Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Pengumpulan Data dalam Penelitian Ekonomi Islam

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Ekonomi Islam
Dosen Pengampu: Dr. H. Agus Mahmud, M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 6

1. Zain Pribadi Muslim 170501223


2. Surma Anik 170501218
3. Lisa Afrianda 170501222
4. Husni Diana Sari 170501224

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah swt. Atas Berkah dan Rahmat-Nya
sehingga penyusunan makalah untuk melengakapi tugas mata kuliah Manajemen Pembiayaan
yang dibimbing oleh pak Johari dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan makalah dengan judul “Pengumpulan Data dalam Penelitian Ekonomi
Islam”, tidak sedikit masalah yang penyusun dapatkan. Namun berkat kerjasama, do’a restu dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan .dengan baik.
Maka dari itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak y.ang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari pihak-pihak
yang telah membacanya untuk perbaikan dimasa mendatang. Atas kritik dan sarannya, penyusun
mengucapkan banyak terima kasih.

Mataram, Maret 2020

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan.............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1

Bab II Pembahsan............................................................................................................... 2

A. Pengertian dan Kriteria Data................................................................................... 2


B. Klasifikasi Data....................................................................................................... 4
C. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................... 6
D. Sumber Data............................................................................................................ 12
E. Etika dalam Pengumpulan Data.............................................................................. 13

Bab III Penutup................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan............................................................................................................. 15

Daftar Pustaka..................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan
penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah,
karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan.

Data yang dikumpulkan h.arus cukup v.alid untuk digunakan. Validitas data dapat
ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil datanya sendiri cukup valid. Dalam
penelitian untuk bidang tertentu, seperti pada penelitian beberapa masalah psikologis, si
pengambil data adalah peneliti sendiri yang harus cukup terampil.

Pengumpulan data adalah.. prosedur yang sistematis dan standard untuk memperoleh data
yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah.
Penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode
pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa terpecah.kan karena
metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan, ataupun metode yang ada
tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan. Jika hal sedemikian terjadi, maka tidak
ada hal lain jalan bagi si peneliti kecuali menukar masalah yang ingin dipecahkan.

Perlu juga dijelaskan bahwa cara pengumpulan data dapat dikerjakan berdasarkan
pengalaman. Memang dapat dipelajari metode-metode pengumpulan data yang lumrah
digunakan, tetapi bagimana cara mengumpulkan data dilapangan dan bagaimana mengguakan
teknik tersebut dilapangan atau laboratorium berkhendak akan pengalaman yang banyak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan kriteria data?
2. Bagaimana klasifikasi data?
3. Bagaimana teknik pengumpulan data?
4. Darimana saja sumber data?
5. Bagaimana etika dalam pengumpulan data?

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Data dan Kriteria Data
1. Pengertian Data

Penelitian merupakan usaha yang sistematik untuk menyediakan jawaban atau pembuktian
atas sejumlah pertanyaan maupun hipotesis. Setelah pertanyaan maupun hipotesis penelitian
dirumuskan, kegiatan berikutnya adalah mencari jawaban atau membuktikan atas pertanyaan
maupun hipotesis tersebut. Jawaban pertanyaan maupun embuktian hipotesis dilakukan dengan
menganalisis data yang elah dikumpulkan.

Secara umum, data diartikan sebagai suati fakta yang dapat digambarkan dengan angka,
symbol, kode, dan lain-lain. Menurut Suharsimi Arikunto data diartikan sebagai hasil pencatatan
peneliti, baik berupa fakta maupun angka. Sedangkan menurut Soeratno dan Arsyad data adalah
semua hasil observasi atau pengukuran yang telah dicatat untuk suatu keperluan tertentu. Data
merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan,
baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Dalam kontek penelitian, data dapat
diartikan sebagai keterangan mengenai variable pada sejumlah objek. Data menerangkan objek-
objek dalam varibel tertentu. Misalnya: data berat 5 batang logam merupakan keterangan
mengenai 5 logam dalam variable “berat”. Motivasi belajar adalah keterangan mengenai siswa
dalam varibel “motivasi belajar”, dan sebagainya. Keterangan tersebut diujudkan dalam bentuk
symbol maupun angka-angka.1

Data memiliki peran yang sangat penting dalam penelitian karena:

1. Data berfungsi sebagai alat uji hipotesis atau alat bukti atas pertanyaan penelitian.
2. Kualitas data sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Artinya hasil penelitian sangat
tergantung pada kualitas data yang berhasil dikumpulkan. Namun demikian kualitas data
yang baik belum tentu hasil penelitian juga baik. Hasil penelitian selain dipengaruhi oleh
kualitas data yang berhasil dikumpulkan juga dipengaruhi oleh ketepatan dan keakuratan
analisis data yang dilakukan. Kualitas data tergantung pada kualitas dari instrument yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Kualitas instrumen pegumpulan data berkaitan
dengan validitas dan rehabilitas instrument.
2. Kriteria Data

Karakteristik data yang baik

Data yang baik memiliki ciri-ciri:

1
Widoyoko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar. Hal.17-18

2
1) Tujuan dan masalah data harus digambarkan secara jelas sehingga tidak menimbulkan
keraguan kepada pembaca.
2) Teknik dan prosedur dalam data itu harus dijalaskan secara rinci.
3) Obyektifitas data harus tetap dijaga dengan menunjukkan bukti-bukti mengenai sample
yangdiambil.
4) Kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan data harus diinformasikan secara jujur
danmenjelaskan  dampak dari kekurangan tersebut.
5) Validitas dan kehandalan data harus diperiksa dengan cermat.
6) Kesimpulan yang diambil harus didasarkan pada hal-hal yang terkait dengan data data.
7) Obyek atau fenomena yang diamati harus betul-betul sesuai dengan kemampuan,
pengalaman,dan motivasi yang kuat dari si peneliti.
Dalam pelaksanaan penelitian seorang peneliti mengharapkan data-data yang terkumpul
sesuai dengan kenyataan, ketepatan pengumpulan.Artinya data yang terkumpul memang
mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengumpulkan data yang memiliki ketepatan,
perlu persyaratan dalam proses pengumpulan data, yaitu:

1) Validitas
Validitas adalah tingkat kesahihan alat pengumpul data (instrumen) atau mengukur dengan
tepat apa yang seharusnya diperoleh dari hasil penelitian. Dengan kata lain, data yang terkumpul
benar-benar yang ingin diperoleh oleh peneliti. Salah satu teknik validitas adalah meminta para
pendapat para ahli tentang pandangan, pendapat, penilaian terhadap instrumen yang ingin
digunakan dalam penelitian tersebut. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian
merupakan alat pengumpul data yang memiliki tingkat keterpercayaan dan keterpahaman.
Keterpercayaan alat pengumpul data oleh Guba (1981) harus memiliki karakteristik seperti:
kredibilitas (tingkat kepercayaan baik instrumen maupun datanya), transferabilitas (kegunaan
data hasil penelitian pada situasi lain), keabsahan (tingkat kesahan), konfirmabilitas (terkait
dengan penggambaran keadaan sebenarnya dari data). Keterpahaman, hal ini berkaitan dengan
kejelasan dan kemudahan data untuk difahami.
Oleh Maxwell (1192) mengemukakan empat kriteria, yaitu: Validitas deskriptif (ketepatan
data yang terkumpul), validitas interpretif (kepedulian peneliti terhadap pandangan partisipan),
validitas teoritis (menjelaskan fenomena yang dan mendiskripikannya), dan validitas evaluatif
(menghasilkan data yang bukan perkiraan) 
2) Reliabilitas
Hal ini berkaitan dengan keajegan, ketepatan data yang diperoleh dari hasil penelitian.
Teknik terpenting dari pengumpulan data supaya memperoleh dara yang reliabilitasa dalah
kejujuran, kesungguhan, dan ketelitian selama proses pengumpulan data. 
3) Kegunaan
Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan data hasil penelitian. Dalam kasus penelitian tindakan
kelas, maka kegunaan hanya diberlakukan pada kelas yang diteliti. Temuan-temuan selama

3
penelitian harus memberikan manfaat kepada siswa, guru sebagai peneliti dan sekolah. Dalam
beberapa hal pada proses dan hasil pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas perlu tetap
memperhatikan segi-segi etika. Etika sebagai peneliti, etika sebagai guru, dan tentunya menjaga
kerahasiaan nama baik. Hal ini untuk menghindari dampak-dampak negatif yang mungkin saja
muncul.

B. Klasifikasi Data

Segala informasi memiliki hubungan dengan data, karena segala informasi yang diperoleh
bersumber dari data lapangan yang ada. Menurut ahli sistem yaitu The Liang Gie, data
merupakan hal, peristiwa, atau kenyataan lain apapun yang mengandung sesuatu pengetahuan
untuk dijadikan sebagai bahan menyusun keterangan, membuat kesimpulan, atau mengambil
keputusan. Klasifikasi data sendiri memiliki berbagai macam jenis yang dibedakan menjadi 5
jenis, mulai dari klasifikasi data berdasarkan sumber data, cara memperolehnya, waktu
pengumpulan, jenis data, dan sifat data.

1. Klasifikasi Data Berdasarkan Sumber Data

a. Data Internal

Data internal adalah sebuah data asli yang menguraikan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal, data ini dihasilkan melalui penelitian sendiri, bukan data hasil dari
orang lain. Contohnya adalah data penjualan, data stok gudang, data pegawai, dan sebagainya.

b. Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang menguraikan situasi dan kondisi yang berada di luar
organisasi, biasanya data ini didapat dari hasil penelitian orang lain. Misalnya adalah data tingkat
prefensi pelanggan, data konsumen dalam penggunaan suatu produk, dan sebagainya. Data
eksternal memiliki 2 (dua) jenis, yaitu:

a) Data Eksternal Primer; data yang berupa ucapan kata atau tulisan dari orang yang
memiliki data itu sendiri, atau orang yang melakukan penelitian sendiri.

b) Data Eksternal Sekunder; data yang diperoleh bukan dari orang lain yang
melakukan penelitian, melainkan melalui seseorang atau beberapa orang lainnya.

2. Klasifikasi Data Berdasarkan Cara Memperolehnya

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diambil atau dikumpulkan secara langsung dari objek
penelitian oleh seorang peneliti maupun organisasi. Contoh: Data kepuasan pelanggan terhadap
4
pelayanan di PLN, yang mana data tersebut diperoleh dengan menyebarkan kuesioner ataupun
wawancara secara langsung.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian, namun
sudah dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai metode baik secara komersial maupun non
komersial. Contoh: data jumlah warga di desa, data APBN (data sekunder biasanya
menggunakan data statistik baik dari hasil riset surat kabar ataupun media lainnya).

3. Klasifikasi Data Berdasarkan Waktu Pengumpulan

a. Data Cross Section; merupakan data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Misalnya,


laporan penjualan per 17 November 2019, data pelanggan PT Maju Sukses bulan Agustus
2018, dan sebagainya.
b. Data Time Series/Berkala; data yang menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau
periode secara historis. Contohnya data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap
rupiah dari tahun 2014 hingga 2019, jumlah pendaftar calon haji Indonesia dari tahun ke
tahun, dan sebagainya.

4. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Contohnya adalah jumlah pengguna
media sosial di Indonesia, data jumlah siswa di Sekolah Menengah Pertama, dan lain sebagainya.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa kata-kata yang mengandung sebuah makna.Misalnya
adalah tanggapan masyarakat terhadap penggunaan plastik, juga mengenai tanggapan para ahli
terhadap pengidap kanker, dan sebagainya.

5. Klasifikasi Data Berdasarkan Sifat Data

a. Data Diskrit

Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli, bukan berupa pecahan
angka.Misalnya seperti data berat badan mahasiswa jurusan komunikasi, atau data jumlah
kendaraan di Jakarta, dan lain sebagainya.

b. Data Kontinyu

5
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada interval tertentu atau berada pada nilai yang
satu ke nilai lainnya, nilainya bisa berupa pecahan. Contohnya seperti penggunaan kata sekitar,
kira-kira, dan sebagainya. Biasanya kata tersebut terdapat pada data hasil panen, panjang jalan,
berat badan sapi. Contoh lainnya seperti data berikut “Petani memiliki hasil panen tomat kurang
lebih 300 ton.”

C. Teknik Pengumpulan Data2

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas
instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian berkenaan
dengan v.aliditas dan rehabilitas instrument dan kalitas pengumpulan data berkenaan ketepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrument yang telah
teruji validitas dan rehabilitas, apabila instrume tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pegumpulan datanya.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting),
pada labolatorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu
seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data
dapat menggunakan sumber primer, dan sumber seknder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung meberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pen-gumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket),
observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya.

Pengumpulan data berdasarkan tekniknya yaitu melalui wawancara, angket, dan observasi.

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah repondennya sedikit/kecil.

Teknik pengumpulan data ini berdasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-
report, atau setidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi
mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode
interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:

a) Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
b) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya

2
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.hal.137

6
c) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilaukan
melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengeahui dengan pasti tentang informasi apa yang aakan diperoleh. Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul
data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpul data dapat menggunakan
beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai
keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrmen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur, dan material lain yang dapat mebantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
Peneliti bidang pembangunan misalnya, bila akan melakukan penelitian untuk mengetahui
respon masyarakat terhadap berbagai pembangunan yang telah diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, maka peru membawa foto-foto atau brosur tentang berbagai
jenispembangunan yang telah dilakukan. Misalnya pembangunan gedung sekolah, bendungan
untuk pengairan sawah-sawah, pembangunan pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.

b. Wawancara Semi-struktur

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak
yang akan diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-ideny. Dalam melakukan wawancara,
peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

c. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak Terstruktur adalah. Wawancara yang bebas dimana penelii tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.

Contoh:

7
Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang inpor gula saai
ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani?

Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan
atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian
pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau
permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menemukan secara pasti
pemasalahan atau variable apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan
yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang yang
mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam obyek. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
iklim kerja perusahaan, maka dapat dilakukan wawancara dengan pekerja tingkat bawah,
supervisor dan manajer.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden, maka peneliti dapat juga
menggunakan wawancara tidak terstruktur. Misalnya seseorang yang dicurigai sebagai penjahat,
maka peneliti akan melakukan wawancarra tidak terstruktur secara mendalam, sampai diperoleh
keterangan bahwa orang tersebut penjahat atau bukan.

Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang
akan diperoleh, sehingga peneliti elbih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh
responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti
dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. Dalam
melakukan wawancara peneliti dpat menggunakan cara “berputar-putar baru menukik” artinya
pada awal wawancara, yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak terkait dengan tujuan, dan
apabila suda terbuka kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera
ditanyakan.

Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face maupun yang menggunakan pesawat
telepon, akan selalu terjadi kontak pribadi, oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi
dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melaukan
wawancara. Pada saat responden sedang sibuk bekerja, sedang mempunya masalah berat, sedang
mulai istirahat, sedang tidak sehat atau sedang marah, maka harus hati-hati dalam melakukan
wawancara. Kalau dipaksakan wawancara dalam kondisi seperti itu, maka akan menghasilkan.....
data yang tidak valid dan akurat.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa dih.arapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau dikirim melalu pos atau internet.

8
Bila pnelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehinga kuesioner dapat
diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu lama, maka pengiriman angket kepada responden
tidak melalui pos. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan
menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan
memberikan data obyektif dan cepat.

Uma Sekaran mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik
pengumpulan data yaitu:

a. Prinsip penulisan angket:3

Prinsip ini menyangkut beberapa faktor, yaitu:

a) Isi dan tujuan pertanyaan

Yang dimaksud disini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran
atau bukan? Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus skala pengukuran dan j.umlah. itemnya mencukupi untuk mengukur variabel
yang diteliti.

b) Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya responden tidak bias berbahasa Indonesia,
maka angket jangan disusun dengan bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket
harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan social budaya, dan frame of
reference dari responden.

c) Tipe dan bentuk pertanyaan

Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, pertanyaan terbuka adalah
pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian
tentang sesuatuhal. Contoh, bagaimanakah tanggapan anda terhadap iklan-iklan di TV?
Sebaliknya pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengrapkan jawaban singkat atau
mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternative jawaban dari setiap pertanyaan
yang telah tersedia.

d) Pertanyaan tidak mendua

Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double-barelled) sehingga menyulitkan


responden untuk memberikan jawaban.

Contoh: bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan kecepatan pelayanan KTP? Ini adalah
pertanyaan yang mendua, karena menanyakan tentang dua hal sekaligus, yaitukualitas dan harga.
3
Nazir Moh. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Hal.205

9
Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan menjadi dua yaitu: bagaimanakah kualitas pelayanan
KTP? Bagaimanakah kecepatan pelayanan?.

e) Tidak menanyakan yang sudah lupa

Setiap pertanyaan dalam instrument angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal yang
sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir
berat. Contoh : bagaimanakah kinerja para penguasa Indonesia 30 tahun yang lalu? Menurut
anda bagaimana cara mengatasi krisis ekonomi saat ini?

f) Pertanyaan tidak menggiring

Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau ke
jelek saja. Misalnya bagaimanakah kalau bonus atas jasa ditingkatkan? Jawaban responden tentu
cenderung akan setuju.

g) Panjang pertanyaan

Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh
responden dalam mengisi. Bila jumlah variable banyak sehingga memerlukaninstrumen yang
banyak, maka instrument tersebut dibuat bervariasi.

h) Urutan pertanyaan

Pertanyaan dalam angket dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari hal
yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbaangkan karena secara
psikologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab.

i) Prinsip pengukuran

Supaya didapat data yang valid dan reliable, maka sebelum instrument angket diberikan pada
responden, maka perlu diuji validitas dan relibilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak
valid dan reliable bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak
valid danreliabel pula.

j) Penampilan fisik angket

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau
keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat dikertas buram, akan mendapat
respon yang kurang menarik bagi responde, bila dibandingkan dengan angket yang dicetak dlam
kertas yang bagus dan berwarna.

3. Observasi

10
Observasi sebagai tekni pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner, kalau wawancara dan kuesioner
selalu berkomunikasi dengan orang maka observasi tidak terbatas dengan orang tetapi juga
obyek-obyek yang lain.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedaka menjadi:4

1) Observasi berperan serta (participant observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang akan diamati
atau yang akan digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan iku merasakan suka dukanya.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui samapai tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya, peneliti dapat berperan
sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana
semangat kerja, bagaimana hubungan suatukaryawan dengan karyawan lain dan lain-lain.

2) Observasi non partisipan

Dalam observasi non partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen. Misalnya dalam suatu Tempat Pemungutan Suara (TPS), peneliti dapat mengamati
bagaimana perilaku masyarakat dalam hal menggunakan hak pilihnya, dalam berinteraksi dengan
panitia dan pemilih yang lain. Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat
kesimpulan tentang perilaku masyarakat dalam pemilihan umum.

a. Observasi terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila
peneliti telah tahu dengan pasti tentang variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya.

b. Observasi tidak terstruktur

Observasi tidak terstrktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tenteang apa
yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang
telah baku tetapi hanya beruba rambu-rambu pengamatan.
4
Noor Juliansyah. Metodologi Penelitian. Kencana. Hal. 140

11
D. Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat dikumpulkan atau diperoleh dari berbagai
sumber data. Pengertian sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan angket atau wawancara dalam pengumpulan datanya,
maka sumber data tersebut disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti. Bila pengumpulan data dilakukan atas populasi maka responden
penelitian adalah populasi, sedangkan bila pengumpulan data dilakukan atas sampel maka
responden adalah sampel. Data dikumpulkan dengan member skor terhadap respons yang
diberikan oleh responden. Pertanyaan mengenai data yang akan dikumpulkan berhubungan
dengan variable.

Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda,
gerak atau proses sesuatu. Penelitian yang mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran, sumber datanya adalah siswa, sedangkan objek penelitiannya adalah aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Apabila peneliti menggunakan analisis dokumen, maka
dokumen atau catatan yang menjadi sumber datanya, sedangkan isi catatan subjek penelitian
menjadi variable penelitian.5

Sumber data dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yaiu berdasarkan subjek dimana data
melekat, dan berdasarkan wilayah sumber data. Berdasarkan subjek dimaa data melekat sumber
data dapat diklasifikasikan menjadi 4 singkatan huruf p (4p) dari bahasa inggris, yaitu:

p=person, sumber data berupa orang

p=place, sumber data berupa tempat

p=process, sumber data gerak/aktivitas

p=paper, sumber data berupa symbol

1. Person, yaitu sumber data bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Sumber data person disebut dengan
responden.
2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam, misalnya
kelengkapan alat, wujud benda, warna, kondisi ruangan, dan lain sebagainya.
3. Prosess, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan bergerak, misalnya
aktivitas belajar siswa, kinerja, laju kendaraan, gerak tarian, sajian film, dan lain
sebagainya.
4. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau
symbol-simbol lain. Dengan pengertian ini maka “paper” bukan terbatas hanya pada
5
UIN Mataram. Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram. 2018

12
kertas sebagaimana terjemahan dari kata “paper” dalam bahasa inggris, tetapi dapat
berwujud batu, kayu. Tulang, daun lontar, dan sebagainya, yang ccok untuk penggunaan
metode analisis dokumen.

Berdasarkan wilayag sumber data dalam arti keseluruhan atau sebagian sumber data diambil
sebagai subjek penelitian, sumber data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu populasi dan sampel.
Pengumpulan data yang dilakukan atas populasi menghasilkan data dan kesimpulan yang lebih
akurat karena tidak ada kesalahan yang akan terjadi karena seluruh objek dikumpulkan datanya,
dan dianalisis. Namun, pengumpulan data demikian sering kali tidak dapat dilakukan karena
kesulitan. Dengan kondisi demikian pengumpulan data hanya dari sampel. Sampel adalah
sebagian dari populasi yang mempunyai sifat dan cirri yang sama dengan populasi karena
diambil dari populasi dengan menggunakan teknik sampling tertentu yang secara metodologis
dapat dipertanggung jawabkan. Bila sumber adalah sampel maka pengumpulan data dan analisis
hanya dilakukan atas sampel, namun kesimpulan akan diberlakukan untuk seluruh populasi
dengan proses generalisasi.

Berdasarkan sumbernya, data dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data internal dan data
eksternal.

1. Data internal merupakan data yang dikumpulkan atau diperoleh dari lembaga atau
organisasi dimana penelitian dilakukan. Sebagai contoh dosen UMP megadakan pnelitian
tentang kinerja dosen dan berbagai aspek yang mempengaruhinya. Bila data diambil dari
kinerja dosen UMP, maka data tersebut termasuk data internal. Contoh lain, bila peneliti
akan meneliti perkembangan usaha suatu produk ertentu, dan ia mencari data pada
perusahaan yang bersangkutan, maka data tersebut termasuk data internal.
2. Data eksternal merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari lembaga atau
organisasi lain dimana penelitian dilakukan. Sebagai contoh, bila peneliti akan meneliti
perkembangan usaha suatu produk tertentu, dan ia mencari data diluar perusahaan yang
bersangkuta, mislanya di Biro Pusat Statistik, maka data tersebut termasuk data eksternal

E. Etika dalam Pengumpulan Data

Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :

a. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip


kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab
peneliti.
b. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian
kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari
penelitian kepada subjek dengan jelas.

13
c. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan
jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus
diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan
alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan
penelitian.
d. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak
boleh dilanggar
e. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang
tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
f. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan
eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
g. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara
fisik maupun mental.
h. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang
dikumpulkan selama study.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

14
Data diartikan sebagai suati fakta yang dapat digambarkan dengan angka, symbol, kode, dan
lain-lain. Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi
atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Untuk
mengumpulkan data yang memiliki ketepatan, perlu persyaratan dalam proses pengumpulan
data, yaitu: Validitas, Kegunaan, dan Reliabilitas.

Sumber data dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yaiu berdasarkan subjek dimana data
melekat, dan berdasarkan wilayah sumber data. Berdasarkan subjek dimaa data melekat terdiri
dari person, place, proess, paper. Sedangkan Sumber data berdasarkan wilayah yaitu populasi
dan sampel. Sedangkan secara umum, sumber data dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data
internal dan data eksternal.

DAFTAR PUSTAKA
Moh. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia

Sugiyono. 2018. Metode Pnelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabet

15
Eko Putro Widoyoko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar

UIN Mataram. Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram. 2018

Juliansyah Noor. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta. Kencana

16

Anda mungkin juga menyukai