Anda di halaman 1dari 33

SMART PARKING :

Sistem Informasi dan Layanan Parkir di Pusat Pertokoan dan Perkantoran

Agus Urip Ari Wibowo (23208007), Ari Rinaldi Sumarmo (23208043)


Didin Saefudin (23208015)

Sekolah Teknik Elektro & Informatika, Institut Teknologi Bandung


STEI-ITB, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Abstrak
Komputasi pervasive merupakan suatu konsep mengintegrasikan komputer ke dalam
kehidupan sehari-hari dengan keberadaan komputer yang tidak lagi dirasakan secara
langsung oleh para penggunanya. Dengan penggunaan komputer yang terintegrasi dapat
memudahkan para pengguna dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan mempersingkat
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu kegiatan.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, komponen pendukung komputasi pervasive telah
tersedia dan mulai dapat diimplementasikan. Salah satu aplikasi komputasi pervasive yang
dapat mulai diterapkan adalah dalam hal sistem parkir kendaraan roda empat yaitu sistem
informasi dan layanan parkir di pusat pertokoan dan perkantoran yang dinamakan dengan
Smart Parking. Smart Parking merupakan suatu sistem layanan yang menyajikan informasi
bagi para pengguna kendaraan mengenai lokasi parkir yang tersedia di suatu area gedung
parkir di pusat pertokoan atau perkantoran.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep dasar dan arsitektur sistem Smart
Parking serta simulasi sistem Smart Parking menggunakan perangkat lunak Network
Simulator NS2.

Kata kunci : Smart Parking, Komputasi Pervasive, Simulasi NS2

1. Pendahuluan

Saat ini komputer telah semakin banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Penggunaan komputer dapat memudahkan serta mempersingkat waktu yang
dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu kegiatan. Seiring dengan perkembangan
teknologi, ukuran komputer pun kini semakin kecil sehingga penggunaan perangkat komputer
dapat lebih mudah diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari dengan keberadan
perangkat komputer yang tidak lagi dirasakan secara langsung oleh para penggunanya.
Konsep ini dikenal dengan istilah komputasi pervasive. Dengan penggunaan komputer yang
terintegrasi dapat membantu manusia dalam menghadapi dan menyelesaikan beberapa
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dalam waktu yang lebih singkat.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi saat ini adalah kesulitan yang dialami
pengguna kendaraan khususnya mobil dalam mencari lokasi parkir yang kosong di suatu area
parkir. Dalam sistem parkir konvesional, pengguna kendaraan hanya diberikan tanda masuk
ke lokasi parkir namun tidak diberikan informasi mengenai lokasi kavling parkir yang tersedia
sehingga terkadang pengguna kendaraan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

Hal. 1 dari 33
mendapatkan lokasi parkir. Hal ini dapat diatasi dengan suatu sistem parkir yang disebut
dengan Smart Parking.
Smart Parking merupakan suatu layanan yang dapat menyajikan informasi kepada para
pengguna kendaraan mengenai lokasi kavling parkir yang tersedia di suatu area parkir.
Dengan menggunakan konsep komputasi pervasive, perangkat pendukung sistem yang
dibutuhkan dalam Smart Parking dapat diintegrasikan ke dalam perangkat yang telah dimiliki
dan digunakan dalam keseharian oleh pengguna kendaraan sehingga pengguna kendaraan
dapat menikmati layanan yang disajikan tanpa merasakan adanya perangkat tambahan.

2. Latar Belakang Permasalahan

Latar belakang permasalahan dalam makalah ini adalah menemukan solusi untuk
mengatasi permasalahan dalam sistem parkir konvensional yaitu kesulitan dan lama waktu
yang dibutuhkan untuk mencari dan memperoleh lokasi kavling parkir yang kosong di suatu
area parkir di suatu pusat pertokoan atau perkantoran, khususnya untuk kendaraan roda empat

3. Batasan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, pembahasan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut.
 Area parkir dalam hal ini adalah suatu area di dalam suatu gedung yang disediakan
khusus sebagai lahan parkir.
 Layanan Smart Parking disajikan hanya bagi para pengguna kendaraan roda empat
atau mobil.

4. Konsep Dasar dan Arsitektur Sistem

Ide dasar dari sistem Smart Parking adalah memberikan layanan kepada pengguna
kendaraan berupa penyajian informasi mengenai lokasi kavling parkir yang tersedia di suatu
area gedung parkir serta informasi mengenai lama waktu parkir dan biaya yang harus
dibayarkan.

Informasi akan diberikan ketika pengguna kendaraan memasuki area parkir melalui
gerbang masuk dan ketika pengguna kendaraan akan meninggalkan area parkir melalui
gerbang keluar. Ketika berada digerbang masuk, pengguna kendaraan akan mendapatkan
informasi melalui perangkat telepon selular dengan isi informasi yang disampaikan adalah
keterangan mengenai lokasi kavling parkir yang tersedia yaitu nomor kavling parkir beserta
lokasi lantai, dalam bentuk tampilan teks dan gambar peta lokasi. Ketika berada digerbang
keluar, pengguna kendaraan akan mendapatkan informasi melalui perangkat telepon selular
dengan isi informasi yang disampaikan adalah lama waktu parkir dan biaya yang harus
dibayarkan.

Selama kendaraan sedang berada di area parkir, meski pengguna kendaraan sedang
berada di luar area parkir atau di dalam area gedung pertokoan atau perkantoran, pengguna
kendaraan tetap dapat memperoleh layanan sistem Smart Parking yaitu berupa notifikasi yang
menampilkan informasi lama waktu kendaraan telah menempati kavling parkir, yang
dikirimkan secara periodik setiap 1 jam. Layanan notifikasi dapat diaktifkan atau
dinonaktifkan sesuai dengan keinginan pengguna.

Hal. 2 dari 33
4.1 Arsitektur Sistem

Arsitektur dasar sistem Smart Parking diilustrasikan pada Gambar 4.1.

BTS BTS

SERVER

Access Access
Point Point

RFID RFID
Tag Tag

Ponsel / Ponsel /
Access
Smartphone Smartphone
Point
dgn RFID Tag dgn RFID Tag
RFID CPU RFID
Reader CPU Reader
CHECKPOINT Masuk CHECKPOINT Keluar

KENDARAAN KENDARAAN

Wireless Wireless
Keterangan : Sensor Sensor Keterangan :
Kavling Kavling
Jaringan Selular Parkir Parkir
Frekuensi Radio
Jaringan WiFi
AREA PARKIR
Infra Red

Gambar 4.1
Arsitektur Dasar Sistem Smart Parking

 RFID
Radio Frequency IDentification (RFID) merupakan suatu perangkat identifikasi
berbasis gelombang radio.

RFID Tag
RFID Tag merupakan suatu perangkat yang berfungsi untuk menyimpan data
identifikasi. RFID Tag terbagi dalam dua tipe yaitu RFID pasif dan RFID aktif. Dalam
sistem Smart Parking, RFID Tag yang digunakan adalah tipe RFID pasif, dipasang
pada perangkat telepon selular dan di kendaraan atau mobil. RFID Tag berfungsi
sebagai media penyimpan informasi data dari pengguna dan kendaraan yang
digunakan.

