BAB II Tentang Pariwisata
BAB II Tentang Pariwisata
BAB II
melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu
tempat lain yang didorong oleh rasa ingin tahu untuk merasakan atau mengalami
pengutamaan bagian tertentu dari definisi tersebut berdasarkan sudut pandang atau
kepentingannya.
1, Pasal 1 Ayat 3) adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
31
32
keunikkan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
sebagai berikut:
2. Jasa Boga dan Restoran, industri jasa di bidang penyelenggaraan makanan dan
3. Transportasi dan Jasa Angkutan, industri usaha jasa yang bergerak di bidang
Suatu objek wisata atau destination, harus meliputi 5 (lima) unsur yang
penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya, maka
1. Attractions
1
E. Brahmanto, 2015, “Magnet Paket Wisata dalam Menarik Kunjungan Wisatawan
Asing Berkunjung ke Yogyakarta”, Jurnal Media Wisata Vo.13.No.2, hal. 9
33
mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-ciri khas
yang menarik wisatawan adalah : (a) Keindahan alam, (b) Iklim dan cuaca, (c)
2. Facility
fasilitas harus cocok dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan
3. Infrastructure
bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk
a. Sistem pengairan/air
Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat diperlukan. Seperti
penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari.
tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak (peak
menerus.
c. Jaringan komunikasi
Walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri dari situasi biasa yang
e. Jasa-jasa kesehatan
Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang
geografis lokal.
f. Jalan-jalan/jalan raya
Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan :
4) Membuat jalan raya dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai
4. Transportation
kriminalitas.
c. Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan
tarif.
g. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan
pengangkutan lokal.
wisatawan asing. Saat ini kita mengetahui bahwa banyak sekali tempat wisata
yang rusak. Kerusakan ini dapat terjadi akibat dua faktor, yaitu faktor alami
Indonesia.
tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk
sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam,
kota.
kelelahannya.
mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah lain,
2
Janianton Damanik dan Helmut F. Weber, 2006, Perencanaan Ekowisata: dari Teori ke
Aplikasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, hal. 34
37
masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau untuk ikut serta
peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan lain-
lain.
karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan
perjalanan.
Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang
3
O.A. Yoeti, 2012, Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata, Pradnya
Paramita, Jakarta, hal. 87
38
dapat diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung
memberikan pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana
angkutan wisata, hitel dan jenis akomodasi lainnya, bar dan restorant, serta
kepariwisataan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata.
4
Ibid, hal. 90
39
berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu
daerah tujuan wisata, tetapi fungsi lebih penting adalah agar wisatwan lebih
dikunjungi.
1. Wisatawan
ekonomi, budaya, dan sebagainya. Dengan motif dan latar belakang yang
produk dan jasa wisata. Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk
berdampak langsung pada kebutuhan wisata, yang dalam hal ini permintaan
wisata.
2. Industri Pariwisata
b. Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada produk-
5
Ibid
40
kerajinan tangan, penerbit buku atau lembar panduan wisata, penjual roti,
dan lain-lain.
produk dan jasa wisata tetapi seringkali bergantung kepada wisatawan sebagai
jasa fotografi, jasa kecantikan, olahraga, usaha bahan pangan, penjualan bahan
4. Pemerintah
Selain itu, pemerintah bertanggung jawab dalam menentukan arah yang dituju
masing.
5. Masyarakat Lokal
wisata, menjadi salah satu peran kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya
masyarakat.
tempat asalnya menuju tempat wisata yang diinginkannya, hingga kembali lagi ke
tempat asalnya. Dalam proses tersebut, terdapat berbagai bidang jasa pariwisata
pemandu wisata, apabila diperlukan. Biro Perjalanan Wisata sebagai salah satu
daya tarik pariwisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan
bidang-bidang tersebut, yang terdiri dari Biro Perjalanan Wisata dan Agen
Perjalanan Wisata. Namun dalam peraturan ini tidak dijelaskan mengenai definisi
mendesain berbagai macam produk wisata dari berbagai jasa pariwisata yang ada,
menjadi sebuah paket perjalanan wisata yang menarik untuk wisatawan. Produk
wisata yang terdapat dalam paket tersebut umumnya berupa jasa akomodasi dan
transportasi.6
penyelenggaraan perjalanan wisata atau paket wisata atas inisiatif sendiri dan
Perjalanan wisata atau Tour Operator, tidak selalu suatu perusahaan perjalanan,
yang bertujuan untuk menjual tempat duduk (seats) pesawatnya. Atau dapat pula
berupa suatu hotel yang terletak dalam suatu “tourist resort”, yang bertujuan
6
I Gde Pitana, dan I Ketut Surya Diarta, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, CV. Andi
Offset, Yogyakarta, hal. 64
7
I Gusti Putu Bagus Sasrawan Mananda, 2011, “Studi Kelayakan Pendirian PT. Medussa
Multi Bussines Center (MMBC) Sumanda Tour & Travel di Bali (Kajian Aspek Pasar Finasial)”,
(tesis) Program Studi Magister (S2) Manajemen Pascasarjana Universitas Udayana
8
Oka A. Yoeti, 2009, Tours and Travel Management, Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 30
43
Biro Perjalanan wisata memiliki peran yang penting dalam suatu kegiatan
pariwisata, menurut mereka “This is the party, regardless of name, who organizes
the package, that is selects and arranges the components. The tour operator may
berjudul travel and tourism menjelaskan bahwa “Tour Operator is a company that
creates (packages) or markets inclusive tours, selling them through Travel agent
or directly to the public that may perform tour services or sub-contract for such
services.”10
lainnya, dan dikemas dalam suatu paket wisata yang dijual langsung kepada
wisatawan ataupun disalurkan melalui travel agent dan apabila paket wisata
tersebut sudah laku terjual, maka Biro Perjalanan Wisata wajib untuk
melaksanakan tour tersebut kepada wisatawan, sesuai dengan tour itinerary yang
telah disepakati.
tarik wisata yang dapat dijual untuk menambah devisa negara. Potensi tersebut
9
Siti Nurhayati, 2009, “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa Biro
Perjalanan Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”,
Jurnal, Volume 2 Nomor 2, Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan
10
Ibid
44
Tahun 2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
tujuan wisata hingga kembali ke negara asalnya yang melibatkan berbagai hal
Wisatawan adalah faktor utama penentu maju atau mundurnya suatu industri
pariwisata. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang peranan yang sangat
penting dalam menarik minat wisatawan berkunjung pada suatu daerah tujuan
wisata.11
penting karena dapat memberikan suatu pelayanan yang nyata bagi wisatawan,
Biro Perjalanan Wisata karena lebih praktis dalam melakukan kegiatan wisata.
Untuk memberikan suasana yang nyaman bagi para wisatawan dalam berwisata,
11
Ike Janita Dewi, 2011, Implementasi dan Implikasi Kelembagaan Pemasaran
Pariwisata Yang Bertanggungjawab (Responsible Tourism Marketing), Pinus Book Publisher,
Jakarta, hal. 36
45
1. Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri atas dasar permintaan.
12
O.A. Yoeti, 2012, Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata, Pradnya
Paramita, Jakarta, hal. 153
46
information), literature, atau buku panduan lainnya tentang hal-hal yang boleh
destinasi pariwisata.
kompetensinya.
berwisata.
usaha perjalanan ke dalam negeri dan atau di dalam negeri dan atau ke luar
negeri.
3. Cabang Biro Perjalanan Umum adalah salah satu unit usaha Biro Perjalanan
lainnya atau perorangan, yang ditunjuk oleh suatu Biro Perjalanan Umum
13
Ibid, hal. 27
48
untuk tujuan pariwisata (tours) atas inisiatif dan risiko sendiri, dengan tujuan
berikut:15
1. Agent Perjalanan
a. Pemesanan tiket angkutan udara, laut, darat naik dalam negeri maupun
luar negeri.
lainnya.
sarana wisata, objek, dan daya tarik wisata yang dikemas, dalam bentuk
paket wisata.
14
Ibid, hal. 30
15
O.A. Yoeti, 2010, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung, hal. 11
49
1. Intermediary (Perantara)
umumnya.
b. Cara berpergian
d. Akomodasi
g. Acara hiburan/tontonan
wisata
2. Organiser (Organisir)
Selain menjual produk wisata milik orang lain, dapat juga membuat
16
Ibid, hal. 12
50
perencana, pelaksana, dan perantara dari agen perjalanan. Dengan kata lain,
biro perjalanan wisata dapat menjadi agen perjalanan, tetapi agen perjalanan
tidak bisa menjadi biro perjalanan wisata. Jadi, yang dimaksud dengan biro
perjalanan wisata dalam penelitian ini adalah perusahaan yang usaha tujuan
environment (global and local) and the many millions of people who participate
in the sector as consumers and suppliers”.17 Sehingga dalam hal ini, biro
jasanya dan berpartisipasi aktif untuk menjaga daerah tujuan wisata yang
dikunjunginya.
memiliki ijin usaha yang disebut Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP).
17
World Tourism Organization, 2010, Joining Forces Collaborative Processess for
Sustainable and Competitive Tourism, World Tourism Organization, Madrid, hal. 1
51
resmi yang membuktikan bahwa usaha pariwisata yang dilakukan oleh pengusaha
(Pasal 6 ayat 2)
apabila ada.
c. Surat Pernyataan tertulis yang menyatakan bahwa data dan dokumen yang
Wisata dapat mendirikan kantor cabang di ibukota provinsi dan dapat membuka
gerai jual yang belum memiliki kantor cabang. Cabang Biro Perjalanan Wisata
memiliki kegiatan yang sama dengan Biro Perjalanan Wisata Pusat, sedangkan
kegiatan gerai jual hanya dapat melakukan penjualan terhadap paket wisata yang
dibuat oleh Biro Perjalanan Wisata serta menyediakan jasa pelayanan, pemesanan
akomodasi, tempat makan, tempat konvensi, dan tiket pertunjukan seni budaya,
52
dengan beberapa pihak agar program yang dibuat dapat berjalan dengan lancar.
1. Airlines/maskapai penerbangan
udara, dimana jasa mereka akan sangat dibutuhkan jika program yang
ditangani oleh sebuah Biro Perjalanan Wisata jaraknya sangat jauh dan akan
laut.
2. Penginapan/Hotel
wisata yang dibuat dan diselenggarakannya. Selain itu, suatu usaha jasa
kamar hotel oleh konsumen dan akan mendapat komisi sesuai dengan
4. Rumah makan/Restaurant
(meals) dan akan sangat dibutuhkan karena pada hakikatnya setiap peserta
5. Guide/Pemandu Wisata
memiliki tugas untuk menjelaskan setiap hal yang berkaitan dengan perjalanan
wisata itu sendiri baik selama di perjalanan maupun setelah tiba di obyek
wisata. Beberapa jenis guide menurut spesialisasi dan lisensi yang dimiliki:
c. Lokal guide (guide yang hanya memiliki lisensi pada sebuah obyek wisata
saja)
b. Paspor
54
c. Fiskal
7. Tour leader
mengatur setiap jadwal yang tercantum dalam itinerary agar perjalanan wisata
8. Porter
dari satu tempat ke tempat lain. Biasanya porter dapat dijumpai di Airport,
9. Art shop
biasanya harus ada dalam sebuah paket perjalanan wisata. Hal tersebut
perjalanan berakhir.
fisik, anak-anak, dan lanjut usia berhak mendapatkan fasilitas khusus sesuai
dengan kebutuhannya.
Biro Perjalanan Wisata sebagai salah satu pelaku usaha yang bergerak di
bidang usaha jasa perjalanan wisata, dianggap memiliki peranan penting untuk
hukum dengan segala hak dan kewajiban yang melekat padanya, yang harus
Berkewajiban untuk melindungi Warga Negara maupun Orang Asing yang berada
menyatakan bahwa:18
1. Penyusunan Standar Usaha Pariwisata untuk setiap bidang usaha, jenis usaha
pengelolaan usaha.
Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Usaha Jasa Perjalanan Wisata sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 ayat (3) maka Pemerintah melalui
Permenparekraf Nomor 4 Tahun 2014 ini merupakan dasar peraturan yang jelas
yang mengatur secara detail tentang standar yang harus dipenuhi oleh Biro
18
Ike Janita Dewi, 2011, Op. Cit, hal. 41
57
Pariwisata yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan Usaha Jasa
Perjalanan Wisata”. Sehingga secara garis besar, dalam Pasal 2 dinyatakan bahwa
Usaha Jasa Perjalanan Wisata tercantum dalam Pasal 7 ayat (1), yang menyatakan
bahwa “Setiap Usaha Jasa Perjalanan Wisata, termasuk kantor cabang Usaha Jasa
Perjalanan Wisata, wajib memiliki Sertifikat Usaha Jasa Perjalanan Wisata dan
dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini. Kesadaran akan
pentingnya keselamatan harus dipahami oleh Biro Perjalanan Wisata tetapi juga
oleh wisatawan. Oleh karena itu, penerapan standarisasi yang ditetapkan oleh
pelayanan maupun pengelolaan dan mendorong daya saing secara positif antar
58
Biro Perjalanan Wisata. Sertifikat Usaha Jasa Perjalanan Wisata ini adalah sesuatu
yang harus dimiliki oleh setiap usaha jasa perjalanan wisata, yang apabila tidak
Pemenuhan dan pelaksanaan Standar Usaha yang wajib dipenuhi oleh Biro
Nomor 4 Tahun 2014, berkaitan erat dengan paket wisata yang disediakan oleh
Biro Perjalanan Wisata. Paket wisata merupakan hasil dari berbagai produk
wisata. Produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau
nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.
Menurut Muljadi A.J., Produk wisata adalah kumpulan dari berbagai macam jasa
dimana antara satu dan lainnya memiliki keterkaitan dan dihasilkan oleh berbagai
wisata, angkutan wisata, dan perusahaan lainnya yang terkait. Sehingga dalam
pelayanan yang terbaik, karena mereka tergabung dalam suatu paket wisata, yang
apabila salah satu memberikan kesan yang buruk maka akan berdampak pada
wisata tersebut.
19
Ibid, hal. 54
20
Ibid
59
2. Produksi dan konsumsi terjadi pada saat dan tempat yang sama, karena tanpa
4. Konsumen tidak dapat mencoba contoh produk itu sebelumnya, atau bahkan
5. Hasil suatu produk wisata tergantung pada tenaga manusia dan hanya sedikit
demikian, karena adanya produk wisata ini sangat bergantung kepada adanya
Paket wisata merupakan hasil yang jelas atau produk dari suatu industri
suatu tempat. Berkaitan dengan produk yang dihasilkan oleh Biro Perjalanan
5. BPW menggunakan jasa tenaga pemandu wisata mandiri atau menjadi bagian
tidak kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan
karyawan atau hal-hak lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan
komunikasi.
kemampuan pegawai.
pelanggan.
Pelayanan merupakan hal yang paling penting dalam usaha yang memiliki
komoditas utama berupa jasa. Dengan pelayanan yang ramah dan menyenangkan,
sebuah kota, seperti layanan keamanan dari polisi dan pemadam kebakaran,
61
kesehatan dan sanitasi, dan fasilitas publik lainnya, sampai dengan pelayanan dari
pelaku usaha maupun masyarakat sekitar, yang membuat suatu destinasi berkesan
untuk dikunjungi.
pelayanan fisik tetapi juga termasuk adanya perasaan aman serta nyaman yang
dihadapi dalam memenuhi segala bentuk permintaan dan perlindungan yang dapat
diberikan kepada wisatawan demi menjaga nama baik perusahaan serta tetap
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, pertumbuhan pariwisata tahun 2013 mencapai
Tourism Board (BTB) dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali.
atraksi wisata, wisata bahari dan asosiasi perjalanan wilayah Asia Pasifik. Setiap
menjadi penghubung antara pengguna dan penyedia jasa dengan mengatur atau
2015, keanggotaannya mencapai 375 (tiga ratus tujuh puluh lima) biro perjalanan
wisata. Sebanyak 323 (tiga ratus dua puluh tiga) perusahaan merupakan biro
21
ASITA Bali, 2015, About Us, http://www.asitabali.org/aboutus.htm, diakses tanggal 23
Oktober 2017
63
dan outbound. Jumlah ini belum termasuk, biro perjalanan wisata yang tidak
baik antara perusahaan lokal maupun cabang dari perusahaan di luar Bali dan luar
Jakarta, antara lain Panorama, Pacto, Wita, Antavaya, Smiling, Dwidaya dan
Bayu Buana. Beberapa biro perjalanan wisata di Bali sebagai cabang dari luar
negeri, diantaranya Exotissimo, Asian Trails, Indo-Cina Services (ICS) dan Japan
Travel Bureau (JTB). Biro perjalanan wisata sebagai cabang perusahaan dari luar
Bali dan luar negeri ini bersaing dengan perusahaan lokal yang hanya memiliki
baik dalam negeri maupun luar negeri, memiliki kemampuan lebih, terkait dengan
unggul dibandingkan perusahaan lokal yang berdiri sendiri. Kondisi ini dipicu
oleh komponen industri pariwisata yang memberi peluang lebih besar kepada biro
kekuatan tersendiri.
22
Ibid.
23
Bali Ijin, “Izin Usaha Travel atau BPW di Bali Harus Kedepankan Legalitas”,
baliijinusaha.com, 30 Oktober 2012, http://baliijinusaha.com/area-badung/izin-usaha-travel-
atau-bpw-di-bali-harus-kedepankan-legalitas, diakses pada tanggal 1 April 2014
64
Persaingan tidak saja terjadi di antara biro perjalanan wisata, namun keberadaan
wisata, kini dilakukan dengan mudah melalui internet, sehingga wisatawan bisa
mendorong kemunculan Online Travel Agent (OTA). OTA menjual produk wisata
melalui teknologi internet, sehingga bisa diperbaharui setiap saat dan diakses
secara cepat. Beberapa OTA yang populer di Bali, yaitu Agoda, Booking.com dan
Expedia. Ketiga OTA merupakan ancaman utama bagi biro perjalanan wisata
teknologi internet.24
wisata dari biro perjalanan wisata bisa dipasarkan melalui internet dalam bentuk
World Wide Web atau Web Site. Namun demikian, dalam menampilkan paket
24
Bali Post, “Disparda Bali Jaring Puluhan Biro Perjalanan Wisata Ilegal”, balipost.com, 6
Juli 2010, http://www.balipost.com/mediadetail.php? module= detailberita& kid= 10&id=38311,
diakses pada 7 Maret 2014
65
wisata, pemberian informasi yang berkualitas pada web site merupakan hal utama,
paket wisata. Paket wisata merupakan hasil kemasan dari beberapa produk
maupun tren pasar. Berbagai produk dari komponen industri pariwisata dikemas
menjadi paket wisata. Biro perjalanan wisata menjual paket wisata berdasarkan
product bundle pricing, dengan demikian keuntungan yang diperoleh lebih besar
maksimal, namun tetap menjadi pesaing yang berat bagi perusahaan. Wisatawan
mudah mendapatkan informasi melalui internet secara cepat dan lebih murah
wisata pada internet lebih lengkap dibandingkan yang diperoleh dari perusahaan.
yaitu produk, penjualan dan operasi, tidak berjalan dengan maksimal. Hambatan
yang bersifat regular, penting atau mendesak, tidak mendapatkan perhatian secara
25
O.A. Yoeti, 2009, Op. Cit, hal. 58-59
66