OLEH :
I GUSTI AYU PERMATA DIANASTITI
2114901154
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. TINJAUAN TEORI
1. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik keluarga
Keluarga yang akan dibina merupakan keluarga dengan tipe orang tua tunggal
(single parent), dalam keluarga hanya terdapat salah satu orang tua saja. Latar
belakang budaya keluarga termasuk etnis budaya Bali yang dalam
kesehariannya menggunakan bahasa Bali dan Indonesia dalam berinteraksi
dengan anggota keluarga maupun masyarakat sekitar. Dari segi geografis,
rumah keluarga terletak di lingkungan yang ramai. Untuk menuju rumah
melewati jalan raya yang tidak begitu besar. Lingkungan rumah cukup padat
penduduk dan mayoritas penduduknya bersuku Bali. Halaman rumah keluarga
menggunakan paping. Penataan peralatan rumah tangga tertata rapi. Ventilasi
dan pencahayaan rumah baik. Apabila ada masalah didiskusikan dengan anak-
anaknya dan terkadang meminta nasehat dari sanak saudaranya. Keluarga
mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit rheumatoid arthritis,belum
bisa mematuhi makanan diet yang sesuai serta kurang mengetahui manfaat
adanya fasilitas pelayanan kesehatan di lingkungan sekitarnya.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Alasan mengapa keluarga kurang mengetahui tentang penyakit hipertensi,
pasien tidak perduli dengan penyakitnya karena merasa sehat serta kurangnya
pengetahuan mengenai manfaat pelayanan kesehatan di lingkungan tempat
tinggal.
c. Masalah keperawatan keluarga
Ketidakefektifan menejemen kesehatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang program terapeutik.
2. Konsep Dasar Keluarga
a. Pengertian
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga
didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam
suatu ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas
anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal
dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan
yang disebabkan oleh kelahiran, adopsi, maupun perkawinan (Stuart,
2014). Menurut Harnilawati (2013) keluarga merupakan sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan upaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik mental,emosional dan social dari tiap
anggota keluarga.
Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan
yang pertama dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Orang tua (bapak
dan ibu) adalah pendidik kodrati. Mereka pendidik bagi anak-anaknya
karena secara kodrati ibu dan bapak diberikan anugerah oleh Tuhan
berupa naluri orang tua. Dampak dari naluri ini, timbul rasa kasih sayang
para orang tua kepada anak-anak mereka, hingga secara moral keduanya
merasa terbebani tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi,
melindungi serta membimbing keturunan mereka (Jalaludin, 2010).
Mubarak, dkk (2015) menyatakan keluarga merupakan perkumpulan dua
atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah perkawinan atau
adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
yang lain.
b. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2013) struktur keluarga terdiri dari beberapa
bagian yaitu :
1) Dominasi struktur keluarga
Dominasi jalur hubungan darah patrilineal yaitu keluarga
yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah, suku-suku di
Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal. Setiap
anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
2) Elemen struktur keluarga
a) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di
dalam keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan
masyarakat.
b) Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini
dalam keluarga
c) Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang
tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga atau dalam
keluarga.
d) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan
perilaku kearah positif.
c. Tipe Keluarga
Menurut Widagdo (2016) tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis
yaitu :
1) Tipe keluarga tradisional
a) Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang
terdiri atas suami,istri dan anak.
b) Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri
namun tidak memiliki anak.
c) Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua
dengan anak yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
d) Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya
terdiri dari satu orang dewasa yang tidak menikah.
e) Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga
inti ditambah dengan anggota keluarga lainnya.
f) Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri
dirumah dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah
tangga sendiri.
g) Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan
dan menggunakan pelayanan Bersama.