RFID Reader
RFID Reader merupakan perangkat untuk memindai data yang terdapat pada RFID
Tag. Dalam sistem Smart Parking, RFID Reader dipasang di gerbang masuk dan
gerbang keluar area parkir. RFID Reader dipasang pada dua posisi yaitu di atas portal
gerbang untuk memindai RFID Tag kendaraan dan di samping portal gerbang di
bagian sisi pengemudi untuk memindai RFID Tag pengguna kendaraan.

Hal. 3 dari 33
 Komputer personal atau Mini CPU
Mini CPU berfungsi sebagai pengatur portal pada gerbang masuk dan gerbang keluar
serta sebagai penghubung antara RFID Reader dari gerbang masuk dan gerbang keluar
dengan Komputer Server melalui perangkat WiFi yang terpasang pada mini CPU.

 Komputer Server
Komputer Server berfungsi untuk pengolahan dan penyimpanan database pengguna
kendaraan yang dikirimkan dari gerbang masuk dan gerbang keluar. Komputer Server
diletakkan di ruang pusat kontrol gedung pertokoan/perkantoran.

 Telepon Selular
Telepon selular berfungsi sebagai penerima layanan informasi Smart Parking. Dalam
perencanaan sistem Smart Parking, telepon selular yang digunakan harus memiliki
fasilitas SMS, WiFi, serta Internet.

 Wireless Sensor
Wireless Sensor diletakkan disetiap kavling parkir di area gedung parkir, berfungsi
sebagai pendeteksi kebeberadaan kendaraan di kavling parkir. Wireless Sensor akan
mengirimkan data ke server secara periodik yang menandakan suatu kavling tidak
ditempati atau telah ditempati oleh suatu kendaraan. Dalam perencanaan sistem Smart
Parking, tipe wireless sensor yang digunakan adalah Infra Red Wireless Sensor.

 Jaringan WiFi/Wireless LAN


Jaringan WiFi berfungsi sebagai penghubung antara seluruh elemen penyusun dalam
sistem Smart Parking. Jaringan WiFi dipasang diseluruh area parkir dan di dalam
gedung pertokoan atau perkantoran.

 Jaringan Selular
Jaringan Selular berfungsi sebagai jaringan pendukung jika jaringan WiFi atau
perangkat WiFi pada telepon selular sedang mengalami gangguan. Jika jaringan atau
perangkat WiFi sedang mengalami ganguan, maka layanan informasi akan
disampaikan melalui jaringan selular dalam format SMS atau MMS ke telepon selular
pengguna

4.2 Prasyarat dan Asumsi

Dalam perencanaan sistem Smart Parking, terdapat beberapa prasyarat yang harus
dipenuhi dan asumsi kondisi yang dibutuhkan agar sistem Smart Parking dapat diterapkan.

Prasyarat dan asumsi untuk perencanaan sistem Smart Parking adalah sebagai berikut.
 Setiap kendaraan telah dilengkapi dengan RFID Tag dengan data yang tercantum pada RFID
Tag adalah data-data kendaraan sesuai dengan yang tertera pada STNK ditambahkan Nomor
Ponsel Pemilik yang tertera pada STNK
 Ponsel yang dimiliki dan digunakan oleh pemilik/pengguna kendaraan telah dilengkapi
dengan RFID Tag dengan data yang tercantum pada RFID Tag adalah Nama Pemilik, Nomor
Ponsel dan MAC Address Ponsel

Hal. 4 dari 33
 Fasilitas WiFi pada ponsel yang digunakan oleh pemilik/pengguna kendaraan selalu dalam
keadaan aktif
 Ponsel telah dilengkapi dengan perangkat lunak khusus untuk menerima dan menampilkan
informasi dari layanan Smart Parking melalui jaringan WiFi
 Area parkir dalam hal ini berupa area di dalam gedung yang dibangun khusus untuk area
parkir

4.3 Skenario Sistem dan Diagram Alir

Skenario penyajian layanan pada sistem Smart Parking dililustrasikan pada Gambar 4.2
dan 4.3.

Notifikasi
Balas Server
5 6
4 Data Data 15
Notifikasi

1
7 Deteksi
Checkpoint Checkpoint Deteksi 16
Data
(Masuk) (Keluar)
10
3 12 14

Area
Kendaraan Kendaraan
Parkir
2 13

Deteksi
9
11

Kendaraan
8

Gambar 4.2
Skenario Aliran Informasi Pada Sistem Smart Parking

Hal. 5 dari 33
MULAI c

Informasi
Lokasi Kavling Kendaraan menempati
kavling parkir
Parkir
WS

Kendaraan berhenti di Kavling Parkir


Checkpoint Masuk Ditempati
WS

Kendaraan
RFID Reader memindai
meninggalkan kavling
RFID Tag parkir

Informasi dari
RFID Kavling Parkir
RFID Tag + Waktu
Tag Ditinggalkan
kedatangan
WS
Database
Informasi
Lokasi Kavling Kendaraan berhenti di
Checkpoint Keluar
Parkir

Pilihan Lokasi RFID Reader memindai


Kavling Parkir RFID Tag

Petunjuk
Informasi dari RFID
menuju Lokasi
Kavling Parkir RFID Tag Tag

Kendaraan menuju Informasi


kavling parkir Tagihan Parkir

c SELESAI

Gambar 4.3
Skenario Aliran Informasi Pada Sistem Smart Parking

Proses yang terjadi dalam sistem Smart Parking dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Wireless Sensor (WS) mengirimkan data ke Server secara periodik yang menandakan
lokasi kavling parkir tidak terisi atau telah terisi oleh kendaraan.
2. Kendaraan memasuki area pertokoan, menuju tempat parkir dan berhenti di depan
gerbang masuk area parkir.
3. RFID Reader yang terdapat pada gerbang masuk area parkir akan memindai RFID Tag
pada kendaraan dan pengguna
4. Data dari RFID Tag yang dipindai oleh RFID Reader dikirmkan melalui Mini CPU ke
Server kemudian Server akan menyimpan data tersebut ke database ditambahkan
dengan data waktu kedatangan kendaraan.
5. Server mengirimkan data melalui jaringan WiFi ke telepon selular pengguna/pemilik
kendaraan berupa informasi lokasi kavling parkir yang masih kosong/tersedia dengan
tampilan informasi berupa teks serta pilihan untuk menentukan lokasi kavling parkir
yang dinginkan.

Hal. 6 dari 33
6. Pengguna memilih lokasi kavling parkir yang diinginkan kemudian pilihan lokasi
kavling tersebut dikirimkan ke server dan server akan menandai kavling parkir yang
telah dipilih sebagai kavling yang telah dipesan.
7. Server mengirimkan informasi ke telepon selular pengguna berupa konfirmasi lokasi
kavling parkir yang telah dipesan dan petunjuk arah menuju lokasi kavling parkir
dengan tampilan informasi berupa teks dan gambar peta lokasi kavling parkir.
8. Kendaraan menuju lokasi kavling parkir kemudian menempati kavling yang telah
dipilih.
9. Wireless Sensor mendeteksi bahwa lokasi kavling telah ditempati oleh kendaraan.
10. Wireless Sensor akan mengirimkan data ke Server yang menandakan kavling parkir
telah ditempati oleh kendaraan.
11. Kendaraan meninggalkan kavling parkir dan menuju ke gerbang keluar.
12. Wireless Sensor mendeteksi bahwa lokasi kavling telah ditinggalkan oleh kendaraan
kemudian mengirimkan data ke Server yang menandakan kavling parkir tidak lagi
ditempati oleh kendaraan.
13. Kendaraan berada di gerbang keluar area parkir.
14. RFID Reader yang terdapat pada gerbang masuk area parkir akan memindai RFID Tag
pada kendaraan dan pengguna.
15. Data dari RFID Tag yang dipindai oleh RFID Reader dikirmkan melalui Mini CPU ke
Server kemudian Server akan mencocokkan data tersebut dengan data yang terdapat
pada database.
16. Server mengirimkan data melalui jaringan WiFi ke telepon selular pengguna/pemilik
kendaraan berupa informasi lama waktu parkir serta biaya yang harus dibayarkan
dengan tampilan informasi berupa teks.
17. Pengguna kendaraan membayar biaya parkir dan meninggalkan area parkir.

5. Smart Parking dan Karakteristik Komputasi Pervasive

Komputasi Pervasive memiliki empat karakteriktis utama yaitu penggunaan ruang


pintar yang efektif (Smart Spaces), Invisibility atau tidak terlihat, lokalisasi skalabilitas
(Localized Scalability), dan menutupi pengkondisian tidak seimbang pada lingkungan
(Masking of Uneven Condition).

Agar sistem Smart Parking dapat dikatakan sebagai implementasi komputasi pervasive
maka sistem Smart Parking harus memenuhi persyaratan karakteristik komputasi pervasive.

Hubungan sistem Smart Parking dengan karakteristik komputasi pervasive dapat


diuraikan sebagai berikut.

 Penggunaan Ruang Pintar Yang Efektif (Smart Spaces)


Perangkat pendukung sistem Smart Parking diintegrasikan dengan lingkungan yang
telah ada pada sistem parkir konvensional sehingga keberadaan perangkat Smart
Parking dapat menyatu dengan lingkungan sistem parkir konvensional dan
keberadaannya tidak dirasakan oleh para pengguna kendaraan. Smart Parking dapat
mendeteksi keberadaan pengguna dan kendaraan kemudian memberikan informasi dan
layanan yang dibutuhkan tanpa adanya/didahului dengan permintaan dari pengguna
kendaraan

Hal. 7 dari 33
 Invisibility
Dengan menggunakan perangkat RFID dan Wireless Sensor dengan ukuran atau
dimensi yang kecil kemudian diintegrasikan dengan peralatan yang biasa digunakan
sehari-hari, keberadaan perangkat pendukung Smart Parking tidak akan terlihat secara
langsung oleh pengguna kendaraan

 Lokalisasi Skalabilitas (Localized Scalability)


Selama kendaraan milik pengguna berada di area parkir dan menempati kavling parkir
serta pengguna masih berada di lingkungan gedung pertokoan atau perkantoran yang
tercakup oleh sistem Smart Parking, pengguna dapat memperoleh dan menikmati
seluruh layanan yang disajikan oleh Smart Parking. Jika kendaraan dan pengguna
keduanya bersamaan meninggalkan area parkir, maka pengguna tidak lagi
mendapatkan layanan Smart Parking.

 Menutupi Pengkondisian Tidak Seimbang Pada Lingkungan (Masking Uneven


Conditioning)
Smart Parking menyajikan dua pilihan penyampaian informasi yaitu melalui jaringan
WiFi dan melalui jaringan Selular dalam bentuk sms, jika jaringan WiFi sedang
mengalami gangguan, maka layanan tetap dapat diperoleh melalui sms, begitu pula
sebaliknya.

6. Simulasi Smart Parking Menggunakan NS2

Simulasi sistem Smart Parking bertujuan untuk memperoleh tampilan proses yang terjadi
pada sistem Smart Parking dan memperoleh Throughput dari masing-masing elemen pada
sistem.
Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Network Simulator NS2 dan NS2
Visual Trace Analyzer.

6.1 Ruang Lingkup Simulasi

Lingkungan dan ruang lingkup simulasi untuk sistem Smart Sistem adalah sebagai
berikut.
 Area Parkir seluas 500 x 500 meter
 1 unit Server → Node 0
 5 lokasi Kavling Parkir
kav 1 → Node 1
kav 2 → Node 2
kav 3 → Node 3
kav 4 → Node 4
kav 5 → Node 5
 Gerbang Masuk → Node 6
 Gerbang Keluar → Node 7
 3 unit Kendaraan
mobil 1 → Node 8
mobil 2 → Node 9
mobil 3 → Node 10
 Asumsi waktu dalam simulasi (nilai rata-rata)
• Waktu tunggu di gerbang masuk dan gerbang keluar : 2 detik

Hal. 8 dari 33
• Waktu bergerak dari gerbang masuk menuju kavling parkir : 143 detik (jarak
tempuh 697 meter)
• Lama menempati kavling parkir : 4 – 117 detik
• Waktu bergerak dari kavling parkir menuju gerbang keluar : 177 detik (jarak
tempuh 617 meter)
 Total Waktu Simulasi : 739 Detik atau +/- 12 Menit
 Bandwidth sistem : 2 Mbit
 Packet Size : 768 KBytes

6.2 Skenario Simulasi

Skenario simulasi dalam bentuk tabel waktu dapat dilihat pada Gambar 6.1

T0
mobil 1 : are

mobil 2
in Gambar 6.1 :
Tabel Waktu Skenario Simulasi Sistem Smart Parking
ger
Dalam simulasi sistem Smart Parking, waktu direpresentasikan dengan notasi T0, T1, T2,

mobil 3
dan seterusnya. Skenario simulasi sistem Smart Parking dapat diuraikan sebagai berikut.

 Pada saat waktu T0, seluruh kendaraan berada diluar area gedung parkir.

out : ger
 Pada waktu T1, Mobil 1 memasuki area parkir dan berhenti di gerbang masuk.
 Pada waktu T2, Mobil 1 bergerak dari gerbang masuk menuju kavling parkir, dalam
hal ini, lokasi kavling parkir yang telah dipilih adalah kavling nomor 4 (kav 4).
 Pada waktu T3, Mobil 1 telah menempati kavling parkir kav 4 dan pada saat yang
sama, Mobil 2 memasuki area parkir dan berhenti di gerbang masuk.
 Pada waktu T4, Mobil 1 meninggalkan kavling parkir kav 4 menuju gerbang keluar
dan pada saat yang sama Mobil 2 bergerak dari gerbang masuk menuju kavling parkir
kav2.

Hal. 9 dari 33

kav 2 : are
 Pada waktu T5, Mobil 1 berada di gerbang keluar. Pada saat yang sama Mobil 2 telah
menempati kav 2 dan Mobil 3 memasuki area gedung parkir dan berhenti di gerbang
masuk.
 Pada waktu T6, Mobil 1 telah keluar dari area gedung parkir. Pada saat yang sama,
Mobil 3 bergerak dari gerbang masuk menuju kav 5 dan Mobil 2 masih menempati
kav 2.
 Pada waktu T7, Mobil 3 telah menempati kav 5 dan Mobil 2 masih menempati kav 2.
 Pada waktu T8, Mobil 3 bergerak meninggalkan kav 5 menuju gerbang keluar. Pada
saat yang sama, Mobil 2 masih menempati kav 2.
 Pada waktu T9, Mobil 2 bergerak meninggalkan kav 2 dan pada saat yang sama Mobil
3 masih bergerak menuju gerbang keluar.
 Pada waktu T10, Mobil 3 telah berada di gerbang keluar dan pada saat yang sama
Mobil 2 masih bergerak menuju gerbang keluar.
 Pada waktu T11, Mobil 3 telah meninggalkan area gedung parkir dan pada saat yang
sama Mobil 2 berada di gerbang keluar.
 Pada waktu T12, seluruh mobil telah keluar dari area gedung parkir.

6.3 Penjelasan Skrip Simulasi .tcl

Skrip tcl ini (skrip lengkap tersaji pada bagian Lampiran) merupakan skrip utama untuk
melakukan simulasi jaringan. Skrip dibuat untuk menyimulasikan sistem parkir dengan area
500 m x 500 m. Lingkungan simulasi pada skrip .tcl adalah sebagai berikut:
 sebuah server (node_(0)),
 lima tempat parkir (node_(1) s.d. (5)),
 dua gerbang parkir (node_(6) dan (7)), dan
 tiga buah mobil (node_(8) s.d. (9)).

Jarak terjauh saat terjadi transmisi data adalah saat mobil melewati gerbang masuk
maupun keluar dimana server mengirim data ke mobil tersebut. Jarak terjauh tersebut adalah
node_(0) (250,200) dengan node mobil (10,50) yaitu akar dari ((250-10) 2+(200-50)2) =
√(80100) = 283.019 m sehingga diperlukan pemancar dan penerima dengan jangkauan
minimal 283.019 m. Dalam simulasi ini digunakan jarak 300 m.

Dengan menggunakan parameter lainnya default, jarak 300 m, dan jenis propagasi
TwoRayGround dengan maka menggunakan aplikasi yang sudah ada pada simulator ns-2.34
(memerlukan kompilasi terlebih dahulu sebelum digunakan) akan diperoleh hasil sebagai
berikut:

student@jkl:/usr/local/ns-allinone-2.34/ns-2.34/indep-utils/propagation$
./threshold -m TwoRayGround 300
distance = 300
propagation model: TwoRayGround

Selected parameters:
transmit power: 0.281838
frequency: 9.14e+08
transmit antenna gain: 1
receive antenna gain: 1
system loss: 1
transmit antenna height: 1.5
receive antenna height: 1.5

Receiving threshold RXThresh_ is: 1.76149e-10

Hal. 10 dari 33
Hasil yang diperoleh melalui NS2 juga dapat diperoleh menggunakan MS Excel dan
diperoleh hasil yang sama. Hasil dari MS Excel dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2
Hasil perhitungan beberapa parameter simulasi menggunakan MS Excel

Parameter konfigurasi node didefinisikan pada baris 26 s.d. 55 (skrip lengkap dapat
dilihat pada bagian Lampiran). Diantaranya yang berhubungan dengan parameter di atas
adalah:

Set val(prop) Propagation/TwoRayGround


set val(netif) Phy/WirelessPhy
set val(mac) Mac/802_11
Phy/WirelessPhy set Pt_ 0.28183815
Phy/WirelessPhy set freq_ 9.14e+08
Phy/WirelessPhy set RXThresh_ 1.76149e-10

Pada baris 65 s.d. 107 menginisialisasi deskripsi file untuk trace yang akan digunakan
untuk:
1. menampilkan grafik throughput (baris 66 s.d. 74) untuk node_(0), (2), dan (4) s.d (10),
2. menampilkan grafik packet loss/packet drop rate (baris 77 s.d. 85) untuk node_(0), (2),
dan (4) s.d (10),
3. menampilkan grafik packet delay/average packets end to end delay (88 s.d. 96) untuk
node_(0), (2), dan (4) s.d (10),
4. menyimpan semua proses dalam bentuk file trace (baris 102 dan 103), dan
5. menyimpan semua proses dalam bentuk file nam agar bisa disimulasikan pada
simulator nam (baris 106 dan 107).

Selanjutnya untuk mengatur topografi pengamatan maka diperlukan pengaturan topografi


dan jumlah node yang diamati yaitu pada baris 109 s.d. 115.

Sebelum membuat node perlu dilakukan konfigurasi awal terlebih dahulu. API
konfigurasi node terdiri dari mendefinisikan pengalamatan (flat/hierarki dan lain-lain), jenis
protokol routing adhoc, Link Layer, MAC layer, IfQ dan sebagainya. Konfigurasi API yang
digunakan ada pada baris 118 s.d. 131.

Hal. 11 dari 33
Membuat 11 node ada pada baris 134 s.d. 137. "random-motion" dibuat tidak berfungsi
karena letak dan gerakan node akan ditentukan berikutnya (tidak random). Berikutnya
menentukan letak awal node, yaitu pada baris 162 s.d. 204. Terlihat bahwa letak node_(0)
awal adalah (250, 200, 1.5). Berikutnya beberapa node (node_(8), node_(9), dan node_(10))
melakukan gerakan, yaitu pada baris 209 s.d. 240. Berikutnya mengatur aliran data pada
node-node yang sudah ditentukan, yaitu pada baris 247 s.d. 527.

Berikutnya adalah menyiapkan prosedur untuk menyimpan data yang diperlukan


(throughput, delay, dan drop) agar bisa ditampilkan pada grafik, yaitu pada baris 535 s.d. 748.
Diperlukan untuk menentukan kapan waktu simulasi berakhir dan node di-reset, yaitu pada
baris 751 s.d. 806. Dapat dilihat bahwa simulasi harus berhenti pada $val(stop) atau detik 740.
Node di-reset pada waktu tersebut dan "$ns_ halt" dipanggil pada [expr $val(stop) + 0.01]
atau detik 740.01. Prosedur stop dipanggil untuk menampilkan grafik (throughput, delay, dan
drop), mem-flush out trace, menutup file trace, dan menjalankan nam. Akhirnya perintah
untuk memulai simulasi, yaitu pada baris 809.

Untuk memudahkan mengganti beberapa parameter maka di awal program akan


ditanyakan (baris 3 s.d. 20):
1. ukuran paket (PacketSize, 128/256/512/768/1024 atau terserah) dalam byte,
2. selang waktu (Interval, 0.1/0.5/0.2/0.01 atau terserah) dalam detik,
3. konversi satuan (konversi, K/M, K untuk Kilo dan M untuk Mega), dan
4. ukuran paket minimal agar dikirim (RTSThreshold, 500/1000/2000/3000 atau
terserah) dalam byte

6.4 Keluaran Simulasi dan Analisa Skrip .tcl Menggunakan NS2

Untuk menjalankan skrip simulasi .tcl, diperlukan 4 parameter simulasi yaitu:


 ukuran paket, dinotasikan dengan up
 selang waktu, dinotasikan dengan sw
 konversi satuan, dinotasikan dengan ks
 ukuran paket minimal, dinotasikan dengan upmin

Skrip dapat dijalankan dengan mengetikkan perintah dengan format sebagai berikut.

