berbuat
waktu itu, sehingga sama dengan riba. kebaikan (tabarru’ berasal dari
Sedangkan jumhur ulama kata birr dalam bahasa Arab,
memperbolehkannya, karena asal segala yang artinya kebaikan)
sesuatu adalah mubah, sedang dalam b. Akad Tijarah (compentational
hal ini tidak terdapat nash yang contract) merupakan akad yang
mengharamkan, dan tidak sama dengan ditujukan untuk memperoleh
riba dilihat dari segi mana pun. Penjual keuntungan. Dari sisi kepastian
boleh saja menaikkan harga dengan hasil yang diperoleh, akad ini
alasan-alasannya, asalkan tidak sampai dibagi 2, yaitu:
kepada batas eksploitasi dan kezaliman. 1) Natural Uncertainty Contract
Jika sampai terjadi demikian, maka (NUC) merupakan kontrak
haram hukumnya.” yang diturunkan dari teori
2.3. Tinjauan Umum Akad pencampuran, di mana pihak
2.3.1. Pengertian Akad yang bertransaksi saling
Mas’adi (2000) dalam Nurhayati mencampurkan aset yang
(2013:56) “menurut terminologi hukum mereka miliki menjadi satu,
islam akad adalah pertalian antara kemudian menanggung
penyerahan (ijab) dan penerimaan risiko bersama-sama untuk
(qabul) yang dibenarkan oleh syari’ah, mendapatkan keuntungan.
yang menimbulkan akibat hukum Oleh sebab itu, kontrak jenis
terhadap objeknya.” Kalam Allah SWT ini tidak memberikan imbal
dalam QS. Al-Ma’idah 5 ayat 1 hasil yang pasti, baik nilai
dijelaskan bahwa “Wahai orang-orang imbal hasil (amount)
yang beriman! Penuhilah janji-janji….” maupun waktu (timing).
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 57
dihadapi. Dengan ini peneliti mencoba kebijakan harga yang kompetitif atas
menganalisis konsep penentuan margin barang yang berkualitas tinggi. Dengan
murabahah yang sesuai dengan ungkapan: ono rego ono rupo. Artinya:
syari’ah. barang yang baik parti harganya mahal.
3.5. Benchmark Penentuan Margin Namun perusahaan yang sukses adalah
Murabahah perusahaan yang mampu
Metode penentuan profit margin menghasilakan barang yang berkualitas
pembiayaan diterapkan pada dengan biaya yang efisien sehingga
bisnis/bank konvensional menurut perusahaan tersebut dapat dengan
Muhammad (2004:178) terbagi atas leluasa menentukan tingkat harga di
empat metode yaitu: bawah harga kompetitor.
a. Mark-up Pricing
b. Target-Return Pricing HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Perceived-Value Pricing Dalam aplikasinya produk
d. Value Pricing pembiayaan menggunakan akad
murābaḥah ini biasanya digunakan
3.5.1 Mark-up Pricing untuk membiayai pembiayaan
Mark-up pricing, menurut berjangka seperti untuk pembiayaan
Muhammad (2004:116), adalah: kepemilikan rumah, kendaraan dan lain
“penentuan tingkat harga dengan sebagainya. Namun sedikit nasabah
memarkup biaya produksi komoditas yang mengetahui akan hal tersebut
bersangkutan. melainkan dari pihak Bank sendiri yang
3.5.2 Target-Return Pricing memilihkan akad yang sesuai untuk
Target-Return Pricing, menurut pembiayaan tersebut. Setiap Bank
Muhammad (2004:179) adalah mempunyai aturan tersendiri mengenai
penentuan harga jual produk yang hal tersebut, seperti halnya dalam
bertujuan mendapatkan tingkat return prosedur pengajuan pembiayaan.
atas besarnya modal yang 5.1 Analisis Penetapan Margin
diinvestasikan. Dalam bahasan Pembiayaan Murabahah Pada
keuangan dikenal dengan Return on Bank Syariah Mandiri
Investment (ROI). Dalam hal ini, Berdasarkan hasil wawancara
perusahaan yang akan menentukan dengan pihak Service Manager Bank
berapa return yang diharapkan atas Syariah Mandiri dan pengamatan
modal yang telah diinvestasikan penyusun di Bank Syariah Mandiri
3.5.3 Perceived Value Pricing Pekanbaru. Metode perhitungan margin
Perceived Value Pricing, menurut keuntungan pembiayaan murābaḥah di
Muhammad (2004:180), adalah Bank Syariah Mandiri Pekanbaru
penentuan harga dengan tidak menggunakan metode Annuitas dan
menggunakan variabel harga jual. metode Flat
Harga jual didasarkan pada harga Adapun rumus sederhana untuk
produk pesaing dimana perusahaan mengetahui total angsuran, pokok
melakukan penambahan atau pembiayaan dan margin keuntungan
perbaikan unit untuk meningkatkan yaitu sebagai berikut:
kepuasan pembeli 1. Metode Margin Keuntungan Flat
3.5.4 Value Pricing Di Bank Syariah Mandiri
Value Pricing, menurut Pekanbaru besrnya persentase margin
Muhammad (2004:180) adalah berbeda-beda tergantung pada
66 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017
0 Rp.138.600.000 - - -
1 Rp.127.050.000 Rp.11.550.000 Rp.1.790.250 Rp.9.759.750
2 Rp.115.500.000 Rp.11.550.000 Rp.1.641.063 Rp.9.908.938
3 Rp.103.950.000 Rp.11.550.000 Rp.1.491.875 Rp.10.058.125
4 Rp.92.400.000 Rp.11.550.000 Rp.1.342.688 Rp.10.207.313
5 Rp.80.850.000 Rp.11.550.000 Rp.1.193.500 Rp.10.356.500
6 Rp.69.300.000 Rp.11.550.000 Rp.1.044.313 Rp.10.505.688
7 Rp.57.750.000 Rp.11.550.000 Rp.895.125 Rp.10.654.875
8 Rp.46.200.000 Rp.11.550.000 Rp.745.938 Rp.10.804.063
9 Rp.34.650.000 Rp.11.550.000 Rp.596.750 Rp.10.953.250
10 Rp.23.100.000 Rp.11.550.000 Rp.447.563 Rp.11.102.438
11 Rp.11.550.000 Rp.11.550.000 Rp.298.375 Rp.11.251.625
12 - Rp.11.550.000 Rp.149.188 Rp.11.400.813
Nasabah membayar total tersebut ditentukan oleh pengurus,
angsuran yang tetap sebesar Rp dewan syariah dan pengelola.
11.550.000 setiap bulannya, namun 5.2 Analisis Penetapan Margin
pembayaran angsuran pokok yang Pembiayaan Murabahah Pada Bank
semakin meningkat dan angsuran Muamalat Indonesia (BMI)
margin yang semakin menurun. Dalam aplikasinya produk
Berdasarkan hasil penelitian yang pembiayaan menggunakan akad
telah dilakukan pada Bank Syariah , murābaḥah ini biasanya digunakan
maka perhitungan margin keuntungan untuk membiayai pembiayaan
pembiayaan ada dua macam yaitu flat berjangka seperti untuk pembiayaan
dan anuitas. Untuk yang flat dan kepemilikan rumah, kendaraan dan lain
anuittas persentasenya sebesar 2% sebagainya. Namun sedikit nasabah
sedangkan anuitas 3%. Persentase yang mengetahui akan hal tersebut
68 Jurnal Ekonomi KIAT I Vol. 28 No. 1 Juni 2017
0 Rp.125.400.000 - - -
1 Rp.114.950.000 Rp.10.450.000 Rp.1.619.750 Rp.8.830.250
2 Rp.104.500.000 Rp.10.450.000 Rp.1.484.771 Rp.8.965.229
3 Rp. 94.050.000 Rp.10.450.000 Rp.1.349.792 Rp.9.100.208
4 Rp. 83.600.000 Rp.10.450.000 Rp.1.214.813 Rp.9.235.188
5 Rp.73.150.000 Rp.10.450.000 Rp.1.079.833 Rp.9.370.167
6 Rp.62.700.000 Rp.10.450.000 Rp.944.854 Rp.9.505.146
7 Rp.52.250.000 Rp.10.450.000 Rp.809.875 Rp.9.640.125
8 Rp.41.800.000 Rp.10.450.000 Rp.674.896 Rp.9.775.104
9 Rp. 31.350.000 Rp.10.450.000 Rp.539.917 Rp.9.910.083
10 Rp.20.900.000 Rp.10.450.000 Rp.404.938 Rp.10.045.063
11 Rp.10.450.000 Rp.10.450.000 Rp.269.958 Rp.10.180.042
12 - Rp.10.450.000 Rp.134.979 Rp.10.315.021
Penetapan margin pembiayaan Fund, Overhead Cost dan Risk Cost. Jenis
murabahah di Bank Riau-Kepri seperti pembiayaan yang diberikan Bank Riau
pada bank syariah lainnya, dengan Kepri Syariah ada dua jenis, yakni
mempertimbangkan faktor: Cost of pembiayaan produktif dan konsumtif.
Al Quran
Al-Haritsi, Jaribah bin Ahmad. 2006. Fikih Ekonomi Umar bin Khathab.
Diterjemahkan oleh Asmuni Solihan Zamakhsyari. Jakarta: Khalifah.
Al-Khatib, Muhammad Abdullah dan Muhammad Abdul Halim Hamid. 2007.
Syarah Risalah Ta’alim. Diterjemahkan oleh Tim Al-I’tishom. Jakarta: Al-
I’tishom.
Alimuddin. 2011. Merangkai Konsep Harga Jual Berbasis Nilai Keadilan dalam
Islam. Jurnal Ekuitas Vol. 15 No. 4.
Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah “Dari Teori Ke Praktik”. Jakarta: Gema Insani
Press.
Anggadini, Sri Dewi. Tanpa tahun.. Penerapan Margin Pembiayaan Murabahah
pada BMT As-Salam Pacet – Cianjur. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No.2.
Ash-Shallabi, Ali Muhammad. 2009. Umar bin Abdul Aziz. Terjemahan oleh Shofau
Qolbi. Jakarta: Al-Kautsar.
Baidhawy, Zakiyuddin. 2007. Rekonstruksi Keadilan, Etika Sosial-Ekonomi Islam
untuk Kesejahteraan Universal. Salatiga-Jawa Tengah: STAIN SALATIGA
PRESS
Chapra, M. Umer. 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema.
Faris .S.Z dan Fauzul. H.N.A, 2015, Metode Perhitungan Penentuan Harga Jual Pada
Pembiayaan Murabahah di Perbankan Syariah, Jurnal El-Dinar, Vol.3, No.1.
Januari
Faozan, Akhmad. 2009. Murabahah dalam Hukum Islam dan Praktik Perbankan
Syari’ah serta Permasalahannya. Jurnal Asy-Syir’ah Vol. 43, No.1.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro. 2000.
Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.
2000. Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Musyarakah. 2000. Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang Diskon dalam
Murabahah. 2000. Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia. 116Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 17/DSN-MUI/IX/2000
tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran.
2000. Jakarta: Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Ishlahi, A. A. 1997. Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah. Diterjemahkan oleh H.
Anshari Thayib. Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset
Ismail, Rifki. Tanpa Tahun. Assessing Moral Hazard Problem in Murabahah
Financing. Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, Vol. 5, No. 2.
Karim, Adiwarman A. 2008. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Analisis Penetapan Margin Akad Murabahah… (Azmansyah, Rachmawati, Raja Ria) 73