Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN"

DI SUSUN OLEH :

MUH. AKBAR (105111102419)

RAHAYU (105111101219)

AISYAH MUSTIKA AMRUL (105111100119)

PRODI D- III KEPERWATAN

FAKUTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi saya kesehatan dan

kesempatan serta kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya

saya tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya didunia dan diakhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan

makalah ini dengan judul “KONSEP DASAR MANAJEMEN

KEPERAWATAN"

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, saya

mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar

makalah ini nantinya bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, khususnya kepada pembaca.

Wassalamu Alaikum wr. Wb

Makassar, 27 Mei 2021


Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan

sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu

Pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam

pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu

pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat , dan menjadi

tenaga perawat yang professional.Pengembangan dalam berbagai aspek

keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling

mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam

pendidikan keperawatan, praktek keperawatan , ilmu keperawatan dan

kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia

dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses

pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara

spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya

dalam sistim pelayanan kesehataan. Perubahaan-perubahaan ini akan

membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu

pelayanan kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya

jenis dan keahlian tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan

tuntutan masyarakat, bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga


kesehatan.Oleh karena alasan- alasan di atas maka Pelayanan keperawatan

harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen

Keperawatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas kami dapat mengambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar manajemen keperawatan?

2. Apa prinsip-prinsip konsep dasar manajemen keperawatan?

3. Apa kerangka konsep manajemen keperawatan?

4. Bagaimana proses konsep dasar manajemen keperawatan?

5. Bagaimana komponen konsep dasar manajemen keperawatan?

6. Bagaimana persyaratan konsep dasar manajemen keperawatan?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai

berikut :

1. Menjelaskan pengertian konsep dasar manajemen keperawatan

2. Menjelaskan prinsip-prinsip manajemen keperawatan

3. Menjelaskan kerangka konsep dasar manajemen keperawatan


4. Menjelaskan proses konsep dasar keperawatan

5. Menjelaskan konsep dasar manajemen keperawatan

6. Menjelaskan persyaratan konsep dasar manajemen keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian manajemen

Manajemen adalah Suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk

mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan oranglain.(Harsey dan

Blanchard) Manajemen sebagai suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan suatu kegiatan.(James A.

O’Brien) Manajemen adalah pelaksanaan bersama oranglain.(Harold Konte

dan Cyril O’Donnel) Manajemen adalah pengorganisasian seluruh

sumberdaya melalui perencanaan, pengorganisasian, pemberian bimbingan

dan pengendalian agar tercapai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. (Henry L.Silk) Dari pengertian para pakar diatas

disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses untuk mencapai suatu

tujuan yang telah ditetapkan melalui perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pemberian bimbingan. Manajemen berfungsi untuk

melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian

tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.

Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan

seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda

dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

B. Pengertian Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan

melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,

pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies,
1989). Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu

tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk

merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber –

sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat

memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien,

keluarga dan masyrakat.

 Fungsi – Fungsi Manajemen

Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :

1. Gambaran apa yang akan dicapai

2. Persiapan pencapaian tujuan

3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai

4. Persiapan tindakan – tindakan

5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja

6. Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan

b. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana,

mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja,

alat – alat, keuangan dan fasilitas.

c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka

bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus

dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.


d. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan

agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya,

cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat

segera diperbaiki.

e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan

hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian

merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif

dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.

3. Prinsip – Prinsip Manajemen Keperawatan

Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :

a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena

melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko

pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang

efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun

perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.

Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan

kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai

tingkat manajerial.

d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus

perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien

lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari
seluruh tujuan keperawatan.

e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan

sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.

f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang

meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian

pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.

g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk

memperlihatkan penampilan kerja yang baik.

h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif.

Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan

memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.

i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan

perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya

manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan. Pengendalian

merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang

pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan

prinsip –prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan

dengan standar dan memperbaiki kekurangan

Prinsip – prinsip Organisasi menurut Fayol adalah:

a. Division of work (pembagian pekerjaan)

Tugas/Pekerjaan dibagi secara rata pada masing-masing individu ataupun

tim.

b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)

Masing-masing personal atau Tim memiliki kewenangan dan tanggung


jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan kepadanya.

c. Dicipline (disiplin)

Kedisiplinan merupakan hal yang sangat pokok dalam sistem manajemen.

d. Unity of command (kesatuan komando)

Merupakan kesatuan perintah,satu perintah dari atasan menjadi tanggung

jawab bersama.

e. Unity of direction (kesatuan arah)

Merupakan tujuan yang sama.

f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu

tunduk pada kepentingan umum)

g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

Penghasilan pegawai merupakan bentuk reward yang diberikan atas jasa

yang telah dilakukan.