$ ns nama_file up sw ks upmin

Dalam simulasi Smart Parking, digunakan dua skenario parameter simulasi sebagai
berikut.
 Skenario 1 dengan parameter simulasi :
- ukuran paket = 512 Byte
- selang waktu = 0,1 detik
- konversi satuan = K (untuk KiloByte)
- ukuran paket minimal = 3000 Byte
 Skenario 2 dengan parameter simulasi :
- ukuran paket = 768 Byte
- selang waktu = 0,1 detik
- konversi satuan = K (untuk KiloByte)
- ukuran paket minimal = 500 Byte

Hal. 12 dari 33
6.4.1 Simulasi Skenario 1

Parameter simulasi pada skenario 1 adalah sebagai berikut.


- ukuran paket = 512 Byte
- selang waktu = 0,1 detik
- konversi satuan = K (untuk KiloByte)
- ukuran paket minimal = 3000 Byte

File simulasi .tcl yang akan dijalankan adalah parking4.tcl. Untuk menjalankan
simulasi file parking4.tcl dengan parameter simulasi skenario 1, ketikkan perintah
sebagai berikut.

$ ns parking4.tcl 512 0.1 K 3000

student@jkl:~/tugas$ ns parking4.tcl 512 0.1 K 3000


val(paket) = 512 byte
val(waktu) = 0.1 detik
konversi = 1024
val(threshold)= 3000 byte
num_nodes is set 11
warning: Please use -channel as shown in tcl/ex/wireless-mitf.tcl
INITIALIZE THE LIST xListHead
Starting Simulation...
channel.cc:sendUp - Calc highestAntennaZ_ and distCST_
highestAntennaZ_ = 1.5, distCST_ = 550.0
SORTING LISTS ...DONE!

Dengan perintah tersebut akan menampilkan hasil Simulasi dan Grafik Thoughput,
Packet Drop Rate, dan Average Packets End to End Delay.

6.4.1.1 Grafik Thoughput

Gambar 6.3
Throughput dengan parameter masukan 512/0.1/K/3000

Hal. 13 dari 33
Dari Gambar 6.3 dapat dilihat bahwa dari detik ke-0 hingga detik ke-5 belum ada data
yang diterima oleh server (p4out0.tr). Data pertama diterima saat detik 5.1 dimana tempat
parkir pertama mengirim data dengan laju konstan 512 byte/0.1 detik diikuti oleh tempat
parkir kedua pada detik 5.2 dengan laju konstan yang sama hingga gerbang parkir kedua pada
detik 5.7 dengan laju konstan yang sama. Sehingga setiap detik server menerima data sebesar
7×512 byte/0.1 detik = 35840 byte/detik = 35 Kbyte/detik = 35 KBps. Tetapi jika kita
perhatikan pada file parking4.tr terlihat bahwa data yang diterima terkadang berukuran 532
byte, tidak selalu 512 byte. Jika menggunakan 532 byte, maka diperoleh 37240 byte/detik =
36.3671875 KBps. Hasil yang sama bisa dilihat pada file p4out0.tr. Hasil di atas merupakan
throughput rata-rata.

6.4.1.2 Grafik Packet Drop Rate

Gambar 6.4
Packet drop rate dengan parameter masukan 512/0.1/K/3000

Dari Gambar 6.4 dapat dilihat bahwa rata-rata laju paket yang “jatuh” adalah kira-kira
sedikit di atas 60 byte.

Hal. 14 dari 33
6.4.1.3 Grafik Average Packets End to End Delay

Gambar 6.5
Average packets end to end delay dengan parameter masukan 512/0.1/K/3000

Dari Gambar 6.5 dapat dilihat bahwa delay semakin panjang ketika semakin banyak node
yang mengirimkan data.

6.4.2 Simulasi Skenario 2

Parameter simulasi pada skenario 2 adalah sebagai berikut.


- ukuran paket = 768 Byte
- selang waktu = 0,1 detik
- konversi satuan = K (untuk KiloByte)
- ukuran paket minimal = 500 Byte

File simulasi .tcl yang akan dijalankan adalah parking4.tcl. Untuk menjalankan
simulasi file parking4.tcl dengan parameter simulasi skenario 2, ketikkan perintah
sebagai berikut.

$ ns parking4.tcl 768 0.1 K 500

student@jkl:~/tugas$ ns parking4.tcl 768 0.1 K 500


val(paket) = 768 byte
val(waktu) = 0.1 detik
konversi = 1024
val(threshold)= 500 byte
num_nodes is set 11
warning: Please use -channel as shown in tcl/ex/wireless-mitf.tcl
INITIALIZE THE LIST xListHead
Starting Simulation...
channel.cc:sendUp - Calc highestAntennaZ_ and distCST_

Hal. 15 dari 33
highestAntennaZ_ = 1.5, distCST_ = 550.0
SORTING LISTS ...DONE!

Dengan perintah tersebut akan menampilkan hasil Simulasi dan Grafik Thoughput,
Packet Drop Rate, dan Average Packets End to End Delay.

6.4.2.1 Grafik Throughput

Gambar 6.6
Throughput dengan parameter masukan 768/0.1/K/500

Dari Gambar 6.6 dapat dilihat bahwa dari detik ke-0 hingga detik ke-5 belum ada data
yang diterima oleh server (p4out0.tr). Data pertama diterima saat detik 5.1 dimana tempat
parkir pertama mengirim data dengan laju konstan 768 byte/0.1 detik diikuti oleh tempat
parkir kedua pada detik 5.2 dengan laju konstan yang sama hingga gerbang parkir kedua pada
detik 5.7 dengan laju konstan yang sama. Sehingga setiap detik server menerima data sebesar
7×768 byte/0.1 detik = 53760 byte/detik = 52.5 Kbyte/detik = 52.5 KBps. Tetapi jika kita
perhatikan pada file parking4.tr terlihat bahwa data yang diterima terkadang berukuran 788
byte, tidak selalu 768 byte. Jika menggunakan 788 byte, maka diperoleh 55160 byte/detik =
53.8671875 KBps. Hasil di atas merupakan throughput rata-rata.

Hal. 16 dari 33
6.4.2.2 Grafik Packet Drop Rate

Gambar 6.7
Packet drop rate dengan parameter masukan 768/0.1/K/500

Dari Gambar 6.7 dapat dilihat bahwa rata-rata laju paket yang “jatuh” adalah kira-kira 65 byte.

6.4.2.3 Grafik Average Packets End to End Delay

Gambar 6.8
Average packets end to end delay dengan parameter masukan 768/0.1/K/500

Hal. 17 dari 33
Dari Gambar 6.8 dapat dilihat bahwa delay semakin panjang jika semakin banyak node
yang mengirimkan data.

6.5 Keluaran Simulasi dan Analisa Skrip .awk Menggunakan NS2

Setelah simulasi, akan dihasilkan dua file utama, pertama adalah parking4.nam, yang
digunakan oleh NAM untuk menampilkan animasi sehingga simulasi proses dapat dilihat dan
membuat pengguna dapat memahami bagaimana paket dikirim ke penerima akhir dari
pengirim. File utama lainnya, yang kedua adalah parking4.tr. File ini merekam paket-
paket yang dikirim dalam proses simulasi untuk semua kejadian. Sebagian isi dari
parking4.tr adalah sebagai berikut.

.
.
.
r 1.639541166 _9_ RTR --- 10 message 32 [0 ffffffff 7 800] ------- [7:255 -1:255 32 0]
r 1.639541331 _8_ RTR --- 10 message 32 [0 ffffffff 7 800] ------- [7:255 -1:255 32 0]
r 1.639541477 _5_ RTR --- 10 message 32 [0 ffffffff 7 800] ------- [7:255 -1:255 32 0]
r 1.639541530 _4_ RTR --- 10 message 32 [0 ffffffff 7 800] ------- [7:255 -1:255 32 0]
r 1.639541595 _3_ RTR --- 10 message 32 [0 ffffffff 7 800] ------- [7:255 -1:255 32 0]
r 1.639541656 _6_ RTR --- 10 message 32 [0 ffffffff 7 800] ------- [7:255 -1:255 32 0]
r 1.639541669 _2_ RTR --- 10 message 32 [0 ffffffff 7 800] ------- [7:255 -1:255 32 0]
r 1.639541752 _1_ RTR --- 10 message 32 [0 ffffffff 7 800] ------- [7:255 -1:255 32 0]
M 5.00000 8 (150.00, 10.00, 1.50), (10.00, 10.00), 5.00
s 5.100000000 _1_ AGT --- 11 cbr 768 [0 0 0 0] ------- [1:0 0:5 32 0] [0] 0 0
r 5.100000000 _1_ RTR --- 11 cbr 768 [0 0 0 0] ------- [1:0 0:5 32 0] [0] 0 0
s 5.100000000 _1_ RTR --- 11 cbr 788 [0 0 0 0] ------- [1:0 0:5 32 0] [0] 0 0
r 5.106306207 _0_ AGT --- 11 cbr 788 [13a 0 1 800] ------- [1:0 0:5 32 0] [0] 1 0
s 5.200000000 _1_ AGT --- 12 cbr 768 [0 0 0 0] ------- [1:0 0:5 32 0] [1] 0 0
.
.
.

Deskripsi format adalah sebagai berikut:


- Field/kolom pertama adalah jenis event-nya, s:send, r:receive, d:drop, dan f:forward,
- Field kedua adalah waktu,
- Field ketiga adalah Node ID,
- Field keempat adalah nama trace, RTR=router trace, AGT=agent trace, dan
MAC=mac trace,
- Field kelima adalah flag,
- Field keenam adalah UID paket,
- Field ketujuh adalah jenis paket,
- Field kedelapan adalah ukuran paket,
- Field keempat belas adalah alamat sumber (dengan bentuk NodeID:PortNumber), dan
- Field kelima belas adalah alamat tujuan (dengan bentuk NodeID:PortNumber).

Misal diambil salah satu baris dari file .tr di atas,


r 5.106306207 _0_ AGT --- 11 cbr 788 [13a 0 1 800] ------- [1:0 0:5 32 0] [0] 1 0

maka, field pertama=r, field kedua=5.106306207, field ketiga=_0_, field keempat=AGT, field
kelima=---, field keenam=11, field ketujuh=cbr, field kedelapan=788, field keempat
belas=[1:0, dan field kelima belas=0:5.

Hal. 18 dari 33
Untuk menganlisa menggunakan awk, maka dibuatlah file-file berikut ini:

 cc.sh

awk -f cc.awk parking4.tr | sort –u

File ini menjalankan file cc.awk dengan file masukan parking4.tr dan
keluarannya diberikan ke perintah sort -u.

 cc.awk

{
if (($1 == "r") && (NF == 20)) {
if ($4 == "AGT") {
print $3;
}
}
}

NF adalah variabel ditujukan untuk AWK yang berarti bahwa jumlah dari field
(number of fields, NF). Jika jenis event-nya adalah "r" (receive) dan jumlah field
adalah 20 maka akan diproses baris berikutnya. Jika nama trace-nya "AGT" (agent
trace) maka cetak Node ID (dari penerima).

 st.sh

while read d
do
printf "%s \t" $d
awk -f st.awk -v dst="$d" parking4.tr
done

Variabel d akan membaca hasil dari print $3 (cc.awk) selama masih ada dan
kemudian dicetak printf "%s \t" $d. Perintah berikutnya adalah menjalankan
file st.awk dengan parameter masukan dst="$d" dan file parking4.tr.

 st.awk

BEGIN {
total = 0;
n = 0;
}
{
if ($3 == dst) {
if (($1 == "r") && ($4 == "AGT")) {
if (n == 0) start = $2;
total += $8;
n += 1;
end = $2;

Hal. 19 dari 33
}
}
}
END {
if (end == start) {
throughput = total / 1024;
} else {
throughput = total / (end-start) / 1024;
}
print start, "\t", end, "\t", throughput, "KBps";
}

Skrip diawali dengan pemberian nilai awal total = 0 untuk menjumlah semua
byte data yang diterima dan n = 0 sebagai tanda awal waktu pengambilan data yang
disimpan di start = $2.

Data yang sesuai $3 == dst akan dicek apakah memenuhi $1 == "r" dan $4
== "AGT". Jika merupakan data awal, n == 0, maka start = $2. Kemudian
dilakukan proses penjumlahan data total += $8. Nilai n langsung diubah n +=
1 supaya tidak mengubah start = $2. Waktu data terakhir diterima disimpan di
end = $2.

Jika semua data sudah diproses maka selanjutnya dicetak hasilnya. Jika end ==
start maka akan dilakukan proses throughput = total / 1024. Jika tidak,
maka dilakukan proses throughput = total / (end-start) / 1024.
Kemudian hasil dicetak dengan format print start, "\t", end, "\t",
throughput, "KBps", yaitu waktu mulai (start), waktu berakhir (end), dan
throughput (throughput) dengan satuan KBps karena pada proses sebelumnya
dibagi dengan 1024.

Untuk menjalankan skrip .awk, ketik perintah sebagai berikut

$ sh cc.sh | sh st.sh

Dalam menjalankan simulasi skrip .awk, digunakan skenario parameter yang sama
dengan simulasi skrip .tcl yaitu skenario 1 dan skenario 2 yang telah diuraikan pada bagian
6.4.

Hasil simulasi skrip .awk untuk masing-masing skenario diuraikan pada bagian 6.5.1 dan
6.5.2.

Hal. 20 dari 33
6.5.1 Simulasi Skrip .awk dengan parameter Skenario 1

student@jkl:~/tugas$ sh cc.sh | sh st.sh


_0_ 5.104604924 739.925327078 36.3534 KBps
_2_ 331.911259844 331.911259844 0.519531 KBps
_4_ 196.805437630 196.805437630 0.519531 KBps
_5_ 486.008368939 486.008368939 0.519531 KBps
_6_ 49.811400130 333.014101548 0.0110069 KBps
_7_ 328.808518890 690.022725709 0.00862975 KBps
_8_ 52.027379979 331.014121576 0.00372442 KBps
_9_ 199.030992634 691.017153098 0.00211198 KBps

Terlihat bahwa, misalnya pada node 0/server (_0_), menerima data AGT pertama kali
pada detik 5.104604924 dan berakhir pada detik 739.925327078 dengan throughput sebesar 36.3534
KBps. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan yang diperoleh dari grafik sebelumnya (Gambar 6.3) dan
perhitungan yang sudah dilakukan.

6.5.2 Simulasi Skrip .awk dengan parameter Skenario 2

student@jkl:~/tugas$ sh cc.sh | sh st.sh


_0_ 5.106306207 739.933481249 53.8463 KBps
_10_ 334.034669912 611.019034000 0.0055565 KBps
_2_ 331.933000271 331.933000271 0.769531 KBps
_4_ 196.832679988 196.832679988 0.769531 KBps
_5_ 486.008919534 486.008919534 0.769531 KBps
_6_ 49.827069975 333.013463566 0.0163044 KBps
_7_ 328.804316401 690.004398500 0.0127829 KBps
_8_ 52.039468044 331.039190715 0.00551636 KBps
_9_ 199.039347437 691.018166493 0.00312831 KBps

Terlihat bahwa, misalnya pada node 0/server (_0_), menerima data AGT pertama kali
pada detik 5.106306207 dan berakhir pada detik 739.933481249 dengan throughput
sebesar 53.8463 KBps. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan yang diperoleh dari grafik
sebelumnya (Gambar 6.6) dan perhitungan yang sudah dilakukan. Hasil di atas merupakan
throughput rata-rata.

6.6 Tampilan Simulasi

Tampilan hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan dua perangkat lunak NS2
dan NS2 Visual Trace Analyzer dapat dilihat pada Gambar 6.9 dan Gambar 6.10.

Hal. 21 dari 33
Gambar 6.9
Tampilan Hasil Simulasi Menggunakan NS2

Gambar 6.10

Hal. 22 dari 33
Tampilan Hasil Simulasi Menggunakan NS2 Visual Trace Analyzer

Dari kedua perangkat lunak simulasi dapat dilihat bahwa keduanya memberikan tampilan
yang identik, perbedaannya terletak pada bentuk tampilan yang dihasilkan oleh NS2 adalah
dalam 2 dimensi dan bentuk tampilan yang dihasilkan oleh NS2 Visual Trace Analyzer adalah
dalam 3 dimensi.

6.7 Grafik Throughput Menggunakan NS2 Visual Trace Analyzer

Pada simulasi menggunakan NS2, Throughput digambarkan dalam satu grafik yang
menampilkan keluaran dari seluruh node. Pada simulasi menggunakan NS2 Visual Trace
Analyzer, dapat ditampilkan Grafik Throughput untuk masing-masing node dalam simulasi.

Pada simulasi menggunakan NS2 Visual Trace Analyzer, digunakan parameter simulasi
skenario 2 seperti yang telah diuraikan pada bagian 6.4 dan Bandwidth sebesar 2 Mbit.

Grafik Throughput hasil simulasi dengan menggunakan perangkat lunak NS2 Visual
Trace Analyzer dapat dilihat pada Gambar 6.11 sampai dengan Gambar 6.24.

Gambar 6.11
Grafik Throughput – Event Sent : Node 0 (Server)

Hal. 23 dari 33
Gambar 6.12
Grafik Throughput – Event Sent : Node 1 (kav 1)

Gambar 6.13
Grafik Throughput – Event Sent : Node 8 (Mobil 1)

Hal. 24 dari 33
Gambar 6.14
Grafik Throughput – Event Sent : Node 9 (Mobil 2)

Gambar 6.15
Grafik Throughput – Event Sent : Node 10 (Mobil 3)

Hal. 25 dari 33
Gambar 6.16
Grafik Throughput – Event Received : Node 0 (Server)

Gambar 6.17
Grafik Throughput – Event Received : Node 2 (kav 2)

Hal. 26 dari 33
Gambar 6.18
Grafik Throughput – Event Received : Node 4 (kav 4)

Gambar 6.19
Grafik Throughput – Event Received : Node 5 (kav 5)

Hal. 27 dari 33
Gambar 6.20
Grafik Throughput – Event Received : Node 6 (gerbang masuk)

Gambar 6.21
Grafik Throughput – Event Received : Node 7 (gerbang keluar)

Hal. 28 dari 33
Gambar 6.22
Grafik Throughput – Event Received : Node 8 (Mobil 1)

Gambar 6.23
Grafik Throughput – Event Received : Node 9 (Mobil 2)

Hal. 29 dari 33
Gambar 6.24
Grafik Throughput – Event Received : Node 10 (Mobil 3)

6.8 Perhitungan Kapasistas Sistem

Dalam makalah ini, kapasitas sistem yang dimaksud adalah jumlah lalu lintas paket data
yang dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan.

Kapasitas Sistem dapat dihitung sebagai berikut (Persamaan 6.1).

Jumlah Paket Data (np) = …………… (Persamaan 6.1)

Dalam perencanaan sistem Smart Parking pada makalah ini digunakan Bandwidth = 2
Mbit dan Packet Size = 768 Bytes. Berdasarkan parameter tersebut maka dapat diperoleh
jumlah lalu lintas paket data yang dapat terjadi dari satu node ke node lainnya dalam waktu
yang bersamaan adalah sejumlah :

np =

Dalam sistem Smart Parking, server menerima data secara periodik dari kavling parkir
dan mengirimkan data ke mobil sesuai dengan kedatangan mobil. Jika dalam suatu area parkir
terdapat sejumlah nk kavling parkir dan seluruh kavling mengirimkan data ke server secara
bersamaan, maka jumlah Mobil (nm) yang dapat diproses dan ditangani oleh Server dalam
waktu yang bersamaan adalah sebagai berikut (Persamaan 6.2).

nm = np - nk …………… (Persamaan 6.2)

Hal. 30 dari 33
Dalam perhitungan kapasitas sistem pada Persamaan 6.1 dan 6.2, terdapat beberapa
asumsi yang digunakan yaitu :
 faktor spesifikasi teknis dari perangkat penyusun sistem, seperti misalnya spesifikasi
dan konfigurasi komputer server, masih diabaikan;
 seluruh kavling parkir mengirim data ke server dalam waktu yang bersamaan

Jika jumlah kavling parkir nk lebih besar daripada jumlah paket data np maka dapat
dilakukan beberapa langkah perhitungan yaitu pertama membagi kavling parkir nk menjadi
sejumlah ng Group/Kelompok kavling parkir nk(Tg) dengan ketentuan jumlah masing-masing
kelompok nk(Tg) < np kemudian mengatur pengiriman data dari masing-masing kelompok
menjadi beberapa perioda pengiriman Tg dan memberikan selang waktu t antara satu perioda
pengiriman dengan pengiriman berikutnya, sehingga diperoleh Persamaan 6.3.

nm(Tg) = np - nk(Tg) …………… (Persamaan 6.3)

dengan g adalah urutan bilangan integer dengan rentang nilai 1 sampai dengan ng

Contoh 6.1
Sistem Smart Parking dengan Bw = 2 Mbit dan Packet Size = 768 KBytes akan diterapkan
pada suatu area parkir yang memiliki kapasitas 900 mobil.

