Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

Kunjungan Mahasiswa Stikes Kepanjen ke Rumah Pasien dengan Hipertensi di Desa


Clumprit

Oleh :
1. Ayu Wardani (1720035 / S1-2B)
2. Ira Rismadhani (1720043 / S1-2B)
3. Puji Wahyuningsih (1720053 / S1-2B)
4. Renal Asparega E P (1720057 / S1-2B)
5. Siti Anisah (1720061 / S1-2B)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan InayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal home
care.

Proposal ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal ini. Maka dari itu kami
berterimakasih kepada semua pihak yang telah berkonstibusi dalam pembuatan proposal ini.

Kami berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya
agar dapat mengetahui tentang kunjungan mahasiswa STIKes Kepanjen. Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca untuk kami dapat memperbaiki proposal ini.

Akhir kata kami berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat maupun
menginspirasi bagi pembaca.

Malang, 18 Mei 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................

RINGKASAN PROPOSAL..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi.....................................................................................................................................

1.2 Permasalahan Mitra.............................................................................................................................

BAB II SOLUSI....................................................................................................................................................

BAB III SAP.........................................................................................................................................................

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................

LAMPIRAN..........................................................................................................................................................

ii
iii
RINGKASAN PROPOSAL
Kunjungan Mahasiswa Stikes Kepanjen ke Rumah Pasien dengan Hipertensi di Desa
Clumprit

Desa Clumprit merupakan desa yang makmur, gemah ripah loh jinawi, terletak 36
KM arah selatan Kota Malang dan 20 KM dari arah pantai Balekambang, yang terdiri dari
2 wilayah administrasi, yaitu Krajan (dilalui jalan raya) dan Dusun Sidorukun/ Pendem
(pusat pemerintah).

Di Desa Clumprit ini sendiri terdapat banyak lansia yang bekerja sebagai petani. Kita
semua tahu bahwa bertani merupakan pekerjaan yang dan membutuhkan tenaga ekstra,
hal tersebut tidak menutup kemungkinan dapat memicu beberapa penyakit. Selain itu
gaya hidup dan pola makan juga dapat memicu timbulnya penyakit.

Disini kita akan melakukan kunjungan kepada salah satu keluarga yang salah satu
anggota keluarga mengidap penyakit hipertensi. Hal pertama yang perlu kita lakukan
yaitu pengkajian terhadap pasien dan keluarga mengeanai hal-hal yang berhubungan
dengan timbulnya penyakit tersebut. Kita akan melakukan beberapa kali kunjungan ke
rumah pasien.

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi

Desa Clumprit merupakan desa yang makmur, gemah ripah loh jinawi, terletak 36
KM arah selatan Kota Malang dan 20 KM dari arah pantai Balekambang, yang terdiri dari
2 wilayah administrasi, yaitu Krajan (dilalui jalan raya) dan Dusun Sidorukun/ Pendem
(pusat pemerintah).

Batas-Batas: sebelah selatan : Sungai Lesti, sebelah barat : desa Suwaru, Sebelah
Utara : Desa Sidorejo, Sebelah Timur : Desa Kemulan. Penduduk : Penduduk Desa
Clumprit mayoritas merupakan suku Jawa dan keturunan Madura. Pekerjaan : Hampir
80 % persen penduduknya bekerja dibidang pertanian, hal tersebut ditunjang dengan
luasnya pesawahan dan perkebunan tebu yang subur dan memiliki fasilitas irigasi yang
baik. Selain itu kaum mudanya banyak yang merantau untuk sekolah dan bekerja di luar
desa, sebagian besar dari kaum muda bekerja sebagai TKI dan TKW di luar negeri
sehingga turut menyumbang kemakmuran desa.

Kebanyakan penduduk di Desa Clumprit yang bekerja di luar negeri bekerja pada
sektor informal, yaitu : pembantu rumah tangga, konstruksi, pabrik, perkapalan,
perhotelan dan perkebunan. Hal ini cukup memprihatikan karena mereka hanya mengejar
gaji besar tanpa mempertimbangan risiko, sebuah ironi yang lebih memprihatikan banyak
dari TKI dan TKW asal desa clumprit merupakan lulusan perguruan tinggi.Sektor

2
pertanian hanya dikerjakan oleh generasi tua dan buruh tani yang didatangkan dari desa
tetangga.

Agama : Hampir 99% penduduk desa menganut agama Islam, dengan 4 buah masjid,
puluhan Langgar (Musholla)dan belasan TPA. Selain itu terdapat puluhan warga
penganut aliran kepercayaan tradisional, dan belasan penganut agama lain.

Di Desa Clumprit ini sendiri terdapat banyak lansia yang bekerja sebagai petani. Kita
semua tahu bahwa bertani merupakan pekerjaan yang dan membutuhkan tenaga ekstra,
hal tersebut tidak menutup kemungkinan dapat memicu beberapa penyakit. Selain itu
gaya hidup dan pola makan juga dapat memicu timbulnya penyakit.

Disini kita akan melakukan kunjungan kepada salah satu keluarga yang salah satu
anggota keluarga mengidap penyakit hipertensi. Hal pertama yang perlu kita lakukan
yaitu pengkajian terhadap pasien dan keluarga mengeanai hal-hal yang berhubungan
dengan timbulnya penyakit tersebut. Kita akan melakukan beberapa kali kunjungan ke
rumah pasien.

1.2 Permasalahan Mitra


Berdasarkan hasil observasi dan juga data dari beberapa layanan kesehatan dapat
dirumuskan masalah yaitu keluarga pasien yang akan kita kunjungi kurang edukasi
tentang penyakit yang diderita yaitu hipertensi, selain itu pasien juga tidak rutin
mengontrolkan tekanan darahnya.

3
BAB II

SOLUSI

Terobosan yang kami ambil adalah melakukan kunjungan ke ruma pasie untuk
melakukan pemeriksaan terhadap pasien serta memberikan edukasi kepada pasien serta
keluarga tentang penyakit yang diderita. Selain itu untuk mencegah adanya komplikasi pada
pasien kami juga akan melakukan cek gula darah serta kolestrol kepada pasien.

4
BAB III
SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Pokok Pembahasan : Hipertensi

Sub pokok pembahasan : Pemeriksaan dan edukasi tentang hipertensi

Sasaran : Keluarga mbah Sumirah, Clumprit

Hari/tanggal : Kamis / 23 Mei 2019

Tempat : Rumah Ibu Sumirah, Desa Clumprit Rt.08 Rw.02


Kecamatan Pagelaran

Pukul : 09.00 – 09.40 WIB

Penyuluh : Ayu Wardani, Ira Rismadhani, Puji Wahyuningsih,


Renal Asparega

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada
masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi
merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama
dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang
penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh
penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.
Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-
menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh
karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah
secara

5
berkala (Sidabutar, 2009).
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan
seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan.
Hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal
hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi
merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya.
Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat
pasien datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi
komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti
gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif/stroke.
Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya. Penyakit ini
menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa mengakibatkan kematian.
Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi juga berdampak kepada
mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderitanya. Perlu
pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup. Bila seseorang
mengalami tekanan darah tinggi dan tidak
mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini
akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian. Tekanan
darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra keras, akhirnya
kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata
(Wolff, 2006).
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami tentang
hipertensi
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga mampu :
- Memahami tentang pengertian hipertensi
- Memahami gejala hipertensi
- Memahami penyebab hipertensi
- Memahami pencegahan hipertensi
C. Materi Penyuluhan
 Tentang pengertian hipetensi
6
 Gejala penyakit hipertensi
 Penyebab terjadinya hipertensi
 pencegahan terhadap penyakit hipertensi
D. Metode Penyuluhan
 Sharing
E. Waktu dan Tempat
Minggu ke 1
Kunjungan 1 : Kamis / 23 Mei 2019
Kunjungan II : Jumat / 24 Mei 2019
Minggu ke 2
Kunjungan I : Kamis / 30 Mei 2019
Kunjungan II : Jumat / 31 Mei 2019
Tempat : Rumah Ibu Sumirah, Desa Clumprit
F. Media
 Leaflet
G. Pengorganisasian
1) Moderator : Ira Rismadhani
2) Penyuluh : Siti Anisah
3) Observer : Puji Wahyuningsih
4) Dokumentasi : Ayu Wardani
5) Fasilitator : Renal Asparega EP

H. Uraian Tugas
1. Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaa penyuluhan
2. Moderator
a) Pada acara pembukaan
 Membuka acara
 Memperkenalkan mahasiswa
 Menjelaskan tujuan tentang tujuan di laksanakannya penyuluhan
b) Kegiatan inti
 Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang
tidak dipahami

7
 Memberi kesempatan penyuluh untuk menjawab pertanyaan
c) Penutup
 Menyimpulkan dan menutup diskusi
 Mengucapkan salam
3. Fasilitator
 Memotivasi peserta aga berperan aktif
 Mengatisipasi suasana yang dapat mengganggu keiatan
penyuluhan
4. Observer
 Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir
 Membuat laporan penyuluhan dari awal hingga akhir
5. Penyuluh
Menyampaikan informasi yang sudah disepakati kepada audience

I. Kegiatan Penyuluhan

N Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta


o
1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
(10 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dan
Penyuluhan memperhatikan
3. Mendengarkan
dan
memperhatikan

2 Kegiatan 1. Melakukan 1. Bersedia untuk


Inti pemeriksaan : dilakukan
(20 menit)  Tekanan darah penyuluhan
 Cek gula darah 2. Mendengarkan

 Cek kolestrol

2. Memberikan edukasi
tentang hipertensi

8
3 Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
(10 menit) yang disampaikan oleh Memperhatikan
penyuluh
3. Menjawab salam
2. Kontrak waktu untuk
kunjungan selanjutnya
3. Salam

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Kelompok penyuluh dan keuarga pada posisi yang direncanakan
 Tempat dan alat tersedia sesuai rencana
 Pre planning telah disetujui
 Leaflet telah tersedia
 Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
 Pelaksaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
 Masyarakat mengikuti kegiatan sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
 Keluarga yang hadir saat kegiatan penyuluhan mampu menyebutkan definisi,
penyebab dan tanda gejala dari hipertensi

9
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi. Batas tekanan darah
yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan normal atau tidaknya tekanan darah
adalah tekanan sistolik dan diastolik. Bedasarkan JNC (Joint National Comitee) VII, seorang
dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90
mmHg atau lebih (Chobaniam, 2003).

Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita
hipertensi, antara lain:

 Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi semakin besar.
Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada wanita
biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
 Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat
darah tinggi

 Obesitas. Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang


dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.

 Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan yang
mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium dalam darah,
sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.

 Kurang aktivitas fisik dan olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan


meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah. Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat mengakibatkan
peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko hipertensi.

 Merokok. Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit, yang
berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.

10
DAFTAR PUSTAKA
dr. Tjin Willy. 2018. HIPERTENSI. Diakses tanggal 13 Mei 2019. (akses :
https://www.alodokter.com/hipertensi/pencegahan )

11
LAMPIRAN
 Pengertian Hipertensi

Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi. Batas tekanan darah
yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan normal atau tidaknya tekanan darah
adalah tekanan sistolik dan diastolik. Bedasarkan JNC (Joint National Comitee) VII, seorang
dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90
mmHg atau lebih (Chobaniam, 2003).

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas
140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,
2005).

 Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi tekanan darah oleh JNC VII untuk pasien dewasa berdasarkan rata-rata
pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis (Tabel 1).
Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan nilai normal tekanan darah sistolik
(TDS) <120 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) <80 mmHg. Prehipertensi tidak
dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasikan pasien-pasien yang tekanan
darahnya cenderung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua
tingkat (stage) hipertensi, dan semua pasien pada kategori ini harus diterapi obat (JNC VII,
2003).

 Penyebab Hipertensi

Hipertensi terbagi atas hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer tidak diketahui
penyebabnya secara pasti. Sedangkan hipertensi sekunder umumnya disebabkan oleh
berbagai kondisi seperti:

 Penyakit ginjal
 Kehamilan

 Penyakit kelenjar tiroid

12
 Tumor kelenjar adrenal

 Kelainan bawaan pada pembuluh darah

 Kecanduan alkohol

 Penyalahgunaan NAPZA

 Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep  apnea).

 Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, pereda rasa sakit, obat
batuk pilek, atau pil KB.

Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita
hipertensi, antara lain:

 Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi semakin besar.
Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada wanita
biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
 Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat
darah tinggi

 Obesitas. Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang


dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.

 Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan yang
mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium dalam darah,
sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.

 Kurang aktivitas fisik dan olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan


meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah. Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat mengakibatkan
peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko hipertensi.

 Merokok. Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit, yang
berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.

 Patofisiologi Hipertensi

13
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah.
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan


penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

 Tanda Gejala Hipertensi

14
Hipertensi bisa dikatakan penyakit yang berbahaya karena dapat terjadi tanpa gejala,
sehingga bisa ditemukan saat sudah muncul komplikasi. Namun gejala bisa muncul bila
tekanan darah sudah sangat tinggi. Gejala yang mungkin ditimbulkan, antara lain:

 Sakit kepala
 Lemas

 Masalah dalam penglihatan

 Nyeri dada

 Sesak napas

 Aritmia

 Adanya darah dalam urine

 Penatalaksanaan

Menjalani gaya hidup sehat dan konsumsi obat antihipertensi, bisa menjadi
langkah efektif untuk mengatasi hipertensi. Nilai tekanan darah dan risiko pasien
terserang komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke, akan menentukan pengobatan
yang akan dijalani. Secara umum, terdapat 2 prinsip dari pengobatan hipertensi, yaitu:

 Perubahan gaya hidup. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, bisa menurunkan
tekanan darah dalam beberapa minggu. Gaya hidup sehat yang yang perlu dijalani,
antara lain:
o Mengadopsi pola diet DASH (dietary approaches to stop hypertension), yaitu
pola makan dengan lebih banyak mengonsumsi buah, sayur-sayuran, susu
rendah lemak, gandum, dan kacang-kacangan, dibandingkan dengan daging
merah dan makanan yang mengandung lemak jenuh serta kolesterol tinggi.

o Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.

o Perbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga.

o Menurunkan berat badan.

o Berhenti merokok.

15
o Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

o Mengurangi konsumsi minuman tinggi kafein, seperti kopi, teh, atau cola.

o Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan


stres.

Cara-cara di atas bisa dilakukan dengan atau tanpa dibarengi konsumsi obat
anti hipertensi. Meski demikian, penerapan gaya hidup sehat lebih awal bisa membuat
penderita terhindar dari konsumsi obat anti hipertensi.

 Penggunaan Obat-obatan. Pada beberapa kasus, penderita hipertensi harus


mengonsumsi obat untuk seumur hidup. Namun, dokter bisa menurunkan dosis atau
menghentikan pengobatan jika tekanan darah penderita sudah terkendali dengan
mengubah gaya hidup. Penting bagi pasien untuk mengonsumsi obat dalam dosis
yang sudah ditentukan dan memberitahu dokter jika ada efek samping yang muncul.
Beberapa obat yang digunakan untuk menangani hipertensi antara lain:Melakukan
terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
o Diuretik. Obat ini bekerja membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh
melalui urine. Di antara jenis obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.

o Antagonis kalsium. Antagonis kalsium menurunkan tekanan darah dengan


melebarkan pembuluh darah. Beberapa contoh obat ini adalah amlodipine dan
nifedipine.

o Beta blocker. Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan


pembuluh dan memperlambat detak jantung. Contoh obat golongan beta-
blocker adalah atenolol dan bisoprolol.

o ACE inhibitor. ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan cara


membuat dinding pembuluh darah lebih rileks. Contoh obat golongan ini
adalah captopril dan ramipril.

o Angiotensin-2 receptor blocker (ARB). Fungsi obat ini hampir sama dengan


ACE inhibitor yaitu membuat dinding pembuluh darah menjadi rileks,
sehingga kedua obat tersebut tidak boleh diberikan secara bersamaan. Contoh
obat ini adalah losartan dan valsartan.

16
o Penghambat renin. Obat ini berfungsi menghambat kerja renin, yaitu enzim
yang dihasilkan ginjal dan berfungsi menaikkan tekanan darah.

o Contoh obat penghambat renin adalah aliskiren.

 Komplikasi

Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain
dalam tubuh. Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa
menimbulkan penyakit-penyakit serius, seperti:

o Aterosklerosis. Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang


kemudian disertai dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah.
Kondisi ini disebut aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat menimbulkan
serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
o Kehilangan penglihatan. Kondisi ini terjadi karena penebalan dan
penyempitan pembuluh darah di mata.
o Terbentuk aneurisma. Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh
darah melemah dan melebar. Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah
bisa pecah dan menyebabkan kematian.
o Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh
darah di ginjal.
o Gagal jantung. Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras
untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
o Demensia vaskuler. Hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada aliran
darah ke otak.
 Pencegahan

Anda bisa mencegah hipertensi dengan berbagai cara berikut ini:

o Menjaga berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat seseorang


lebih berisiko terserang hipertensi.
o Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih
terhindar dari risiko terserang hipertensi. Lakukan jalan cepat atau bersepeda
2-3 jam setiap minggu.

17
o Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya, roti dari
biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
o Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
o Kurangi konsumsi alkohol. Mengonsumsi lebih dari takaran alkohol yang
disarankan, bisa meningkatkan risiko hipertensi.
o Berhenti merokok. Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi secara
langsung, tetapi rokok bisa membuat arteri menyempit, sehingga
meningkatkan risiko serangan jantungdan stroke.
o Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Meminum lebih dari empat
cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.

18

Anda mungkin juga menyukai