PATOGENESIS
Entamoeba histolytica mampu mencerna sel-sel manusia misalnya sel usus besar,
neutrofil dan sel-sel hati. amubiasis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu. Amubiasis primer
(terjadi pada usus) dan amubiasis sekunder (terjadi pada organ di luar usus). Amubiasis
primer umumnya menyerang jaringan usus besar yaitu sekum dan daerah rektosigmoid.
Trofozoit Entamoeba histolytica yang terdapat di jaringan usus dapat mengadakan
migrasi ke jaringan organ-organ lainnya terutama ke jaringan hati, paru dan otak.
Kerusakan jaringan dan organ-organ penderita akibat Entamoeba histolytica
dipengaruhi oleh keganasan atau virulensi strain Entamoeba histolytica penyebab
amubiasis dan dipengaruhi oleh tingginya daya tahan tubuh penderita dan keadaan usus
penderita.
Infeksi Entamoeba histolytica pada manusia dapat menunjukkan gejala klinis yang
bervariasi berupa gambaran karier yang asimtomatik, amubiasis simtomatik, disenteri
amubawi, atau gambaran amubiasis ekstra intestinal, misalnya amubiasis hati dan
amubiasis paru.
2. INFEKSI UMUM
Amubiasis Usus
Komplikasi. Penderita amubiasis hati yang tidak diobati dengan baik, akan dapat
mengalami komplikasi berupa proses lisis jaringan hati yang menyebabkan abses
menjadi pecah dan parasit akan menyebar. Jika abses hati di bagian kanan pecah,
hal ini akan menimbulkan kerusakan pada jaringan paru. Abses hati di daerah
hati sebelah kiri yang pecah dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan
lambung yang menimbulkan gejala muntah darah (hematemesis).
Amubiasis Paru
Amubiasis paru atau pulmonary amoebiasis dapat terjadi secara primer atau
sekunder. Amubiasis paru primer terjadi karena trofozoit amuba dapat
mencapai jaringan paru melalui sirkulasi darah portal sehingga mencapai kapiler-
kapiler paru. Pada amubiasis paru sekunder trofozoit berasal dari cairan abses
hati bagian kanan yang pecah. Abses hati yang pecah ke daerah paru akan
menyebabkan dahak berwarna coklat atau merah tua yang mengandung trofozoit.
Jika abses pecah ke dalam rongga pleura, hal ini dapat menimbulkan terjadinya
empiema toraks, sedangkan jika abses pecah ke daerah diafragma akan
menyebabkan terjadinya abses subfrenik. Peritonitis umum dapat timbul jika
abses yang pecah mengalirkan isinya ke daerah peritoneum.
Amubiasis otak
Amubiasis otak (cerebral amoebiasis) pada umumnya merupakan abses tunggal
berukuran kecil yang terjadi sebagai akibat komplikasi abses hati atau abses paru.
Amubiasis kulit
Amubiasis kulit umumnya terjadi pada jaringan kulit yang berada di dekat tempat
keluarnya cairan abses hati, abses apendiks atau pada waktu dilakukan operasi
usus. Jaringan kulit yang terserang akan mengalami nekrosis yang disebabkan
oleh trofozoit yang terdapat di jaringan kulit.
Amubiasis limpa
Amubiasis limpa terutama terjadi akibat komplikasi amubiasis hati, atau secara
langsung dapat disebabkan oleh penyebaran trofozoit Entamoeba histolytica yang
berasal dari daerah kolon.
4. Diagnosis
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan darah : Pemeriksaan darah penderita amubiasis akut menunjukkan
gambaran darah berupa leukositosis
Diagnosis pasti amubiasis hati dapat ditetapkan jika dapat ditemukan parasit
amuba (trofozoit) pada jaringan hasil biopsi atau cairan abses.
Diagnosis pasti amubiasis paru dapat ditetapkan dengan menemukan trofozoit
Entamoeba histolytica pada dahak penderita (Pemeriksaan serologi, uji
intradermal dan pemeriksaan radiologi).
5. Pengobatan amubiasis
Metronidazol (amubiasis usus dan amubiasis hati)
- Amubiasis usus. Dosis dewasa metronidazol adalah 3 x 750 mg per hari
selama 10 hari, sedangkan dosis anak adalah 15 mg/kg berat badan yang 3 x 1
atau 50 mg per kilogram berat badan per hari yang diberikan selama 10 hari.
- Amubiasis hati. Selain dengan dosis yang sama dengan dosis untuk untuk
amubiasis usus, metronidazol juga dapat diberikan dengan dosis 1,5 gram
sampai 2,5 gram sekali sehari, selama 2-3 hari pengobatan.
References
Soedarto. (2012). BUKU AJAR PROTOZOOLOGI KEDOKTERAN. Surabaya.