Anda di halaman 1dari 5

‫ َوأَ ْش َه ُد أَنْ اَّل إِ ٰل َه إِاَّل‬.

ِ‫ َو َخ َذ َل َمنْ َشا َء مِنْ َخ ْلقِ ِه ِبمَشِ ْي َئ ِت ِه َو َع ْدلِه‬،ِ‫اَ ْل َح ْم ُد هّٰلِل ِ الَّذِيْ َو َّف َق َمنْ َشا َء مِنْ َخ ْلقِ ِه ِب َفضْ لِ ِه َو َك َر ِمه‬
,‫ َوأَ ْش َه ُد أَنَّ َسيِّدَ َنا َو َح ِب ْي َب َنا‬.ُ‫ضا َء لَه‬ َ ْ‫ َواَل َح َّد َواَل ج َُّث َة َواَل أَع‬،ُ‫ َواَل َش ِب ْي َه َواَل م ِْث َل َواَل ِن َّد لَه‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
ِ ‫ م َُح َّم ِد ب‬,‫ك َعلَى َس ِّي ِد َنا‬,ْ ‫ار‬
‫ْن‬ ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب‬ َ ‫ َو‬،ُ‫ َوقُرَّ َة أَعْ ُي ِن َنا م َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬,‫َوعَظِ ْي َم َنا َو َقا ِئ َد َنا‬
َ ‫ اَللهم‬.ُ‫صفِ ُّي ُه َو َح ِب ْي ُبه‬
،‫ أَمَّا َبعْ ُد‬.‫هلل‬ ِ ‫ َواَل َح ْو َل َواَل قُ َّو َة إِاَّل ِبا‬،ِ‫ان إِلَى َي ْو ِم ْالقِ َيا َمة‬ ٍ ‫ َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َس‬،ُ‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َّوااَل ه‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،‫هللا‬ ِ ‫َع ْب ِد‬
ْ‫ َو َيرْ ُز ْق ُه مِن‬،‫ َو َمنْ َي َّت ِق هَّللا َ َيجْ َع ْل لَ ُه َم ْخ َرجً ا‬:ِ‫هللا ْال َعلِيِّ ْالعَظِ ي ِْم ْال َقائ ِِل فِيْ مُحْ َك ِم ِك َت ِابه‬ ِ ‫ي ِب َت ْق َوى‬,ْ ِ‫م َو َن ْفس‬,ْ ‫َفإِ ِّني أ ُ ْوصِ ْي ُك‬
٣-٢ :‫ َو َمنْ َي َت َو َّك ْل َعلَى هَّللا ِ َفه َُو َحسْ ُب ُه (الطالق‬، ُ‫ْث اَل َيحْ َتسِ ب‬ ُ ‫َحي‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib
pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang
dilarang dan diharamkan.  
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kita tanamkan dalam hati bahwa seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk membuat kita
celaka, maka mereka tidak akan mampu mencelakai kita kecuali jika Allah menghendaki hal itu.
Demikian pula seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk memberikan manfaat kepada kita,
maka mereka tidak akan memberikan manfaat kepada kita kecuali apabila Allah menetapkan hal itu.
Oleh karenanya, marilah kita menyerahkan semua urusan kepada Allah ta’ala dan kita percaya penuh
kepada-Nya. Apa pun yang Allah kehendaki terjadi, pasti akan terjadi, dan apa pun yang tidak Allah
kehendaki, pasti tidak akan pernah terjadi.  
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita ingat selalu bahwa kita sekarang ini bukan tengah berada di surga, melainkan kita berada
di kehidupan dunia. Sebagaimana kita tahu bahwa dunia adalah tempat berbagai musibah dan bala’.
Dunia ini memperdaya, mendatangkan mara bahaya dan pada akhirnya berlalu begitu saja. Marilah
kita bertawakal kepada Allah dan bersabar atas musibah yang Allah ujikan kepada kita. Jangan sampai
kita memprotes atau menyalah-nyalahkan Allah.

Allah ta’ala berfirman:   )٢٣ َ ُ‫ اَل يُسْ أ َ ُل َعمَّا َي ْف َع ُل َو ُه ْم يُسْ أَل‬ 


:‫ون (األنبياء‬
Maknanya: “Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, tetapi para hambalah yang akan
ditanya” (QS al Anbiya’: 23)  
Allah subhabahu wa ta’ala adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Allah berbuat apa pun dalam
kekuasaan-Nya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Marilah kita bersabar sebagaimana
diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an:
َّ ‫س َو‬ َ ِ ‫ص م َِن اأْل َمْ َو‬
َ ‫الَّذ‬
  ‫ِين‬ )١٥٥( ‫ين‬ ِ ‫ت َو َب ِّش ِر الص‬
َ ‫َّاب ِر‬ ِ ‫الث َم َرا‬ ِ ُ‫ال َواأْل ْنف‬ ٍ ‫ُوع َو َن ْق‬ ْ ْ
ِ ‫َو َل َن ْبل َو َّن ُك ْم ِب َشيْ ٍء م َِن ال َخ ْوفِ َوالج‬
ُ
)١٥٦-١٥٥ :‫) (البقرة‬١٥٦( ‫ُون‬ َ َ‫ إِ َذا أ‬ 
َ ‫صا َب ْت ُه ْم مُصِ ي َب ٌة َقالُوا إِ َّنا هَّلِل ِ َوإِ َّنا إِ َل ْي ِه َرا ِجع‬

Maknanya: “Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali untuk dihisab)”
(QS al Baqarah: 155-156)
Saudaraku seiman,
Jika kita terkena musibah, hendaklah kita meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
kesabarannya. Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari sahabat Anas bin Malik radliyallahu
’anhu, bahwa ia masuk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melihat putranya yang
bernama Ibrahim saat sakratul maut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mengambilnya
dan menciumnya. Kemudian setelah itu kami menengoknya lagi dan saat itu Ibrahim telah terenggut
nyawanya. Kedua mata Nabi pun mengalirkan air mata. ‘Abdurrahman bin ‘Auf radliyallahu ’anhu
berkata kepadanya, “Anda pun menangis, wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Wahai Ibnu ‘Auf, sungguh inilah rasa kasih sayang. Nabi kembali meneteskan air mata
dan bersabda:

  ‫ِك َيا إِب َْراهِي ُم َل َمحْ ُز ْو ُن ْو َن‬


,َ ‫ َوإِ َّنا ِبف َِراق‬،‫ضى َر ُّب َنا‬ َ ‫ َوال َق ْل‬،ُ‫العي َْن َت ْد َمع‬
َ ْ‫ َوالَ َنقُو ُل إِاَّل َما َير‬، ُ‫ب َيحْ َزن‬ َ َّ‫ إِن‬ 
Maknanya: “Sungguh mata ini meneteskan air mata, hati pun bersedih, tetapi kami tidak mengatakan
kecuali apa yang Allah ridhai, dan sungguh kami bersedih karena berpisah denganmu, wahai Ibrahim.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah ta’ala di dalam Al-Qur’an telah bersumpah dalam surat al-Balad bahwa manusia diciptakan
dengan berbagai kesulitan hidup, susah payah dan keletihan. Allah ta’ala berfirman:

َ ‫ َل َق ْد َخ َل ْق َنا اإْل ِ ْن َس‬ 


  )٤ :‫ان فِي َك َب ٍد (البلد‬
Maknanya:
”Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah” (QS al Balad: 4)  
Kesulitan yang pertama kali dialami seorang manusia adalah ketika tali pusarnya dipotong, kemudian
ketika diikatkan bedung ke badannya sehingga ia merasakan ketidaknyamanan dan susah bergerak.
Lalu ia merasakan kesulitan ketika menyusu kepada ibunya. Seandainya ia tidak menyusu, maka ia
akan terlantar dan kelaparan. Lalu ia merasakan sakit saat tumbuh giginya. Setelah itu ia akan
mengalami kesulitan saat disapih, melebihi rasa sakit terkena pukulan. Kemudian ia merasakan rasa
sakit saat dikhitan. Setelah melewati itu semua, ia akan menghadapi guru yang mendidiknya,
menggemblengnya dan terkadang memberikan hukuman kepadanya.   Setelah itu, ia akan disibukkan
dengan persiapan nikah dan disibukkan dengan pekerjaan setiap hari untuk dapat menafkahi
keluarganya. Lalu ia akan disibukkan dengan urusan anak dan istri. Kemudian disibukkan dengan
membangun rumah dan melengkapinya dengan berbagai perabot rumah tangga. Setelah itu, ia akan
memasuki usia tua, badan lemah dan beberapa anggota badan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Belum lagi berbagai penyakit yang sewaktu-waktu bisa saja menyerangnya, flu: sakit kepala, sakit gigi,
sakit jantung, sakit paru-paru, terinfeksi virus dan lain sebagainya. Ditambah lagi dengan beban hidup
seperti hutang, mengangsur cicilan, dicaci orang, dibicarakan kejelekannya dan lain sebagainya.
Hingga tibalah saatnya sakratul maut yang luar biasa sakitnya. Setelah hembusan nafas yang terakhir,
apakah berakhir semua kesulitannya?. Belum, hadirin sekalian. Setelah itu, ia akan memasuki alam
barzakh dan alam akhirat. Ada pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Ada hisab. Ada perjalanan
melewati shirath. Hingga pada akhirnya masa penentuan itu tiba, apakah ia akan merasakan berbagai
kenikmatan surga ataukah ia akan sengsara di neraka.  
Saudara-saudara seiman,
Karenanya, marilah kita laksanakan semua perintah Allah. Marilah kita saling berpesan serta
berwasiat untuk berpegangteguh dengan kebenaran dan kesabaran.   Marilah kita bersabar atas
musibah dan bala` yang menimpa kita. Jangan sampai kita bermaksiat kepada Allah disebabkan
musibah yang menimpa kita. Jangan sampai musibah dan berbagai kesulitan hidup menyebabkan kita
melanggar aturan-aturan Allah. Janganlah kita memprotes Allah ketika terkena bala’ dan musibah.
Hendaklah kita bersabar dan terus menerus menjalankan kewajiban dan menjauhi perkara yang
diharamkan dalam keadaan apa pun, seberat apa pun masalah yang kita hadapi.  
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Jika hati kita sedih karena ditimpa musibah, jika dada kita sesak dengan berbagai kesulitan hidup,
salah satu obat yang akan menenangkan hati dan pikiran kita adalah pergi ke makam. Kita berziarah
ke makam orang tua, keluarga dan kawan-kawan kita. Kita renungkan di sana, di manakah rumah
terakhir kita. Kemanakah kita akan pergi meninggalkan dunia ini. Hendaklah diketahui bahwa
seandainya nilai dunia ini sebanding dengan satu sayap seekor nyamuk saja, niscaya Allah tidak akan
memberikan kepada orang kafir apa pun meskipun hanya seteguk air di dunia ini. Artinya, dunia ini
tidak ada nilainya sama sekali menurut Allah. Dunia ini tidak ada nilainya sama sekali dibandingkan
dengan kehidupan akhirat. Dunia adalah penjara bagi orang yang sempurna imannya dan ibarat surga
bagi orang kafir.   Hal yang paling bernilai dan paling penting bagi kita -melebihi apa pun di dunia ini-
adalah meninggal dengan membawa islam dan iman yang sempurna.  
Saudaraku seiman,
Selezat apa pun makanan yang kita makan, pasti akan menjadi kotoran. Semahal apa pun pakaian
yang kita kenakan, pada akhrnya pasti akan dibuang ke tempat sampah. Sebesar dan semewah apa
pun rumah yang kita bangun, pasti tidak akan kita bawa mati. Rumah terakhir kita semuanya
berukuran sama, tidak lebih dari 1 x 2 meter. Sedangkan apa yang kita perbuat di dunia ini, maka kita
akan mendapatkan balasannya. Kematian adalah kepastian yang telah ditetapkan oleh Allah.
Perpisahan dengan orang-orang yang kita cintai di dunia ini adalah janji Allah yang pasti terpenuhi.
Kehidupan di dunia ini permulaannya adalah kedla’ifan dan kelemahan dan berakhir dengan kematian
dan kuburan.   Marilah kita bersabar atas bala yang Allah ujikan kepada kita. Jangan sampai kita
memprotes dan menyalah-nyalahkan Allah. Kita yakin bahwa pada setiap kejadian pasti ada
hikmahnya.  
Hadirin yang dirahmati Allah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan
membawa barakah bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

َ ‫قُ ْو ُل َق ْولِيْ ٰه َذا َوأَسْ َت ْغفِ ُر‬.


َ‫ إِ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬،ُ‫ َفاسْ َت ْغفِر ُْوه‬،‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم‬

‫ت أَعْ َمالِ َنا‬ ‫هّٰلِل‬


ِ ‫شر ُْو ِر أَ ْنفُسِ َنا َو ِمنْ َس ِّي َئا‬ ِ ‫ َو َنع ُْو ُذ ِبا‬،ُ‫إِنَّ ْال َحمْ دَ ِ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َتعِي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُره‬،
ُ ْ‫هلل ِمن‬
‫ِي َلهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَنْ اَّل إِ ٰل َه إِاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري َ‬
‫ْك َل ُه‬ ‫‪َ ،‬منْ َي ْه ِد هللاُ َفاَل مُضِ َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل َهاد َ‬
‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫‪،‬وأَ ْش َه ُد أَنَّ َسيِّدَ َنا م َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ‪ ،‬اَللهم َ‬
‫ِق ْال َوعْ ِد اأْل ِمي ِ‬
‫ْن‬ ‫ِن الصَّاد ِ‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّمد ِ‬ ‫َ‬
‫ت َّ‬
‫الطاه ِِري َْن‬ ‫آل ْال َب ْي ِ‬ ‫ض اللهم َعنْ أ ُ َّم َها ِ‬
‫ت ْالم ُْؤ ِم ِني َْن‪َ ،‬و ِ‬ ‫‪،‬و َع ٰلى إِ ْخ َوا ِن ِه ال َّن ِب ِّيي َْن َو ْالمُرْ َسلِي َْن‪َ ،‬وارْ َ‬
‫َ‬
‫ان َو َعلِيٍّ ‪َ ،‬و َع ِن اأْل َ ِئ َّم ِة ْال ُم ْه َت ِدي َْن‪ ،‬أَ ِبيْ َح ِن ْي َف َة َو َمالِكٍ َوال َّشافِعِيِّ‬
‫َو َع ِن ْال ُخ َل َفا ِ‪,‬ء الرَّ اشِ ِدي َْن‪ ،‬أَ ِبيْ َب ْك ٍر َو ُع َم َر َوع ُْث َم َ‬
‫‪،‬وأَحْ َمدَ َو َع ِن اأْل َ ْولِ َيا ِء َوالصَّالِ ِحي َْن‪ .‬أَمَّا َبعْ ُد‬ ‫َ‬
‫مْر عَظِ ي ٍْم‬ ‫هللا أَ َم َر ُك ْم ِبأ َ ٍ‬
‫هللا ْال َعلِيِّ ْالعَظِ ي ِْم َفا َّتقُ ْوهُ‪َ ،‬واعْ َلم ُْوا أَنَّ َ‬ ‫‪َ ،‬ف َيا أَ ُّي َها ْالمُسْ لِم ُْو َن‪ ،‬أ ُ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى ِ‬
‫صلُّوا‬
‫ِين آ َم ُنوا َ‬ ‫ون َع َلى ال َّن ِبيِّ َيا أَ ُّي َها الَّذ َ‬ ‫ُصلُّ َ‬ ‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َع ٰلى َن ِب ِّي ِه ْال َك ِري ِْم َف َقا َل‪ :‬إِنَّ هَّللا َ َو َماَل ِئ َك َت ُه ي َ‬ ‫أَ َم َر ُك ْم ِبال َّ‬
‫ْت َع ٰلى َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم‬ ‫صلَّي َ‬ ‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َع ٰلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع ٰلى ِ‬ ‫َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‪ ،‬اَل ٰلّ ُه َّم َ‬
‫ت َع ٰلى َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم َو َع ٰلى‬ ‫ار ْك َ‬ ‫اركْ َع ٰلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع ٰلى ِ‬
‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬ ‫َو َع ٰلى ِ‬
‫آل َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم َو َب ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫‪.‬آل َس ِّي ِد َنا إِب َْرا ِه ْي َم‪ ،‬فِيْ ْال َعا َل ِمي َْن إِ َّن َ‬
‫ِ‬
‫ت اأْل َحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواأْل َمْ َواتِ‪ ،‬اللهم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َباَل َء‬ ‫والم ُْؤ ِم ِني َْن َو ْالم ُْؤ ِم َنا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫اَل ٰلّ ُه َّم ْ‬
‫ف ْالم ُْخ َتلِ َف َة َوال َّشدَائِدَ َو ْالم َِح َن‪َ ،‬ما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪ِ ،‬منْ‬ ‫َو ْال َغاَل َء َو ْال َو َبا َء َو ْال َفحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْال َب ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ك َع َلى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ٌر‬ ‫دَان ْالمُسْ لِ ِمي َْن َعام ًَّة‪ ،‬إِ َّن َ‬ ‫َب َل ِد َنا َه َذا َخاص ًَّة َو ِمنْ ب ُْل ِ‬
‫اب الصِّحَّ ِة‬ ‫اب القُوَّ ِة َوأَب َْو َ‬ ‫اب الرِّ ْز ِق َوأَب َْو َ‬ ‫اب ال ِّنعْ َم ِة َوأَب َْو َ‬
‫اب ال َب َر َك ِة َوأَب َْو َ‬ ‫الخي ِْر َوأَب َْو َ‬
‫اب َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْف َتحْ َل َنا أَب َْو َ‬
‫ب اآلخ َِر ِة َواصْ ِرفْ َع َّنا‬ ‫الج َّن ِة اللَّ ُه َّم َعافِ َنا ِمنْ ُك ِّل َباَل ِء ال ُّد ْن َيا َو َع َذا ِ‬
‫اب َ‬ ‫العافِ َي ِة َوأَب َْو َ‬
‫اب َ‬ ‫اب ال َّساَل َم ِة َوأَب َْو َ‬ ‫َوأَب َْو َ‬
‫ِك َيا أَرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‪،‬‬‫ِ‪،‬غ َف َر هللاُ َل َنا َو َل ُه ْم ِب َرحْ َمت َ‬
‫اب اآلخ َِرة َ‬ ‫ِّك ال َك ِري ِْم َشرَّ ال ُّد ْن َي َاو َع َذ َ‬ ‫ِب َح ِّق القُرْ ِ‬
‫آن العَظِ ي ِْم َو َن ِبي َ‬
‫ِّك َربِّ الع َِّز ِة َعمَّا يَصِ فُ ْو َن َو َساَل ٌم َع َلى المُرْ َسلِي َْن َو ْال َحمْ ُد هلِل ِ َربِّ ْال َع َل ِمي َْن‬ ‫ان َرب َ‬ ‫ُسب َْح َ‬

‫ان َوإِ ْي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َبى و َي ْن َهى َع ِن ال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َكر َوال َب ْغي‪َ ،‬يع ُ‬ ‫ْ‬
‫ِظ ُك ْم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫هللا َيأ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬
‫هللا‪ ،‬إنَّ َ‬ ‫عِ َبادَ ِ‬
‫هللا ْالعَظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َلى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َواسْ أَلُ ْوهُ ِمنْ َفضْ لِ ِه يُعْ طِ ُك ْم َوا َّتقُ ْوهُ‬
‫َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪َ .‬فاذ ُكرُوا َ‬
‫هللا أَ ْك َب ُر‬
‫مْر ُك ْم َم ْخ َرجً ا‪َ ،‬و َلذ ِْك ُر ِ‬ ‫َ‬
‫‪َ .‬يجْ َع ْل َل ُك ْم ِمنْ أ ِ‬
Muslim Ma'asyiral, Raheekumullah,
Miwiti khutbah cekak iki, khotbah mrentah kita kabeh, khususe khotbah pribadi
supaya terus nyoba nambah taqwa lan iman marang Allah subhanahu wa ta'ala
kanthi nindakake kabeh kewajiban lan tetep adoh saka kabeh sing dilarang lan
dilarang.

Anda mungkin juga menyukai