Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA KONSELING ASUHAN GIZI ATLET PRIA

PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk PKL Gizi Olahraga

Disusun oleh:

Laras Puji Multazami

6511417053

PROGRAM STUDI GIZI S1

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
Pokok Bahasan :Gizi Seimbang

Sasaran :An MH

Target :Memberikan informasi kepada atlet mengenai gizi


seimbang

Waktu :20 menit

Hari/Tanggal :Jumat, 27 November 2020

Tempat :via whatsapp

1.1. Latar Belakang

Peran gizi olahraga kini menjadi salah satu perhatian pemerintah Indonesia

dalam menunjang prestasi atlet. Atlet memerlukan asupan gizi yang tepat untuk

mempertahankan kebugaran juga dapat memengaruhi performa atlet dalam

bertanding. Hal tersebut sangat berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan

makanan selama karantina, saat bertanding, maupun sesudah bertanding (เพ็ชราภ

รณ์, 2557). Atlet mempunyai aktifitas yang berbeda dengan orang biasa, sehingga

kebutuhan zat gizinya pun berbeda dan diperlukan perhatian khusus dengan

pengaturan makanan yang tepat untuk dapat memenuhi kecukupan gizinya.

Implementasi penyelenggaraan makanan pada club–club olahraga yang

didasarkan pada kebutuhan atlet menjadi sangat penting dalam rangka

meningkatkan dan menjaga prestasi (Hasbullah, 2012).

Pemenuhan asupan gizi atlet kini menjadi perhatian diberbagai pusat

kebugaran dan tempat pelatihan atau sekolah atlet. Pemenuhan asupan gizi
merupakan kebutuhan dasar bagi atlet dalam mencapai prestasi yang maksimal.

Namun demikian sebagian besar asupan gizi atlet tidak sesuai karena kurangnya

pengetahuan dan pemahaman dalam memilih makanan, kurangnya edukasi

tentang pentingnya gizi olahraga bagi prestasi atlet. Diperlukan sistem pelatihan

yang optimal, termasuk ketersediaan dan kecukupan gizi yang sesuai dengan jenis

olahraga atlet. Perbaikan dan penyempurnaan sistem pembinaan, pelatihan

olahraga dalam melakukan pendekatan dan penerapan ilmu pengetahuan juga

teknologi, termasuk gizi olahraga untuk meningkatkan prestasi atlet di Indonesia

(เพ็ชราภรณ์, 2557).

Pola makan adalah cara untuk mengatur kegiatan makan dalam memenuhi

kebutuhan tubuh. Pola makan sehat adalah pengontrolan dengan asupan

kandungan zat gizi di dalamnya sudah dipertimbangkan. Gizi adalah sari makanan

yang berguna untuk kesehatan. Zat gizi dapat ditemukan pada hewan (hewani)

dan tumbuhan (nabati). Karbohidrat, protein dan lemak adalah tiga zat gizi utama

yang diperlukan oleh tubuh (zat gizi makro). Selain itu, ada juga zat gizi yang

tidak kalah penting seperti vitamin dan mineral (zat gizi mikro). Maka dari itu,

pola makan sehat mengharuskan untuk mengonsumsi aneka ragam makanan

dalam memenuhi kebutuhan gizi tubuh.

Gizi dan pola makan sehat membentuk berat badan ideal. Mempunyai

berat badan ideal adalah keinginan setiap orang dan merupakan tuntutan untuk

para atlet. Maka dari itu memiliki pengetahuan mengenai cara mengatur pola

makan yang baik adalah keharusan bagi atlet. Atlet perlu menjaga berat badannya
agar selalu stabil karena berat badan yang kurang ideal akan berdampak pada

performa atlet saat melakukan pertandingan.

Berat badan atlet tidak hanya diukur berdasarkan hasil timbangannya saja,

tetapi diukur melalui perhitungan Body Mass Index (IMT). Body Mass Index

(IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status 3 gizi orang

dewasa. Alat menghitung yang sederhana ini sangat memungkinkan untuk dipakai

pada atlet untuk memantau status gizi, dimana semakin baik hasil perhitungan

IMT maka semakin baik pula status gizi seorang atlet.

Pola makan yang tidak teratur dan kebiasaan memakan makanan cepat saji

dapat mempengaruhi berat badan ideal seorang atlet. Atlet perlu memiliki

pengetahuan mengenai asupan gizi yang baik bagi dirinya serta memiliki

kebiasaan hidup sehat guna menjaga stamina dan berat badan ideal. Pengetahuan

tentang gizi dan motivasi untuk hidup sehat diperlukan seorang atlet untuk selalu

menjaga stamina dan performa dirinya agar selalu tampil prima, karena seringkali

seorang atlet kehilangan berat badan idealnya ketika tidak lagi berada di kamp

pelatihan.

Atlet yang mendapatkan asupan gizi sesuai dengan karakteristik individu

dan sesuai dengan cabang olahraganya akan memiliki kecukupan gizi untuk

berlatih dan meningkatkan performa (M, 2017). Taekwondo adalah seni bela diri

yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong (Suryadi, K, Ramadhani,

2003). Cabang olahraga beladiri merupakan salah satu cabang olahraga yang

membutuhkan berat badan karena dalam cabang olahraga bela diri beberapa kelas

pertandingan disesuaikan dengan berat badan Atlet maka dari itu seorang atlet
bela diri Taekwondo, Karate dan Pencak Silat harus menjaga berat badannya agar

tetap stabil. Berat badan ideal juga berpengaruh terhadap prestasi Atlet Nasional,

apabila seorang Atlet Nasional memiliki kelebihan berat badan (Over Weight)

akan berpengaruh terhadap performa Atlet tersebut.

Hilangnya berat badan ideal seorang atlet tidak hanya dipengaruhi oleh

kurangnya pengetahuan akan gizi, tetapi juga dipengaruhi oleh kurangnya

kesadaran untuk hidup sehat. Atlet yang tidak memiliki kesadaran untuk hidup

sehat cenderung memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti tidak 4

memperdulikan pola makan yang baik ataupun tidak memiliki pola istirahat yang

baik. Kesadaran hidup sehat didasari oleh adanya motivasi dari dalam diri atlet

untuk selalu menjaga stamina dan performa dirinya, baik saat mempersiapkan diri

untuk bertanding atau hanya sekedar menjaga berat badan ideal. Motivasi hidup

sehat adalah dorongan atau kemauan seseorang untuk hidup sehat. Berat badan

yang tidak ideal akan sangat menggangu aktivitas seorang atlet, sehingga

diperlukan adanya pengetahuan yang memadai mengenai asupan gizi yang

diperlukan serta adanya motivasi untuk hidup sehat guna menjaga menjaga berat

badannya agar tetap ideal sehingga dapat menunjang performa dan prestasi atlet

tersebut.

1.2. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan konseling gizi diharapkan atlet mampu memperbaiki

gaya hidup dan pola makan menjadi lebih baik dan sesuai dengan kondisinya saat

ini.
1.3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan tindakan konsleing gizi pada atlet taekwondo diharapkan

mampu:

1. Mengetahui pengertian gizi seimbang

2. Mengetahui tujuan dan syarat diet

3. Mengatahui pengaturan makan dengan memperhatikan komposisi dan variasi

bahan makanan yang dikonsumsi

4. Mengetahui 4 pilar gizi seimbang

5. Mengetahui cara penghitungan status gizi

6. Mengetahui isi dari piring makanku dan anjuran porsi dalam setiap kali

makan

1.4. Garis Besar Materi

1. Diet gizi seimbang

2. Indeks masa tubuh untuk mengatahui status gizi

3. Isi piringku

1.5. Metode

Metode yang digunakan dalam konseling ini adalah ceramah dan Tanya

jawab

1.6. Media

Media yang digunakan dalam konseling gizi adalah leaflet gizi seimbang,

poster gizi seimbang, dan poster isi piringku


1.7. Pengorganisasian

1. Konselor

Seorang konselor gizi mempunyai peran fasilitator dan motivator.

Konselor harus dapat berperan dalam membantu orang lain (klien) mengenali

masalahnya, menentukan dan memilih pemecahan masalah serta membantu

klien dalam mengambil keputusan pemecahan masalah gizi yang dihadapi.

Konselor berperan dalam memotivasi klien dalam mengatasi masalah yang

dihadapi

2. Atlet/Penerima Konseling

Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat

tersendiri lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta

memiliki latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada

dirinya. Atlet yang mendapat konseling gizi dengan tujuan untuk menambah

informasi/pengetahuan atlet menganai makanan dan gizi dan atlet juga berhak

untuk mendapatkan intervensi gizi yang telah disepakati dengan konselor.

1.8. Rincian Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan Konseling Kegiatan Audience


1. Pembukaan 1 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam

 Perkenalan
2. Isi 10 menit  Gizi seimbang  Mendengarakan

 4 pilar gizi seimbang konseling

 Status gizi  Atlet menanggapi


 Isi piringku konseling yang

 Tanya jawab diberikan


3. Penutup 5 menit  Menanyakan  Atlet bersedia

kesediaan Atlet untuk mengikuti diet

mengikuti diet  Terjadi kesepakatan

 Menanyakan jadwal antara Atlet dan

evaluasi konselor mengenai

 Memberikan jadwal evaluasi

kesimpulan dari  Atlet menjawab salam

konseling gizi

 Mengucapkan salam

1.9. Materi

1.9.1. Gizi seimbang

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat

gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup

bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi

(Kementrian Kesehatan RI, 2014).

1.9.2. Status gizi


Status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan

penggunaan makanan oleh tubuh. Status gizi dibedakan menjadi tiga kategori,

yaitu status gizi kurang, status gizi normal, dan status gizi lebih.

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat

atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya

yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supariasa,

I.D.N, 2013). Indeks Massa Tubuh didefinisikan sebagai berat badan seseorang

dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter (kg/m 2 ) (Irianto,

2017). Rumus untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah sebagai

berikut:

Berat Badan( kg)


IMT=
[Tinggi Badan( m)]2

Tabel Klasifikasi IMT menurut Kriteria Asia Pasifik

Klasifikasi Indeks Massa Tubuh


Underweight (berat badan kurang) < 18,5

Normal 18,5 – 22,9

Overweight (berat badan lebih) ≥ 23

Beresiko 23 – 24,9

Obes I 25 – 29,9

Obes II ≥ 30
1.9.3. 4 pilar gizi seimbang

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya

merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang

keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur.

1. Mengkonsumsi makanan beragam

Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis

zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan

mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi

baru lahir sampai berusia 6 bulan.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih

Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan

seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi.

a. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum

makan, sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan

minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan

terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit antara

lain kuman penyakit typus dan disentri

b. Menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan

dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang membawa

berbagai kuman penyakit

c. Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan

kuman penyakit
d. Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit

kecacingan.

3. Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh

termasuk olahraga merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan

antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanyasumber energi dalam

tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga

memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme

zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan

zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.

4. Mempertahankan dan memantau berat bdan normal

Pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian

dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah

penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan

dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.

1.9.4. Isi piringku

Piring makanku: sajian sekali makan, dimaksudkan sebagai panduan yang

menunjukkan sajian makanan dan minuman pada setiap kali makan (misal

sarapan, makan siang dan makan malam). Visual Piring Makanku ini

menggambarkan anjuran makan sehat dimana separoh (50%) dari total jumlah

makanan setiap kali makan adalah sayur dan buah, dan separoh (50%) lagi

adalah makanan pokok dan lauk-pauk. Piring Makanku juga menganjurkan

makan bahwa porsi sayuran harus lebih banyak dari porsi buah, dan porsi
makanan pokok lebih banyak dari porsi lauk-pauk. Piring makanku juga

menganjurkan perlu minum setiap kali makan, bisa sebelum, ketika atau

setelah makan.

1.9.5. Diet menunrunkan berat badan

Perbaikan status gizi. Dilaksanakan awal periode pembinaan yaitu tahap

persiapan umum. Atlet mengalami koreksi status gizi setelah terlebih dahulu

dilakukan penilaian terhadap status gizi atlet, apakah termasuk gizi kurang atau

gizi lebih atau sudah tergolong normal. Atlet dengan status gizi kurang maka

dilakukan proses yang berkaitan dengan langkah-langkah meningkatkan status

gizi mencapai normal, sebaliknya bagi atlet yang mengalami kelebihan gizi

salah satunya BB lebih atau gemuk maka dilakukan penurunan BB mencapai

berat normal. bagi atlet yang akan menurunkan berat badan perlu diperhatikan

hal-hal berikut:

1. Penurunan BB sebaiknya dilakukan pada persiapan umum

2. Mengurangi konsumsi energi 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori

untuk penurunan 0.5 kg BB/mgg atau 1000 kalori untuk penurunan/kg/

BB/mgg

3. Menambah aktifitas

4. Menu seimbang dan memenuhi kebutuhan gizi

5. Tidak dilakukan penurunan bera badan secara drastis

1.10.Hasil

Setelah dilakukan konseling gizi pada An MH seorang atlet taekwondo

didapatkan hasil berupa peningkatan pengetahuan atlet, kesepakatan antara


konselor dan atlet mengenai pemberian diet, dan kesanggupan atlet untuk menerima

diet dan melakukan olahraga.

1.11.Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah 7 hari dari konselng gizi yang bertujuan untuk

melihat perkambangan pengetahuan atlet, asupan atlet, dan berat badan atlet setelah

diberi konseling dan intervensi gizi. Untuk asupan makan atlet dilakukan moitorig

setiap hari dengan menggunakan metode food recall 24 jam. Selama 7 hari tersebut

didapatkan data bahwa asupan makan atlet meningkat mendekati asupan

rekomendasi, sedangkan untuk berat badan atlet tidak mengalami perubahan.

1.12.Daftar Pustaka

Hasbullah. (2012). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Raja Grafindo Persada.

Irianto. (2017). Pedoman Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. CV. Andi

Offset.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pedoman PGSKesehatan,. Pedoman Gizi

Seimbang, 1–99.

M, K. (2017). Gizi Olahraga. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Supariasa, I.D.N, D. (2013). Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC.

Suryadi, K, Ramadhani, A. (2003). Sistem Pendukung Keputusan. Rosda.

เพ็ชราภรณ์, ช. (2557). No Title ภาวะผู ้นำองค์กรและการจัดการทีม


่ ป ิ ธิภาพ
ี ระสท

โรงพยาบาลรัฐ. วารสารสั งคมศาสตร์วชิ าการ, 7(2), 1–16.


1.13.Lampiran

Video konseling gizi kepada An MH, atlet taekwondo

https://drive.google.com/file/d/1oGJT5UwCHnG9ad4cRuIoDckJag8kDKCa/view?

usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai