Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah
Dosen Pembimbing
DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
Nurhidaya (602022019019)
Aneswati (602022019023)
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1. Latar Belakang....................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................
1.4. Metode Penulisan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1.Definisi Akuntansi...............................................................................................
2.2.Akuntansi Dalam Pandangan Islam.....................................................................
2.3.Prinsip Akuntansi Menurut Para Ahli..................................................................
2.4.Prinsip Akuntansi Berdasarkan Surat Al-Baqaraha Ayat 282.............................
2.5.Sifat-sifat Akuntansi Syariah...............................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
3.1.Kesimpulan. .......................................................................................................
3.2.Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengakuan dan Pengukuran Transaksi dalam Akuntansi Bank Syariah
1. Pengakuan dan pengukuran Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya (mudharib) menjadi pengelola.1 Jika usaha
mengalami kerugian, makaa seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik
dana, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola
dan, seperti penyelewengan, kecurangan,dan penyalahgunaan dana.
Mudaharabah ada 2 jenis,yaitu ‘mudharabah mutlaqah (investasi tidak
terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat).
Bank sebagai shabibul maal (pemilik dana) pengakuan dan
pengukuran pembiyaan mudharabah
Pengakuan mudharabah adalah sebagai berikut:
a. Pembiyaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau
penyerahan aktiva non kas kepada pengelola dana; dan
b. Pembiyaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui pada
setiap pembayaran atau penyerahaan.
Pengukuran pembiyaan mudharabah adalah sebagai berikut:
a. Pembiyaan mudharabah dalabentuk kas diukur sejumlah uang yang
diberikan bank pada saat pembayaran;
b. Pembiyaan mudharabah dalam bentuk aktiva nonkas :
2
Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah (Yogyakarta: P3EI Press,2010), hlm. 285
menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu,baik yang
sudah berjalan maupun yang baru.selanjutnya mitra dapat mengembalikan
modal tersebut berikutbagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atas
Sekaligus kepada bank.
Bank sebagai mitra
2) Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan nilai buku aktiva non
kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian
bank pada saat penyerahan; dan
b. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah
kecuali persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.
Pengukuran bagi bank atas pembiayaan musyarakah setelah akad
dengan tambahan yang disepakati antara pihak penjual dengan pihak pembeli
berikut:
a. Aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:
1) Dinilai sebesar biaya perolehan; dan
2) Jika terjadi penurunan nilai akiva karena usang, rusak atau kondisi
lainnya, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan
mengurangi nilai aktiva;
b. Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan
tidak mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal melakukan
transaksi, maka aktiva murabahah:
1) Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat
direalisasi, mana yang lebih rendah;dan
2) Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka slisihnya diakui sebagai kerugian.
Istishna adalah akad jual beli antara pembeli dan penjual. Berdasarkan
akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang
pesanan sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya
dengan harga yang disepakati. Spesifikasi dan barang pesanan disepakati
oleh pembeli dan penjual diawal akad. Barang pesanan harus diketahui
karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis,
kualitias dan kuantitas. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik
antara pembeli dan penjual. Jika barang pasanan yang dikirim salah satu
cacat, maka penjual bertanggung jawab atas kelalaiannya.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu
transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan
kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna
maka hal ini disebut istihna parallel.
Pengakuan pendapatan dan keuntungan istishna paralel
mendapatkan imbalan atas objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan
objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakannya dengan obsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu
Objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan objek
sewa dan disusutkan sesuai dengan:
a. Kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aktiva sejenis jika
merupakan ijarah
b. Masa sewa jika merupakan ternsaksi ijarah muntahiyah bittamlik
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak
dapat menyalurkan pinjaman dalam bentu qardhul hasan. Qardhul Hasan adalah
dana tersebut selam jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah
Sumber dana qardhul hasan bersal dari eksternal dan internal. Sumber
dana eksternel meliputi dana qardh yang diterima bank syariah dari pihak
lain (missal dari sumbangan, infaq, shadaqah, dan hasil pendapatan
nonhalal). Sumber dana internal meliputi hasil tagihan pinjaman qaldhul
hasan.
valuta asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai
Pendapatan Sharf
Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan kurs tunai pada
penyerahan/penerimaan dana.
1. Bukti transaksi
2. Jurnal
3. Buku Besar
4. Neraca Saldo
5. Jurnal Penyesuain
6. Laporan Keuangan
D. Pengungkapan dalam Akuntansi Bank Syariah
Bank Syariah harus mengungkapkan hal-hal berikut:
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifatmembangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, penulis
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yangtelah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampaiakhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamin
DAFTAR RUJUKAN