Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIROKRASI
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah (Pemerintahan Daerah)
Yang diampu oleh Dosen (Helmi, S.IP.,M.IP)
Di Susun Oleh:
Ferri Rismawan
Nim : 2010104010088
A. LatarBelakang
a. Dalam pembuatan kebijakan terkadang tidak memiliki nilai yang universal tetapi
hanya untuk beberapa kelompok masyarakat bahkan pemerintah sulit menetapkan
kebijakan yang tegas sehingga terjadi konflik di msyarakat, seperti belum
maksimalnya ditetapkan kebijakan tentang angkutan online dan perdagangan on lina,
serta pelaksanaan kebijakan tentang pengaturan pasar modern dan pasar tradisional
yang dalam prakteknya masih memihak pada pelaku pasar modern sehingga pasar
tradisonal terkalahkan.
c. Keadaan ini menjadi masalah klasik di Indonesia dimana dampak dari keadaan ini
dapat menciptakan peluang korupsi birokrasi baik korupsi kebijakan maupun
korupsi materi di tingkat pejabat birokrasi. Citra buruk yang melekat dalam tubuh
birokrasi dikarenakan sistem ini telah dianggap sebagai “tujuan” bukan lagi sekedar
“alat” untuk mempermudah jalannya penyelenggaraan pemerintahan. Kenyataannya,
birokrasi telah lama menjadi bagian penting dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan terutama pelayanan publik. Kenyataan yang terjadi hingga detik ini,
birokrasi hanya sebagai “ perpanjangan tangan ” pemerintah untuk dilayani
masyarakat. Atau dengan birokrasi pejabat pemerintahan ingin mencari keuntungan
lewat birokrasi.
B. Rumusan Masalah
Selain itu, penulis mencoba membuka pola fikir melalui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menciptakan efektivitas pelayanan publik yaitu mengenai
bagaimana fungsi birokrasi dalam efektivitas pelayanan publik sehingga tercipta
pelayanan publik yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pelayanan publik atau pelayanan umum adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik
dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik oleh birokrasi publik merupakan salah
satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai
abdi negara untuk mensejahterakan masyarakat (warga negara). Apalagi saat ini
masyarakat semakin sadar apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pada tanggal 6 Juli 2021, Tjahjo menjelaskan salah satu kunci agar birokrasi
menjadi lebih adaptif, cepat melayani, dan cepat mengambil keputusan adalah melalui
penyederhanaan birokrasi. Dalam membangun kelembagaan yang lincah dan adaptif ini,
juga memerlukan perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur sipil negara (ASN) agar
tidak terjebak dalam lingkaran hierarki.
Saat ini, tengah disusun arsitektur human capital ASN yang dapat mengakselerasi
transformasi ASN dalam aspek struktural, kultural, dan digital agar dapat beradaptasi
dengan kebijakan dan kompetensi serta dapat mengadopsi sistem dan teknologi yang
akan digunakan.
Di tahun 2021, dilakukan seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang
sempat tertunda di tahun 2020 karena pandemi. Selain itu, untuk memberikan
kesejahteraan bagi PNS juga dilakukan reformasi sistem gaji, tunjangan, dan fasilitas.
Dalam mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel, Kementerian PANRB
mendorong penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan
pembangunan Zona Integritas (ZI). Penerapan akuntabilitas kinerja yang konsisten di
instansi pusat dan daerah mencegah potensi pemborosan dan meningkatkan efisiensi
penggunaan anggaran.
Dalam capaian akuntabilitas kinerja berdasarkan hasil SAKIP tahun 2020 kemarin,
sebanyak 95,24 persen kementerian dan lembaga serta 97,06 persen pemerintah provinsi
mendapatkan predikat B ke atas. Kemudian diikuti dengan pemerintah kabupaten dan
kota yang mencapai 63,98 persen.
Saat ini sedang disusun Rancangan Peraturan Presiden mengenai Arsitektur SPBE
Nasional dan Peta Rencana SPBE Nasional 2021-2025. SPBE ke depannya akan
diterapkan dalam berbagai layanan publik dan administrasi digital pemerintah yang
terintegrasi. “Ini akan mewujudkan Satu Data Indonesia (SDI) sehingga sistem
penghubung layanan pemerintah dan portal data nasional menjadi terintegrasi dan dapat
memanfaatkan kolaborasi data,” ujar Tjahjo. Ke depannya, SPBE juga akan
dimanfaatkan dalam transaksi elektronik pada setiap aspek layanan, termasuk
penggunaan big data pemerintah dan kecerdasan artifisial sebagai bagian dari
transformasi digital nasional. Nantinya, akan diwujudkan dalam Smart City pada Ibu
Kota Negara baru di tahun 2024.
Berbagai capaian yang telah dilakukan oleh Kementerian PANRB ini tentunya
perlu dukungan dan kolaborasi dari seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah. Dengan
demikian, birokrasi pemerintah dapat beradaptasi dengan penyesuaian sistem kerja yang
terhubung secara digital. Hal ini kemudian akan didukung pula dengan ASN sebagai
SDM berkualitas sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan pembahasan di
atas adalah:
Azizy A. Qodri. 2017. Change Management dalam Reformasi Birokrasi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Beny Iswardi. 2021. Penyederhanaan Birokrasi, Lompatan Besar Presiden Jokowi Mereformasi
Birokrasi. https://kumparan.com/ben-iswardi/penyederhanaan-birokrasi-lompatan-
besar-presiden-jokowi-mereformasi-birokrasi-1wCg3MDuu5a/full diunduh pada 13
November 2021
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarka: Gava Media
Kominfo. (2021). Inilah Capaian Reformasi Birokrasi Semester Pertama 2021.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/35496/inilah-capaian-reformasi-birokrasi-
semester-pertama-2021/0/berita diunduh pada 13 November 2021