Anda di halaman 1dari 22

Karya Tulis Ilmiah

PENTINGNYA KEADILAN HAK ASASI MANUSIA

i
ABSTRAK

Hak Asasi manusia adalah hak dasar atau kewarganegaraan yang melekat pada individu
sejak ia lahir secara kodrat yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang
tidak dapat dirampas dan dicabut keberadaannya dan wajib dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan
perlindungan harkat dan martabat manusia.Indonesia merupakan negara yang
berlandaskan atas hukum. Sehingga Negara Indonesia wajib memberi perlidungan Hak
Asasi Manusia kepada setiap masyarakatnya. Sementara negara hukum adalah negara
yang berdasarkan pada kedaulatan hukum. Hukumlah yang berdaulat. Negara adalah
merupakan subjek hukum, dalam arti rechtstaat. Karena negara itu dipandang sebagai
subjek hukum, maka jika ia bersalah dapat dituntut di depan pengadilan karena perbuatan
melanggar hukum.

Kata kunci: HAM, Hukum.

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
BAB II ......................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
A. Pengertian Hak Asasi Manusia ............................................................................. 4
B. Sejarah Umum Hak Asasi Manusia ...................................................................... 5
C. Ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM) .............................................................. 8
D. Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM) ......................................................... 8
E. Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) .......................................................... 11
F. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ............................................................ 14
BAB III ...................................................................................................................... 15
PENUTUP ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya serta Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pentingnya Keadilan Hak Asasi
Manusia “ dengan sebaik mungkin dan tepat waktu.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mengalami kendala, namun berkat
bantuan, bimbingan, dan saran-saran yang berharga dari berbagai pihak serta tidak luput
dari berkah Allah SWT sehingga karya ilmiah ini dapat selesai. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
terutama kepada Bapak/Ibu Dosen Pengampu selaku dosen mata kuliah

Semoga dengan bimbingan dan motivasi yang telah diberikan bernilai ibadah dan
mendapat balasan yang berlimpah dari Allah SWT, aamiin. . Penulis menyadari bahwa
karya ilmiah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan sangat bermanfaat untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Besar harapan penulis, karya ilmiah bisa berguna bagi para pembacanya.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi
kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di
seluruh penjuru dunia. Konsepsi HAM dan demokrasi dalam perkembangannya
sangat terkait dengan konsepsi negara hukum. Dalam sebuah negara hukum,
sesungguhnya yang memerintah adalah hukum, bukan manusia1.
Perlindungan bagi setiap warga negara merupakan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh suatu negara. Begitu juga negara Indonesia yang wajib melindungi
setiap warga negaranya dimanapun berada. Hal ini sesuai dengan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI
Tahun 1945) Alinea ke 4 (empat).
Lebih lanjut perlindungan negara terhadap warga negaranya berlaku
dimanapun dia berada di seluruh penjuru dunia karena perlindungan yang
diberikan merupakan salah satu hak warga negara yang diejewantahkan dalam
Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945 Pasal 28D ayat (1) yang menyatakan bahwa
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”. Oleh karena itu
dengan adanya perlindungan WNI di manapun dia berada, negara bukan hanya
memenuhi kewajibannya namun juga telah memenuhi hak asasi manusia warga
negara tersebut.
Pada dasarnya seseorang yang berada di dalam wilayah suatu negara
secara otomatis harus tunduk pada ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam
wilayah negara tersebut 2. Namun, meskipun warga negara asing harus tunduk
pada ketentuan yang berlaku di negara tempat ia berada, mereka tetap berada
dalam perlindungan negara asalnya 3.

1
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Konstitusi Press, 2005, hlm. 152
2
B Sen, A Diplomat’s Handbook on International Law and Practice, (The Hague: Martinus Nijhoff, 1965),
hlm. 279.
3
L Oppenheim, International Law, a Treatise, Volume I, Peace, (London: Longmans, 1967), hlm. 686

1
Pengakuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia merupakan salah satu
ciri dari negara hukum.Negara Indonesia merupakan negara yang berlandaskan
atas hukum sesuai dengan bunyi pasal 1 ayat 3 UUD 1945 “Negara Indonesia
adalah negara hukum”. Hak Asasi manusia adalah hak dasar atau
kewarganegaraan yang melekat pada individu sejak ia lahir secara kodrat yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat dirampas dan
dicabut keberadaannya dan wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan
harkat dan martabat manusia. Selain dari pada itu, Indonesia wajib melaksanakan
perlindungan dan penegakan HAM untuk warga negaranya karena Indonesia telah
pelakukan perjanjian-perjanjian Internasional dalam masalah penegakan HAM.
Tuntutan terhadap penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia
telah mendorong lahirnya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia yang kemudian diikuti oleh UndangUndang Nomor 26 tahun 2000
mengenai Pengadilan Hak Asasi Manusia yang dimaksudkan untuk menjawab
berbagai persoalan pelanggaran hak asasi manusia 81 khususnya pelanggaran hak
asasi manusia berat.4
Banyak perkara yang telah masuk ke pengadilan hak asasi manusia, yang
terdiri atas Dua belas (12) perkara pelanggaran hak asasi manusia berat di Timor-
Timur, empat (4) Perkara peristiwa Tanjung Priok dan dua (2) Perkara
pelanggaran hak asasi manusia berat di Abepura ,Papua tidak menghasilkan
keputusan yang memuaskan rasa keadalan khususnya bagi para korban
pelanggaran hak asasi manusia berat tersebut.
Seperti telah uraikan di atas, Indonesia merupakan negara yang
berlandaskan atas hukum. Sehingga Negara Indonesia wajib memberi perlidungan
Hak Asasi Manusia kepada setiap masyarakatnya, hal itu merupakan konsekuensi
dari negara hukum. Hal-hal yang telah dikemukakan diatas, yang akan menjadi
pembahasan tulisan ini.

B. Rumusan Masalah

4
Chainur Arrasjid, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, 2000, h. 14

2
Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang telah dikemukakan diatas,
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap
penegakan perlindungan Hak Asasi Manusia ?
2. Bagaimana pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab
Pemerintah dalam penegakan keadilan Hak Asasi Manusia di
Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui upaya pemerintah terhadap penegakan
perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab
Pemerintah dalam penegakan perlindungan Hak Asasi Manusia di
Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia


Istilah Hak Asasi Manusia dalam suatu negara pada hakikatnya memiliki
pengertian yang hampir sama, meskipun masing-masing negara menggunakan
bahasa yang berbedabeda. Misalnya HAM Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Human rights atau fundamental rights, sedangkan bahasa perancis disebut des
droits de l’homme. Definisi Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang mahaesa
anugrah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
hakekat dan martabat manusia. Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang
dimiliki oleh manusia sesuai dengan kodratnya. Hak Asasi Manusia meliputi hak
hidup, hak kemerdekaan atau kebebasan, hak milik dan hak-hak dasar lain yang
melekat pada diri manusia dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain.
Dengan demikian hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara
kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng. Oleh karena
itu, HAM harus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan,
dikurangi atau dirampas oleh siapapun.
Dalam salah satu dokumen yang diterbitkan oleh PBB, kita dapat
menemukan definisi HAM yang lebih singkat, yaitu: Human rights could be
generally defined as those rights which are inherent in our nature and without
which we cannot live as human beings”. Dalam konteks ini, HAM dapat
didefinisikan sebagai hak-hak yang bersifat melekat (inherent), yang secara
alamiah manusia tidak dapat hidup tanpa adanya hak-hak tersebut.5
Sebuah postulasi pemikiran yang diajukan oleh John Locke bahwa semua
individu dikaruniai hak oleh Tuhan yang melekat atas hidup, kebebasan dan
kepemilikan yang tidak dapat dicabut oleh negara sekalipun. Melalui suatu
kontrak sosial perlindungan atas hak-hak yang tidak dapat dicabut ini diserahkan

5
H.A Prayitno dan Trubusra Hardiansah, Kebangsaan, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, (Jakarta:
Universitas Tri Sakti, 2008), h.127.

4
kepada negara dengan tujuan agar negara dapat menjamin dan melindungi
terlaksananya hak-hak tersebut. Jika sampai negara mengabaikan hak-hak
tersebut maka oleh Locke diperbolehkan untuk menurunkan sang penguasa dan
menggantinya dengan suatu pemerintahan yang bersedia untuk menghormati dan
menjamin hak-hak tersebut.

B. Sejarah Umum Hak Asasi Manusia


Pada tahun 1948 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa telah
menyetujui Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang berisikan suatu daftar
hak-hak dasar manusia sebagai “suatu standar prestasi bersama bagi semua orang
dan semua bangsa” (mukadimah). Semenjak itu, telah disetujui banyak instrumen
tambahan, yang brupa perjanjian-perjanjian internasional yang menurut hukum
bersifat inklusif ataupun deklarasi-deklarasi yang tidak mengikat yang bersifat
global maupun regional. Naskah-naskah ini menyajikan rincian lebih lanjut
mengenai hak-hak yang telah di sebutkan dalam Universal Declaration Human
Rights, atau membahas hak-hak tambahan. 6
Selain itu beragam muatan hak asasi manusia juga telah di catat dalam
beberapa belahan dunia seperti di Inggris, Amerika serikat dan Perancis 7. Meski
pengertian hak-hak asasi manusia baru dirumuskan secara eksplisit di abad ke 18,
asal mula pendapat dari segi hukum dan prinsip yang menjadi dasarnya sudah
ekstensif lebih jauh ke belakang dalam sorotan sejarah.
Dalam berbagai kitab perjanjian lama, sudah sejak sebelum doktrin
tentang hak-hak asasi manusia, terdapat prinsip-prinsip, dan terutama prinsip
egaliteran. Akan tetapi, penulisan sejarah tentang perkembangan konsepsi hak-
hak asasi manusia dimulai pada zaman kebudayaan Yunani, dalam rangka
timbulnya teori hukum kodrat pada periode 600 sampai 400 SM. Penemuan
berdasarkan hukum kodrat menyebabkan pula para ahli filsafat Yunani menerima
hukum tidak berubah untuk kehidupan bermasyarakat, berdasarkan akal sehat
manusia pengakuan dari hukum ini yang di simpulkan dari tata tertib alami

6
Adnan Buyung Nasution, Peter Baehr, Pieter Van Dijk, Leo Zwaak, “Instrumen Internasional Poko Hak-
Hak Asasi Manusia,”, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997), h. xv
7
Dr. Tommy Sihotang, S.H. Ll.M., Ketika Komandan Didakwa Melanggar Hak Asasi Manusia, ( Jakarta:
Perum Percetakan Negara RI, 2009), h.37.

5
menghasilkan pendapat bahwa “Manusia itu sama menurut sifatnya.” Pendapat
ini kemudian diambil alih oleh Stopa, ajaran filsafat yang berpengaruh besar atas
filsafat Negara dan hukum Romawi. Sezabo memang menunjukan dengan tepat
bahwa pada zaman Yunani kuno dan Romawi, perbudakan dalam sistem hukum
yang bersangkutan diakui dan persamaan alami manusia sama sekali bukan
merupakan realitas yuridis, meskipun demikian, dasar filsafat hukum untuk
persamaan tersebut sudah di letakan di zaman tersebut. 8
Sebelum terbentuknya Universal Declaration Of Human Right, secara
historis sebenarnya terdapat beberapa ketentuan yang mengatur mengenai hak
asasi manusia. Adapun ketentuan-ketentuan yang di maksud antara lain adalah:
1. Magna Charta, Inggris (1215)
Magna Charta ini di keluarkan tahun 1215 di Inggris dan sering
disebut cikal bakal hak asasi manusia, meskipun sebenarnya kurang tepat.
Magna Charta sesungguhnya hanya berisi “konspirasi politik” antara raja
John dengan para bangsawan tentang pembagian kekuasaan, khususnya
dalam rangka mengurangi kekuasaan raja. Yang diperjuangkan adalah
kepentingan para bangsawan, sekalipun di dalamnya menyangkut
beberapa hak dan kebebasan rakyat. Prinsip-prinsip yang dikemukakan
oleh para bangsawan Ingris adalah mengatur mengenai pembatasan
kekuasaan raja, sedangkan hak asasi manusia lebih penting dari pada
kekuasaan raja, dan perlindungan hak-hak warga negara yang selalu di
dasarkan pada ketentuan hukum.
2. Bil Of Rights, Inggris (1689)
Bil Of Rights muncul sebagai akibat dari “Glorius Revolution”
(revolusi tanpa pertumpahan darah) pada tahun 1688 yang merupakan
hasil perjuangan parlemen melawan raja-raja pemerintahan Dinasti Stuart
dan menundukan Monarki di bawah kekuasaan parlemen Inggris. Inti yang
terdapat dalam Bil Of Rights adalah sebuah undang-undang regulasi yang

8
Adnan Buyung Nasution, Peter Baehr, Pieter Van Dijk, Leo Zwaak (Instrumen Internasional Poko Hak-
Hak Asasi). h. 11-12.

6
menyatakan tentang hak-hak dan kebebasan warga negara dan
menentukan pergantian raja. 9
3. Declaration of Independence, USA (1776)
Deklarasi kemerdekaan merupakan alasan masyarakat Amerika
untuk melepaskan diri dari kekuasaan Inggris yang terjadi pada Tahun
1776. Isi dari deklarasi ini sebenarnya diambil dari ajaran John Locke
(1689- 1755), dan JJ.Rosusseau (1712-1778). Perumus deklarasi ini
adalah Thomas Jefferson, seseorang yang kemudian menjadi presiden
Amerika Serikat, yang antara lain berbunyi sebagai berikut (Mansyur
Effendi: 2005):
“Kami menganggap kebenaran-kebenaran (berikut) ini
sudah jelas dengan sendirinya: bahwa semua manusia di ciptakan
sama; bahwa penciptanya telah menganugerahi mereka hak-hak
tertentu yang tidak dapat di cabut; bahwa di antara hak-hak ini
adalah hak untuk hidup, bebas dan mengejar kebahagiaan. Bahwa
untuk menjamin hak-hak ini orang mendirikan pemerintahan,
yang memperoleh kekuasaan yang benar berdasarkan persetujuan
(kawula) yang di perintahnya. Bahwa kapan saja suatu bentuk
pemerintahan merusak tujuan-tujuan ini, rakyat berhak untuk
mengubah atau menyingkirkannya.”

4. Bill Of Right USA.


Suatu naskah yang disusun oleh rakyat Amerika pada tahun 1789.
Hal ini sama dengan deklarasi Perancis dan menjadi bagian dari Konstitusi
Amerika pada tahun 1791. Ide-ide Bill Of Right USA merupakan bagian
dari sentuhan-sentuhan kontribusi para pemikir filosofi dan politik
Perancis, seperti Charles Schondat Baron Labrede Et De Montesquieu
(1688-1755) melalui bukunya Letters Persanes (1714) dan L’esperit Des
Lois (1748) dan J.J Rousseau (1746- 1827) dalam bukunya Le Contrac

9
H.A Prayitno dan Trubusrahardiansah (Kebangsaan, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, Universitas Tri
Sakti Jakarta, Juni 2008). h.129.

7
Social ke koloni-koloni di Amerika, pada giliranya merupakan umpan
balik yang menyulut Revolusi Perancis10. Secara garis besar Biil of Rights
USA, memuat: (a) equaliti before the law; (b) due process of law; (c)
freedom from arbitrary arrest and inprisonment; (d) presumption of
inocence; (e) fair trial; (f) freedom of assembly, speech, and conscience.
Dalam perkembangannya, Bill of Rights ini diamandemenkan
khususnya pada pasal 1, 4 dan 5, yaitu (a) Melindungi kebebasan
beragama, kebebasan pers, kebebasan menyatakan pendapat, hak
berseikat; (b) Melindungi individu terhadap penggeledahan dan
penangkapan yang tidak beralasan; (c) Hak atas proses hukum yang benar
sesuai regulasi. 11

C. Ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan
hal-hak yang lain. Ciri khusus hak asasi manusia sebagai berikut:
a) Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat
dihilangkan atau diserahkan
b) Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak untuk
mendapatkan hak, baik hak sipil, hak ekonomi, sosial dan budaya.
c) Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat
manusia yang sudah ada sejak lahir.
d) Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang
tanpa memandang status, suku bangsa, agama, gender, dan
perbedaan lainnya.

D. Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun.ada bermacam-macam hak asasi manusia yaitu :

10
Andi Hamzah, “Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Acara Pidana “, (Universitas Tri
Sakti, Jakarta 2010.), h. 3.
11
H.A Prayitno dan Trubusra Hardiansah, “Kebangsaan, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia”, (Universitas
Tri Sakti Jakarta, 2008). h. 130-131

8
a) Hak-hak asasi pribadi atau personal rights, yang meliputi
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama,
kebebasan bergerak, dan sebagainya. hak-hak asasi pribadi ini sebagai
berikut : Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian, dan berpindah-
pindah tempat, hak kebebasan untuk memilih dan aktif dalam
organisasi atau perkumpulan, dan kebebasan untuk memilih,
memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini
masing-masing.
b) Hak-hak asasi ekonomi atau property rights yaitu hak untuk
memiliki sesuatu, membeli, dan menjual serta memanfaatkannya.
Hak-hak asasi ekonomi ini sebagai berikut : hak kebebasan melakukan
kegiatan jual beli, hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak,hak
kebebasan memiliki sesuatu dan hak memiliki atau mendapatkan
pekerjaan yang layak.
c) Hak-hak asasi politik atau political rights yaitu hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih ( dipilih dan memilih dalam suatu
pemilihan umum), hak untuk mendirikan partai politik dan
sebagainya. Hak-hak asasi politik ini sebagai berikut : hak untuk
memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan, hak ikut serta dalam
kegiatan pemerintahan, hak membuat dan mendirikan partai politik
serta organisasi politik lainnya, dan hak untuk membuat dan
mengajukan suatu usulan petisi.
d) Hak-hak asasi untuk mandapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan , yaitu hak yang berkaitan dengan
kehidupan hukum dan pemerintahan atau rights of legal equality. Hak-
hak asasi hukum sebagai berikut : hak mendapatkan perlakuan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan, hak untuk menjadi pegawai
negeri sipil (PNS), dan hak untuk mendapatkan layanan dan
perlindungan hukum.
e) Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights
yaitu hak untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan
kebudayaan dan sebagainya. Hak-hak asasi sosial budaya ini sebagai

9
berikut : hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan, hak
mendapatkan pengajaran, dan hak untuk mengembangkan budaya
yang sesuai dengan bakat dan minat. f) Hak asasi untuk mendapatkan
perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau procedural rights
yaitu peraturan dalam penahanan, penangkapan, penggeledahan,
peradilan dan sebagainya. Hak-hak asasi peradilan ini sebagai berikut
: hak mendapatkan pembelaan hukum dipengadilan. Dan hak
persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan,
dan penyelidikan di muka hukum.
Pemenuhan hak asasi manusia dalam suatu negara, tidak lepas dari adanya
suatu kewajiban yang timbul baik oleh suatu negara atau masyarakat dalam negara
tersebut sehingga muncul suatu keharmonisan yang berjalan secara selaras dan
seimbang antara hak dan kewajiban manusia 12.
Kedelapan hak yang tertera dan dijelaskan secara rinci dalam Undang
Undang HAM tersebut cukup memberikan gambaran jelas jika pemerintah
Indonesia pada dasarnya memiliki kepedulian terhadap HAM di Indonesia , yaitu
sebagai berikut :
1) setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan hak miliknya.
2) setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia
pribadi dimana saja ia berada.
3) setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan
terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
4) setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang berkaitan
dengan kehidupan pribadi di dalam tempat kediamannya.
5) setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan
komunikasi melalui sarana elektronik tidak boleh diganggu, kecuali atas
perintah hakim atau kekuasaan lain yang sah sesuai dengan undang-
undang.

12
http://fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi%20Netty.pdf diakses pada tanggal 24 desember 2021
, pukul 20.14

10
6) setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau
perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, penghilangan paksa, dan
penghilangan nyawa.
7) setiap orang tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan,
diasingkan, atau dibuang secara sewenang-wenang.
8) setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan
yang damai, aman, dan tenteram, yang menghormati, melindungi dan
melaksanakan 20 sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar
manusia sebagaimana diatur dalam undang-undang.

E. Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)


Upaya perlindungan HAM penekanannya pada berbagai tindakan
pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran HAM. Perlindungan HAM terutama
melalui pembentukan instrumen hukum dan kelembagaan HAM. Juga dapat
melalui berbagai faktor yang berkaitan dengan upaya pencegahan HAM yang
dilakukan individu maupun masyarakat dan negara. Negaralah yang memiliki
tugas utama untuk melindungi warga negaranya termasuk hak- hak asasinya.
Meskipun di Indonesia telah ada jaminan secara konstitusional maupun telah
dibentuk lembaga untuk penegakannya, tetapi belum menjamin bahwa hak asasi
manusia dilaksanakan dalam kenyataan kehidupan sehari–hari atau dalam
pelaksanaan pembangunan13.
Lembaga-lembaga perlindungan Hak Asasi Manusia, di indonesia
pelaksaannya upaya perlindungan HAM dilakukan oleh lembaga milik
pemerintah dan lembaga milik swasta lain yang berwenang, antara lain :
1. Kepolisian
2. Kejaksaan
3. Komnas HAM
4. Pengadilan HAM di Indonesia
5. Lembaga bantuan hukum indonesia (YLBHI)
6. Biro konsultasi dan bantuan hukum perguruan tinggi

13
http://berryjerryberry.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-ham-perlindungan-ham-conto h.html
diakses tanggal 24 desember 2021 , pukul 20.20

11
7. Komnas anak
UU 1945 menjamin perlindungan HAM, misalnya pengakuan dan jaminan
hak atas persamaan hukum, jaminan hak untuk bebas dari tindakan diskriminasi
dalam berbagai bentuknya, hak untuk bebas dari penyiksaan, dan lain sebagainya.
UU No.39 tahun 1999, selain mengatur tentang berbagai hak yang dijamin, juga
menjelaskan tentang tanggung jawab pemerintah dalam penghormatan ,
perlindungan dan pemenuhan HAM, serta mengatur tentang Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Komnas HAM). Jaminan perlindungan HAM dalam berbagai
peraturan tersebut, memberikan kewajiban kepada negara dan utamanya adalah
pemerintah terhadap hak-hak yang dijamin. Komitmen negara dalam
menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM tersebut kemudian dilakukan
dengan terus menerus mengupayakan adanya pembentukan, perubahan, dan
pencabutan regulasi-regulasi yang dimaksudkan untuk memperkuat perlindungan
HAM. Nilai-nilai HAM selalu tercermin dan dijamin oleh hukum, dalam bentuk
perjanjian-perjanjian, hukum kebiasaan internasional, prinsip-prinsip umum dan
norma-norma lain dari hukum internasional. Negara mempunyai kewajiban untuk
menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia. Kewajiban
menghormati (to respect) berarti bahwa negara harus menahan diri (refrain) dari
intervensi terhadap hak-hak yang dijamin, atau menahan diri untuk membatasi
pelaksanaan hak dalam hal pembatasan hak tersebut dinyatakan secara jelas tidak
diperbolehkan. Kewajiban untuk menjamin (to ensure) adalah kewajiban yang
bersifat positif (positive duty) yang mengandung dua jenis kewajiban yaitu
kewajiban untuk melindungi (to protect) dan kewajiban untuk memenuhi (to
fullfill). Kewajiban untuk melindungi adalah kewajiban negara untuk
memberikan perlindungan, termasuk melindungi hak dari intervensi pelaku non-
negara (private interfrance). dalam hal ini termasuk kewajiban negara untuk
mengambil langkah-langkah yang perlu, misalnya melakukan pencegahan atas
tindakan-tindakan yang dianggap dapat mengancam pelaksanaan hak, atau
melakukan penghukuman pada para pelanggaran. Jika negara tidak melakukan
kewajibannya maka negara dapat dikatakan melakukan pelanggaran HAM.
Pelanggaran ini terjadi karena negara gagal memenuhi kewajibannya melindungi
hak-hak (asasi manusia) yang dijamin dalam hukum internasional maupun

