Anda di halaman 1dari 6

UNO

1. PT. Perdana adalah importir barang-barang elektronika. PT. Perdana memiliki API. Pada September 2020
melakukan impor barang dari Jepang dengan harga faktur USD 175.000. Biaya asuransi dan biaya angkut
pengapalan barang dari Jepang ke dalam daerah pabean (Indonesia) masing-masing sebesar 0,5% dan 10%
dari harga faktur. Biaya tersebut dibayar oleh PT. Perdana. Tarif bea masuk 7.5% dari CIF. Kurs ditetapkan
oleh Menteri Keuangan pada saat itu adalah USD1 = Rp14.000.
Diminta :
Hitunglah masing PPh pasal 22 tersebut
Jawab:
No Diketahui Perhitungan Nilai
a. Harga Faktur (cost) US$ 175.000
b. Biaya asuransi (Insurance) 0,5% x 175.000 US$ 875
c. Biaya angkut (Freight) 10% x 175.000 US$ 17.500
CIF (Cost, Insurance, Freight) = a +b + c US$ 193.375
d. CIF (dalam rupiah) US$ 193.375 x Rp 14.000 Rp 2.707.250.000
e. Bea masuk 7,5% x Rp2.707.250.000 Rp 203.043.750
Nilai impor = d+e Rp 2.9110.293.750

PPh pasal 22 yang dikenakan oleh PT Perdana yang memiliki API :


2,5% x Nilai impor = 2,5% x Rp 2.9110.293.750 = Rp 72.757.343,75

2. Pada tanggal 10 Mei 2010, PT. Sukses Makmur, membagikan dividen masing-masing Rp 100,000,000
kepada 50 pemegang sahamnya. Atas dividen yang dibagikan, PT. Sukses Makmur wajib memungut PPh
Pasal 23.
Diminta
a. Hitunglah PPh pasal 23 yang harus di potong PT. Sukses Makmur!
b. Batas waktu terhutang PPh pasal 23
c. Batas waktu penyetoran PPh pasal 23
Page 1 of 6
d. Batas waktu pelaporan PPh pasal 23

Jawab :
a. PPh pasal 23 = 15% x Rp 100.000.000,- = Rp 15.000.000 setiap pemegang saham
Ada 50 pemegang saham, dengan porsi dividen yang sama, maka total pph pasal 23 yang harus dipotong PT
Sukses Makmur sebesar 50 x Rp 15.000.000,- = Rp 750.000.000,-
b. Batas waktu terhutang PPh pasal 23 akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2010
c. Batas waktu peenyetoran paling lambat tanggal 10 Juni 2010.
d. Batas waktu pelaporan paling lambat tanggal 20 Juni 2010.

3. Seorang karyawan bernama Anton dengan status kawin dan memiliki 2 orang anak, bekerja pada PT Mayora
dengan memperoleh gaji sebesar Rp12.750.000 per bulan. Perusahaan tempat Anton bekerja mengikuti
program jamsostek. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan premi Jaminan Kematian (JKM) dan Iuran
Jaminan Hari Tua (JHT) dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,5%, 0,3%, dan
3,7% dari gaji. Selain itu, Anton juga membayar iuran pensiun Rp 225.000 dan iuran jaminan hari tua
sebesar 2% dari gaji untuk setiap bulan. Pada tahun berjalan, Anton juga menerima bonus sebesar
Rp9.250.000.
Diminta :
Hitunglah PPh Pasal 21 atas bonus tersebut!
Jawab:
Penghasilan bruto tiap bulan = 12.750.000
Penghasilan Bruto Setahun = (12 x Penghasilan bruto per bulan) + Bonus
(12 x Rp 12.750.000) + Rp 9.250.000 = Rp 153.000.000 + Rp 9.250.000
= Rp 162.250.000

Pengurangan
Biaya Jabatan = 5% dari Penghasilan Bruto Setahun (maks. Rp 6.000.000)
5% x Rp 162.250.000 = Rp 8.112.500 => dibulatkan maksimal menjadi Rp 6.000.000

Iuran kecelakaan Setahun ditanggung karyawan


12 x 1,5% x Rp 12.750.000= Rp 2.295.000

Iuran kematian Setahun ditanggung karyawan


12 x 0,3% x Rp 12.750.000= Rp 459.000

Page 2 of 6
Iuran JHT/THT Setahun ditanggung karyawan
12 x 3,7% x Rp 12.750.000= Rp 5.661.000

Total Pengurangan = Biaya Jabatan + Iuran kecelakaan Setahun + Iuran kematian Setahun+ Iuran JHT/THT
Setahun
Rp 6.000.000 + Rp 2.295.000 + Rp 459.000 + Rp 5.661.000= Rp 14.415.000

Penghasilan Neto Setahun = Penghasilan Bruto Setahun - Total Pengurangan


Rp 162.250.000- Rp 14.415.000 = Rp 147.835.000

PTKP (K2) tarif tahun 2021 = Rp 67.500.000


Sumber : https://frconsultantindonesia.com/pajak/tarif-ptkp-2021-status-ptkp-pph-21/
PKP = Penghasilan Neto Setahun - PTKP
Rp 147.835.000 - Rp 67.500.000 = Rp 80.335.000

PPh 21 Setahun atas gaji Bonus= Tarif Pajak x PKP


5% x Rp 80.335.000 = Rp 4.016.750,-

PPh 21 Bulanan atas gaji bonus


Pph 21 setahun atas gaji Bonus / 12 = Rp 4.016.750,- / 12 = Rp 334.729,-

Penghasilan bruto tiap bulan = 12.750.000,-


Penghasilan Bruto Setahun = (12 x Penghasilan bruto per bulan)
(12 x Rp 12.750.000) = Rp 153.000.000

Pengurangan
Biaya Jabatan = 5% dari Penghasilan Bruto Setahun (maks. Rp 6.000.000)
5% x Rp 153.000.000 = Rp 7.650.000 => dibulatkan maksimal menjadi Rp 6.000.000

Iuran kecelakaan Setahun ditanggung karyawan


12 x 1,5% x Rp 12.750.000= Rp 2.295.000

Iuran kematian Setahun ditanggung karyawan


12 x 0,3% x Rp 12.750.000= Rp 459.000

Page 3 of 6
Iuran JHT/THT Setahun ditanggung karyawan
12 x 3,7% x Rp 12.750.000= Rp 5.661.000

Total Pengurangan = Biaya Jabatan + Iuran kecelakaan Setahun + Iuran kematian Setahun+ Iuran JHT/THT
Setahun
Rp 6.000.000 + Rp 2.295.000 + Rp 459.000 + Rp 5.661.000= Rp 14.415.000

Penghasilan Neto Setahun = Penghasilan Bruto Setahun - Total Pengurangan


Rp 153.000.000 - Rp 14.415.000 = Rp 138.585.000

PTKP (K2) tarif tahun 2021 = Rp 67.500.000


Sumber : https://frconsultantindonesia.com/pajak/tarif-ptkp-2021-status-ptkp-pph-21/
PKP = Penghasilan Neto Setahun - PTKP
Rp 138.585.000- Rp 67.500.000 = Rp 71.085.000

PPh 21 Setahun atas gaji = Tarif Pajak x PKP


5% x Rp 71.085.000 = Rp 3.554.250,-

PPh 21 Bulanan atas gaji


Pph 21 setahun atas gaji / 12 = Rp 3.554.250,- / 12 = Rp 296.188,-

PPh 21 Setahun atas Bonus = PPH 21 setahun atas gaji Bonus - PPH 21 setahun atas gaji
= Rp 4.016.750 - Rp 3.554.250 = Rp 462.500 ,-

PPh 21 Bulanan atas Bonus = PPH 21 bulanan atas Bonus / 12


= Rp 462.500,- / 12 = Rp 38.542,-

4. Indra merupakan seorang pegawai tetap Pemerintah Kota Tangerang yang memiliki beberapa penghasilan
sampingan. Dia merupakan seorang tokoh masyarakat yang dipercaya menjadi perantara penjualan hasil
tambak warga kepada eksportir yang dipanen empat bulan sekali. Bersama istri dan ketiga anak angkatnya,
dia menyediakan dana berbunga rendah bagi pengembangan usaha warga yang memang awam terhadap
dunia perbankan, apalagi perpajakan. Beberapa keterangan terkait penghasilan dan kewajiban pajak Indra
adalah sebagai berikut.

Page 4 of 6
G aji netto berdasar
Penghasilan netto p
Penghasilan bunga
PPh 21 yang dipoto

Diminta :
Berapakah besar angsuran PPh 25 per bulan untuk tahun mendatang?
Jawab:
Penghasilan neto pegawai tetap dalam setahun = 12 x 15.000.000 = Rp 180.000.00,-
Penghasilan netto setahun penjualan hasil tambak 4 bulan per panen = 3x 40.000.000 = Rp 120.000.000
Penghasilan bunga per tahun = Rp 12.000.000
Total penghasilan neto setahun = Rp 180.000.00 + Rp 120.000.000 + Rp 12.000.000 = Rp 312.000.000
PTKP (K/3) = (72.000.000)
Penghasilan Kena Pajak = Rp 240.000.000,-
PPh terutang :
5 % x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 190.000.000 = 28.500.000
Total PPh terutang setahun = Rp 31.000.000
Kredit pajak (PPh 21) = Rp 3.000.000
PPh dibayar sendiri = Rp 28.000.000,-
Besarnya angsuran PPh pasal 25 per bulan adalah Rp 28.000.000,- / 12 = Rp 2.333.333,-

5. SPT PPh tahun 2013 milik Yudhistira menunjukkan bahwa pajak penghasilan yang terutang sebesar Rp
275.000.000,00. Pajak penghasilan Yudhistira telah dipotong oleh pemberi kerja (PPh 21) sebesar Rp
55.000.000,00, dipungut oleh pihak lain (PPh 22 dan 23) sebesar Rp 57.500.000,00, dan pajak LN yang
dapat dia kreditkan sebesar Rp 7.500.000,00.
a. Berapakah besar angsuran PPh 25 yang harus dibayarkan Yudhistira tiap bulan?
b. Bagaimana jika nilai pajak di atas hanya berkaitan dengan penghasilan 8 bulan?
Jawab:
a.
PPh terutang tahun 2013 275.000.000
Kredit pajak:
PPh pasal 21 55.000.000
PPh pasal 22
57.500.000
PPh pasal 23
Pajak LN 7.500.000
Jumlah kredit pajak (120.000.000)
Page 5 of 6
Dasar perhitung PPh pasal 25 tahun 155.000.000
2013

Besarnya PPh pasal 25 yang harus dibayarkan tiap bulan = Rp 155.000.000 / 12 = Rp 12.916.667,-

b.
Dasar perhitungan PPh setahun pasal 25 tahun 2013 = Rp 155.000.000
Dasar perhitungan PPh selama 8 bulan pasal 25 tahun 2013 = 8/12 x 155.000.000 = Rp 103.333.333,-
Besarnya PPh pasal 25 yang harus dibayarkan tiap bulan = Rp 103.333.333/ 12 = Rp 8.611.111,-

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai