Anda di halaman 1dari 6

 Anabolisme bertujuan untuk membentuk molekul-molekul yang lebih


kompleks dari molekul yang lebih sederhana.
 Katabolisme adalah proses memecah molekul-molekul besar dan
kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana, kebanyakan diubah
menjadi energi.
Katabolisme adalah serangkaian reaksi pada proses metabolisme yang
menguraikan molekul-molekul besar. Reaksi-reaksi yang dimaksud ialah
mengurai dan mengoksidasi molekul makanan. Tujuan dari reaksi katabolik
adalah untuk menyediakan energi dan komponen yang dibutuhkan oleh
reaksi anabolik untuk rangka menyusun molekul.[42] Keadaan alamiah suatu
reaksi katabolis berbeda-beda tergantung organismenya. Organisme-
organisme tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber energi dan
karbon (pengelompokan sumber nutrisi primer) yang dapat dilihat pada tabel
dibawah. Molekul organik digunakan sebagai sumber energi oleh kelompok
organotrof, sedangkan litotrof menggunakan molekul anorganik sebagai
substratnya. Fototrof menangkap sinar matahari sebagai sumber energi
kimiawi.[43] Walaupun begitu, seluruh bentuk reaksi metabolisme yang
berbeda bergantung pada reaksi redoks yang melibatkan transfer elektron
dari donor molekul yang telah tereduksi, seperti molekul organik, air, amonia,
hidrogen sulfida atau ion fero terhadap molekul aseptor, yaitu oksigen, nitrat,
atau sulfat.[44]
 Pencernaan
Makromolekul, seperti pati, selulosa atau protein tidak dapat langung masuk
ke dalam sel sehingga harus diurai menjadi ukuran lebih kecil untuk dapat
digunakan dalam reaksi metabolisme di dalam sel. Beberapa kelompok enzim
berbeda berfungsi mencerna polimer-polimer tersebut. Enzim-enzim
pencernaan tersebut ialah protease yang mencerna protein menjadi asam
amino , sekaligus kelompok enzim glikosida hidrolase yang mencerna
polisakarida menjadi gula yang lebih sederhana, yaitu monosakarida.[47]
Metabolisme (bahasa Yunani: metabolismos, perubahan) adalah seluruh
reaksi biokimia yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan yang
terjadi di dalam suatu organisme. Reaksi kimia terjadi akibat interaksi spesifik
secara teratur antara molekul-molekul di dalam lingkungan sel beserta
dengan perubahannya. Sel akan berhenti bekerja jika metabolisme tidak
berlangsung di dalam tubuh. Metabolisme juga berperan melakukan
detosifikasi. Jenis reaksi yang terjadi selama proses metabolisme terbagi
menjadi katabolisme dan anabolisme. Proses metabolisme memerlukan
bantuan enzim sebagai aktivator.[1] Tiga tujuan utama metabolisme yaitu
mengonversi makanan menjadi energi untuk menjalankan proses pada
tingkat seluler, mengonversi makanan/bahan bakar menjadi bahan baku
penyusun protein, lipid, asam nukleat dan beberapa jenis karbohidrat, serta
mengeliminasi limbah metabolis. Tampilan metabolisme seluler yang
disederhanakan.
Struktur dari adenosin trifosfat (ATP), zat antara utama dalam metabolisme
energi.
Reaksi-reaksi yang dikatalisis enzim ini memungkinkan organisme untuk
tumbuh, bereproduksi, mempertahankan struktur, dan merespons
lingkungannya (kata metabolisme dapat diartikan sebagai semua reaksi kimia
yang terjadi pada organisme hidup yang termasuk di antaranya pencernaan
dan perpindahan zat di dalam dan di antara sel yang berbeda. Kelompok
reaksi di atas yang terjadi pada tingkat sel dapat dikenal dengan nama
metabolisme perantara atau metabolisme intermediat).
Reaksi kimia pada proses metabolisme terbagi atas beberapa lintasan
metabolis, di mana satu senyawa dapat berubah melalui beberapa proses
menjadi senyawa lain. Tiap proses difasilitasi dengan enzim yang bersifat
spesifik.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik:
Katabolisme, yaitu reaksi untuk menghasilkan energi dengan cara mengurai
senyawa organik, seperti pemecahan glukosa menjadi piruvat oleh proses
respirasi seluler.
Anabolisme, yaitu reaksi yang memerlukan energi untuk menyusun (sintesis)
senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat dari
molekul-molekul tertentu. Diagram serangkaian lintasan reaksi metabolis
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat
bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa
yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada
senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu
percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat
yang bereaksi dengan enzim sebagai katalis pada jenjang-jenjang reaksi guna
menghasilkan senyawa intermediat, yang menjadi substrat pada jenjang
reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu
jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang
ilmu biologi yang disebut metabolomika.
Enzim sangat krusial bagi proses metabolisme karena enzim memungkinkan
suatu organisme mengatur reaksi yang diinginkan yang membutuhkan energi
untuk tidak terjadi dengan sendirinya dengan cara memasangkan mereka.
Pemasangan ini akan menghasilkan suatu reaksi spontan yang akan
menghasilkan energi. Enzim yang berfungsi sebagai katalis akan
memungkinkan suatu reaksi berjalan lebih cepat sekaligus mengatur laju
suatu reaksi metabolis, misalnya sebagai respons terhadap perubahan
lingkungan yang dialami sel atau sinyal dari sel lain. Laju metabolisme basal
suatu organisme adalah ukuran jumlah energi yang dikonsumsi oleh semua
reaksi kimia yang terjadi.
Sistem metabolisme suatu organisme menentukan senyawa mana yang
merupakan nutrisi bagi tubuh atau bersifat racun. Misalnya, beberapa jenis
prokariota memakai hidrogen sulfida sebagai nutrien, walaupun gas ini
bersifat racun bagi hewan. Namun, ciri khusus metabolisme memiliki
kesamaan pada hampir seluruh spesies yang berbeda. Misalnya, gugus asam
karboksilat yang diketahui merupakan sebagai zat antara pada siklus asam
sitrat, muncul pada semua organisme yang dikenal. Senyawa ini juga
ditemukan pada spesies yang sangat berbeda seperti bakteri uniseluler
Eschirichia coli dan organisme multiseluler berukuran besar seperti gajah.
Kesamaan yang terdapat pada lintasan metabolisme ini mungkin terjadi
akibat keberadaanya pada sejarah evolusi awal dan retensinya karena efikasi
yang ditimbulkan. Metabolisme sel kanker sangat berbeda dengan sel normal
dan perbedaanya ini dapat digunakan sebagai intervensi terapeutik pada
penyakit kanker.
 Glikolisis
Glikolisis adalah proses metabolisme yang mengubah glukosa menjadi
piruvat, menghasilkan dua mol ATP, dua mol NADH, dan dua mol asam
piruvat per mol glukosa.[53] Glikolisis dimulai dengan pengambilan glukosa
ekstraseluler dan pengolahan glukosa intraseluler berikutnya dalam sitosol
untuk akhirnya menghasilkan piruvat bersama dengan berbagai produk
lainnya yang akan dikonversi menjadi ATP sebagai sumber energi.[54] Asam
piruvat merupakan senyawa intermediat pada beberapa lintasan metabolis.
Mayoritasnya dipakai dalam keadaan aerobik untuk dikonversi menjadi
asetil-KoA dalam proses glikolisis yang selanjutkan dipakai dalam siklus asam
sitrat. Meskipun sebagian besar ATP dihasilkan dari siklus asam sitrat tetapi
NADH merupakan produk terpenting. NADH diproduksi melalui oksidasi
asetil-Koa menggunakan bahan baku NAD+Proses oksidasi ini mengeluarkan
karbondioksida sebagai zat sisanya.[55] Dalam kondisi anaerobik, piruvat
direduksi menjadi laktat oleh laktat dehidrogenase. Dengan adanya oksigen,
mitokondria dapat sepenuhnya mengoksidasi piruvat dan NADH dari
glikolisis, menghasilkan hingga 36 mol ATP per mol glukosa menggunakan
fosforilasi oksidatif.

 Katabolisme asam amino


Metabolisme asam amino memiliki beberapa peran penting dalam beberapa
aspek biologis pada sel. Bermacam-macam jenis asam amino berperan dalam
lintasan metabolis yang beragam yang menggunakannya sebagai substrat.
Asam amino digunakan dalam proses sintesis protein dan biomolekul lainnya
atau dioksidasi menjadi urea dan karbondioksida sebagai sumber energi.
Glutamina dapat berperan aktif dalam proliferasi sel sebagai sumber alternatif
pada siklus asam sitrat yang berfungsi untuk mendukung produksi ATP atau
sumber sitrat pada reaksi sintesis asam lemak. Asam amino lainnya, seperti
arginina dan triptofan dimetabolisasi melalu lintasan yang berbeda untuk
mendukung proliferasi sel dan pertumbuhan anabolis.[57][60]
lintasan oksidasi gugus asam amino dimulai dengan melepaskan gugus amina
oleh enzim transaminase. Gugus amina masuk ke dalam siklus urea yang
meninggalkan rangka karbon yang telah dideaminasi dalam bentuk asam keto.
Beberapa asam keto menjadi intermediat di dalam siklus asam sitrat, seperti
deaminasi glutamat menjadi bentuk alfa-ketoglutarat. Asam amino glukogenik
dapat dikonversi menjadi glukosa dalam proses glukoneogenesis.
 Lintasan fosfoglukonat
atau lintasan fosfoglukonat adalah lintasan alternatif penguraian glukosa yang
terjadi di sitosol dan menyediakan beberapa tujuan utama yang mendukung
proliferasi dan kelangsungan hidup sel. Pertama, dan yang paling terkenal,
lintasan pentosa fosfat memungkinkan pengalihan senyawa antara dari
lintasan glikolitik menuju produksi prekursor nukleotida dan asam amino
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan proliferasi sel. lintasan ini
melibatkan cabang nonoksidatif dari lintasan pentosa fosfat. Fungsi kunci
kedua dari lintasan pentosa fosfat yaitu menghasilkan reduksi ekuivalen
NADPH, yang memiliki peran penting dalam pemeliharaan lingkungan redoks
seluler yang menguntungkan dan juga diperlukan untuk sintesis asam lemak.
lintasan ini melibatkan cabang oksidatif dari cabang pentosa fosfat.

Anda mungkin juga menyukai