2) Tipe keluarga non tradisional
a) Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri
dari orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
b) Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal
bersama tanpa adanya ikatan perkawinan.
c) Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki
persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-
istri
d) Nonmarital Hetesexual Cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti
pasangan.
e) Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki
hubungan darah dalam waktu sementara.
d. Peran Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2015) peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga,kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan
yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, disamping itu juga dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
e. Fungsi keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2015) fungsi keluarga terdiri dari beberapa
bagian yaitu:
1) Fungsi biologis
a) Meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
2) Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa
mendatang
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan mianat yang dimilikinya
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
f. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller
(Friedman, 2013) adalah sebagai berikut:
1) Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru )
a) Dimulai saat individu laki-laki /perempuan membentuk
kelurga l perkawinan
b) Meninggalkan keluarga mereka masing-2 baik
fisik/psikologis
Tugas Perkembangannya :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB)
Masalah Kesehatan Yang Muncul:
a) Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, Aspek luas
tentang KB, penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah.
b) Konsep perkawinan tradisional : dijodohkan dan hukum adat.
c) Tugas Perawat : membantu setiap keluarga untuk agar saling
memahami satu sama lain.
2) Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama
Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia
30 bulan (2,5 tahun). Keluarga menanti kelahiran & mengasuh
anak.
Tugas perkembangan keluarga:
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota kelurga, peran, interaksi
dan hubungan seksual
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.
Masalah kesehatan keluarga :
a) Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi,
imunisasi, konseling perkembangan anak, KB, pengenalan
dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini.
b) Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu &
anak.
3) Tahap III : Keluarga Anak Usia Prasekolah
Dimulai dg anak pertama berusia 2,5 – 5 th. Keluarga lebih
majemuk & berbeda (Suami – Ayah = Istri – Ibu = anak laki-laki -
saudara = anak perempuan – saudari).
Tugas Perkembangan Keluarga:
a) Memenuhi kebutuhan anggota kelurga seperti : tempat
tinggal, privasi dan rasa aman, membantu anak untuk
sosialisasi.
b) Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan anak
yang lain.
c) Mempertahankan hubungan yang sehat internal/eksternal
keluarga, pembagian tanggung jawab anggota.
d) Stimulasi tumbuh kembang anak.
e) Pembagian waktu untuk indvidu, pasangan dan anak.
Masalah Kesehatan:
Masalah kesehatan fisik seperti penyakit menular, jatuh,
luka bakar, keracunan dan kecelakaan
4) Tahap IV : Keluarga Dengan Anak Sekolah
a) Kelurga mencapai jumlah anggota yang maksimal, kelurga
sangat sibuk.
b) Aktivitas sekolah, anak punya aktivitas masing-masing.
c) Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu
perkembangan anak & dirinya.
d) Orang tua belajar menghadapi/membiarkan anak pergii
(dengan teman sebayanya).
e) Orang tua mulai merasakan tekanan yang besar darr
komunitas di luar rumah (sistem sekolah).
Tugas Perkembangan Keluarga:
a) Membantu sosialisasi anak : meningkatkan prestasi belajar
anak
b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat termasuk biaya kesehatan.
5) Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
a) Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun,
berlangsung 6-7 tahun.
b) Tujuan kelurga tahap ini: melonggarkan ikatan yang
memungkinkan tangung jawab dan kebebasan yang lebih
optimal bagi remaja untuk menjadi dewasa muda.
c) Konflik perkembangan : menjadi tantangan perawat
d) Otonomi yang meningkat (kebebasan anak remaja)
e) Budaya anak remaja (perkembangan dengan teman sebaya)
f) Kesenjangan antar generasi (beda nilai-nilai dengan orang
tua)
Tugas Perkembangan Keluarga :
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tangungjawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b) Menfokuskan hubungan perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak-
anak
Masalah-masalah kesehatan:
a) Masalah kesehatan fisik keluarga biasanya baik, tetapi
promosi kesehatan tetap perlu diberikan.
b) Perhatian pada gaya hidup keluarga yang sehat ; penyakit
jantung koroner pada orang tua (usia 35 tahun)
c) Pada remaja: kecelakaan, penggunaan obat-obatan, alkohol
dan mulai menggunakan rokok sebagai alat pergaulan dan
kehamilan tidak dikehandaki.
d) Konseling dan pendidikan tentang sex education menjadi
sangat penting.
e) Terdapat beda persepsi antara orang tua dengan anak
remaja tenting sex education –> konseling harus terpisah
antara orang tua dengan anak
f) Persepsi remaja tentang sex education : uji kehamilan, AIDS,
alat kontrasepsi dan aborsi
6) Tahap VI : Keluarga dengan Anak Dewasa ( Pelepasan )
a) Dimulai anak pertama meninggalkan rumah berakhir dengan
rumah menjadi kosong.
b) Tahap ini bisa singkat bisa lama tergantung jumlah anak
(biasa berlangsung 6–7 tahun) sehingga faktor ekonomi
menjadi kendala.
Tugas Perkembangan:
a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru dari perkawinan anak-anaknya
b) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan
kembali hubungan perkawinan
c) Membantu orang tua lansia yang sakit-sakitan dari suami
maupun istri
Masalah Kesehatan:
Masalah komunikasi anak dengan orang tua (jarak),
perawatan usia lanjut, masalah penyakit kronis : hipertensi,
kolesterol, obesitas, menopause, DM, dan lain-lain
7) Tahap VII : Keluarga Usia Pertengahan
a) Dimulai anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun
atau kematian pasangan
b) Biasanya dimulai saat orang tua 45-55 tahun dan berakhir
saat masuk pensiun 16-18 tahun kemudian
Tugas Perkembangan:
a) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b) Memperhatikan hubungan-hubungan yang memuaskan
dan penuh arti dengan para orang tua lansia (teman sebaya)
dan anak-anak
c) Memperkokoh hubungan perkawinan
Masalah Kesehatan :
a) Kebutuhan Promosi Kesehatan: istirahat yang cukup, kegiatan
waktu luang dan tidur, nutrisi, olahraga teratur, berat badan
harus ideal, tidak merokok dan pemeriksaan berkala.
b) Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-
anak dan teman sebaya dan masalah ketergantungan
perawatan diri.
8) Tahap VIII : Keluarga Usia Lanjut
a) Dimulai salah satu/keduanya pension sampai salah
satu/keduanya meninggal
b) Kehilangan yang lazim pada usia ini : ekonomi & pekerjaan
(pensiun), perumahan (pindah ikut anak/panti), sosial
(kematian pasangan & teman-temannya), kesehatan
(penurunan kemampuan fisik )
Tugas Perkembangan :
a) Memperhatikan pengaturan hidup yang memuaskan
b) Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
c) Memperhatikan hubungan perkawinan
d) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e) Memperhatikan ikatan keluarga antar generasi
3) Genogram
4) Tipe Keluarga
5) Latar Belakang Budaya (Etnis)
6) Agama
7) Status Sosial Ekonomi Keluarga
8) Aktivitas Rekreasi Keluarga
9) Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
a) Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
10) Lingkungan
a) Karakteristik Rumah
b) Denah Rumah
c) Karakteristik Lingkungan dan Komunitas
d) Mobilitas Geografis Keluarga
e) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
f) Sistem Pendukung Keluarga
11) Struktur Keluarga
a) Pola Komunikasi Keluarga
b) Struktur Kekuatan Keluarga
c) Struktur Peran
d) Nilai dan Norma Keluarga
12) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
b) Fungsi Sosialisasi
c) Fungsi Perawatan Kesehatan
13) Pemeriksaan Fisik
14) Stress dan Koping Keluarga
a) Stress Jangka Pendek dan Jangka
b) Kemampuan Keluarga Keluarga Berespon Terhadap Stressor
c) Strategi Koping Yang Digunakan
d) Strategi Adaptasi Disfungsional
b. Rumusan Masalah
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
keperawatan keluarga, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan yang
diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan
pada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan
dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah
keperawatan keluarga (Setiadi, 2008).
c. Skoring
Dalam penyusunan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
harus didasarkan pada beberapa kriteria yaitu :
1) Sifat masalah yang dikelompokkan menjadi aktual, resiko dan potensial
2) Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan kebersihan
untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan
intervensi keperawatan dan kesehatan.
3) Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang
akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan atau kesehatan.
4) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah
dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi
keperawatan atau kesehatan.
Menentukan prioritas diangnosa keperawatan keluarga, perlu disusun skala
prioritas dengan teknik skoring sebagai berikut :
Tabel 3 : Skoring Masalah Keperawatan
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah
Skala :
a. Aktual 3
b. Resiko 2 1
c. Potensial 1
4 Menonjolnya masalah
Skala :
a. Masalah berat harus segera ditangani 2
b. Masalah yang tidak perlu segera 1 1
Ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL 5
(Suprajitno, 2004)
d. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan keluarga yang dapat muncul pada keluarga
dengan hipertensi yaitu :
1) Penurunan koping keluarga
2) Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
3) Ketidakefektifan manajemen kesehatan
4) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
e. Rencana Keperawatan
Evaluasi
No Dx Tujuan Intervensi
Kriteria Standar
1 Ketidakefektifan Tupan : Respon Hipertensi adalah - Diskusikan
pemeliharaan suatu penyakit
Setelah diberikan asuhan Verbal bersama keluarga
kesehatan dimana tekanan pengertian Hipertensi
keperawatan keluarga
berhubungan darah lebih tinggi Tanyakan
selama 3 x interaksi -
dengan dari 140/90 mmHg kembali pada keluarga
diharapkan pemeliharaan
ketidakmampuan kesehatan pada keluarga tentang Hipertensi
keluarga dalam efektif - Berikan pujian
memanfaatkan atas jawaban yang tepat
fasilitas atau Tupen :
sumber daya yang 1. Setelah satu kali
ada di masyarakat interaksi selama 30
untuk menit keluarga mampu
mendapatkan mengenal masalah
informasi hipertensi dengan
mengenai cara :
penyakit - Menyebutkan
hipertensi pengertian hipertensi
-
- Menyebutkan Respon Menyebutkan - Diskusikan dengan keluarga
penyebab hipertensi Verbal penyebab tentang penyebab
Hipertensi: Hipertensi
- usia - Motivasi keluarga untuk
- genetic menyebutkan kembali
- obesitas penyebab Hipertensi
- gaya hidup - Beri inforcement positif
atas usaha yang dilakukan
keluarga
- Menyebutkan tanda Respon Menyebutkan 4 - Diskusikan dengan keluarga
dan gejala hipertensi Verbal dari 9 tanda dan tanda dan gejala hipertensi
gejala hipertensi : - Motivasi keluarga untuk
- jantung menyebutkan kembali tanda
berdebar dan gejala hipertensi
- sakit kepala - Beri inforcement positif
- cepat lelah atas usaha yang dilakukan
- tekanan darah keluarga
lebih dari
140/90 mmHg
- lemas
- aritmia
- Menyebutkan cara Respon Menyebutkan cara - Dorong keluarga untuk
mengendalikan Verbal mengendalikan menyebutkan cara
hipertensi hipertensi : mengendalikan hipertensi
- diet - Beri inforcement positif
- olah raga dan atas kemampuan keluarga
aktivitas fisik dalam cara mengendalikan
- obat hipertensi hipertensi
- istirahat yang
cukup
- konsumsi
makanan
rendah garam
- Menyebutkan cara Respon Menyebutkan cara - Dorong keluarga untuk
mencegah komplikasi mencegah menyebutkan cara
hipertensi Verbal komplikasi mencegah komplikasi
hipertensi : hipertensi
- stop merokok - Beri inforcement positif
- berolahraga atas kemampuan
secara teratur keluarga dalam cara
- menjaga berat mencegah komplikasi
badan tetap hipertensi
ideal
- konsumsi
makanan yang
rendah lemak
- kurangi
mengkonsumsi
minuman yang
mengandung
kafein
- Mengidentifikasi Respon Kondisi klien - Bantu keluarga
masalah hipertensi Verbal menderita membandingkan apa yang
yang terjadi pada hipertensi telah dijelaskan dengan
anggota keluarga kondisi klien
- Motivasi keluarga untuk
mengidentifikasi masalah
yang timbul pada anggota
keluarga
- Bersama keluarga
menyimpulkan masalah
yang dihadapi oleh
anggota keluarga
- Beri reinforment positif
atas usaha yang dilakukan
keluarga
2. Selama 1 x 30 menit Respon Menyebutkan 1 - Jelaskan kepada keluarga
interaksi, keluarga Verbal dari dari 6 akibat akibat lanjut bila
mampu mengambil lanjut dari hipertensi tidak diobati
keputusan untuk hipertensi yang - Motivasi keluarga untuk
merawat anggota tidak diobati : menyebutkan kembali
keluarga yang - gangguan akibat lanjut dari
menderita hipertensi, jantung hipertensi jika tidak
dengan cara : - gangguan diobati
- Menyebutkan akibat ginjal - Berikan inforcement
lanjut hipertensi tidak - gangguan positif atas jawaban
diobati pembuluh keluarga yang tepat
darah
- stroke
- komplikasi
hipertensi
pada mata
- kesulitan
mengingat
dan focus
- Memutuskan untuk Respon Keluarga - Diskusikan kembali
merawat Tn. S dengan Verbal memutuskan untuk dengan keluarga
masalah hipertensi merawat anggota keinginan untuk merawat
dengan hipertensi anggota keluarga dengan
hipertensi
- Beri inforcement positif
atas keputusan keluarga
merawat anggota keluarga
dengan hipertensi
1. Setelah 1 x 30 menit Respon Menyebutkan cara - Diskusikan dengan
interaksi keluarga Verbal mengendalikan keluarga tentang cara
mampu merawat hipertensi : mengendalikan hipertensi
anggota keluarga - diet - Motivasi keluarga utuk
dengan hipertensi - olah raga dan menyebutkan cara
dengan cara : aktivitas fisik mengendalikan hipertensi
- Menyebutkan cara - obat hipertensi
perawatan hipertensi di - istirahat yang
rumah cukup
- konsumsi
makanan
rendah garam
- Membuat obat Psikomotor Keluarga dapat - Mendemonstrasikan pada
tradisional (terapi non mendemonstrasikan keluarga cara membuat
farmakologi) untuk cara membuat obat obat tradisional (terapi
menurunkan tekanan tradisional non farmakologi)
darah - Berikan kesempatan pada
keluarga untuk membuat
obat tradisional (terapi
non farmakologi)
- Pastikan keluarga akan
melakukan tindakan
tersebut secara rutin
4. Setelah 1 x 30 menit Psikomotor Keluarga mampu - Gali tingkat pengetahuan
interaksi, keluarga mendukung keluarga tentang penataan
mampu memodifikasi kesehatan lingkungan yang sehat
lingkungan yang lingkungan - Diskusikan tentang
mendukung kesehatan terutama bagi memodifikasi lingkungan
anggota keluarga yang anggota keluarga yang mendukung
sakit hipertensi yang sakit kesehatan anggota
keluarga yang menderita
hipertensi
- Jelaskan kepada keluarga
tentang pentingnya
lingkungan yang sehat
- Motivasi keluarga agar
dapat mempertahankan
lingkungan yang sehat
5. Setelah 1 x 30 menit Respon Manfaat kunjungan - Informasikan mengenai
interaksi keluarga Verbal fasilitas kesehatan : pengobatan dan
mampu - mendapatkan pendidikan kesehatan
memanfaatkan pelayanan yang dapat diperoleh
fasilitas kesehatan , kesehatan keluarga di
dengan cara : pengobatan klinik/puskesmas
hipertensi - Motivasi keluarga untuk
- Menyebutkan
- mendapatkan menyebutkan kembali
kembali manfaat
pendidikan hasil diskusi
kunjungan ke fasilitas
kesehatan - Beri reinforcement positif
kesehatan
tentang hasil yang dicapainya
hipertensi
- Memanfaatkan Respon - Keluarga - Memotivasi keluarga
pelayanan kesehatan Afektif dan membawa untuk memanfaatkan
dalam merawat Psikomotor anggota fasilitas kesehatan untuk
anggota keluarga yang keluarga yang control secara rutin
menderita hipertensi menderita
hipertensi ke - Berikan pujian atas hasil
pelayanan yang dicapai
kesehatan
secara rutin
setiap bulan
- Adanya kertu
berobat
2 Ketidakefektifan Tupan : Respon - Keluarga - Jelaskan secara detail
manajemen mampu
Setelah diberikan asuhan Verbal dengan menggunakan
kesehatan memahami bahasa yang mudah untuk
keperawatan keluarga
keluarga hipertensi, dipahami mengenai
selama 3 x interaksi
berhubungan penyebab, tanda hipertensi dan cara
diharapkan manajemen
dengan gejala, makanan merawat anggota keluarga
kesehatan keluarga efektif
ketidakmampuan yang boleh dan dengan hipertensi
keluarga dalam tidak boleh
mengenal masalah Tupen : dimakan serta
mengenai 1. Setelah 1 x 30 menit pencegahannya
hipertensi interaksi diharapkan
keluarga memahami
hipertensi dan cara
merawat klien dengan
hipertensi dengan
cara :
- Menyebutkan
pengertian hipertensi,
penyebab, tanda gejala,
makanan yang boleh
dan tidak boleh
dimakan serta
pencegahannya
Psikomotor - Diskusikan masalah-
2. Setelah 1 x 30 menit - Keluarga masalah atau hambatan
interaksi diharapkan mampu dalam pengobatan klien
keluarga mampu mengatasi kemudian berikan beberapa
merawat anggota masalah pilihan sebagai solusi dalam
keluarga yang masalah mangatasi masalah tersebut
hipertensi kesehatan - Jelaskan komplikasi yang
sesuai dengan dapat terjadi dalam jangka
anjuran waktu panjang
perawat
f. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan
oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan-
tindakan pada intervensi keperawatan yang di implementasikan yaitu tindakan
observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi (Friedman, 2010).
g. Evaluasi
1) Koping keluarga meningkat
2) Manajemen kesehatan keluarga efektif
3) Manajemen kesehatan efektif
4) Pemeliharaan kesehatan efektif
PATWAY HIPERTENSI
Vasokontrisi
HIPERTENSI
pemb. darah
TD meningkat >130/80 mmHg, sakit kepala,
pusing, rasa berat ditengkuk, lemah & lelah
CVP meningkat
Cenderung keluarga
yang mengaruh ke Kurangnya informasi (PMO)
perilaku yang buruk
Nadi perifer
terabalemah
Tidak memahami CRT > 3 deti
Pola perilaku kurang masalah yang diderita
mencari pantuan oleh anggota keluarga
kesehatan
MK : Penurunan
Curah Jantung
Aktivitas keluarga
Ketidakmampuan untuk mengatasi
masalah tidak tepat
bertanggung jawab
untuk memenuhi Mengabaikan hub.dg
praktik kesehatan anggota keluarga
(mentaati diet, tidak MK : Ketidakefektifan
merokok, makanan mamajemen kesehatan
berlemak) keluarga Gangguan individualisme
MK :
ketidakefektifan Melakukan rutinitas tanpa
Pemeliharaan memperdulikan kebutuhan klien
kesehatan ( interaksi/sosialisasi )
Hubungan keluarga
terganggu
Kesulitan dg program pengobatan
Yang sudah dijawalkan
Aktivitas sehari-hari Mengabaikan
dapat terganggu program pengobatan
Interaksi berkurang
MK : Ketidakefektifan
manajemen kesehatan
MK : Penurunan
koping keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta :
ECG.
Gayton, AC, Hall JE. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC