Anda di halaman 1dari 17

Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.

1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

KENAKALAN REMAJA DAN FAKTOR PENYEBABNYA


Suci Prasasti
FKIP, Universitas Tunas Pembangunan, Surakarta
suciprasasti@gmail.com

Kata Kunci: Abstrak


Remaja, Masa remaja penuh dengan problematika dan dinamika
Kenakalan karena masa ini adalah masa untuk menemukan jati diri dan
Remaja, Faktor identitas yang sebenarnya. Remaja yang gagal identik dengan
Penyebabnya perilaku menyimpang disebut dengan kenakalan remaja.
Kenakalan remaja adalah bentuk dari permasalahan dan konflik
yang terpendam dan tidak ada penyelesaian baik dari masa
kanak – kanak sampai masa remaja. Kenakalan yang dilakukan
oleh remaja tentunya mempunyai alasan-alasan yang
menyebabkan kenakalan itu dapat terjadi.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja adalah
berawal dari perilaku “nakal” yang dimiliki oleh remaja yang
disebabkan: Pertama, faktor dari dalam (internal) adalah satu
hal yang menyebabkan remaja bertingkah tertentu yang datang
dari dirinya sendiri. Faktor internal ini terjadi didalam diri
individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses
internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan
disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar,
meliputi: kepribadian, jenis kelamin dan kedudukan dalam
keluarga/ masyarakat.
Kedua, faktor dari luar (eksternal) adalah hal-hal yang
mendorong timbulnya kenakalan remaja yang bersumber dari
luar diri pribadi remaja yang bersangkutan yaitu lingkungan
sekitar meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa apabila faktor intern dan ekstern bisa
seimbang dan selaras dalam diri remaja maka kenakalan remaja
tidak akan terjadi dan akan menghasilkan generasi penerus yang
berkualitas.

PENDAHULUAN tidaknya remaja dalam mencari


Remaja adalah masa yang identitas dirinya banyak dipengaruhi
paling “rawan” dibandingkan dengan oleh faktor lingkungan baik
masa perkembangan yang lain. Masa lingkungan keluarga maupun
remaja penuh dengan problematika lingkungan masyarakat sekitarnya.
dan dinamika karena masa ini adalah Remaja yang gagal identik dengan
masa untuk menemukan jati diri dan perilaku yang menyimpang yang
identitas yang sebenarnya. Banyak disebut dengan kenakalan remaja.
remaja yang gagal dalam mencari Kenakalan remaja adalah bentuk dari
identitasnya tapi tidak sedikit pula permasalahan dan konflik yang
yang berhasil dan menjadi pemenang terpendam dan tidak ada
dalam meraih masa depan. Berhasil penyelesaian baik dari masa kanak –

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 28
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

kanak sampai masa remaja. Masalah dikatakan bahwa remaja akan


atau konflik berasal dari lingkungan menjadi aset bangsa yang berharga
keluarga atau lingkungan sosialnya dan generasi penerus apabila
misalnya adanya rasa trauma dari potensinya bisa berkembang optimal
peristiwa yang menyakitkan dan bermanfaat baik untuk dirinya
(kekerasan fisik, verbal atau seksual atau lingkungannya tetapi akan
yang dialami), kemiskinan, dendam, menjadi kehancuran bangsa apabila
sakit hati sehingga akan remaja sebagai generasi penerus
menimbulkan rasa tertekan dan terjerumus dalam perilaku yang
bersalah. menyimpang. Secara umum perilaku
Dewasa ini, kenakalan remaja menyimpang yang dilakukan oleh
sudah sangat kompleks dan luar remaja meliputi: Sex pra nikah
biasa perkembangannnya. Kenakalan (kehamilan yang tidak diinginkan
remaja seperti lingkaran setan yang dan aborsi, pernikahan usia remaja),
tak pernah putus bahkan miras dan narkoba, tawuran, dan
permasalahannya semakin rumit HIV/AIDS.
seiring dengan perkembangan Saat ini kenakalan remaja
tehnologi dan arus globalisasi. sudah di ambang sangat
Kemudahan dalam mengakses mengkhawatirkan. Sekarang banyak
informasi merupakan dampak positif dijumpai anak – anak dibawah umur
dari perkembangan tehnologi tetapi (SD) sudah merokok, miras dan
apabila tidak ada narkoba. Bahkan banyak anak SD
kontrol/pengawasan dan bimbingan yang sudah mengenal pacaran dan
dari orang tua, perkembangan yang ditakutkan adalah apabila anak
tehnologi yang demikian pesatnya – anak yang masih polos akan
akan menjadi racun bagi remaja. melakukan hal yang tidak pantas
Pornografi dan kekerasan akan seperti berciuman selayaknya orang
mudah di akses dan dicontoh bagi yang pacaran. Remaja yang masih
remaja yang belum sepenuhnya muda, energik dan potensial yang
memahami dan mengerti akan menjadi harapan keluarga dan bangsa
resikonya karena remaja identik terjerumus dalam perilaku yang
dengan coba – coba. Hal inilah yang menyimpang dan merusak masa
paling ditakutkan dan dikhawatirkan depannya. Permasalahan remaja
dalam fase perkembangan remaja. ibarat gunung es yang didalamnya
Berdasarkan data terbaru dari tanpa kita sadari banyak remaja
BPS RI dan Bappenas pada tahun terlibat dengan narkoba, miras,
2013, kelompok umur penduduk perilaku seks bebas, aborsi,
Indonesia rentang usia 10 sampai prostitusi, dan kenakalan remaja
dengan 19 tahun berjumlah lainnya. Remaja sekarang dapat
44.241.000 jiwa. Hal ini bisa dikatakan matang sebelum waktunya.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 30
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

Berdasarkan fenomena yang 2008 : 68) memandang bahwa “masa


telah di uraiakan di atas, maka dapat remaja sebagai masa “storm and
dikatakan bahwa permasalahan stress” (tekanan dan badai).”
remaja menjadi tanggung jawab kita Periode “badai dan tekanan”, masa
bersama. Apabila kenakalan dan dimana ketegangan emosi meninggi
perilaku menyimpang yang sebagai akibat dari perubahan fisik
dilakukan oleh remaja tidak segera dan kelenjar. Meningginya emosi
mendapat penanganan dan perhatian terutama karena remaja berada di
khusus, bagaimana nasib generasi bawah tekanan sosial dan dihadapkan
penerus kita mendatang? pada kondisi baru, sedangkan selama
masa kanak-kanak, remaja kurang
PEMBAHASAN mempersiapkan diri untuk
Pengertian Kenakalan Remaja menghadapi keadaan itu. Sebagian
Nasib suatu bangsa di masa besar remaja mengalami
depan sangat bergantung pada ketidakstabilan dari waktu ke waktu
kualitas remaja, bahkan kemampuan sebagai konsekuensi usaha
suatu bangsa dapat dicapai apabila penyesuaian diri terhadap pola
generasi muda cerdas, kreatif dan perilaku dan harapan sosial baru.
bermoral. Sudah sewajarnya suatu Masalah kenakalan remaja di
negara menggantungkan harapan Indonesia dirasa telah mencapai
yang besar terhadap remaja sebagai tingkat yang cukup meresahkan bagi
generasi penerus. Masa remaja masyarakat. “Istilah kenakalan
merupakan masa dimana seorang remaja dalam bahasa Inggris dikenal
individu mengalami peralihan dari dengan nama “juvenile
satu tahap ke tahap berikutnya dan delinquency”. Secara etimologis
mengalami perubahan baik emosi, dapat dijabarkan bahwa juvenile
tubuh, minat, pola perilaku, dan juga berarti anak, sedangkan delinquency
penuh dengan masalah masalah berarti kejahatan, sehingga
(Hurlock, 1998). Masa remaja adalah pengertian juvenile delinquency
suatu tahap kehidupan yang sedang adalah kejahatan anak.” (Sudarsono,
mengalami peralihan dari masa anak 2008 : 10).
menuju kedewasaan dan mengalami Pengertian juvenile delinquency
proses sosial di masyarakat, sehingga sebagai kejahatan anak dapat
dapat membentuk kepribadian dan diinterpretasikan berdampak negatif
perilaku remaja. secara psikologis terhadap anak yang
Masa remaja merupakan masa menjadi pelakunya, apalagi jika
peralihan dari masa anak-anak sebutan tersebut langsung menjadi
menuju masa dewasa. Hall (dalam semacam trade - mark. Pengertian
Liebert dan kawan-kawan, dikutip secara etimologis telah mengalami
Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, pergeseran, akan tetapi hanya

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 31
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

menyangkut aktivitasnya, yakni remaja yang bersifat melawan


istilah kejahatan (delinquency) hukum, anti sosial, anti susila, dan
menjadi kenakalan. menyalahi norma-norma agama.
Bimo Walgito (dalam Faktor-faktor Penyebab
Sudarsono, 2008 : 11) berpendapat Kenakalan Remaja
bahwa, “juvenile delinquency adalah 1. Remaja dan Rokok
tiap perbuatan, jika perbuatan Saat ini merokok sudah
tersebut dilakukan oleh orang menjadi hal wajar dan tidak
dewasa, maka perbuatan itu asing lagi khususnya bagi
merupakan kejahatan, jadi remaja. Merokok sudah
merupakan perbuatan yang melawan dianggap sebagai bagian dari
hukum, yang dilakukan oleh anak, gaya hidup dan bisa memberikan
khususnya anak remaja.” Fuad Hasan kenikmatan bagi perokok
(dalam Sudarsono, 2008 : 11) meskipun dampak yang
merumuskan definisi “delinquency ditimbulkan tidak kalah
sebagai perbuatan anti sosial yang besarnya baik bagi perokok itu
dilakukan oleh anak remaja yang sendiri atau orang disekitarnya.
bilamana dilakukan orang dewasa Menurut Lydia Harlina Martono
dikualifikasikan sebagai tindak dan Satya Joewana (2006:33)
kejahatan”. rokok mengandung 4000
Pada prinsipnya, juvenile senyawa yang mengganggu
delinquency adalah “kejahatan kesehatan, terutama nikotin, tar
pelanggaran” bila dilakukan oleh dan karbon monoksida.
orang dewasa, tetapi berubah Hal senada juga
menjadi “kenakalan remaja” bila diungkapkan oleh Samsuridjal
pelakunya adalah anak / kaum (2013:14) “rokok mengandung
remaja, yaitu mereka yang belum lebih dari 4000 bahan kimia
mencapai umur dewasa secara (nikotin, tar, aseton, methanol,
yuridis formal. Kenakalan remaja pirene, dll) termasuk 43 bahan
yang melawan kaidah hukum tertulis yang menyebabkan kanker yang
yakni Kitab Undang-undang Hukum telah diketahui. Berbagai
Pidana disebut “Anak Negara” dan kandungan zat yang terdapat di
sesuai dengan ketentuan Kitab dalam rokok memberikan
Undang-undang Hukum Perdata dampak negatif bagi tubuh
disebut “Anak Sipil”. penghisapnya.
Bertitik tolak pada uraian di atas, Berdasarkan pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa juvenile dapat dikatakan bahwa
delinquency (kenakalan remaja) kandungan zat dalam rokok
adalah perbuatan/ kejahatan / sangat membahayakan bagi
pelanggaran yang dilakukan oleh tubuh karena menyebabkan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 32
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

kecanduan dan gangguan organ rokok maupun obat – obatan


tubuh seperti jantung, hati, paru dibandingkan dengan
– paru bahkan kanker. Zat yang keluarga yang permisif, dan
terkandung dalam rokok juga yang paling kuat pengaruhnya
sangat berbahaya bagi yang adalah bila orang tua sendiri
menghirup asapnya meskipun menjadi figur contoh yaitu
tidak sebagai perokok (perokok perokok berat, maka anak -
pasif). anaknya akan mungkin sekali
Menurut Joewana (2004), untuk mencontohnya.
beberapa motivasi yang 2) Pengaruh teman
melatarbelakangi seseorang Berbagai fakta
merokok adalah untuk mendapat mengungkapkan bahwa
pengakuan (anticipatory beliefs), semakin banyak remaja
untuk menghilangkan merokok maka semakin besar
kekecewaan (reliefing beliefs), kemungkinan teman –
dan menganggap perbuatannya temannya adalah perokok
tersebut tidak melanggar norma juga dan demikian
(permissive beliefs/ fasilitative). sebaliknya.
Dengan kata lain remaja 3) Faktor Kepribadian
merokok karena tidak ingin Orang mencoba untuk
ditinggalkan oleh kelompoknya merokok karena alasan ingin
dan sebagai pelampiasan untuk tahu atau ingin melepaskan
melupakan masalah karena diri dari rasa sakit atau
merokok dianggap hal yang kebosanan.
tidak melanggar hukum. Remaja 4) Pengaruh Iklan
juga beranggapan merokok tidak Melihat iklan di media massa
berbahaya seperti miras dan dan elektronik yang
narkoba padahal kandungan zat menampilkan gambaran
dalam rokok efek berbahayanya bahwa merokok adalah
sama dengan miras dan narkoba lambang kejantanan atau
yaitu sama - sama menimbulkan glamour, membuat remaja
kecanduan dan ketagihan serta seringkali terpicu untuk
bahaya kesehatan. mengikuti perilaku seperti
Menurut Mu‟tadin (2002) yang ada dalam iklan
mengemukakan beberapa faktor tersebut.
mengapa remaja merokok: Pendapat lain dikemukakan
1) Pengaruh orang tua oleh Hansen (Sarafino, 1994)
Remaja yang berasal dari tentang faktor – faktor yang
keluarga konservatif akan mempengaruhi perilaku
lebih sulit terlibat dalam merokok, yaitu:

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 33
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

1) Faktor Biologis Kebiasaan budaya, kelas


Banyak penelitian social, tingkat pendidikan,
menunjukkan bahwa nikotin penghasilan dan gengsi
dalam rokok merupakan salah pekerjaan akan
satu bahan kimia yang mempengaruhi perilaku
berperan penting pada merokok pada individu.
ketergantungan merokok. 6) Faktor Sosial Politik
2) Faktor Psikologis Menambahkan kesadaran
Merokok dapat bermakna umum berakibat pada langkah
untuk meningkatkan – langkah politik yang
kosentrasi, menghalau rasa bersifat melindungi bagi
kantuk, mengakrabkan orang - orang yang tidak
suasana sehingga timbul merokok dan usaha
suasana persaudaraan, juga melancarkan kampanye -
dapat memberikan kesan kampanye promosi kesehatan
modern dan berwibawa, untuk mengurangi perilaku
sehingga bagi individu yang merokok. Merokok menjadi
sering bergaul dengan orang masalah yang bertambah
lain, perilaku merokok sulit besar di Negara - negara
untuk dihindari. berkembang seperti
3) Faktor Lingkungan Sosial Indonesia.
Lingkungan social Jadi menurut pendapat
berpengaruh terhadap sikap, beberapa ahli diatas faktor –
kepercayaan dan perhatian faktor yang membuat remaja
individu pada perokok. merokok adalah:
Seseorang akan berperilaku a) Faktor lingkungan: pengaruh
merokok dengan orang tua, teman sebaya
memperhatikan lingkungan (kelompok) dan masyarakat
sosialnya. sekitar mempunyai pengaruh
4) Faktor Demografis besar yang menyebabkan
Faktor ini meliputi umur dan remaja merokok. Lingkungan
jenis kelamin. Orang yang menjadi contoh atau model
merokok pada usia dewasa bagi perilaku remaja termasuk
semakin banyak akan tetapi merokok.
pengaruh jenis kelamin b) Faktor kepribadian/ psikologis:
zaman sekarang sudah tidak karena kandungan zat kimia
terlalu berperan karena baik dalam merokok membuat
pria maupun wanita sekarang perokok menjadi ketagihan/
sudah merokok. kecanduan dan sehingga
5) Faktor Sosial-Kultural merokok menjadi kebutuhan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 34
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

seperti makan dan minum. estrogen.” (Agoes Dariyo, 2004 :


selain itu dengan merokok 16).
membuat remaja merasa Salah satu permasalahan
nyaman, bisa berkonsentrasi, remaja yang berkaitan dengan
tidak mengantuk dan rileks. perkembangan dan kematangan
c) Faktor sosial, budaya dan organ reproduksi adalah ditandai
politik: tingkat penghasilan, dengan adanya rasa tertarik dengan
gaya hidup, pengaruh iklan lawan jenis dan dampak
menjadi alasan untuk merokok. perkembangan tehnologi (internet)
Satu sisi rokok berbahaya bagi akan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan tapi satu sisi rokok perilaku seksual individu remaja
merupakan penyumbang devisa tersebut. Free sex, kehamilan di
dan lapangan pekerjaan bagi luar nikah dan prostitusi adalah
negara – negara yang masalah yang dialami remaja saat
berkembang khususnya ini. Apabila penyimpangan seks
Indonesia. terjadi pada usia sekolah maka akan
2. Penyimpangan Seks pada berdampak pada kelangsungan
Remaja masa depannya. Pertama, remaja
Masa remaja merupakan masa akan mendapatkan sangsi dari
yag dinamis dengan segala sekolah (dikeluarkan) sehingga
permasalahan dan rasa keingin drop out tidak bisa melanjutkan
tahuan yang besar akan hal – hal pendidikannya yang merupakan
yang baru dalam berbagai hal bekal masa depannya dan kedua,
termasuk seks. Berkembangnya lingkungan masyarakat akan
usia seseorang akan mengalami memberikan sangsi sosial seperti
perkembangan dan kematangan mencemooh dan mengucilkannya.
reproduksi. Hal ini ditandai dengan Sangsi sosial berlangsung seumur
adanya rasa tertarik dengan lawan hidup dan merupakan aib yang
jenis. tidak akan hilang selamanya.
Perubahan fisik remaja yaitu Secara psikologis, remaja akan
terjadinya perubahan secara merasa malu dan apabila tidak kuat
biologis yang ditandai dengan bisa tertekan atau bunuh diri.
kematangan organ seks primer Menurut dr. H. Boyke Dian
maupun organ seks sekunder yang Nugraha, Sp.OG, MARS (http: //
dipengaruhi oleh kematangan www. solusisehat. net, 27 oktober
hormon seksual. “Hormon seks 2009) dalam seminarnya: Salah
pada remaja laki-laki dikenal satu perubahan terpenting dengan
dengan hormon endrogen matangnya alat kelamin sekunder
(testosteron), sedangkan pada tadi mereka mulai tertarik kepada
remaja wanita disebut hormon lawan jenisnya. Kenikmatan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 35
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

tentang cinta dan seks yang yang salah sehingga karena tidak
ditawarkan oleh berbagai informasi, adanya kontrol dan pengawasan
baik berupa majalah, tayangan maka dengan mudah terjebak dalam
telenovela, film, internet yang perilaku seks bebas.
mengakibatkan fantasi-fantasi seks Selain itu pengaruh
mereka berkembang dengan cepat, perkembangan teknologi menjadi
dan bagi mereka yang tidak salah satu faktor penyebab perilaku
dibekali dengan nilai moral dan seks bebas remaja. Saat ini media
agama yang kukuh, fantasi-fantasi sosial menjadi sarana yang paling
seks tersebut ingin disalurkan dan ampuh dalam merusak moral dan
dibuktikan melalui perilaku seks dimensi kesusilaan remaja.
bebas maupun perilaku seks Kekerasan dan seksualitas bebas
pranikah saat mereka pacaran. diakses kapanpun padahal usia
Disinilah titik rawannya. Gairah remaja adalah usia yang paling
seks yang memuncak pada pria rawan dan “berbahaya” segi psikis.
terjadi pada usia 18-20 tahun, Remaja sangat mudah menerima
padahal diusia tersebut mereka informasi apapun tanpa
masih bersekolah/kuliah sehingga menyaringnya. Bagi remaja,
tidak mungkin melakukan informasi baru adalah pengetahuan
pernikahan. Akibatnya mereka baru untuk selalu eksis dan remaja
menyalurkan gairah seks mereka tidak perduli itu bertentangan
yang tinggi dengan melakukan seks dengan norma atau tidak sehingga
diluar nikah. saat ini banyak sekali media sosial
Penyebab seks bebas yang menampilkan status “vulgar”
dikalangan remaja adalah faktor agar di sukai atau di “like”. Hal
lingkungan baik lingkungan inilah yang memicu pemerkosaan,
keluarga dan lingkungan pergaulan. prostitusi dan perilaku seks bebas.
Faktor lingkungan keluarga Banyak sekali kasus karena media
meliputi kasih sayang dan perhatian sosial, pencabulan, pemerkosaan,
dari orang tua, pendidikan agama bahkan prostitusi dikalangan
dalam keluarga, figur keteladanan remaja.
dari orang tua dan komunikasi yang 3. Minuman Keras dan Narkoba
harmonis dalam keluarga. apabila Masa remaja adalah masa
semua didapatkan maka anak akan transisi atau peralihan sehingga
tumbuh menjadi pribadi yang sehat identik dengan adanya
tetapi apabila tidak maka anak akan kaetidakstabilan secara emosi atau
mencari pelarian dan pelampiasan kejiwaan. Pada masa transisi ini,
di luar lingkungan keluarga seperti remaja mencari identitas dirinya
di jalanan, nongkrong di kafe dan tetapi kadang remaja cenderung salah
mall. Remaja tumbuh di lingkungan dalam memaknai identitas diri.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 36
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

Banyak remaja yang salah dalam Indonesia sekitar 70 juta orang.


pergaulannya sehingga banyak yang (http://www.kompas.com/).
terjerumus dalam perilaku yang Kondisi diatas akan berdampak
menyimpang dari norma – norma terhadap kemajuan bangsa. Remaja
yang berlaku di masyarakat. Seperti yang merupakan generasi penerus
perkelahian, minum-minuman keras tidak bisa diharapkan untuk aset
bahkan narkoba. yang dibanggakan. Perilaku remaja
Di kalangan remaja, sangat sudah jauh menyimpang dan sangat
banyak kasus tentang memprihatinkan sehingga
penyalahgunaan narkoba. pemerintah menyatakan perang
Berdasarkan hasil survei Badan terhadap narkoba dan Miras demi
Narkoba Nasional (BNN) Tahun melindungi remaja dan
2005 terhadap 13.710 responden di menyelamatkan bangsa.
kalangan pelajar dan mahasiswa Puspitawati (herein: Narkoba
menunjukkan penyalahgunaan dan Minuman Keras, Error!
narkoba usia termuda 7 tahun dan Hyperlink reference not valid., 22
rata-rata pada usia 10 tahun. Survai Juni 2004) menyebutkan beberapa
dari BNN ini memperkuat hasil remaja terjerumus dalam masalah
penelitian Prof. Dr. Dadang Hawari minuman keras dan narkoba karena
pada tahun 1991 yang menyatakan dipengaruhi lingkungan pergaulan
bahwa 97% pemakai narkoba yang antara lain sebagai berikut :
ada selama tahun 2005, 28% 1) Remaja yang selalu minum-
pelakunya adalah remaja usia 17-24 minuman keras dan narkoba
tahun. (Error! Hyperlink reference selalu mempunyai “kelompok
not valid.). pemakai”. Awalnya remaja
Jumlah pengguna narkotika, hanya mencoba -coba karena
psikotropika, dan zat adiktif di keluarga atau teman-teman yang
kalangan remaja cenderung yang menggunakannya, namun
meningkat. Bahaya kehilangan ada yang kemudian menjadi
generasi produktif terbayang di kebiasaan.
depan mata. Pengguna narkotika, 2) Pada remaja yang “kecewa”
psikotropika, dan zat adiktif (napza) dengan kondisi diri dan
diperkirakan sekitar 5 juta orang atau keluarganya, Sering menjadi
2,8 persen dari total penduduk lebih suka untuk mengorbankan
Indonesia. Angka ini lebih tinggi apa saja demi hubungan baik
daripada jumlah penduduk Nusa dengan teman-teman
Tenggara Timur yang mencapai 4,6 sebanyanya.
juta jiwa. Pengguna remaja yang 3) Adanya “ajakan” atau “tawaran”
berusia 12-21 tahun ditaksir sekitar dari teman serta banyaknya film
14.000 orang dari jumlah remaja di dan sarana hiburan yang

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 37
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

memberikan contoh “model pelarian dengan cara minum-


pergaulan modern” biasanya minuman keras. Sarana dan
mendorong remaja minum- prasarana, sebagai ungkapan rasa
minuman keras secara kasih sayang terhadap putra-
berkelompok. putrinya terkadang orang tua
4) Apabila remaja telah menjadi memberikan fasilitas dan
terbiasa minum minuman keras uangyang berlebihan. Namun hal
dan karena mudah tersebut disalahgunakan untuk
mendapatkannya, maka remaja memuaskan segala keinginan
akan memakainya sendiri dirinya antara lain berawal dari
sehingga tanpa disadari lama- minum-minuman keras.
kelamaan akan ketagihan. 2) Kepribadian
Penggunaan minuman keras di Rendah diri, rendah diri dalam
kalangan remaja umumnya pergaulan masyarakat, karena
karena minuman keras tersebut tidak dapat mengatasi perasaan
menjanjikan sesuatu yang tersebut maka untuk menutupi
menjadi rasa kenikmatan, kekurangan dan agar dapat
kenyamanan dan kesenangan menunjukkan eksistensi dirinya.
dan ketenanganwalaupun hal itu Maka menyalah gunakan
dirasakan secara semu. minuman keras sehingga dapat
Menurut Noegroho merasa mendapatkan apa yang
Djajoesman (2000:5) remaja diangan-angankan antara lain
minum minuman keras lebih aktif, lebih berani dan
disebabkan oleh beberapa faktor sebagainya. Emosional, emosi
antara lain : remaja pada umumnya masih labil
1) Lingkungan sosial apabila pada masa pubertas, pada
Motif ingin tahu, bahwa remaja masa tersebut biasanya ingin lepas
selalu mempunyai sifat selalu dari ikatan aturan - aturan yang
ingin tahu segala sesuatu yang diberlakukan oleh orang tua untuk
belum atau kurang diketahui memenuhi kehidupan peribadinya,
dampak negatifnya. Misalnya saja sehingga hal tersebut
ingin tahu bagaimanakah rasanya menimbulkan konflik pribadi.
minuman keras.Kesempatan, Dalam upaya untuk melaksanakan
karena kesibukan orang tua konflik pribadi tersebut ia mencari
maupun keluarga pelarian dengan minum-minuman
dengankegiatannya masing- keras dengan tujuan untuk
masing atau akibat broken home, mengurangi ketagihan dan aturan
kurang kasih sayang dan sebagai yang diberikan oleh orang tua.
maka dalam kesempatan terebut Dari uraian diatas dapat
kalangan remajaberupaya mencari disimpulkan bahwa faktor

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 38
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

penggunaan minuman keras bagi mengikuti „budaya‟ kelompoknya


remaja adalah faktor intern (diri meskipun itu bertentangan dengan
sendiri) dan faktor ekstern norma. Remaja lebih
(lingkungan). Faktor intern mengutamakan kelompoknya
meliputi pengendalian diri dari daripada keluarganya. Dengan
remaja yang kurang dan ini demikian dukungan yang positif
berkaitan dengan sisi religius dari keluarga akan berdampak
yang dimiliki. Remaja yang baik pada pembentukan perilaku
mempunyai pondasi agama yang remaja, sehingga perilaku
kuat tidak akan terjerumus dalam diarahkan pada perilaku yang
minuman keras. Selain itu sesuai dengan kaidah agama dan
kepribadian remaja yang lemah norma yang berlaku dimasyarakat.
seperti rasa rendah diri, minder, 5. Tawuran Remaja
atau tertutup sehingga mencari Tawuran antar pelajar saat
kesenangan dan pelampiasan ini menjadi fenomena yang sangat
dengan minuman keras atau mengkhawatirkan. Remaja
narkoba. menjadi anarkis dan brutal seolah
Faktor ekstern meliputi nilai - nilai pendidikan yang telah
lingkungan sekitar remaja seperti ditanamkan sejak kecil hilang.
orang tua, teman sebaya Tawuran remaja sangat
(kelompok) dan masyarakat. mengganggu ketertiban dan
Apabila remaja tidak keamanan lingkungan sekitarnya
mendapatkan pola asuh yang baik, karena tawuran tidak hanya terjadi
kasih sayang dan perhatian dari di lingkungan sekolah saja tetapi
orang tua atau keluarganya terjadi di tempat - tempat umum
biasanya akan mencari seperti jalanan sehingga
pelampiasan ke kelompok dampaknya adalah pengrusakan
sebayanya. Kalau kelompok fasilitas publik.
sebayanya adalah pertemanan Tawuran remaja sangat
yang positif tidak menjadi meresahkan baik guru dan
masalah tapi akan menjadi masyarakat sehingga harus
masalah apabila pertemanannya melibatkan pihak kepolisian
negatif (miras atau narkoba) maka dalam mengatasinya. Hal ini
akan berdampak negatif pula pada diakibatkan karena dalam
remaja tersebut. Remaja sangat tawuran, remaja tidak hanya
labil dalam psikisnya sehingga berkelahi dengan tangan kosong
belum bisa memikirkan dampak tetapi sudah membawa yang
dan resikonya. Bahkan untuk sudah disiapkan seperti samurai,
mendapat pengakuan dalam besi bergerigi yang sengaja
kelompoknya remaja rela dipasang di sabuk, pisau, besi.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 39
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

Tawuran remaja sudah cenderung internalisasi diri yang keliru


mengarah ke arah kriminalitas. dalam menyelesaikan
Banyak korban dari tawuran permasalahan disekitarnya dan
bahkan sampai nyawa melayang semua pengaruh yang datang
sia - sia. Remaja yang seharusnya dari luar. Remaja yang
belajar dan mendapatkan melakukan perkelahian biasanya
pendidikan untuk bekal dimasa tidak mampu melakukan
depan harus melewati masa adaptasi dengan lingkungan
remajanya dengan mendekam di yang kompleks. Maksudnya, ia
tahanan dan berurusan dengan tidak dapat menyesuaikan diri
ranah hukum. dengan keanekaragaman
Data di Jakarta misalnya pandangan, ekonomi, budaya
(Bimmas Polri Metro Jaya), tahun dan berbagai keberagaman
1992 tercatat 157 kasus lainnya yang semakin lama
perkelahian pelajar. Tahun 1994 semakin bermacam-macam.
meningkat menjadi 183 kasus Para remaja yang
dengan menewaskan 10 pelajar, mengalami hal ini akan lebih
tahun 1995 terdapat 194 kasus tergesa-gesa dalam memecahkan
dengan korban meninggal 13 segala masalahnya tanpa berpikir
pelajar dan 2 anggota masyarakat terlebih dahulu apakah akibat yang
lain. Tahun 1998 ada 230 kasus akan ditimbulkan. Selain itu,
yang menewaskan 15 pelajar serta ketidakstabilan emosi para remaja
2 anggota Polri, dan tahun juga memiliki andil dalam
berikutnya korban meningkat terjadinya perkelahian. Mereka
dengan 37 korban tewas. Terlihat biasanya mudah friustasi, tidak
dari tahun ke tahun jumlah mudah mengendalikan diri, tidak
perkelahian dan korban cenderung peka terhadap orang-orang
meningkat. Bahkan sering disekitarnya. Seorang remaja
tercatat, dalam satu hari di Jakarta biasanya membutuhkan pengakuan
terdapat sampai tiga kasus kehadiran dirinya ditengah-tengah
perkelahian di tiga tempat orang-orang sekelilingnya.
sekaligus (www.smu-net. com). b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor penyebab tawuran Kartini Kartono berpendapat
Berikut ini adalah faktor-faktor bahwa faktor ekstern adanya tindak
yang menyebabkan tawuran pelajar, kenakalan remaja adalah semua
diantaranya : perangsang dan pengaruh dari luar
a. Faktor Internal yang menimbulkan tingkah laku
Faktor internal ini terjadi tertentu pada anak-anak remaja
didalam diri individu itu sendiri (Kartono, 2000:111) yang meliputi
yang berlangsung melalui proses lingkungan keluarga, sekolah dan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 40
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

masyarakat. Faktor eksternal adalah yang paling nyaman menjadi


faktor yang datang dari luar tempat yang paling menakutkan
individu, yaitu : sehingga anak akan lari dan
1. Faktor Keluarga mencari tempat yang dianggap
Keluarga merupakan tempat aman. Inilah alasan dasar
pertama anak mendapatkan kenakalan remaja terjadi.
pendidikan yang pertama dari 2. Faktor Sekolah
orag tuanya. Apabila dalam “Proses pendidikan yang kurang
pendidikan awal, anak sering menguntungkan, anak dalam
mendapatkan kekerasan maka perkembangan jiwanya kerap
pada masa remajanya akan kali memberikan pengaruh
terbiasa melakukan kekerasan langsung atau tidak langsung
sehingga dapat dikatakan bahwa terhadap peserta didik di sekolah
suasana keluarga yang tidak sehinggadapat menimbulakan
harmonis dan tidak kenakalan remaja” (Sudarsono,
menyenangkan dapat berdampak 2008:130).
secara psikologis pada masa Proses pendidikan yang
remaja. tidak sesuai dengan tujuannya
Faktor-faktor penyebab sehingga dalam
terjadinya kenakalan remaja, implementasinya sangat dangkal
menurut Turner dan Helms dan tidak sesuai dengan harapan,
(dalam Agoes Dariyo, 2004 : kebutuhan dan minat peserta
109) , antara lain sebagai didik. Selain itu pendidik atau
berikut: (1) kondisi keluarga guru tidak mempunyai jiwa
yang berantakan (broken home), pendidik cenderung bersikap
(2) kurangnya perhatian dan tidak profesional, kaku, dan
kasih sayang dari orang tua, (3) tidak inovatif.
status sosial ekonomi orang tua Menurut Abdullah Nashih
rendah, (4) penerapan disiplin Ulwan (1992:113), banyak
keluarga yang tidak tepat.” faktor penyebab terjadinya
Keluarga adalah tempat kenakalan pada anak yang
pertama anak mendapatkan dapat menyeret mereka pada
segalanya dalam kehidupannya dekadensi moral dan
dari perhatian, kasih sayang, ketidakberhasilan pendidikan
pendidikan bahkan agama. mereka di dalam masyarakat,
Apabila kondisi keluarga dan kenyataan kehidupan yang
berantakan dan tidak harmonis, pahit penuh dengan "kegilaan."
sangat memungkinkan anak Betapa banyak sumber kejahatan
menjadi nakal dan liar. Keluarga dan kerusakan yang menyeret
yang seharusnya menjadi tempat mereka dari berbagai sudut dan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 41
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

tempat berpijak. Oleh karena itu, nongkrong di mall, tempat play


jika para pendidik tidak dapat station atau diwarnet.
memikul tanggung jawab dan Sekolah mempunyai
amanat yang dibebankan kepada peranan bagi perkembangan
mereka, dan pula tidak remaja yang akan berpengaruh
mengetahui faktor-faktor yang dalam kepribadiannya. Disinilah
dapat menimbulkan kelainan guru sebagai tutor dalam
pada anak- anak serta upaya pembentukan perilaku remaja.
penanggulangannya, maka akan Karakter dan kepribadian guru
terlahir suatu generasi yang harus dapat menjadi simbol dan
bergelimang dosa dan contoh bagi siswanya. Guru
penderitaan di dalam dikatakan berhasil apabila
masyarakat. mampu membimbing dan
Jika guru tidak mampu mendampingi siswanya dalam
memberikan contoh dan proses pendidikan baik secara
keperibadiannya tidak betul- akademik maupun
betul baik kepada murid maka perkembangan kepribadiannya.
nasehat guru itu tidak akan 3. Faktor Lingkungan Masyarakat
dianggap sebagai nasehat Seperti diterangkan oleh
bahkan akan dianggap remeh Zakiyah Darajat (2000: 120):
dan guru yang tidak adil dan Apabila golongan tua atau
tidak bijaksana dalam dewasa dalam masyarakat
menghadapi murid-muridnya mempunyai satu pendirian yang
akan membawa akibat tidak tetap yaitu anak-anak harus
diindahkannya semua nasehat tunduk dan patuhpada peraturan-
dan petunjuknya. Guru seperti peraturan, terhadap kebiasaan
itu tidak akan mempunyai yang turun temurun tanpa boleh
wibawa (Darajat, 2000:119). mengajukan bantahan dan
Berdasarkan pendapat di pertanyaan, maka anak-
atas dapat di artikan bahwa anakakan merasa bahwa orang
proses pendidikan yang tidak tua dan orang dewasa tidak
baik akan menimbulkan memahami dan tidak
kebosanan dan kekecewaan menghargai mereka. Akibatnya
sehingga akan memicu perilaku mereka akan mempertahankan
membolos karena merasa tidak diri terhadap perlakuan
betah dan tidak nyaman di masyarakat yang kurang
lingkungan sekolah. Siswa akan menyenangkan itu, Bahkan
mengalihkan perhatiannya di mereka akan selalu berusaha
sekolah ke hal – hal yang menelitidan menyelidiki
bersifat non sekolah seperti kesalahan-kesalahan orang tua

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 42
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

dan orang dewasasebagai Inilah awal mula pemberontakan


balasan terhadap perlakuan dari lingkungan. Remaja akan
mereka. Akan hilanglah melawan segala aturan yang
penghargaan mereka kepada diberikan dengan cara mencari
orang tua dan orang dewasa kesalahan dan kelemahan aturan
bukan karena kedurhakaan warisan itu. Remaja akan
mereka, ataupun keburukan budi membuktikan bahwa aturan itu
pekertimereka, akan tetapi tidak sesuai dan salah. Selain itu
sebagai akibat kurang penghargaan terhadap orang tua
mempunyai kemampuan juga akan berkurang bahkan
menerima dan memahami hilang. Salah satu cara agar
tindakan orang tua yang remaja bisa menerima adalah
menunjukan kurang pengertian dengan mengajak berkomunikasi
dan penghargaan kepadanya atau tentang aturan – aturan yang
timbulah yang dinamkan diterapkan yang disesuikan
kenakalan anak-anak remaja. dengan kebutuhan dankarakter
Dalam kenyataannya dari remaja tersebut. aturan
anak dari kalangan miskin, dibuat bukan untuk dilanggar
memiliki rendah diri dalam tetapi disepakati untuk ditaati
masyarakat sehingga anak agar remaja menjadi lebih baik
tersebut melakukan dalam perilakunya.
perbuatanmelawan hukum Ada beberapa faktor penyebab
terhadap milik orang lain. kenakalan remaja yang berasal dari
Terlihat adanya kompensasidari lingkungan seperti faktor ekonomi
remaja tersebut untuk hidup keluarga (status sosial),
sama dengan orang kaya pengangguran, pengaruh media
(Sudarsono, 2008: 131). sosial sehingga adanya kemudahan
Berdasarkan pengertian untuk mengakses gambar – gambar
diatas dapat dikatakan bahwa porno, film action yang penuh
lingkungan tempat remaja dengan dengan adegan kekerasan dan
tinggal baik keluarga atau tidak adanya kegiatan positif untuk
pergaulan di lingkungan mengisi waktu senggang remaja
masyarakat terdapat peraturan sehingga memicu kenakalan remaja.
„warisan‟ yang harus ditaati dan
dipatuhi oleh remaja tanpa KESIMPULAN
adanya penjelasan makna Masa remaja merupakan masa
peraturan tersebut. akibatnya peralihan dari masa anak-anak
remaja merasa tidak dihargai menuju masa dewasa. Masa remaja ,
bahkan dipaksa untuk menjadi penuh gejolak dan tekanan, karena
baik dengan cara orang tua. remaja telah memiliki keinginan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 43
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

bebas untuk menentukan nasib dimiliki oleh remaja yang


sendiri. Remaja, kalau terarah disebabkan: Pertama, faktor intern
dengan baik, maka ia akan menjadi adalah satu hal yang menyebabkan
individu yang memiliki rasa remaja bertingkah tertentu yang
tanggung jawab, tetapi kalau tidak datang dari dirinya sendiri. Tidak
terarah , maka mereka bisa menjadi adanya kemampuan remaja dalam
individu dengan masa depan suram. beradaptasi dengan lingkungan
Banyak masalah yang dihadapi sekitarnya sehingga akan melakukan
remaja karena remaja berupaya pembelaan diri yang salah dengan
menemukan jati dirinya cara pemberontakan dan melawan.
(identitasnya). Dari sinilah akan timbul perilaku
Kenakalan yang dilakukan oleh agresif, melanggar aturan dan norma
remaja tentunya mempunyai alasan- yang berlaku, kejahatan dan
alasan yang menyebabkan kenakalan kekerasan.
itu dapat terjadi. Mungkin timbulnya Kedua, faktor dari luar
kenakalan remaja, bukan karena (eksternal) remaja seperti lingkungan
murni dari dalam diri remaja itu keluarga, sekolah dan masyarakat.
sendiri, tetapi merupakan efek Dalam kehidupan sehari – hari,
samping dari hal-hal yang tidak remaja berada dalam tiga lingkungan
dapat ditanggulangi olah remaja yaitu keluarga, sekolah dan
dalam keluarga dan lingkungannya. masyarakat yang akan memberikan
Bahkan orang tua sendiri tak mampu dampak dan kontribusi yang sangat
mengatasinya, akibatnya remaja besar dalam pembentukan
menjadi korban dari keadaan kepribadian dan sikap perilaku
keluarga. Remaja yang masih muda, remaja. Lingkungan yang baik akan
energik dan potensial yang menjadi membentuk sikap dan perilaku
harapan keluarga dan bangsa remaja yang baik pula dan
terjerumus dalam perilaku yang sebaliknya. Oleh karena itu untuk
menyimpang dan merusak masa menangani dan mencegah kenakalan
depannya. Permasalahan remaja remaja, ketiga lingkungan tersebut
ibarat gunung es yang tanpa kita harus berjalan seimbang dan tidak
sadari banyak remaja terlibat dengan boleh terpisah. Lingkungan
narkoba dan miras, perilaku seks keluarganya harmonis tetapi
bebas (kehamilan diluar nikah,aborsi, lingkungan masyarakat tidak baik
prostitusi dan pernikahan usia dini), akan memicu kenakalan remaja.
tawuran dan kenakalan remaja Dapat disimpulkan bahwa kenakalan
lainnya. remaja menjadi tanggung jawab kita
Faktor-faktor penyebab bersama baik orang tua, pendidik,
terjadinya kenakalan remaja adalah dan masayarakat. Remaja adalah
berawal dari perilaku “nakal” yang generus penerus sehingga kita

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 44
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

berkewajiban untuk menyiapkan ----------.2010. Patologi Sosial 2


penerus kita berkualitas dengan cara Kenakalan Remaja. Jakarta:
menghindarkan dan mencegah dari PT Raja Grafindo Persada.
M.Arifin. 2004. Kapita Selekta
kenakalan.
Pendidikan Islam dan umum.
Jakarta: Bumi Aksara, edisi
DAFTAR PUSTAKA terbaru
Mu‟tadin. 2007. Kemandirian
Abdullah Nashih Ulwan. 1992. Sebagai Kebutuhan Psikologi
Tarbiyatul Aulad Fil Islam, Pada Remaja. from http
terj. Jamaluddin Mirri, ://www.damandiri.or.Id/detail
"Pendidikan Anak dalam .php?id=340.html. diunduh
Islam" Jilid 1. Bandung: PT- tanggal 25 januari 2012.
Rosdakarya. Noegroho Djajoesman. 2000. Mari
Agoes Dariyo. 2004. Psikologi Bersatu Memberantas
Perkembangan Remaja. Bahaya Penyalahgunaan
Ghalia Indonesia. Bogor. Narkoba. Jakarta: Kepolisian
Boyke Dian Nugraha, Sp.OG. 2009. Negara Republik Indonesia.
MARS (http: // www. Puspitawati (herein: Narkoba dan
solusisehat. net, 27 oktober Minuman Keras. 22 Juni
2009) 2004)
Dadang Hawari 2005. Psikiater, al- Sarafino, E.P. (1994). Health
Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa Psychology (2nd ed).New
dan Kesehatan Jiwa, York : John Wiley and Sons.
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Samsuridjal. 2013. Raih Kembali
Prima Yasa Kesehatan, Mencegah
http: // www. solusisehat. net, 27 Berbagai Penyakit, Hidup
oktober 2009 Sehat untuk Keluarga.
https://jhohandewangga.wordpress.c Jakarta: Penerbit Buku
om/ Kompas.
http://denharyprasetyo.blogspot.co.i Sudarsono. 2005. Etika Islam
d tentang Kenakalan Remaja.
Kartini Kartono. 2000. Psikologi Jakarta: Bina Aksara
Anak. Bandung : Alumni. ----------.2008: Kenakalan Remaja.
Lydia Harlina Martono dan Satya Rineka Cipta. Jakarta.
Joewana. 2006. Human Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono,
Development (Psikologi 2008. Perkembangan Peserta
perkembangan). Edisi Didik. Rineka Cipta. Jakarta.
Kesembilan. Jakarta: Kencana Zakiah Darajad. 2000. Kesehatan
Prenada Media. Mental. Jakarta : Gunung
---------.2006. Bimbingan Bagi Anak Agung.
dan Remaja yang
Bermasalah. Ed. I, ( Jakarta: www.smu-net. com
CV. Rajawali.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 45

Anda mungkin juga menyukai