Solusi
Berdasarkan Persamaan 6.1, dengan Bw = 2 Mbit dan Packet Size = 768 KBytes akan
diperoleh kapasitas sistem sebesar np = 325 paket data.

Agar sistem dapat menangani lahan parkir dengan kapasitas 900 mobil, langkah pertama yang
dilakukan adalah membagi kavling parkir menjadi 3 kelompok ng=3 sehingga akan diperoleh
g = {g1,g2,g3} = {1,2,3}, dan dengan syarat nk(Tg) < np dapat dibuat 3 kelompok misalnya
nk(T1) = 300, nk(T2)=300, dan nk(T3)=300. Langkah berikutnya adalah mengatur perioda
pengiriman data ke server dari masing-masing kelompok dengan memberikan selang waktu
misalnya t = 0,1 detik antara pengiriman satu kelompok dengan kelompok berikutnya.
Dengan demikian, masing-masing kelompok tidak akan mengirimkan data ke server dalam
waktu yang bersamaan sehingga jumlah Mobil nm yang dapat diproses dan ditangani oleh
Server untuk setiap perioda adalah :

ng = 3 sehingga diperoleh g = {g1,g2,g3} = {1,2,3} ; t = 0,1

nm(Tg) = np - nk(Tg)

Untuk periode T1 ,
nm(1) = 325 - nk(1) = 325 – 300 = 25 Mobil

Untuk periode T2 , pengiriman data dilakukan t = 0,1 detik setelah perioda T1


nm(2) = 325 - nk(2) = 325 – 300 = 25 Mobil

Untuk periode T3 , pengiriman data dilakukan t = 0,1 detik setelah perioda T2


nm(3) = 325 - nk(3) = 325 – 300 = 25 Mobil

Hal. 31 dari 33
Perioda pengiriman akan berulang T1, T2, T3,T1, T2, T3, dan seterusnya.
Dengan demikian sistem Smart Parking dengan Bw = 2 Mbit dan Packet Size = 768
KBytes akan dapat diterapkan pada suatu area parkir yang memiliki kapasitas 900 mobil.

7. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisa pada makalah sistem Smart Parking, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
 Sistem Smart Parking dapat menggantikan sistem parkir konvensional saat ini dan
dapat memberikan suatu sistem parkir yang lebih efisien.
 Sistem Smart Parking telah memenuhi persyaratan sebagai aplikasi komputasi
pervasive dengan memenuhi empat persyaratan karakteristik komputasi pervasive.
 Pada parameter masukan 512/0.1/K/3000, diperoleh throughput rata-rata adalah
36.3671875 KBps (hasil perhitungan dan p4out0.tr) atau 36.3534 KBps (skrip awk),
laju paket yang “jatuh” adalah kira-kira sedikit di atas 60 byte, dan delay semakin
panjang ketika semakin banyak node yang mengirimkan data.
 Pada parameter masukan 768/0.1/K/500, diperoleh throughput rata-rata adalah
53.8671875 KBps (hasil perhitungan dan p4out0.tr) atau 53.8463 KBps (skrip awk),
laju paket yang “jatuh” adalah kira-kira 65 byte, dan delay semakin panjang ketika
semakin banyak node yang mengirimkan data.
 Semakin besar ukuran paket maka semakin besar throughput rata-rata, semakin besar
laju paket yang “jatuh”, dan tidak berbeda pada delay.
 Throughput rata-rata dapat diperoleh dengan memasukkan baris skrip tertentu pada
file .tcl atau menggunakan awk.
 Simulasi dengan menggunakan perangkat lunak NS2 dapat memberikan keluaran
grafik throughput dalam bentuk satu grafik menampilkan throughput dari seluruh
node.
 Simulasi menggunakan perangkat lunak NS2 Visual Trace Analyzer dapat
memberikan keluaran grafik throughput dalam bentuk satu grafik menampilkan
throughput dari satu node.
 Kapasistas Sistem Smart Parking dapat diatur dan disesuaikan dengan daya tampung
dari suatu area parkir dengan cara mengatur pola pengiriman data ke server sehingga
sistem Smart Parking akan dapat diterapkan tanpa terpengaruh oleh faktor jumlah
kavling parkir pada suatu area parkir.

Daftar Pustaka

[1] Emir M. Husni (2007), Pervasive Computing dan Aplikasinya, STEI ITB.

[2] Putu A. Widhiarta (2007), Ubiquitous Computing – Era Ketiga dari Revolusi Komputer,
http://www.ilmukomputer.com, September 2008.

[3] Satyanarayanan, M (2001), Pervasive Computing : Vision and Challenges, IEEE


Personal Communications, August 2001, 10 - 17.

[4] Iyer, S (2005), RFID : Technology and Applications,


http://www.it.iitb.ac.in/~sri/talks/rfid-05.pdf, 14 Agustus 2009, 21.45 WIB.

Hal. 32 dari 33
[5] Ferscha, A et al (2006), Interfaces Everywhere – Interacting with the Pervasive
Computer, International ACM Conference on Intelligent User Interfaces (IUI 2006),
29th January – 1st February 2006, Sydney, Australia.

[6] Ke, Chih-Heng, Ph.D. (2009), How to measure the throughput, packet drop rate, and
end-to-end delay for UDP-based application over wireless networks ?,
http://140.116.72.80/~smallko/ns2/wireless-udp-1.htm

[7] Ke, Chih-Heng, Ph.D. (2006), The received power Pr at a distance d from the
transmitter for the two-ray ground reflection model,
http://140.116.72.80/~smallko/ns2/11b.htm

[8] Ke, Chih-Heng, Ph.D. (2006), How can you set the communication radius in wireless
nodes?, http://140.116.72.80/~smallko/ns2/range.htm

[9] Ke, Chih-Heng, Ph.D. (2005), A simple 802.11b ad-hoc network test,
http://140.116.72.80/~smallko/ns2/802_11b_example.htm

[10] Ke, Chih-Heng, Ph.D. (2005), The use of network simulation software to do network
performance analysis of the people, http://140.116.72.80/~smallko/ns2/tool.htm

[11] _____ (2005), VIII. Creating Output Files for Xgraph,


http://www.isi.edu/nsnam/ns/tutorial/nsscript4.html

[12] _____ (2001), _____, http://www.isi.edu/nsnam/ns/tutorial/examples/example4.tcl

[13] Fall, Kevin (Editor) dan Kannan Varadhan (Editor) (2009), 16.1.6 Trace Support,
http://www.isi.edu/nsnam/ns/doc/node184.html

[14] Fall, Kevin (Editor) dan Kannan Varadhan (Editor) (2009), 16.1.7 Revised format for
wireless traces, http://www.isi.edu/nsnam/ns/doc/node185.html

[15] Fall, Kevin (Editor) dan Kannan Varadhan (Editor) (2009), 16.1.7.1 Explanation of new
trace format, http://www.isi.edu/nsnam/ns/doc/node186.html

Hal. 33 dari 33

Anda mungkin juga menyukai