12
nasional, baik karena sengaja melakukannya (commision), atau melakukan
pembiaran (ommission).14
Di Indonesia Penegakan dan perlindungan tentang pemeliharaan dan
perlindungan hak asasi manusia sangat penting dan juga bermanfaat bagi
masyarakat,sebab harkat dan martabat pribadi seutuhnya pasti berhubungan erat
dengan hak asasi manusia . Di Indonesia sangat erat kaitannya dengan
pembentukan Pancasila di Indonesia. Di Indonesia Hak asasi manusia sangat
dijunjung tinggi karena merupakan bagian dari ciri khas Indonesia serta karena
supremasi hukum akan selalu ada dan Menjunjung tinggi martabat rakyat. Oleh
karena itu, di Indonesia pelaksanaan dan perlindungan hak asasi manusia sangat
dihargai dan dipertahankan. Pada tanggal 6 November 2000, Indonesia
mengalami kemajuan dalam pelaksanaan dan perlindungan hak asasi manusia,
kemudian Republik Demokratik Rakyat mengesahkan Undang-Undang Nomor 1
pada tanggal 23 November 2000. Pada 26 Juni 2000, Pengadilan Hak Asasi
Manusia (HAM) dilibatkan. Dalam hukum ini menjadi dasar keberadaan
pengadilan HAM yang memiliki kekuatan untuk pelanggaran HAM yang berat
akan diadili hal itu dilakukan oleh pelaku. Beberapa fitur atau pengaturan khusus
ini diatur dalam undang-undang yang sangat berbeda dengan UU Acara Pidana,
mulai dari tahap penyidikan Komnas HAM hingga susunan majelis hakim yang
berbeda dengan pengadilan biasa. Dari lima orang ini terdiri dari komposisi hakim
yang mewajibkan tiga orang diantaranya adalah hakim ad hoc. Penegakan hak
asasi manusia diatur dalam undang-undang nomor 39 tahun 1999.
Selain undang-undang yang menjadi penentu penegakan hak asasi
manusia , Putusan Mahkamah Konstitusi dapat mempengaruhi pelaksanaan
penegakan hak asasi manusia, diantaranya yaitu Yakni, Tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat terdapat dalam putusan Nomor 12 Tahun
2003 , Tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 terdapat dalam
putusan Nomor 011-017 / PUU-VIII / 2003, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat.Nomor 55 / PUUVIII / 2010 Tentang Peninjauan
Kembali Putusan Tentang Perkebunan Tentang Perkebunan Undang-Undang

14
https://referensi.elsam.or.id/wp-content/uploads/2014/09/21.-perlindungan-Hak-AsasiManusia-di-
indonesia.pdf&hl=en_US , diakses pada tanggal 24 desember 2021 , pukul 20.48

13
Nomor 18 Tahun 2004, Keputusan Nomor 55 27 / PUUIX / Tahun 2011, tentang
Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, DPRD 13-20 / PUU-VIII /
2010 Tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Kejaksaan
Republik Indonesia.
Wujud realisasi dari pancasila sila kemanusiaan yang beradab merupakan
penegakan hak asasi manusia yang memberikan kesamaan perlakuan dan harkat
mutu martabat kepada semua masyarakat Indonesia tanpa terkecuali, tanpa
melihat apa pangkat, apa warna kulit, apa agamanya, dan masih banyak lagi15. Hal
tersebut termasuk ke dalam prinsip bhinekka tunggal ika yang dimana berbeda
beda tetapi satu jua. Dengan menegakkan hak asasi manusia dapat
memperkuatnya karakter bangsa sebagai faktor penting penegakan hak asasi
manusia di Indonesia dengan nilai- nilai sila Pancasila. Jika ditelaah lebih secara
lebih dalam hak asasi manusia dapat tercermin dalam setiap banyaknya nilai-nilai
dari sila pancasila. Mulai dari kebebasan memeluk agama, hak untuk
mendapatkan kehormatan dari manusia lainnya, hak untuk ikut mepersatukan
bangsa, hak untuk kebebasan mengemukakan pendapat dan juga hak untuk
mendapatkan keadilan tanpa terkecuali. Kekacauan akan terjadi dimana-mana
Apabila penegakan hukum hak asasi manusia di Indonesia tidak ditegakkan, dan
juga peri kemanusiaan harus dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia serta harus
tetap ada.

F. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)


Dalam UU No.39 tahun 1999, pelanggaran HAM diartikan sebagai setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja
maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang, dan tidak mendapatkan, atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar,
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

15
Lilis Eka Lestari, Ridwan Arifin. “Penegakan dan Perlindungan Hak Asasi manusia di Indonesia dalam
konteks implementasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab”.Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Vol. 5
No. 2, Agustus 2019, hlm 19-23.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak asasi manusia merupakan hak yang sudah ada pada diri tiap tiap
manusia, hal itu merupakan anugerah yang wajar karena merupakan pemberian
tuhan yang maha esa, setiap individu harus senantiasa menghormati serta
melindunginya,itu juga berlaku bagi pemerintah negara tanpa terkecuali. Banyak
orang tidak mengetahui hak-hak yang akan menjadi miliknya, salah satunya
kewajiban nya harus dipenuhi, banyak orang yang masih terabaikan sebagai hak
asasi manusia. Dalam hak asasi bangsa Indonesia sangat penting ditanamkan pada
seluruh masyarakat Indonesia terutama pada aspek pemahamannya. Di Indonesia,
pemeliharaan dan perlindungan hak asasi manusia sangatlah bermanfaat dan
penting bagisetiap manusia, sebab hak asasi manusia berhubungan dengan harkat
dan martabat pribadi sepenuhnya. Hak asasi manusia ini berkaitan dengan
Pembentukan Pancasila di Indonesia yang tertuang dalam sila kedua . Salah satu
ciri dari negara hukum di Indonesia ini yaitu Hak asasi manusia yang sangat
dijunjung tinggi karena senantiasa menjaga harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Jika hukum HAM Indonesia tidak ditegakkan, akan terjadi kekacauan dimana-
mana. Oleh karena itu, penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia harus
dijaga dan dijunjung tinggi.

B. Saran
Rakyat Indonesia akan mendukung manusia manapun melaksanakan dan
menaati peraturan undang-undang yang dimana HAM harus dilindungi . Sebagai
warga negara yang baik. Sehingga harkat dan martabat manusia sebagai manusia
seutuhnya dengan penegakan dan perlindungan Ham bisa berjalan beriringan
dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bisnawath, S. (1965). A Diplomat’s Handbook on International Law and Practice. The
Hague: Martinuf Nijhoff.
Buyung , N., Peter, B., Dick, P. V., & Zwaak, L. (1997). Instrumen Internasional Poko
Hak-Hak Asasi Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Chainur, A. (2000). Dasar-dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Hamzah, A. (2010). Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Acara
Pidana . Jakarta: Universitas Tri Sakti.
Jimly, A. (2005). Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Lestari, E. L., & Arifin, R. (2019, Agustus 2). Penegakan dan Perlindungan Hak Asasi
manusia di Indonesia dalam konteks implementasi sila kemanusiaan yang adil
dan beradab. Jurnal Komunikasi Hukum, 5.
Oppenheim, L. (1967). International Law, a Treatise, Volume I, Peace. London:
Longmans.
Prayitno, H. A., & Ardiansyah, T. (2008). Kebangsaan, Demokrasi Dan Hak Asasi
Manusia,. Jakarta: Universitas Tri Sakti.
Sitohang, T. (2009). Ketika Komandan Didakwa Melanggar Hak Asasi Manusia.
Jakarta: Perum Percetakan Negara RI.
Online
http://fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi%20Netty.pdf
diakses pada 24 Desember 2021 , pukul 20.14
http://berryjerryberry.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-ham-perlindungan-ham-conto
h.html diakses pada 24 Desember 2021 , pukul 20.20
https://referensi.elsam.or.id/wp-content/uploads/2014/09/21.-perlindungan-Hak-
AsasiManusia-di-indonesia.pdf
diakses pada 24 Desember 2021 , pukul 20.48
Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia. 1999. Undangundang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia. Lembaran Negara RI Nomor 3886. Jakarta. Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. 2000. Undang undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia. Lembaran Negara RI 2000 Nomor 208. Jakarta. Sekretariat Negara.

16
Republik Indonesia. 2003. Undangundang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Lembaran Negara RI Nomor 4279.

17
18

Anda mungkin juga menyukai