Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRUKTUR PRANATA DAN PROSES SOCIAL BUDAYA

Ditujukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Ips SD

Dosen Pengampu Harun Arrasyid, M.Pd

NAMA : M. ALFIN MAHHANI

NIM : 2186206008

PROGRAM STUDY S-1PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “Struktur Pranata
Dan Proses Social Budaya”.Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Bapak Harun Arrasyid, M.Pd.Tentunya ada hal-hal yang ingin
kami berikan kepada pembaca dari hasil pembuatan makalah ini. Karena itu kami
berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Banyuwangi,14 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………...i

KATA PENGANTA...................................................................................... ii

DAFTAR IS..............................................................................................…. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………. 4


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 4
1.3 Tujuan …………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pranata Sosial..………………………………...………. 6


2.2 Tujuan Dan Fungsi Pranata Sosial ……………………………...... 7
2.3 Pengertian Struktur Social …………...………………….………… 9
2.4 pengetian proses social budaya ………………….……………….. 10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 12

3.2 Saran ............................................................................................... 12

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang biasanya
terhimpun atau berkisar (bersentripetal atau pengaruh ke titik pusat) di sekitar fungsi-fungsi
atau tugas-tugas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhab pokok karena tujuannya
adalah mengatur cara berpikir dan cara bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ada
himpunan kaidah yang befungsi pemenuhan pokok yang lain. Dengan kata lain bahwa
pranata sosial merupakan himpunan kaidah-kaidah atau norma-norma. Supaya hubungan
yang ada di dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat perbeda-beda, diperlukan
sebuah pranata sosial budaya, yang dimana mempunyai fungsi-fungsi dan aturan untuk
memenuhi kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai pranata sosial dan jenis-jenis pranata
sosial serta perubahan pranata sosial. perubahan sosial, arah perubahan sosial yang
merupakan suatu gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke dalam sosial lainnya.
Karena itu, perubahan sosial pasti memiliki suatu arah atau tujuan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian pranata social ?

2. Apa yang dimaksud tujuan dan fungsi pranata sosial ?

3. Apakah yang dimaksud pengetian struktur sosial ?

4. Apakah pengetian proses social budaya ?

4
1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian pranata sosial.

2. Mengetahui yang dimaksud tujuan dan fungsi pranata sosial.

3. Mengetahui proses pertumbuhan pranata sosial.

4. Mengetahui Proses Social Budaya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pranata Social

Pranata sosial berasal dari istilah bahasa Inggris social institution. Istilah-istilah lain
pranata sosial ialah lembaga sosial dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang digunakan
berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada unsur-unsur yang mengatur perilaku
anggota masyarakat.

Pranata juga berasal dari bahasa latin instituere yang berarti mendirikan. Kata bendanya
adalah institution yang berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia institution diartikan
institusi (pranata) dan institut (lembaga). Institusi adalah sistem norma atau aturan yang ada.
Institut adalah wujud nyata dari norma-norma. Pranata adalah seperangkat aturan yang
berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial.
Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman
kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak.

Menurut Koentjaraningrat, istilah pranata dan lembaga sering dikacaukan pengertiannya.


Sama halnya dengan istilah institution dengan istilah institute. Padahal kedua istilah itu
memiliki makna yang berbeda. Menurut Horton dan Hunt (1987), pranata sosial adalah suatu
sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang
penting. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir
yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi
kegiatan pokok warga masyarakat. Oleh karena itu, ada tiga kata kunci di dalam setiap
pembahasan mengenai pranata sosial yaitu:

a. Nilai dan norma.

b. Pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur umum.

c. Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk
melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku.

6
Menurut Koentjaraningrat (1979) yang dimaksud dengan pranata-pranata sosial adalah
sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk
memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata
sosial pada hakikatnya bukan merupakan sesuatu yang bersifat empirik, karena sesuatu yang
empirik unsur-unsur yang terdapat didalamnya selalu dapat dilihat dan diamati. Sedangkan
pada pranata sosial unsur-unsur yang ada tidak semuanya mempunyai perwujudan fisik.
Pranata sosial adalah sesuatu yang bersifat konsepsional, artinya bahwa eksistensinya hanya
dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana pikir, dan hanya dapat dibayangkan dalam
imajinasi sebagai suatu konsep atau konstruksi pikir.

Unsur-unsur dalam pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi
kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah lakunya.
Dengan demikian pranata sosial merupakan bangunan atau konstruksi dari seperangkat
peranan-peranan dan aturan-aturan tingkah laku yang terorganisir. Aturan tingkah laku
tersebut dalam kajian sosiologi sering disebut dengan istilah “norma-norma sosial”.

Herkovits, mengatakan bahwa pranata sosial itu tidak lain adalah wujud dari respon-
respon yang diformulasikan dan disistematisasikan dari segala kebutuhan hidup (1952: 229
dalam Harsojo, 1967 : 157). Hetzler (1929 : 67/68 dalam Harsojo, 1967 : 157) secara lebih
rinci mendefinisikan pranata sosial itu sebagai satu konsep yang kompleks dan sikap-sikap
yang berhubungan dengan pengaturan hubungan antara manusia tertentu yang tidak dapat
dielakkan, yang timbul karena dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan elementer individual,
kebutuhan-kebutuhan social yang wajib atau dipenuhinya tujuan-tujuan sosial penting.

Konsep-konsep itu berbentuk keharusan-keharusan dan kebiasaan, tradisi, dan peraturan.


Secara individual paranta sosial itu mengambil bentuk berupa satu kebiasaan yang
dikondisikan oleh individu di dalam kelompok, dan secara sosial pranata sosial itu
merupakan suatu struktur. Kemudian Elwood (1925 : 90-91 dalam Harsojo, 1967 : 157),
pranata sosial itu dapat juga dikatakan sebagai satu adat kebiasaan dalam kehidupan bersama
yang mempunyai sanksi, yang disistematisasikan dan dibentuk oleh kewibawaan masyarakat.
Pranata sosial yang penting adalah hak milik, perkawinan, religI, sistem hukum, sistem
kekerabatan, dan edukasi (harsojo, 1967 : 158).

7
2.2 Tujuan Dan Fungsi Pranata Sosial

Secara umum, tujuan utama diciptakannya pranata sosial yaitu untuk mengatur agar kebutuhan
hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, dan untuk mengatur agar kehidupan sosial warga
masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Sebagai
contoh, pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga harus memelihara anak. Sementara itu,
pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah harus mendidik anak-anak hingga menghasilkan
lulusan yang handal. Tanpa adanya pranata sosial, kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan bakal
porak-poranda karena jumlah prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif
terbatas, sementara jumlah warga masyarakat yang membutuhkan justru semakin lama semakin
banyak. (Agustina, 2018)

Untuk mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata sosial didalam
masyarakat harus dilaksanakan dengan fungsi-fungsi berikut : Memberi pedoman pada anggota
masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau bersikap didalam usaha untuk memenuhi segala
kebutuhan hidupnya. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi
masyarakat. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial
(social control).

2.3 Pengertian Struktur Social

Struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang berwujud
dalam suatu masyarakat. Struktur sosial dapat ditinjau dari segi status, peranan, nilai-nilai,
norma dan institusi sosial dalam sistem relasi sosial. Struktur sosial sebagai konsep umum
yang merujuk pada unsur-unsur atau satuan-satuan dalam masyarakat seperti sub sistem,
jenis organisasi dan institusi sosial. Kajian struktur sosial meliputi konsep tentang individu,
masyarakat, sistem sosial, kelompok sosial dan organisasi sosial. Dengan demikian, struktur
sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial, yaitu norma sosial, lembaga sosial,
kelompok serta lapisan sosial.

Kehidupan bermasyarakat akan aman, jika anggota masyarakat yang menjalin rangkaian
dalam relasi sosial menjalankan peran, tugas, dan wewenangnya sesuai dengan norma yang
berlaku. Jika anggota masyarakat telah melanggar norma, maka terjadi pergesekan yang
akhirnya dapat memicu konflik sosial. Dalam antropologi, konsep struktur sosial sering

8
dianggap sama dengan organisasi sosial, terutama apabila dihubungkan dengan masalah
kekerabatan dan kelembagaan atau hukum pada masyarakat yang tergolong bersahaja.
Sedangkan dalam ilmu sosiologi, struktur sosial digunakan untuk menjelaskan keteraturan
sosial, yaitu menunjuk pada prinsip perilaku yang berulang-ulang dengan bentuk dan cara
yang sama. Menurut Soerjono Soekanto (2002:68) struktur sosial diartikan sebagai hubungan
timbal balik antarposisi sosial dan antarperan.

Dengan demikian, pengertian struktur sosial dapat didefinisikan sebagai suatu tatanan
sosial dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik
antara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang menunjuk
pada suatu keteraturan perilaku, sehingga dapat memberikan bentuk sebagai suatu
masyarakat. Hendropuspito (1989) dalam bukunya ”Sosiologi Sistematik” mendefinisikan
bahwa struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ
masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai dengan berfungsinya organisme masyarakat
sebagai suatu keseluruhan dan demi kepentingan masing-masing.

Bagian nilai-nilai sosial adalah ajaran agama, ideologi, kaidah-kaidah, moral, serta
peraturan sopan santun yang dimiliki suatu masyarakat. Pada dasarnya struktur sosial
merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat. Unsur-unsur
tersebut antara lain kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi
sosial, kekuasaan, dan wewenang. Secara umum wujud konkret struktur sosial masyarakat
tampak jelas dalam sistem diferensiasi dan stratifikasi sosial yang berlaku dalam sebuah
masyarakat. Latar belakang manusia yang berbeda-beda baik itu mengenai asal usul,
pendidikan, keturunan, jabatan dan lainnya akan membentuk suatu struktur masyarakat yang
dapat membedakan status manusia di dalam kehidupan bermasyarakat. Baik itu secara
vertikal (stratifikasi sosial) maupun horizontal (diferensiasi sosial). 

9
2.4 Pengertian Proses Social Budaya

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk
hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada.

Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi
kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik
dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dan seterusnya.Interaksi sosial merupakan kunci
dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan
bersama.

Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dlm hal pengetahuan, sikap dan
perilaku disebut interaksi sosial. Interaksi sosial terjadi apabila tindakan atau perilaku
seseorang dapat mempengaruhi, mengubah, memperbaiki, atau mendorong perilaku, pikiran,
perasaan, emosi orang. lain.

Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat umumnya dilakukan melalui

akulturasi, asimilasi, dan difusi.

1. Akulturasi

Akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di mana unsur-unsur budaya
lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Misalnya, proses percampuran budaya Jawa
dengan budaya Islam yang saling memengaruhi. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa
akulturasi adalah proses masuknya pengaruh budaya asing ke dalam suatu masyarakat di
mana sebagian masyarakat menyerap secara selektif dan sebagian lain berusaha menolaknya.

2. Asimilasi

Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu dalam bentuk
budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut asimilasi. Proses asimilasi

10
berlangsung secara intensif dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga unsur-unsur dan
wujud tiap budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya yang lebih dinamis. Asimilasi
berbeda dengan akulturasi. Dalam akulturasi, setiap budaya masih memiliki identitas
konkret, sedangkan dalam asimilasi, Identitas budaya dari setiap budaya asli yang mengalami
kontak budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya baru yang jauh berbeda dengan
budaya aslinya.

3. Difusi

Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur budaya dari seseorang
kepada orang lain, atau dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya.
Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur kebudayaan itu pertama-tama akan
diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya paling dekat dari
sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh
hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pranata sosial yang ada di masyarakat pada prinsipnya adalah mengacu pada kebudayaan
yang dipedomaninya, sehingga ketika terjadi suatu perubahan pada tingkah laku nyata yang
terlihat maka biasanya aturan dalam pranata sosial dapat menetralisirnya, akan tetapi
terkadang perubahan dapat juga terjadi ketika muncul hubungan antar budaya yang berbeda.
Di dalam pranata sosial kita dapat menganalisa adanya masalah-masalah sosial dengan cara
menganalisa modal sosial yang ada pada masyarakat, dan modal sosial ini pada dasarnya
terletak pada masing-masing pranata sosial yang berlaku di masyarakat.

Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-
hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku berulang-ulang antar individu dan
antarkelompok dalam masyarakat tersebut. Diferensiasi sosial merupakan perwujudan
pembagian sosial atau masyarakat ke dalam kelompok-kelompok atau golongan-golongan
secara horizontal, sehingga tidak menimbulkan tingkatan-tingkatan secara hierarkis.

3.2 Saran

Latar belakang manusia yang berbeda-beda baik itu mengenai asal usul, pendidikan,
keturunan, jabatan dan lainnya akan membentuk suatu struktur masyarakat yang dapat
membedakan status manusia di dalam kehidupan bermasyarakat secara vertikal (stratifikasi
sosial) maupun horizontal (diferensiasi sosial). Kenyataan ini akan memberikan dampak
yang beraneka ragam dalam kehidupan bermasyarakat.

12
Daftar Pustaka

Makalah Struktur Sosial


oleh Keyra Decequeenhttps://doc.lalacomputer.com/makalah-struktur-sosial/10.18

IMPLEMENTASI LEMBAGA SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL Edi Chandra Ginting Magister Ilmu Hukum,
Universitas Kader Bangsa.
Tersedia: http://www.ssbelajar.net/2013/unsur-fungsi-dan-ciri-struktur%20sosial.html/11.17

Makalah hubungan individu masyarakat serta struktur pranata dan proses budaya social
oleh dhew arizky https://www.scribd.com/document/512121945/Dokumen-5/11.21

13

Anda mungkin juga menyukai