C. KERANGKA KONSEP

-Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan:

-Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.

-Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat

keputusan terbaik untuk dirinya sendiri.

-Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.

-Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk

mencapai tujuan kelompok.

-Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian


tujuan.

-Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan.

-Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan

kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.

-Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan

keputusan yang profesional.

-Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan

tujuan bersama untuk menetapkan tujuan bersama

D Proses Manajemen Keperawatan

Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka

dimana masing–masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi

dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka

akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan

mekanisme umpan balik. Input dari proses manajemen keperawatan

antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam

manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola

keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai

tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Untuk melaksanakan proses manajemen diperlukan keterampilan

teknik,keterampilan hubungan antar manusia,dan keterampilan


konseptual. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan

riset. Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan

termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja

perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik

berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan

penampilan kerja perawat.. Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para

manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama – sama dalam

perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen

lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

E. Komponen Sistem Manajemen Keperawatan

Komponen dari Manajemen Keperawatan:

1.Input

2.Proses

3.Output

4.Kontrol

5.Feed back mechanism

INPUT

1. Informasi
2. Personal

3. Peralatan

4. Fasilitas

PROSES

Kelompok manejemen [dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana]

yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan,

organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan

keperawatan.

OUTPUT

☺ Askep (Asuhan Keperawatan)

☺ Pengembangan staf sampai dengan riset

KONTROL

☺ Budget

☺ Prosedur

☺ Evaluasi Kinerja

☺ Akreditasi

FEED BACK MECHANISM

☺ Laporan Financial

☺ Audit Keperawatan

☺ Survey Kendali Mutu

☺ Kinerja

Prinsip yang mendasari mananejemen keperawatan.


1.Berlandaskan perencanaan

2.Penggunaan waktu yang efektif

3.Melibatkan pengambilan keputusan

4.Memenuhi kebutuhan ASKEP pasien  kepuasan pasien sebagai tujuan

5.Terorganisir sesuai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan

Lingkup Manajemen Keperawatan

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang

melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan

kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan

memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan

upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang

memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan

keperawatan yang terdapat didalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang

efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat

pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:

a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan

b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa

c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh

perawat
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan

e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer

keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan

dengan melibatkan para perawat pelaksana.

Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan

terdiri dari:

a. Manajemen operasional

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan

yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:

1. Manajemen puncak

2. Manajemen menengah

3. Manajemen bawah

b. Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil

dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang –

orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut

adalah

1. Kemampuan menerapkan pengetahuan

2. Ketrampilan kepemimpinan

3. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin

4. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

c. Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan


yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau

evaluasi.

F. Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP

Syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:

1. Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.

2. Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada.

3. Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi

4. Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.

 Peran Manajer

Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan.

Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas,

khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara

umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi

dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari

terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut

dapat terpenuhi melalui peran manajemen dalam memperlakukan stafnya.

Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana

keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk

melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya. Manajer mempunyai lima


dampak terhadap faktor lingkungan dalam tuga professional sebagaimana

dibahas sebelumnya (Nursalam, 2002).

Menurut Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam

kepuasan kerja yaitu: input, hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja,

lingkungan tempat kerja, istirahat dan makanan yang cukup, diskriminasi,

kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi kebijaksanaan,

prosedur, dan keuntungan, mendapatkan kesempatan, pengambilan

keputusan, dan gaya manajer.

 Peran Kepala Ruangan

Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah

peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan

kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari

pelayanan keperawatan yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya

kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling

melempar kesalahan.

Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan

koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan

kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya

mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan.

Berbagai metode pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan

dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta

pengalaman staf di unit yang bersangkutan (Arwani, 2005).


 Fungsi Kepala Ruangan

Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000)

sebagai berikut:

1. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,

kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka

pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan,

organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta

merencanakan dan pengelola rencana perubahan.

2. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan

perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan

kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk

mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi

dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat.

3. Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview,

mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf,

dan sosialisasi staf.

4. Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber

daya manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,

pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.

5. Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum,

pengawasan etika aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang

manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari – sehari akan

bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi,


keuangan, personalia dan lain – lain.

 Kepala Ruangan Sebagai Manager Keperawatan

Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut

depkes (1994), adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:

1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain

sesuai kebutuhan.

2. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.

3. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan

yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.

b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:

1. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang

rawat.

2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain

sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang berlaku

(bulanan, mingguan, harian).

3. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau

tenaga lain yamg bekerja di ruang rawat.

4. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk

melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart.

5. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja

sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.
6. Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan

pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan

optimal.

7. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan

lain yang diperlukan di ruang rawat.

8. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu

dalam keadaan siap pakai.

9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.

10. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya

meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang

ada dan cara penggunaannya.

11. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa

pasien dan mencatat program.

12. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang

rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk memudah

pemberian asuhan keperawatan.

13. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk

mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu

memecahkan masalah berlangsung.

14. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama

pelaksanaan pelayanan berlangsung.

15. Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien / keluarga dalam

batas wewenangnya.
16. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama

pelaksanaan pelayanan berlangsung.

17. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan

asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan

benar.

18. Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain,

seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di

Rumah Sakit.

19. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,

pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.

20. Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara

kebersihan ruangan dan lingkungan.

21. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.

22. Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan

berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa /

meneliti ulang saat pengkajiannya.

23. Memelihara buku register dan bekas catatan medis.

24. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan

keperawatan serta kegiatan lain di ruangan rawat.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian,

meliputi:
1. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah

ditentukan,melaksanakan penilaian terhadap uapaya peningkatan

pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan.

2. Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (D.P.3) bagi pelaksana keperawatan dan

tenaga lain di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk

berbagai kepentingan (naik pangkat / golongan, melanjutkan sekolah)

mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta

obat – obatan secara efektif dan efisien.

3. Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan

asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.

 Perawat Pelaksana

Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu

peran sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara

langsung maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai perawat

pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu

perawat menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu

pasien mengatasi masalah kesehatan. Peran perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan xsecara langsung atau tidak langsung (Praptianingsi,

2006). Dalam melaksanakan peran sebagai perawat pelaksana bertindak

sebagai:

a. Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi,

2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan

yaitu memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik

saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering kali

memberikan kekuatan kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam

memberikan kenyamanan kepada klien, perawat dapat

mendemonstrasikan dengan klien.

b. Protector dan Advocat

Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak

dan kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan.(Praptianingsi, 2006).

Menurut Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu

mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil

tindakan. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari

kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik

atau pengobatan. Utnuk menjalankan

tugas sebagai advokat, perawat melindungi hak dan kewajiban klien

sebagai manusia secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan

hak–haknya bila dibutuhkan. Perawat juga melindungi hak – hak klien

melalui cara–cara yang umum dengan penolakan aturan atau tindakan

yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menetang hak – hak

klien.

c. Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini

terkait dengan keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24

jam untuk memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya

pelayanan kesehatan di rumah sakit (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter

& Perry (2005), peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh

peran perawat pelaksana yang lain. Keperawatan mencakup komunikasi

dengan klien, keluarga, antara sesama perawat san profesi kesehatan

lainnya, sumber informasi dan komunitas. Memberikan perawatan yang

efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan keluarga, memberikan

perlindungan pada klien dari ancaman terhadap kesehatannya,

mengokordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lain–lain tidak

mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.

d. Rehabilitator

Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi

organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal. Rehabilitas

merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal

setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan

ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai

dari mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu berjalan

sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan

dengan penyakit kronis (Potter & Perry, 2005).


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen

umum yng memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi

secara efektif.Empat elemen besar dari teori manajemen adalah

perencanaan,pengorganisasian,mengarahkan atau memimpin,dan

mengendalikan atau pengevaluasian seluruh aktivitas

manajemen,kognitif,afektif,dan psikomotor berada dalam satu atau lebih

dari fungsi-fungsi utsms yang bergerak secara simultan.

Kepercayaan utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa fokusnya

pada perilaku manusia.Manajer perawat terdidik dalam pengetahuan dan

keterampilan tentang perilsku manusia mengelola perawat profesional

serta pekerja keperawatan non profesional untuk mencapai tingkat

tertinggi dari produktifitas pada pelayanan perawatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta :

EGC

2. Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta :

Nuha Medika

3. Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

4. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta :


Erlangga

5. Swansburg,Russel C.2000.Pengantar Kepemimpinan dan manajemen

keperawatan untuk perawat klinis.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai